Chapter 3 : Usaha Kecil Melamar

Aku tidak peduli dan tidak mau peduli. Tentang berubah atau tidaknya alur cerita ini. Yang paling penting adalah...sekarang aku ingin menemui Pangeran Shun!

Kini dia sedang bercakap-cakap dengan teman sekaligus pengawalnya di bawah pohon X yang berdaun merah, aku tidak tahu nama pohonnya, mohon maklum hehe, soalnya pohon disini belum pernah ku lihat di negaraku dulu. Di situ tidak terdapat banyak orang jadi aku akan dengan mudah berbicara dengannya.

Dengan perlahan aku menggerakkan kakiku yang terkilir dengan susah payah, agar dapat mendekat kearahnya.

"Kakak pangeran Shun Errent!" panggilku keras, dan empunya langsung menoleh saat namanya disebut. Yatta! Senangnya~

"Wahh ada seorang gadis kecil yang imut, apakah kamu mengenal kakak ini?" Tanya temannya sekaligus juga merupakan pengawal pribadinya yaitu Erdwan. Aku mengangguk.

Pangeran Shun tampak berfikir sejenak. "Sepertinya aku tidak pernah bertemu dengan mu adik kecil," ucapnya. Sejujurnya aku kesal terus dipanggil bocil lah, adik kecil lah....

Umurku sudah 19+10 \=29 tahun tahu!. Batinku.

"Pangeran dengarkan aku baik-baik," ucapku memberitahu. Sehingga Pangeran Shun itu mendekatkan telinganya padaku. Aku tersenyum licik.

"AKU BUKAN ANAK KECIIILLL!!!" teriakku kesal. Sehingga membuat Pangeran Shun dengan reflek menutup kedua telinganya.

"Anak ini benar-benar..." Erdwan tampak jengkel dan ia terlihat ingin memberi pelajaran terhadapku.

Ahh aku barusan tidak sopan pada Pangeran yang barusaja bertemu denganku. Bagaimana jika Erdwan mengurungku ke penjara atau membunuhku?! Aku sangat takut jika itu terjadi.

Kepalaku tertunduk dan mataku mulai berkaca-kaca. Kenapa aku bisa ceroboh dihadapan Pangeran pujaan ku...Uwaaaaa!!sepertinya sifat anak kecil yang cengeng ini sulit untuk dikendalikan.

Pangeran Shun segera menghadang Erdwan dengan lengannya.

"Tenanglah dia masih kecil!." Ucap Pangeran Shun menenangkan Erdwan. Mataku kembali berbinar-binar aku melihat banyak lambang hati bertaburan disekitar dirinya.

Ouhhhh TIDAAAAAAAK~💘💘

Aku pun tidak ragu lagi untuk mengatakan;

"Pangeran aku mencintaimu saat pandangan pertama! Tolong menikahlah denganku!" Ucapku yakin dan mantap dengan segenap hatiku.

Sejenak aku lupa kalau aku ini masih terlihat bocah di usia ku yang ke 29 tahun! Sekalipun aku melakukannya diumur segitu harusnya melamar seorang pria itu adalah hal yang memalukan.

"Pfffftttt" mereka berdua tampak menahan tawa.

Aku menggembungkan pipiku tanda kesal.

Mengapa respon mereka seperti itu?

"HWAHAHAHHAHAHAHAHAHAHHAHAHAHAHA" tawa mereka akhirnya meledak. Erdwan bahkan sampai berguling-guling di tanah.

"Ini tidak lucu tahu!" Ucapku.

"Haha iya-iya itu sangat sangat tidak lucu," jawab Erdwan.

"Lihat lah ada seorang bocil melamarku tadi," kata pangeraan Shun kepada Erdwan sambil sesekali tertawa.

Aku benar-benar kesal sekarang!.

Kalau memang harus ditolak tidak perlu sampai dipermalukan kan?! Padahal aku yakin sudah tahu betul sifat pangeran Shun!Aku kesal kesal kesal!!!.

Karena merasa kesal, aku pun terus menggembungkan pipiku hingga semakin membesar dan rasanya mau meledak untuk melepaskan kata kata mutiara terindahku!

Kemudian tawa mereka terhenti.

Pangeran Shun segera menenangkan aku yang kesal.

"Adik kecil, mungkin kamu hanya terobsesi dengan kakak, jangan berlebihan menilaiku yaa,"

Pangeran Shun berkata sambil tersenyum dan mengelus-elus ujung kepalaku dengan lembut, aahhhh sialan aku tidak bisa tahan lagi dengan semua ini. Aku dianggap anak kucing ya..nyaw~

Kali ini aku akan melakukan nya dengan benar, aku bersimpuh lalu memengang telapak tangannya.

"Aku serius tentang ini, jika aku sudah besar nanti...maukah Pangeran menikah dengan ku?" Ucapku sekali lagi.

Erdwan yang tadinya sudah tenang malah tertawa lagi. Aku segera melepaskan dan melayangkan alas kakiku padanya. Benda itu mengenai wajahnya. kini gantian aku yang tertawa lepas. Sekilas aku melihat pangeranku itu tertegun.

"Tidak bisa adik kecil, kamu harus menikah dengan pria yang kamu cintai dimasa depan," tolaknya halus.

Aghhh tinggal bilang iya saja apa sih susahnyaaaa! pokoknya sampai dia mau, baru aku bisa tenang. Aku malah semakin bersemangat...Yosh!Berjuanglah Alexa!

Aku memelototi Pangeran Shun, dengan seksama untuk melihat wajah asli dibalik topengnya. Pasti dia akan bilang mau! Aku yakin itu dia cuma malu saja.

Pangeran Shun semakin mendekati wajahku. Ahhh itu sungguh membuat ku tersipu... mataku jadi mengerjap genit berkali-kali.

Apakah dia menilai, "apakah aku cukup cantik untuk menjadi istrinya dimasa depan?." Batinku.

Kalau memang seperti itu, pasti jawabannya adalah iya.

Dia langsung mencubit pipiku.

"Jangan nakal deh," katanya sambil menunjukan ekspresi yang sangat menggemaskan!.

"Ter-terlalu dekat," ucapku terbata dan lagi bukannya menjauh malah mencubit kedua pipiku dan memainkannya seperti squishy.

Baiklah kalau begitu jangan salahkan aku!.

Aku menarik dasi yang dikenakannya lalu...

.

.

Cup~

.

.

Aku memberikan ciuman singkat di pipi sebelah kirinya. Dia tampak kaget dengan hal itu dan hanya bisa diam tak berkutik. Blush di pipinya yang tercipta semakin nampak jelas.

Hei hei hei...aku ini sudah dewasa! Jangan anggap aku anak kecil' ucapku dalam hati dengan bangga sambil membusungkan dada.

"BWAHAHAHAHAHAHA" kali ini Erdwan bahkan tertawa sambil berlari tunggang langgang sekarang.

"Baiklah aku sudah tidak peduli lagi! Tertawa situ sepuasnya!" Gerutuku pada Erdwan sambil menjulurkan lidahku, dan aku segera beranjak untuk pergi menemui kakaku.

Tetapi pangeran Shun menarik tanganku. Aku melihat mukanya yang sudah benar-benar merah kayak tomat busuk, dan aku hanya bisa terkekeh.

Haruskah aku bertanggung jawab padanya? Oh tentu tidak, karena aku sudah melakukan yang lebih dari namanya tanggung jawab, kami akan menikah, Dimasa depan...

"Ba_baiklah j-jika kamu sudah besar nanti kita bisa menikah," jawabnya malu-malu.

.

.

"Ehhhhhhhhhhhhh?!!!Ehhhhhhhhhhhhh?!!!!! EEEHHHHHHHHHHHHH?!" Erdwan pun dibuat mematung heran.

"Semudah itukah?!" ucapnya lagi.

Nah kan!

Kyaaaw~ rasanya aku akan meleleh seperti lilin sekarang! Aku mengangguk berkali-kali dengan penuh kemenangan.

"lagian u-si-a kita cuma beda 5 tahun kok." Ucapku sambil mengedipkan sebelah mata.

Ku lipat kaki kananku ke belakang lalu membungkuk sebagai tanda penghormatan, namun kakiku yang terkilir tadi masih terasa begitu sakit hingga kemudian aku hampir terjatuh kalau Pangeran Shun tidak menangkap tubuhku.

Uhhh soo weetnya... Padahal kami baru saja bertemu loh. Pangeran Shun segera menegakkan badanku.

"Ehh kamu gak apa-apa? mau digendong?" tanyanya.

"I iya aku tidak apa-apa, gak perlu hahha."

Pangeran Shun tampak meragukan perkataanku. Namun akhirnya dia tersenyum saja. Ehh iya aku harus menemui kakaku segera, aku ingin melihat penampilannya. Aku tiba-tiba saja teringat Kakakku, Lavender.

"Terimakasih telah berkenan menerima lamaranku Pangeran, sampai jumpa lagi... Aku harus segera menemui kakak tercintaku dulu, papayyyy, muaach." Pamitku dengan sopan dan diakhiri dengan kiss bye.

Aku yakin manusia yang bernama Erdwan sedang menampilkan wajah ilfillnya sekarang.

OMG! Jika seperti ini aku harus menjamin kalau Pangeran tidak boleh dekat dengan pemeran utama lily, agar ia tidak jatuh cinta pada nya. Aku tidak mengerti mengapa kebanyakan para laki-laki menyukai gadis seperti dia. Tapi bukan itu masalah nya! Masalah nya adalah kakakku sendiri! Sang Malaikat maut pangeranku! Ya tuhaaan...

.

.

***

.

.

"Kurasa dia tidak terlihat seperti anak kecil seusianya, bahkan dengan tingkahnya itu aku yakin dia adalah nenek lampir," ucap Erdwan yang curiga karena Pangeran Shun sangat mudah ditaklukkan olehnya.

Merasa tak ditanggapi lalu Erdwan menoleh ke samping nya.

"Matilah aku karena malu!" Ucap Pangeran menutupi sebagian wajah dengan sebelah tangannya.

"Bisa-bisanya aku tergoda dengan bocil hanya karena dia imut, mau ditaruh dimana mukaku?!" Pangeran tampak putus asa.

Erdwan seketika menatapnya heran. "Anak yang tadi sudah putus urat malunya ya,"gumamnya pada diri sendiri

"Anda terlalu gegabah Pangeran! Lebih baik anda sembunyi di bawah jurang saja! Atau tenggelam di dasar laut.." Ucap Erdwan bukannya malah mendukung.

"Kamu emang temanku yang terburuk!" ujar Pangeran Shun sambil memukul pundak Erdwan.

"Pangeran sudah tidak normal lagi,"

"Haa?! Kamu minta di tampol ya," Pangeran Shun jengkel pada Erdwan.

"Waduh Pangeran maaf aku mau pergi, ada misi rahasia yang sangat penting!" Ucap Erdwan mengalihkan pembicaraan kemudian kabur begitu saja.

Pangeran Shun berdecak kesal karena melihat tingkah Erdwan.

.

.

.

***

.

.

.

Bersambung....

Terpopuler

Comments

LilyArni

LilyArni

hahhaha kocak nya pangeran di lamar bocill....

2021-11-25

2

KOHAPU

KOHAPU

semangat

2021-05-25

0

Clara

Clara

Udah aku feedback ya katsuki Nanami

2021-04-19

3

lihat semua
Episodes
1 Chapter 0 : Kata Maaf yang Tak Sampai
2 Chapter 1 : Kakakku Antagonis??
3 Chapter 2 : Pesta Kerajaan
4 Chapter 3 : Usaha Kecil Melamar
5 Chapter 4 : Hanya Jadi Penonton
6 Chapter 5 : Kecerobohan
7 Chapter 6 : Terculik
8 Chapter 7 : Penyelamat Misterius Bermata Biru
9 Chapter 8 : Awal Bersekolah
10 Chapter 9 : Hukuman di Hari Pertama
11 Chapter 10 : Berbagi Keterampilan
12 Chapter 11 : Rahasia Kecil
13 Chapter 12 : Gara-gara Ulat
14 Chapter 13 : Puisi ku?!
15 Chapter 14 : Salah Faham
16 Chapter 15 : Sebuah Persiapan
17 Chapter 16 : Tamu Istimewa
18 Chapter 17 : Mawar Berduri
19 Chapter 18 : Ulah Saat Pertunangan
20 Chapter 19 : Rencana Berlatih Pedang
21 Chapter 20 : Melihat Dari Jauh
22 Chapter 21 : Keputusan
23 Chapter 22 : Kembali Bersekolah
24 Chapter 23 : Tentang Saint
25 Chapter 24 : Rahasia Yang Tidak Disembunyikan
26 Chapter 25 : Hari Pengetesan Bakat Khusus
27 Chapter 26 : Pertikaian
28 Chapter 27 : Keanehan
29 Chapter 28 : Ajakan Paksa
30 Chapter 29 : Saint x Healer
31 Chapter 30 : Jangan Melihatku!
32 Chapter 31 : Sambutan Menyakitkan
33 Chapter 32 : Pertukaran Sesuatu Yang Berharga
34 Chapter 33 : Rencana Penyelidikan
35 Chapter 34 : Amnesia Ringan
36 Chapter 35 : Praktek Sihir Es Pangeran Zio
37 Chapter 36 : Perpisahan Yang Tiba-tiba
38 Chapter 37 : Misi Khusus Pangeran
39 Chapter 38 : Chun dan Shun
40 Chapter 39 : Frustasi
41 Chapter 40 : Rencana Seorang Sad Girl
42 Chapter 41 : Bertemu si Pembawa Sial
43 Chapter 42 : Terjebak Dalam Labirin
44 Chapter 43 : Penaklukan Roh; Heirloom Weapon
45 Chapter 44 : Jalan Keluar
46 Chapter 45 : Kecurigaan Pangeran Zio
47 Chapter 46 : Racun Sihir
48 Chapter 47 : Jangan Ganggu!
49 48 : Perjalanan Ke Mansion Keluarga Florist (1)
50 49 : Perjalanan Ke Mansion Keluarga Florist (2)
51 Chapter 50 : Healer of Saint
52 Chapter 51 : Terhalang Ambisi Seorang Pangeran
53 Chapter 52 : Memiliki dan Mendapatkan Hadiah
54 Chapter 53 : Familiar_Vampir Iblis Adrain
55 Chapter 54 : Festival Tahunan Musim Salju Kerajaan Frost
56 Chapter 55 : Malam yang Penuh Warna Biru
57 Chapter 56 : Sekarang Saatnya?!
58 Chapter 57 : Tidak Bisa Hanya Diam Saja
59 Chapter 58 : Aku yang Pantas Untuk Disalahkan
60 Chapter 59 : Sisi Lain Pangeran Zio
61 Chapter 60 : Perlawanan 1
62 Chapter 61 : Perlawanan 2
63 Chapter 62 : Perlawanan Selesai
64 Chapter 63 : Pangeran Tidur
65 Chapter 64 : Kabar Duka Dari Lavender
66 Chapter 65 : Raja Baru
67 Chapter 66 : Menguping
68 Chapter 67 : Rukh
69 Chapter 68 : Magise 1
70 Chapter 69 : Magise 2
71 Chapter 70 : Ciuman Maut
72 Chapter 71 : Dunia Bulan Merah
73 Chapter 72 : Dibalik Pintu-Pintu
74 Chapter 73 : Munculnya Lambang Saint
75 Chapter 74 : Restu Raja Ratu
76 Chapter 75 : Pernyataan dan Perpisahan
77 Chapter 76 : Belajar Memasak
78 Chapter 77 : Kejutan
79 Chapter 78 : Ternyata Bukan Mimpi
80 Chapter 79 : Supermen
81 Chapter 80 : Duel, Prince Shun vs Prince Zio
82 Chapter 81 : Kencan
83 Chapter 82 : Tenggelam
84 Chapter 83 : Persoalan Takdir
85 Chapter 84 : Akademi di Musim Panas
86 Chapter 85 : Ramalan di Balik Lukisan
87 Chapter 86 : Pribadi Sekeras Batu
88 Chapter 87 : Musuh Bebuyutan
89 Chapter 88 : Penghianat
90 Chapter 89 : Karena Aku Mencintaimu
91 Chapter 90 : Manusia?
92 Chapter 91 : Dummy
93 Chapter 92 : Selamat Tinggal
94 Chapter 93 : Semua Demi Cinta
95 Chapter 94 : Hujan Di Musim Panas
96 Chapter 95 : Jadi Nyonya Baru
97 Chapter 96 : Bukan Karena Suka
98 Chapter 97 : Peti Mati Tersembunyi
99 Chapter 98 : Tentang Claire
100 Chapter 99 : Penyergapan
101 Chapter 100 : Akhir Dari Kesalahpahaman
102 Chapter 101 : Dummy Yang Terbaikan
103 Chapter 102 : Pulang
104 Chapter 103 : Permintaan
105 Chapter 104 : Hukuman mati
106 Chapter 105 : Hidup Kembali
107 Chapter 106 : Pamit
108 Chapter 107 : Bertemu Calon Mertua (End)
109 Chapter 108 : Ekstra Part 1 (Dummy to Claire)
110 Chapter 109 : Ekstra Part 2 (Dummy to Claire)
111 Chapter 110 : Ekstra Part 3 (Dummy to Claire)
112 Pesan Dari Author
Episodes

Updated 112 Episodes

1
Chapter 0 : Kata Maaf yang Tak Sampai
2
Chapter 1 : Kakakku Antagonis??
3
Chapter 2 : Pesta Kerajaan
4
Chapter 3 : Usaha Kecil Melamar
5
Chapter 4 : Hanya Jadi Penonton
6
Chapter 5 : Kecerobohan
7
Chapter 6 : Terculik
8
Chapter 7 : Penyelamat Misterius Bermata Biru
9
Chapter 8 : Awal Bersekolah
10
Chapter 9 : Hukuman di Hari Pertama
11
Chapter 10 : Berbagi Keterampilan
12
Chapter 11 : Rahasia Kecil
13
Chapter 12 : Gara-gara Ulat
14
Chapter 13 : Puisi ku?!
15
Chapter 14 : Salah Faham
16
Chapter 15 : Sebuah Persiapan
17
Chapter 16 : Tamu Istimewa
18
Chapter 17 : Mawar Berduri
19
Chapter 18 : Ulah Saat Pertunangan
20
Chapter 19 : Rencana Berlatih Pedang
21
Chapter 20 : Melihat Dari Jauh
22
Chapter 21 : Keputusan
23
Chapter 22 : Kembali Bersekolah
24
Chapter 23 : Tentang Saint
25
Chapter 24 : Rahasia Yang Tidak Disembunyikan
26
Chapter 25 : Hari Pengetesan Bakat Khusus
27
Chapter 26 : Pertikaian
28
Chapter 27 : Keanehan
29
Chapter 28 : Ajakan Paksa
30
Chapter 29 : Saint x Healer
31
Chapter 30 : Jangan Melihatku!
32
Chapter 31 : Sambutan Menyakitkan
33
Chapter 32 : Pertukaran Sesuatu Yang Berharga
34
Chapter 33 : Rencana Penyelidikan
35
Chapter 34 : Amnesia Ringan
36
Chapter 35 : Praktek Sihir Es Pangeran Zio
37
Chapter 36 : Perpisahan Yang Tiba-tiba
38
Chapter 37 : Misi Khusus Pangeran
39
Chapter 38 : Chun dan Shun
40
Chapter 39 : Frustasi
41
Chapter 40 : Rencana Seorang Sad Girl
42
Chapter 41 : Bertemu si Pembawa Sial
43
Chapter 42 : Terjebak Dalam Labirin
44
Chapter 43 : Penaklukan Roh; Heirloom Weapon
45
Chapter 44 : Jalan Keluar
46
Chapter 45 : Kecurigaan Pangeran Zio
47
Chapter 46 : Racun Sihir
48
Chapter 47 : Jangan Ganggu!
49
48 : Perjalanan Ke Mansion Keluarga Florist (1)
50
49 : Perjalanan Ke Mansion Keluarga Florist (2)
51
Chapter 50 : Healer of Saint
52
Chapter 51 : Terhalang Ambisi Seorang Pangeran
53
Chapter 52 : Memiliki dan Mendapatkan Hadiah
54
Chapter 53 : Familiar_Vampir Iblis Adrain
55
Chapter 54 : Festival Tahunan Musim Salju Kerajaan Frost
56
Chapter 55 : Malam yang Penuh Warna Biru
57
Chapter 56 : Sekarang Saatnya?!
58
Chapter 57 : Tidak Bisa Hanya Diam Saja
59
Chapter 58 : Aku yang Pantas Untuk Disalahkan
60
Chapter 59 : Sisi Lain Pangeran Zio
61
Chapter 60 : Perlawanan 1
62
Chapter 61 : Perlawanan 2
63
Chapter 62 : Perlawanan Selesai
64
Chapter 63 : Pangeran Tidur
65
Chapter 64 : Kabar Duka Dari Lavender
66
Chapter 65 : Raja Baru
67
Chapter 66 : Menguping
68
Chapter 67 : Rukh
69
Chapter 68 : Magise 1
70
Chapter 69 : Magise 2
71
Chapter 70 : Ciuman Maut
72
Chapter 71 : Dunia Bulan Merah
73
Chapter 72 : Dibalik Pintu-Pintu
74
Chapter 73 : Munculnya Lambang Saint
75
Chapter 74 : Restu Raja Ratu
76
Chapter 75 : Pernyataan dan Perpisahan
77
Chapter 76 : Belajar Memasak
78
Chapter 77 : Kejutan
79
Chapter 78 : Ternyata Bukan Mimpi
80
Chapter 79 : Supermen
81
Chapter 80 : Duel, Prince Shun vs Prince Zio
82
Chapter 81 : Kencan
83
Chapter 82 : Tenggelam
84
Chapter 83 : Persoalan Takdir
85
Chapter 84 : Akademi di Musim Panas
86
Chapter 85 : Ramalan di Balik Lukisan
87
Chapter 86 : Pribadi Sekeras Batu
88
Chapter 87 : Musuh Bebuyutan
89
Chapter 88 : Penghianat
90
Chapter 89 : Karena Aku Mencintaimu
91
Chapter 90 : Manusia?
92
Chapter 91 : Dummy
93
Chapter 92 : Selamat Tinggal
94
Chapter 93 : Semua Demi Cinta
95
Chapter 94 : Hujan Di Musim Panas
96
Chapter 95 : Jadi Nyonya Baru
97
Chapter 96 : Bukan Karena Suka
98
Chapter 97 : Peti Mati Tersembunyi
99
Chapter 98 : Tentang Claire
100
Chapter 99 : Penyergapan
101
Chapter 100 : Akhir Dari Kesalahpahaman
102
Chapter 101 : Dummy Yang Terbaikan
103
Chapter 102 : Pulang
104
Chapter 103 : Permintaan
105
Chapter 104 : Hukuman mati
106
Chapter 105 : Hidup Kembali
107
Chapter 106 : Pamit
108
Chapter 107 : Bertemu Calon Mertua (End)
109
Chapter 108 : Ekstra Part 1 (Dummy to Claire)
110
Chapter 109 : Ekstra Part 2 (Dummy to Claire)
111
Chapter 110 : Ekstra Part 3 (Dummy to Claire)
112
Pesan Dari Author

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!