Hari itu Davina berada di sebuah kafe dekat kampusnya, lama ia menunggu seseorang datang. Sampai akhirnya ia merasa sangat bosan, ia pun ingin beranjak dari tempat duduknya. Sebelum ia meninggalkan tempat duduknya ada seseorang yang mencegahnya pergi. " Tunggu kau mau kemana" ucap orang tersebut. Seakan mengenali suara itu, Davina pun balik badan dan ternyata orang yang ia tunggu lah yang memegang tangannya. Dialah Davino, kembaran Davina yang super duper protektif terhadapnya.
Davina memang tak pernah mempermasalahkan sifat Davino terhadapnya. Karena ia tau Davino seperti itu, karena ingin melindunginya. Melindunginya dari segala masalah yang mungkin akan menimpa dirinya. Justru Davina merasa sangat bersalah akan hal itu, pasalnya karena hal itulah Davino tak bebas menikmati masa mudanya. Seharusnya saat ini Davino bersenang-senang dengan pacar atau temannya. Namun, sayang karena demi menjaganya, Davino rela meninggalkan semua itu. "Sungguh kaulah kakak terbaik di dunia, kau tak pernah lelah menjaga dan menungguku. Namun, belum setengah jam aku menunggumu, aku sudah ingin meninggalkanmu." ucapnya kembali duduk dan di ikuti oleh Davino. Davino duduk di depan Davina dan tersenyum pada adiknya itu.
" Kaulah duniaku Vina, bagaimana aku tak menjaga dan melindungi ku sayang. Kaulah mutiara dalam rumah kita, tanpamu kami bisa apa." lagi-lagi kata itu yang terucap dari mulut Davino yang membuat Davina kembali tersenyum.
Memang benar, semua keluarga mereka sangat menyayangi Davina. Tapi tak ada yang bisa menandingi kasih sayang Davino ke adiknya itu bahkan kedua orang tuanya sekalipun. apapun permintaan Davina pasti di penuhi olehnya. Meski permintaan konyol sekalipun. Kayak saat ini Davina meminta Davino untuk berpacaran sama temannya, karena Davina tau kalau temannya itu menyukai kakaknya itu.
Namanya Sania, ia merupakan primadona kampus dan pastinya banyak teman sekaligus gebetan. Ia mau berteman dengan Davina asalkan Davina mau membantunya berpacaran sama Davino. Karena Sania tau apapun permintaan Davina, Davino tak akan pernah menolaknya. Semua kemauan Davina pasti Davino akan menurutinya.
" Ayolah kak, kakak mau ya pacaran sama Sania. Vina mohon kak...." ucapnya memohon.
" Kau udah gila ya, gak mungkin aku mau pacaran sama wanita murahan kayak dia. Berapa pria yang sudah dia ngebet dan manfaatin." Davino menolak permintaan Davina, karena ia tau sia Sania yang sebenarnya. Apa yang pernah Sania lakukan dengan pacarnya pun ia sudah tau.
" Kak Vina mohon, kakak udah gak sayang lagi sama Vina." Tangisan Vina mampu membuat hati Davino luluh. Dan akhirnya Davino mau berpacaran sama Sania. Ia tau pasti Sania memanfaatkan adiknya untuk pacaran dengannya.
" Oke kakak mau pacaran sama dia, tapi apa alasannya na. Kau kau siapa Sania yang sebenarnya kan na?"
" Vina tau kak, tapi Vina juga mau punya teman kayak yang lain. Kakak tau kan kalau di kampus Vina gak punya teman dan Sania punya banyak teman. Hampir seluruh kampus jadi temannya." ucapnya polos.
" Tapi na, gak juga dengan cara itu kan? Ada aku yang selalu menemanimu, kenapa kau masih butuh teman na." ucapannya justru membuat Davina kesal dengannya.
" Ya gak mungkin lah kak, kakak gak ngerti Vina sih. Ih, sebel deh sama kakak, Vina mau pulang aja deh." Davina pun beranjak dari duduknya, namu. Tangan Davino mencegahnya.
" apapun akan kakak lakuin untukmu na, meski kau meminta nyawaku sekalipun akau rela memberikannya untukmu." Davina pun duduk kembali dan tersenyum pada kakaknya itu. Ia sedikit merasa bersalah pada kakaknya, karena sudah memaksa Davino melakukan apa yang tak ingin ia lakukan.
...****************...
Davino dan Sania sudah resmi jadian, hal itu jelas langsung tersebar di penjuru kampus. Banyak yang patah hati dan banyak juga yang menyayangkan kenapa Davino mau berpacaran sama wanita ular itu. Para wanita yang menginginkan Davino jadi pacarnya pun sudah pupus harapan, karena mereka tau kalau Sania jelas lebih dari segalanya di bandingkan mereka. Sedang banyak juga pria yang patah hati, karena tak sedikit yang menyukai Sania si primadona kampus.
Tak sama dengan pria yang menyukai Sania yang sekarang sedang patah hati. Teman Davino sendiri menyayangkan keputusan sahabatnya itu, mereka tau siapa Sania yang sebenarnya.
" Lo yakin bro pacaran sama si ular itu? tanya salah satu temannya.
" Gak ada pilihan lain bro, adik gue maksa.! ucapnya pasrah.
" Ya ealah bro, adik lu tega amat sama kakaknya. mau mendorong Lo ke lubang ular. Ngeri gue bayangin nya.! ucap Tian
" Gak usah lu bayangin kale yan. Emangnya otak lu cuma buat menghayal doang.! ucap Glen dan langsung mendapat jitakan dari Tian.
" Gila lu kejam amat sih jadi cowok. Jidat gue sakit nih. ucap Glen sambil mengusap-usap jidatnya.
" Udah-udah kalian ini ya bertengkar Mulu gak tau kepala aku sakit ni, pusing mikirin semua ini." Davino usah pusing menghadapi masalahnya di tambah teman-temannya yang resek.
Davino sedang memikirkan cara untuk lepas dari wanita ular itu tanpa harus menyakiti adiknya. Ia serasa tak menemukan jalan keluarnya, semuanya seakan tak memihak padanya. Seakan tak memikirkan nasib kakaknya, Davina malah asyik sama Sania and the geng. Awalnya Davina dan Sania pergi ke kantin. Namun Sania pergi sama teman-temannya dan meninggalkan Davina sendirian di kantin.
Saat sedang bosan ada seseorang yang menghampirinya.
" Assalamualaikum" ucap wanita itu tersenyum.
" Wa'alaikum salam" jawab Davina dan langsung melihat wanita itu.
" Kamu siapa ya, kalau boleh tau" tanya Davina pada wanita yang ada di depannya.
" Maaf, tempat disini semuanya penuh dan aku lihat kamu sendirian. Apa aku boleh gabung sama kamu? tanya wanita itu sedikit agak canggung
" Boleh, lagian aku juga sendirian." jawabnya tersenyum manis pada wanita itu dan ia pun duduk di depan Davina.
" Siapa namamu, apa kau mahasiswa baru? Karena aku tak pernah melihatmu di kampus ini." tanya Davina pada wanita itu.
" Namaku Dina Anindita, aku mahasiswa pindahan baru dua Minggu yang lalu." jawabnya sambil menyalami tangan Davina.
" Nama ku Davina Agata, kamu pindahan dari kampus mana Dina? Jurusan apa dan semester berapa? Maaf aku banyak tanya."
" Gak papa kok santai aja. Aku mahasiswa pindahan dari Amerika, jurusan economics di Stanford university dan sekarang udah semester 4."
" Waw, kau mahasiswa pindahan dari amerika? Kenapa kau pindah kesini.? tanya Davina.
" Abhi memutuskan untuk pulang ke tanah air, jadi mau gak mau aku harus ikut abhi pulang juga." jawab Dina.
" Ohhhh, emangnya berapa lama kau tinggal disana? tanya Davina sekali lagi.
" Empat tahun tepatnya sih dari aku SMA. Oh ya Vina kau anak jurusan apa?
" Aku jurusan teknologi informatika semester 7" jawab Davina.
" Jadi lebih tua kamu dong ketimbang aku, maaf aku lancang cuma panggil namamu aja." Dina minta maaf pada Davina.
" Gak usah sungkan Dina, kau boleh kok panggil aku Vina aja. Biar kita lebih akrab" Davina tersenyum manis pada Dina begitupun sebaliknya. Namun, senyum mereka terganggu karena kedatangan genk ular pimpinan Sania.
" Hai adik ipar di cariin dari tadi ternyata sama cewek liar ini." ucapnya sambil menatap.ke arah Dina. Dina yang gak terima dengan perkataan Sania pun langsung marah.
" Hai jaga mulutmu, jangan sukanya mengumpat seseorang. Aku bukan wanita liar seperti katamu nona. Abhiku tak pernah mengajariku menjadi wanita liar sepertimu." ucapnya kesal. Tak pernah sedikitpun Dina mengatai seseorang. Namun, hari itu Dina udah sangat kesal dengan perkataan Sania yang secara tidak langsung telah meragukan karakternya.
" Ooooow, perempuan liar ini marah guys. Kalau lu bukan wanita liar mana mungkin banyak orang yang ngejar-ngejar lu." ucapnya sebelum akhirnya pergi meninggalkan Dina sendirian. Davina pun ikut dengan Sania, setelah meminta maaf sama Dina.
" Astaghfirullahal adzim, ya Allah kuatkan lah hamba dalam mengahadapi semua ujian mu ini." ucap Dina pada dirinya sendiri.
Dina pun memilih pergi meninggalkan kantin dan pergi pulang.
...****************...
" Entah setelah itu apa yang terjadi aku sendiri tak tau Nia, karena aku gak ada disana." ucapnya meminta maaf.
" Terima kasih ya kak, udah mau menceritakan semuanya padaku." akupun tersenyum pada kak Dania dan diapun tersenyum padaku.
" Nona kau udah tau kan awal pertemuan Dina dan juga Davina. Mungkin hanya ini yang bisa kami ceritakan pada anda nona. Lain waktu insyaallah kami akan menceritakannya kembali.
" Baiklah pak, maaf kak judul apa yang ingin kakak berikan pada cerita awal ini? Sebisa mungkin aku menghilangkan kegugupan ku di hadapan ketiga orang itu.
" BERTEMU, alasannya karena itu merupakan awal pertemuanku dengan kak Dina.
Gak menyangka kalau Bu Dina lebih muda dua tahun dari kak Vina.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments