3

Tetttt tetttt

Bel pulang sekolah pun akhirnya berbunyi. Sorak sorai kegembiraan terdengar sedikit memekak telinga.

"Ntar malem ikut nongkrong yuk bareng The Gokil," ajak Arka mendekat ke bangku Ciara cs.

"Boleh, boleh." Ineke langsung bersemangat. Pasalnya The Gokil adalah nama geng yang ada Gio sebagai anggotanya. Ciri khas anak muda, geng-gengan.

"Gue nggak bisa, ayah gue pasti nggak ngizinin." sahut Refina dengan lesu. Dia juga ingin seperti temannya yang lain, tapi ayahnya terlalu amat protektif.

"Bentar aja masa nggak boleh?" ucap Boy merasa kasihan kepada Refina. Pasalnya, dari kelima anggota The CERIA, hanya Refina yang jarang bisa keluar.

"Ayah gue pasti nggak ngizinin, u know lah ayah kayak apa." jawab Refina lagi. Boy hanya menganggukan kepalanya, dia tahu betul sikap ayahnya Refina, karena dia juga udah kenal lama sama Refina.

"Kalau lo Al?" tanya Leon ke Alenka yang sedang memasukan bukunya ke dalam tas.

"Gue juga nggak bisa, gue udah ada janji." jawab Alenka sambil tertawa. Ya, malam ini dia akan pergi bersama Kiano untuk menghadiri acara reunian Kiano.

"Ah, nggak asyik lo!" celetuk Rama sembari mendorong pelan bahu Alenka.

"Sorry, gue beneran nggak bisa, gue udah ada janji dan ini penting banget." Alenka merasa tidak enak hati, tapi mau gimana lagi, dia tidak mau melewatkan malam ini.

"Lo mau keluar ama kakak gue?" sahut Ciara dengan bahagia, dan Alenka hanya tersenyum malu dan menganggukan kepalanya.

Sedangkan Gio seketika menoleh mendengar Alenka deket sama kakaknya Ciara. Entah kenapa ada rasa yang aneh di dalam hatinya. Lalu untuk mereda perasaan yang tak enak itu, Gio segera membereskan alat tulisnya dan keluar begitu aja dari kelas, tanpa menunggu temannya yang lain.

Melihat Gio yang begitu aja keluar kelas tanpa pamit, Ineke segera mengejar Gio. Dia masih belum bisa move on dari Gio.

"Gio.." serunya sembari berlari kecil menghampiri Gio yang sudah hampir tiba di parkiran.

"Kenapa In?" tanya Gio masih meneruskan langkahnya.

"Emm, nggak kok. Lo pulang sendirian aja? kok nggak nunggu yang lain?" tanya Ineke dengan gugup. Ineke berkali-kali mengatur nafasnya, dia tidak mau terlihat begitu gugup di depan Gio.

"Mereka bisa pupang sendiri, kan juga udah pada gede." jawab Gio masih dengan kedinginannya seperti biasa. Dengan satu klik, Gio mengencangkan helmnya.

"Gue duluan ya?" pamitnya sembari melajukan motor sportnya meninggalkan Ineke di parkiran itu. Ineke hanya menganggukan kepalanya, dia harus berkali-kali sadar kalau Gio tidak memiliki perasaan yang sama seperti dia. Buktinya cuek banget, juga sangat dingin.

"Woiii.." bentak Leon mengagetkan Ineke yang masih termenung di parkiran sekolah.

"Kampret lo." omel Ineke tidak bisa menahan rasa kesalnya.

"Lagian kenapa sih lo ngelamun gitu?" tanya Leon.

"Kepo." jawab Ineke singkat lalu meninggalkan Leon yang kesal sendiri.

"Al, bareng gue yuk!" ajak Leon. Dia memang udah naksir sama Alenka.

"Makasih Leon, tapi gue bareng sama Ellena kok." Alenka menolak dengan sopan, dia tidak mau melukai hati orang lain.

Dengan tegak, Leon mengerti arti penolakan Alenka. Bukan pertama kali dia ditolak oleh Alenka. Tapi tetap aja dia tidak mau menyerah untuk mendekati Alenka. Leon sebenarnya juga berencana menembak Alenka, tapi dia takut ditolak sama Alenka. Bukannya pesimis, tapi setiap kali dia ingin mengantar Alenka pulang aja selalu ditolak. Apalagi kalau sampai nembak.

"Kenapa lo nyet, manyun gitu?" tanya Rama menjitak kepala Leon pelan.

"Gue mau anterin Alenka tapi-"

"Ditolak lagi?" seru Boy dan Rama bersamaan. Mereka berdua semakin terbahak saat melihat wajah Leon yang kusut kayak cucian kotor.

"Nggak usah ngledek lo pada!" omel Leon menendang Rama dan Boy, tapi mereka berdua dengan sigap bisa menghindar, membuat Leon hanya menendang angin saja.

****

Malam haripun tiba. Alenka sudah bersiap dari setengah jam yang lalu. Dia menghabiskan waktu hampir dua jam untuk memilih baju yang pas untuk dia kenakan. Akhirnya pilihannya jatuh kepada dress pendek selutut berwarna biru dengan motif bulan dan bintang. Warna yang begitu cocok dengan kulitnya yang putih, dengan riasan sederhana menambah kecantikan Alenka.

Begitu terdengar suara mobil di depan rumahnya. Alenka bergegas ke balkon kamarnya untuk memastikan kalau Kiano sudah datang. Begitu seorang pria keluar dari dalam mobil, dengan mengenakan kemeja panjang, juga celana jeans panjang memakai sepatu casual yang menambah keren tampilan lelaki itu, melebarlah senyuman dibibir Alenka.

Dia bergegas mengambil tas dan turun untuk menyambut sang pujaan hati.

"Udah siap?" tanya Kiano begitu Alenka menuruni anak tangga. Sedangkan Alenka hanya tersenyum kecil dan menganggukan kepalanya.

Jujur saat itu, Kiano tidak bisa mengalihkan pandangannya dari Alenka. Dia mengagumi kecantikan wanita itu. Alenka yang biasanya berpenampilan tomboy, kali ini dia menjadi sangat feminim meskipun hanya dengan riasan tipis dan juga dresa pendek.

"Kenapa sih kak?" tanya Alenka merasa gugup karena Kiano terus aja menatapnya.

"Kamu cantik banget." puji Kiano membuat Alenka semakin tersipu.

"Kan cewek pasti dong cantik, mana ada cewek ganteng." Kiano tertawa mendengar jawaban yang konyol dari Alenka.

"Al, gimana jawaban pertanyaan aku waktu itu?" Kiano mengingatkan Alenka akan pernyataan cintanya beberapa hari yang lalu. Waktu itu Alenka memang tidak langsung menjawab, tapi meminta waktu untuk berpikir.

"Pertanyaan yang mana ya kak?" Alenka berpura-pura tidak ingat. Maksud jelas, dia ingin Kiano menyatakan cintanya lagi.

Kiano tersenyum kecil lalu kemudian dia meraih tangan Alenka. "Kamu mau nggak jadi pacar aku?" ucap Kiano mengulang ucapannya tempo hari.

Kiano merasakan tangan Alenka yang semakin dingin. Juga dia melihat wajah Alenka yang memerah. Dengan masih fokus menyetir Kiano kembali bertanya dengan pelan,"kamu mau nggak jadi pacar aku?"

Alenka tidak bisa menyembunyikan rasa bahagianya, dengan satu anggukan kepala dia menerima Kiano menjadi pacarnya. "Aku mau kak." jawabnya pelan.

"Makasih sayank." ucap Kiano juga bahagia sembari mencium tangan Alenka.

Saat diacara reunian itu, Kiano dengan bangga memperkenalkan Alenka sebagai pacarnya kepada semua teman-temannya. Termasuk kepada seorang wanita cantik bernama Nikita, yang adalah mantan kekasih Kiano.

"Gue Nikita, mantan terindahnya Kiano." ucap Nikita sedikit memprovokasi Alenka.

"Aku Alenka kak, pacarnya Kiano sekarang." Alenka dengan santai menghadapi provokasi dari Nikita.

"Nggak usah bangga dulu, palingan lo cuma seminggu bertahan jadi pacar Kiano, dia kan nggak bisa move on dari gue." ucap Nikita dengan lagak sombongnya. Saat itu Kiano sedang ngobrol dengan teman-temannya.

"Kak aku cuma mau bilang aja, kalau tidak ada yang namanya mantan terindah, kalau terindah nggak mungkin dong jadi mantan?" ucap Alenka masih dengan santai.

Dia tidak mau merusak hubungan yang baru aja terjalin hanya karena provokasi seseorang, apalagi mantan. Prinsip Alenka, selama dia tidak melihat atau mendengar dengan mata atau telinganya sendiri, dia tidak akan percaya dengan ucapan orang. Dia hanya percaya dengan apa yang dia lihat. Prinsip seperti itulah yang membuat dia tidak mau berpikir negatif terhadap orang lain selama orang itu baik ke dia.

Terpopuler

Comments

IK

IK

keren prinsip nya Allenka...

2023-01-07

0

Titi Kartika

Titi Kartika

Good job al

2021-08-14

1

AnnyeongHasyou

AnnyeongHasyou

Masih banyak typo thor,tapi gpp kok

2021-08-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!