Aku tidak peduli dan tidak mau peduli. Tentang berubah atau tidaknya alur cerita ini. Yang paling penting adalah...sekarang aku ingin menemui Pangeran Shun!
Kini dia sedang bercakap-cakap dengan teman sekaligus pengawalnya di bawah pohon X yang berdaun merah, aku tidak tahu nama pohonnya, mohon maklum hehe, soalnya pohon disini belum pernah ku lihat di negaraku dulu. Di situ tidak terdapat banyak orang jadi aku akan dengan mudah berbicara dengannya.
Dengan perlahan aku menggerakkan kakiku yang terkilir dengan susah payah, agar dapat mendekat kearahnya.
"Kakak pangeran Shun Errent!" panggilku keras, dan empunya langsung menoleh saat namanya disebut. Yatta! Senangnya~
"Wahh ada seorang gadis kecil yang imut, apakah kamu mengenal kakak ini?" Tanya temannya sekaligus juga merupakan pengawal pribadinya yaitu Erdwan. Aku mengangguk.
Pangeran Shun tampak berfikir sejenak. "Sepertinya aku tidak pernah bertemu dengan mu adik kecil," ucapnya. Sejujurnya aku kesal terus dipanggil bocil lah, adik kecil lah....
Umurku sudah 19+10 \=29 tahun tahu!. Batinku.
"Pangeran dengarkan aku baik-baik," ucapku memberitahu. Sehingga Pangeran Shun itu mendekatkan telinganya padaku. Aku tersenyum licik.
"AKU BUKAN ANAK KECIIILLL!!!" teriakku kesal. Sehingga membuat Pangeran Shun dengan reflek menutup kedua telinganya.
"Anak ini benar-benar..." Erdwan tampak jengkel dan ia terlihat ingin memberi pelajaran terhadapku.
Ahh aku barusan tidak sopan pada Pangeran yang barusaja bertemu denganku. Bagaimana jika Erdwan mengurungku ke penjara atau membunuhku?! Aku sangat takut jika itu terjadi.
Kepalaku tertunduk dan mataku mulai berkaca-kaca. Kenapa aku bisa ceroboh dihadapan Pangeran pujaan ku...Uwaaaaa!!sepertinya sifat anak kecil yang cengeng ini sulit untuk dikendalikan.
Pangeran Shun segera menghadang Erdwan dengan lengannya.
"Tenanglah dia masih kecil!." Ucap Pangeran Shun menenangkan Erdwan. Mataku kembali berbinar-binar aku melihat banyak lambang hati bertaburan disekitar dirinya.
Ouhhhh TIDAAAAAAAK~💘💘
Aku pun tidak ragu lagi untuk mengatakan;
"Pangeran aku mencintaimu saat pandangan pertama! Tolong menikahlah denganku!" Ucapku yakin dan mantap dengan segenap hatiku.
Sejenak aku lupa kalau aku ini masih terlihat bocah di usia ku yang ke 29 tahun! Sekalipun aku melakukannya diumur segitu harusnya melamar seorang pria itu adalah hal yang memalukan.
"Pfffftttt" mereka berdua tampak menahan tawa.
Aku menggembungkan pipiku tanda kesal.
Mengapa respon mereka seperti itu?
"HWAHAHAHHAHAHAHAHAHAHHAHAHAHAHA" tawa mereka akhirnya meledak. Erdwan bahkan sampai berguling-guling di tanah.
"Ini tidak lucu tahu!" Ucapku.
"Haha iya-iya itu sangat sangat tidak lucu," jawab Erdwan.
"Lihat lah ada seorang bocil melamarku tadi," kata pangeraan Shun kepada Erdwan sambil sesekali tertawa.
Aku benar-benar kesal sekarang!.
Kalau memang harus ditolak tidak perlu sampai dipermalukan kan?! Padahal aku yakin sudah tahu betul sifat pangeran Shun!Aku kesal kesal kesal!!!.
Karena merasa kesal, aku pun terus menggembungkan pipiku hingga semakin membesar dan rasanya mau meledak untuk melepaskan kata kata mutiara terindahku!
Kemudian tawa mereka terhenti.
Pangeran Shun segera menenangkan aku yang kesal.
"Adik kecil, mungkin kamu hanya terobsesi dengan kakak, jangan berlebihan menilaiku yaa,"
Pangeran Shun berkata sambil tersenyum dan mengelus-elus ujung kepalaku dengan lembut, aahhhh sialan aku tidak bisa tahan lagi dengan semua ini. Aku dianggap anak kucing ya..nyaw~
Kali ini aku akan melakukan nya dengan benar, aku bersimpuh lalu memengang telapak tangannya.
"Aku serius tentang ini, jika aku sudah besar nanti...maukah Pangeran menikah dengan ku?" Ucapku sekali lagi.
Erdwan yang tadinya sudah tenang malah tertawa lagi. Aku segera melepaskan dan melayangkan alas kakiku padanya. Benda itu mengenai wajahnya. kini gantian aku yang tertawa lepas. Sekilas aku melihat pangeranku itu tertegun.
"Tidak bisa adik kecil, kamu harus menikah dengan pria yang kamu cintai dimasa depan," tolaknya halus.
Aghhh tinggal bilang iya saja apa sih susahnyaaaa! pokoknya sampai dia mau, baru aku bisa tenang. Aku malah semakin bersemangat...Yosh!Berjuanglah Alexa!
Aku memelototi Pangeran Shun, dengan seksama untuk melihat wajah asli dibalik topengnya. Pasti dia akan bilang mau! Aku yakin itu dia cuma malu saja.
Pangeran Shun semakin mendekati wajahku. Ahhh itu sungguh membuat ku tersipu... mataku jadi mengerjap genit berkali-kali.
Apakah dia menilai, "apakah aku cukup cantik untuk menjadi istrinya dimasa depan?." Batinku.
Kalau memang seperti itu, pasti jawabannya adalah iya.
Dia langsung mencubit pipiku.
"Jangan nakal deh," katanya sambil menunjukan ekspresi yang sangat menggemaskan!.
"Ter-terlalu dekat," ucapku terbata dan lagi bukannya menjauh malah mencubit kedua pipiku dan memainkannya seperti squishy.
Baiklah kalau begitu jangan salahkan aku!.
Aku menarik dasi yang dikenakannya lalu...
.
.
Cup~
.
.
Aku memberikan ciuman singkat di pipi sebelah kirinya. Dia tampak kaget dengan hal itu dan hanya bisa diam tak berkutik. Blush di pipinya yang tercipta semakin nampak jelas.
Hei hei hei...aku ini sudah dewasa! Jangan anggap aku anak kecil' ucapku dalam hati dengan bangga sambil membusungkan dada.
"BWAHAHAHAHAHAHA" kali ini Erdwan bahkan tertawa sambil berlari tunggang langgang sekarang.
"Baiklah aku sudah tidak peduli lagi! Tertawa situ sepuasnya!" Gerutuku pada Erdwan sambil menjulurkan lidahku, dan aku segera beranjak untuk pergi menemui kakaku.
Tetapi pangeran Shun menarik tanganku. Aku melihat mukanya yang sudah benar-benar merah kayak tomat busuk, dan aku hanya bisa terkekeh.
Haruskah aku bertanggung jawab padanya? Oh tentu tidak, karena aku sudah melakukan yang lebih dari namanya tanggung jawab, kami akan menikah, Dimasa depan...
"Ba_baiklah j-jika kamu sudah besar nanti kita bisa menikah," jawabnya malu-malu.
.
.
"Ehhhhhhhhhhhhh?!!!Ehhhhhhhhhhhhh?!!!!! EEEHHHHHHHHHHHHH?!" Erdwan pun dibuat mematung heran.
"Semudah itukah?!" ucapnya lagi.
Nah kan!
Kyaaaw~ rasanya aku akan meleleh seperti lilin sekarang! Aku mengangguk berkali-kali dengan penuh kemenangan.
"lagian u-si-a kita cuma beda 5 tahun kok." Ucapku sambil mengedipkan sebelah mata.
Ku lipat kaki kananku ke belakang lalu membungkuk sebagai tanda penghormatan, namun kakiku yang terkilir tadi masih terasa begitu sakit hingga kemudian aku hampir terjatuh kalau Pangeran Shun tidak menangkap tubuhku.
Uhhh soo weetnya... Padahal kami baru saja bertemu loh. Pangeran Shun segera menegakkan badanku.
"Ehh kamu gak apa-apa? mau digendong?" tanyanya.
"I iya aku tidak apa-apa, gak perlu hahha."
Pangeran Shun tampak meragukan perkataanku. Namun akhirnya dia tersenyum saja. Ehh iya aku harus menemui kakaku segera, aku ingin melihat penampilannya. Aku tiba-tiba saja teringat Kakakku, Lavender.
"Terimakasih telah berkenan menerima lamaranku Pangeran, sampai jumpa lagi... Aku harus segera menemui kakak tercintaku dulu, papayyyy, muaach." Pamitku dengan sopan dan diakhiri dengan kiss bye.
Aku yakin manusia yang bernama Erdwan sedang menampilkan wajah ilfillnya sekarang.
OMG! Jika seperti ini aku harus menjamin kalau Pangeran tidak boleh dekat dengan pemeran utama lily, agar ia tidak jatuh cinta pada nya. Aku tidak mengerti mengapa kebanyakan para laki-laki menyukai gadis seperti dia. Tapi bukan itu masalah nya! Masalah nya adalah kakakku sendiri! Sang Malaikat maut pangeranku! Ya tuhaaan...
.
.
***
.
.
"Kurasa dia tidak terlihat seperti anak kecil seusianya, bahkan dengan tingkahnya itu aku yakin dia adalah nenek lampir," ucap Erdwan yang curiga karena Pangeran Shun sangat mudah ditaklukkan olehnya.
Merasa tak ditanggapi lalu Erdwan menoleh ke samping nya.
"Matilah aku karena malu!" Ucap Pangeran menutupi sebagian wajah dengan sebelah tangannya.
"Bisa-bisanya aku tergoda dengan bocil hanya karena dia imut, mau ditaruh dimana mukaku?!" Pangeran tampak putus asa.
Erdwan seketika menatapnya heran. "Anak yang tadi sudah putus urat malunya ya,"gumamnya pada diri sendiri
"Anda terlalu gegabah Pangeran! Lebih baik anda sembunyi di bawah jurang saja! Atau tenggelam di dasar laut.." Ucap Erdwan bukannya malah mendukung.
"Kamu emang temanku yang terburuk!" ujar Pangeran Shun sambil memukul pundak Erdwan.
"Pangeran sudah tidak normal lagi,"
"Haa?! Kamu minta di tampol ya," Pangeran Shun jengkel pada Erdwan.
"Waduh Pangeran maaf aku mau pergi, ada misi rahasia yang sangat penting!" Ucap Erdwan mengalihkan pembicaraan kemudian kabur begitu saja.
Pangeran Shun berdecak kesal karena melihat tingkah Erdwan.
.
.
.
***
.
.
.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments
LilyArni
hahhaha kocak nya pangeran di lamar bocill....
2021-11-25
2
KOHAPU
semangat
2021-05-25
0
Clara
Udah aku feedback ya katsuki Nanami
2021-04-19
3