Hari ini sekretaris pak Davino menghubungiku kembali, katanya pak vino ingin bertemu denganku di kafe dekat kantornya. Tanpa menunggu aku pun langsung berangkat. Aku gak ingin pak vino menungguku lama dan membuatnya membatalkan perjanjian kami sebelumnya.
Setelah setengah jam menempuh perjalanan akhirnya aku sampai di kafe yang di maksudkan. Benar saja pak vino sudah menungguku disana bersama asisten pribadinya. Rasanya aku malu pada beliau, pasalnya aku yang membutuhkan beliau bukan beliau yang membutuhkanku. Jadinya aku yang harusnya menuggu bukan beliau. "Arghhh, bodohnya kamu Dania." umpat ku pada diriku sendiri.
Mau tak mau kau harus menemuinya, meski nantinya ia akan marah aku akan terima kemarahannya. Ku kuatkan hati dan langkahku mendekat pada beliau.
"Maaf tuan saya membuat anda menunggu" ucapku meminta maaf. Untungnya beliau tak marah, justru pak Davino malah tersenyum padaku. Meski langsung menundukkan wajahnya kembali
"Saya yang harusnya minta maaf nona, saya mengganggu anda di jam istirahat Anda." ucapnya merasa bersalah. Perkataan nya membuatku bertambah merasa bersalah padanya.
"Ya Allah adakah hamba mu yang sama sepertinya. Jikalau ada jadikanlah ia jodohku nantinya." gumamku dalam hati. Namun akupun akhirnya tersadar. Tak seharusnya aku berharap demikian astaghfirullah" lirihku yang terdengar oleh kedua pria di depanku.
"Kenapa anda beristighfar, nona? tanya sekretaris pak vino.
Namanya pak Tomy, dia merupakan asisten pribadinya pak vino. Jika ada keperluan dengan pak vino, harus melewati pak Tomy dulu. Itu juga gak semudah yang di banyangkan. Pasalnya ia harus berulang kali menemui pak Tomy, namun sulitnya minta ampun. Hampir 20 kali ia minta bertemu dengan pak Tomy, tetap saja beliau sangat sibuk sehingga tak dapat bertemu. Tingginya sekitar 172 cm. Sedang berat badannya aku gak tau soalnya gak nimbang. Hehehehe. Jauh dari pak vino yang tingginya 182 cm. Tinggi banget kayak tiang listrik. Gak ngebayangin seberapa tinggi Bu Dina. Jadi pengen ketemu dengan Bu Dina.
"Hey nona jangan melamun mulu, dari tadi di tanyain bengong aja." ucap pak Tomy menyadarkan ku dari lamunanku.
"Eh eh, ada apa pak! jawabku gugup.
"Nona, tadi tuan Davino menanyakan sesuatu pada anda. Anda malah bengong gak jelas. nyengar-nyengir sendiri lagi. Kayak orang gak waras." ledeknya. aku hanya cemberut menanggapinya. sebenarnya males sih ketemu sama dia, tapi mau gimana lagi. Dia jalan satu-satunya untukku bisa menemui pak Vino.
"Udahlah Tom gak usah gangguin dia, biarin aja dia." bela pak vino. Aku gak nyangka pak Vino bakalan membelaku.
"Oh ya nona, jadi begini saya memintamu kesini untuk membicarakan soal kemarin. Tapi saya masih belum bisa bercerita sama anda soal percintaan saya dengan Dina. Saya janji pertemuan kita berikutnya akan jadi cerita yang panjang untukmu." ucapnya sambil tersenyum padaku. Subhanallah ya Allah senyumannya begitu manis. Bahkan madu dan gula pasti kalah dengan senyuman pak vino.
"Lalu untuk apa pak" tanyaku
"Tom, jelasin pada nona Dania apa maksud ku." pintanya pada pak Tomy.
"Jadi begini nona, tuan Davino menyuruh nona datang untuk membicarakan soal kesepakatan kalian kemarin. Tuan sudah mengajukan syarat pada anda dan anda juga sudah menerima syarat itu, jadi tuan menanyakan apa anda punya syarat untuk tuan.!
"Tidak tuan, saya tidak punya syarat apapun untuk tuan Davino." Pak Vino langsung menatapku. Mata kami saling beradu, ia seakan mencari kebenaran di mataku.
"Kenapa kau tak mengajukan syarat nona.? tanya pak vino
"Saya yang membutuhkan anda, bukan anda yang membutuhkan saya tuan." jawabku.
"Baiklah nona, saya janji pada mu di pertemuan kita yang ketiga saya akan menceritakan awal perjalanan kisah cinta Davino dan Dina." ucapnya tersenyum lebar.
"Lalu judul apa yang ingin kau berikan dalam perjalanan kisah cinta ini tuan?" rasanya aku tak berani bertanya, namun ku bulatkan tekat ku dan keberanian ku untuk bertanya.
"Ajari aku untuk mencintaimu" ucapnya langsung tersenyum. Senyuman yang tulus dan sangat manis. Ada kebahagiaan di dalamnya aku yakin itu.
"Wah, jadi Bu Dina yang mengajari anda untuk mencintainya atau malah Bu Dina yang anda ajari." tanyaku.
"Nanti kau akan tau siapa yang di ajari siapa dan siapa yang mengajar siapa." jawabnya.
"Baiklah tuan, tuan apakah saya boleh bertemu keluarga tuan nantinya.?" tanyaku lagi.
"Tentu saja nona, karena dalam kisah ini juga ada mereka. Dan mohon jika anda bertemu dengan istri saya jangan panggil atau tanyakan namanya. Panggil dia nyonya Agata.
Aku malah makin di buat penasaran dengan wajah Bu Dina. Bagaimana ya wajahnya? secantik apa dia sampai aku tak boleh bertanya atau menyebut nama panggilannya. Ya memang sih, dia nyonya Agata. Lagian aku juga udah tau namanya "DINA" jadi untuk apa aku bertanya soal namanya.
Kami pun memilih topik lain, karena memang hari ini pak vino hanya ingin menanyakan tentangku saja. Jadi, ya dia bertanya siapa diriku yang sebenarnya. Apa pekerjaan ku, apa status ku dan lain sebagainya.
"Apa kau masih kuliah nona? tanyanya padaku
"Iya pak, saya masih kuliah di jurusan sastra dan jurnalistik." jawabku.
"Waw....pantas kau mau jadi novelis. Kau mengingatkanku pada seseorang....DINAKU" Tak terasa air matanya langsung menetes tanpa ia suruh. Hanya dengan menyebut nama Bu Dina saja sudah membuatnya menangis. Apakah ia begitu mencintai Bu Dina? Ya Allah begitu beruntungnya Bu Dina bisa di cintai setulus itu oleh pak Vino.
"Eeeemm.. maaf tuan, apa Bu Dina kuliah di jurusan yang sama dengan ku? tanyaku hati-hati, takutnya nanti malah menyinggung perasaan pak Vino.
"Tidak nona, ia kuliah jurusan ekonomi akuntansi dan ia juga sekolah di bidang desainer. jawabnya.
"Waw....seorang desainer? ucapku takjub.
"Iya nona, DINAKU wanita terhebat. Wanita paling kuat. Tak akan mungkin aku bisa menemukan wanita seperti itu lagi." ucapnya sendiri.
Aku yakin hatinya sangat terguncang. Tapi apa penyebabnya? bukankah Bu Dina ada bersamanya di rumah? lalu kenapa ia mengucapkannya seakan ia telah kehilangan Bu Dina untuk selamanya. Makin buat penasaran aja sih pak vino. Jadi ingin bertanya secara langsung ke beliau, tapi aku gak berani bertanya, soalnya itu masalah pribadinya pak vino. Bukan kapasitas ku untuk ikut campur dengan urusan atau pun masalah mereka.
Seharusnya aku cukup bersyukur saja, karena pak Vino mau menceritakan semua kisahnya padaku.
Cinta Dina dan Davino cukup terkenal di kalangan masyarakat. Banyak di antara pasangan yang baru menikah memimpikan mempunyai keluarga yang harmonis seperti keluarga Agata dan juga Ahnal Ihsan. Salah satu contoh keberhasilan rumah tangga mereka, yaitu kehidupan rumah tangga Bu Dina dan juga pak Davino.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Reza Revaldy
masih nyimak
2021-08-03
0