Bab 4 ( Melayani Suami )

Sesuai rencana sebelumnya, siang itu mereka akan berbelanja bulanan. Alex telah bersiap mengenakan kemeja biru muda juga celana selutut yang membuatnya tampak begitu tampan, apalagi didukung dengan perawakannya yang tinggi dan atletis. Perpaduan sempurna yang diturunkan dari kedua orang tuanya. Dan bukan hanya fisiknya saja yang memukau, sifatnya pun tak jauh berbeda dari kedua orang tuanya. Banyak yang mengatakan Alex kadang terlalu baik dan royal, sehingga banyak para gadis sering salah mengartikan dan merasa diberikan harapan palsu olehnya. Membuatnya kadang bingung harus bersikap seperti apa pada mereka.

"Pandan, kenapa belum siap-siap?" tanya Alex keheranan sembari menguncir rambutnya yang lumayan panjang itu.

"Aku sudah siap," jawab Pandan singkat tanpa menoleh dari tayangan infotainment di televisi.

"Dengan penampilan seperti itu?" Alex memperhatikan Pandan yang masih mengenakan baju yang dipakai sebelumnya, kaos berwarna putih dengan celana bahan selutut.

"Hemmm. Memangnya penampilan seorang pembantu biasanya seperti apa?" Suara lembut dipadu dengan wajah dingin itu begitu sempurna menohok perasaan Alex. Ia merasa tersindir sekaligus merasa bersalah karena mengenalkan Pandan sebagai asisten rumah tangganya. Tapi mau bagaimana lagi, ia tidak mungkin tiba-tiba mengatakan sudah menikah dan Pandan adalah istrinya bukan?

"Hei, kamu marah?" Alex mendekat.

"Tidak." Pandan masih saja bicara tanpa menoleh padanya.

"Kalau tidak marah, kenapa bicaramu begitu?" Kini ia ikut duduk disofa, disebelah Pandan. Meski tetap mengambil jarak.

"Begitu bagaimana?" Pandan malah melempar pertanyaan sembari melirik tajam laki-laki yang duduk disampingnya itu. Apa-apaan tatapannya itu? Batin Alex.

"Kamu marah karena aku mengatakan kamu asisten rumah tanggaku?"

"Kalau sudah tahu buat apa bertanya?" tanyanya dingin.

"Ya ampun, Pandan. Please, mengertilah ... aku tidak mungkin mengatakan bahwa aku tiba-tiba menikah dan kamu adalah istriku. Aku belum siap."

"Tapi setidaknya kamu bisa mencari alasan lain selain mengatakan aku adalah pembantumu." Baru kali ini ia melihat Pandan melawan seperti ini. Biasanya ia selalu diam dan tenang seperti air kolam. Tapi begitu diusik sedikit saja, ternyata ia bisa meluap-luap juga.

"Memangnya ada alasan yang lebih masuk akal selain mengatakan kamu adalah pembantuku?" Alex ikut terbawa suasana.

"Oh ... jadi kamu mau bilang kalau wajahku itu sangat cocok menjadi pembantu?"

"Ya ampun ... bukan begitu ...." Alex mengusap tengkuknya, kehilangan kata-kata.

"Bukan begitu bagaimana? Kenyataannya memang kamu berpikir seperti itu bukan?" sinis Pandan.

"Astaga ... terus kamu maunya bagaimana? Kamu mau aku mengakuimu sebagai istriku begitu? Oke, kalau itu mau kamu ... tapi lakukan dulu tugas kamu sebagai seorang istri, baru aku akan mengakuimu di depan semua orang ...," tantang Alex. Ia hanya ingin menggertak Pandan saja sebenarnya.

"Tugas? Tugas apa? Melayanimu ditempat tidur? Bukankah semalam kamu menolaknya padahal aku sudah menawarimu?" Pandan tak mau kalah. Ia tak ingin diremehkan hanya karena ia seorang gadis desa yang miskin.

Alex membelalak kaget. Tak ia sangka Pandan akan mengatakan hal itu.

"Hah, Kapan aku menolaknya? Bukannya kamu yang malah tidur lebih dulu, bahkan menutupi seluruh tubuhmu itu ...." Ya ampun ... pertengkaran macam apa ini. Alex gusar.

"Oke. Kamu mau aku melayanimu, kalau begitu ayo kita lakukan sekarang ...." Pandan tak gentar. Ia menarik ke atas kaos putihnya ke atas dan membuangnya ke atas sofa. Menyisakan dirinya yang masih mengenakan tanktop putih dan bra merah didalamnya.

Alex meneguk salivanya susah payah. Ia tak menyangka Pandan si gadis desa itu akan bertindak sejauh itu. Bagaimanapun ia laki-laki normal, melihat pemandangan seperti itu dihadapannya dan lagi mereka sudah sah melakukannya tentu saja menyulut sesuatu didalam dirinya.

"Ayo." Pandan mengacungkan jari tengahnya, menantang Alex yang masih termangu. Mendapat tantangan seperti itu tentu saja Alex tak mau kalah. Dia pikit aku takut? Batinnya.

"Oke!" Ia pun melepaskan kancing kemeja birunya dan melemparkan ke sembarang arah. Menampilkan tubuh atletisnya yang begitu menggoda kaum hawa.

"Buka semuanya ...." Kini gantian Alex yang mengacungkan jari tengahnya.

Pandan menutupi kegugupannya. Ia tidak boleh terlihat polos dan lemah. Kemudian ia menarik ke atas tanktop putihnya dan menyisakan bra merahnya saja.

Alex membulatkan matanya melihat pemandangan menggiurkan itu. Ini serius? Batinnya. Tapi ia juga tak mau terlihat seperti laki-laki polos didepan gadis desa itu.

"Oke." Tangannya bergerak sensual membuka pengait celana dipinggangnya. Menurunkan resletingnya perlahan dengan sedikit gemetar.

Pandan pura-pura tenang, padahal hatinya pun ketar-ketir dan jantungnya sudah berdisko ria didalam sana.

Ting Tong! Ting Tong! Ting Tong!

Suara bel yang berbunyi beruntun mengurai ketegangan diantara pasangan pengantin baru itu. Spontan keduanya mencari pakaian masing-masing dan mengenakannya kembali secepat kilat. Pandan beringsut menuju ke dapur untuk minum sementara Alex melangkah ke depan membuka pintu dengan terburu-buru.

***

Tamu kedua untuk hari ini. Seorang wanita cantik, dengan rambut ikal yang indah. Sekilas melihat, Pandan menilai wajahnya begitu mirip dengan Alex dan ternyata memang benar wanita itu adik kandungnya. Namanya Bunga Lilian.

Mereka kini tengah duduk diruang santai, dengan Bunga yang menatap dua sejoli itu dengan menyangga dagunya, menelisik kedekatan macam apa yang dimiliki Kakaknya dengan wanita muda yang terlihat begitu sederhana namun cantik itu.

"Kalian pacaran ya?" tanyanya.

"Iya ...." ( Alex)

"Tidak ...." (Pandan)

Keduanya menjawab bersamaan dengan jawaban yang berbeda, membuat Bunga begitu penasaran.

Alex dan Pandan saling melirik menyalahkan jawaban lawannya.

"Hei, jadi sebenarnya kalian pacaran apa nggak?" Bunga semakin penasaran melihat interaksi keduanya yang begitu lucu, ingin membuatnya tertawa.

"Tidak ...." (Alex)

"Iya ...." (Pandan)

Jawab keduanya secara bersama dengan jawaban berbeda lagi. Hingga akhirnya mereka saling melotot dan saling menyalahkan lagi.

"Ya ampun, kalian lucu banget sih ... jangan bilang kalau kalian lagi berantem?" tanya Bunga lagi.

Namun karena takut salah bicara. Malah keduanya sama-sama diam tak ada yang menjawab.

"Tapi kamu jangan bilang apa-apa dulu ke Mami sama Papi, Bunga." Alex akhirnya yang bersuara. Ia takut adiknya yang selalu menyudutkannya untuk segera menikah itu mengadu ke orang tuanya dan membuat mereka berharap banyak. Padahal ia sendiri tidak tahu bagaimana menjalani hubungannya dengan Pandan sekarang. Mereka bahkan baru saja kenal dan tiba-tiba menikah seperti ini.

"Ciee ... tenang, aku bisa jaga rahasia kok. Namanya siapa Kak?" Bunga beralih menatap Pandan.

"Pandan," jawab Pandan singkat.

"Unik namanya, sama kaya Mami hihi. Pasti Mami sama Papi seneng banget kalau tahu ...."

"Hei, sudah ku bilang. Jangan bicara macam-macam dulu ke Mami." Alex mengingatkan.

"Iya, Bawel," dumel Bunga.

"Terus kamu kesini ada perlu apa?"

"Ya ampun Kak ... mau ke rumah saudara sendiri memang harus ada alasan gitu." Bunga memutar bola matanya malas.

"Biasanya kamu jarang keluyuran, kan jam segini. Sibuk sama suami kamu dikantor," jelas Alex.

"Iya. Makanya aku bela-belain kesini buat Mami. Dia khawatir sama Kakak, kenapa tiba-tiba batal pulang padahal bilangnya sudah berangkat, takutnya Kakak kenapa-kenapa." Bunga menjelaskan maksud kedatangannya.

"Ya ampun, padahal aku sudah kasih kabar semalam." Tak heran sebenarnya. Alex sangat tahu, orang tuanya, terutama ibunya. Masih saja menganggap anak-anaknya bocah kecil dan sering khawatir berlebihan.

"Ya kaya nggak tahu aja Mami gimana. Baiklah, karena aku sudah tahu Kakakku yang ganteng ini baik-baik saja dan sedang asyik pacaran. Aku pamit dulu deh takut ganggu. Kapan-kapan ajak ke rumah ya ...." Bunga mengerlingkan matanya pada dua sejoli yang saling melirik satu sama lain itu.

"Iya, nanti aku bawa Pandan main ke tempat kamu," sahut Alex asal yang penting adiknya segera pergi dari rumahnya.

"Yang ini serius kan Kak? Nggak main-main lagi, ntar tahu-tahu berapa hari sudah putus," bisik Bunga pada Kakaknya itu. Namun masih bisa Pandan tangkap melalui indera pendengarannya.

Alex melirik Pandan yang setengah menunduk tanpa ekspresi. Ia takut perkataan adiknya menyinggungnya. Padahal ia sendiri tidak tahu seperti apa hubungan yang terjalin diantara mereka berdua, meski faktanya mereka sudah menikah.

"Sudah sana pulang," usir Alex.

"Iya, iya ini juga mau pulang. Calon Kakak ipar, adik pulang dulu ya," pamit Bunga lalu mencium kedua pipi Pandan yang diam kaku. Karena tak biasa melakukannya.

"Iya." Pandan tersenyum tipis. Lalu ikut mengantarkan Bunga untuk pulang sampai didepan pintu.

Setelah tinggal mereka berdua. Suasana canggung langsung melingkupi keduanya.

***

Sorry ya guys ...

Ini cerita ringan dan lucu-lucuan

Bukan yang menguras emosi jiwa dan air mata ...

Gak tahu nanti, sih ... tergantung haluanku kemana hihihi ...

Jangan lupa like komen vote ❤❤❤

Terpopuler

Comments

Tety Badiah

Tety Badiah

ya ampun bengek.. 🤣🤣🤣😂😂😂🤣🤣

2022-09-14

0

Qeisha A.F Ladyjane

Qeisha A.F Ladyjane

ayo Yo mampir
seru looo

2022-04-12

2

Moelyanach

Moelyanach

lucu2 udah pd buka2an eh pd nyari baju msng2 kebayang deh gmn konyolnya

2022-02-06

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 (Gara-Gara Google Map)
2 Bab 2 ( Aku Ingin Tidur denganmu )
3 Bab 3 (Mau minum apa?)
4 Bab 4 ( Melayani Suami )
5 Bab 5 ( Hanya Bercanda )
6 Bab 6 ( Apa Kamu Manusia? )
7 Bab 7 ( Aku Laki-Laki Normal )
8 Bab 8 ( Ajakan Kencan )
9 Bab 9 ( Suaminya Aku Sendiri )
10 Bab 10 ( Bukannya Tadi Sudah )
11 Bab 11 ( Aku Juga Mau)
12 Bab 12 ( Suamiku Sayang )
13 Bab 13 ( Memberikannya Sebelum Kamu Pergi )
14 Pengumuman
15 Bab 14 ( ENTAH APA YANG MERASUKIMU? )
16 Bab 16 ( Tuan Alex )
17 Bab 17 ( Cacing Kepanasan )
18 Bab 18 ( Berikan Semua Hartamu! )
19 Bab 19 ( Kasbon dikantor Sendiri )
20 Bab 20 ( Rasa Bersalah )
21 Bab 21 ( Wanita Lain )
22 Bab 22 ( Aku Mengantuk )
23 Bab 23 ( Bau Rokok )
24 Bab 24 ( Makan yang Banyak )
25 Bab 25 ( Bidadari )
26 Bab 26 ( Menjaga Hati )
27 Bab 26 ( Rocker Dadakan )
28 Pengumuman Visual
29 Bab 29 ( Rindu )
30 Bab 30 ( Karyawan Baru )
31 Bab 31 ( Pelangi diatas Danau )
32 Bab 32 ( Dipukul Dimana? )
33 Bab 33 ( Menginginkannya )
34 Bab 34 ( Berpisah Sejenak )
35 Bab 35 ( Masa Lalu Ibu)
36 Bab 36 ( Berkumpul dengan Keluarga )
37 Bab 37 ( Ingin Sendiri )
38 Bab 38 ( Kenapa? )
39 Bab 39 ( Kekecewaan yang menguap )
40 Bab 40 ( Ada Apa? )
41 Bab 41 ( Aku Harus Bagaimana? )
42 Bab 42 ( Memilih )
43 Bab 43 ( Siapa Dia? )
44 Bab 44 ( Perasaan Hancur )
45 Bab 45 ( Menjadi Istrimu yang Sesungguhnya )
46 Bab 46 ( Dunia Milik Kita Berdua )
47 Bab 47 ( Menginginkannya lagi )
48 Bab 48 ( Rencana Bulan Madu )
49 Bab 49 ( Saat Berkumpul )
50 Bab 50 ( Buktikan Kesetiaanmu )
51 Bab 51 ( Butuh Sandaran )
52 Bab 52 ( Percaya )
53 Bab 53 ( Perasaan aneh )
54 Bab 54 ( Tawanya )
55 Bab 55 ( Rasanya )
56 Bab 56 ( Gaya Baru )
57 Bab 57 ( Kesal )
58 Bab 58 ( Sikap Pandan )
59 Bab 59 ( Tetap Setia )
60 Bab 60 ( Rencana Bulan Madu )
61 Bab 61 ( Percobaan Terakhir? )
62 Bab 62 ( Obat perangsang )
63 Bab 63 ( Harus bagaimana? )
64 Bab 64 ( Hadiah Terindah )
65 Bab 65 ( Bertengkar )
66 Bab 66 ( Cemburu again )
67 Bab 67 ( Pulang Kampung )
68 Bab 68 ( Malam Mencekam )
69 PENGUMUMAN
70 Bab 70 ( ENDING )
71 Pengumuman
72 SEASON 2 ( KEPUTUSAN )
73 SEASON 2 ( AWAL MULA )
74 SEASON 2 ( Ayo Membuat Anak yang Lucu )
75 SEASON 2 ( JIKA SUDAH TIDAK PERAWAN? )
76 SEASON 2 ( Bertemu )
77 SEASON 2 ( TENTANG OLIVIA )
78 SEASON 2 ( MULAI BEKERJA )
79 SEASON 2 ( Bagaimana kalau hamil? l
80 SEASON 2 ( CEMBURU BUTA )
81 SEASON 2 ( Jodoh yang Baik )
82 SEASON 2 ( SYARAT )
83 SEASON 2 ( KECEWA )
84 SEASON 2 ( Maukah menikah dengan saya? )
85 SEASON 2 ( PILIH SIAPA )
86 SEASON 2 ( CEMBURU )
87 SEASON 2 ( Cantik )
88 SEASON 2 ( Ke Rumah )
89 SEASON 2 ( ULANG TAHUN )
90 SEASON 2 ( Acuh )
91 SEASON 2 ( GALAU )
92 SEASON 2 ( DILEMA )
93 SEASON 2 ( MUAL )
94 SEASON 2 ( Jujur )
95 SEASON 2 ( Dimana Olivia? )
96 SEASON 2 ( TOLONG )
97 SEASON 2 ( Tak Percaya diri )
98 SEASON 2 ( GANTI RUGI )
99 SEASON 2 ( FAKTA )
100 SEASON 2 ( Duka )
101 SEASON 2 ( BERSAMAMU )
102 SEASON 2 ( RAGU )
103 SEASON 2 ( TIDAK TEPAT )
104 SEASON 2 ( GARA-GARA ZACK )
105 SEASON 2 ( MALAM KEDUA )
106 SEASON 2 ( ANAK )
107 SEASON 2 ( KEMESRAAN PASUTRI )
108 PENGUMUMAN
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Bab 1 (Gara-Gara Google Map)
2
Bab 2 ( Aku Ingin Tidur denganmu )
3
Bab 3 (Mau minum apa?)
4
Bab 4 ( Melayani Suami )
5
Bab 5 ( Hanya Bercanda )
6
Bab 6 ( Apa Kamu Manusia? )
7
Bab 7 ( Aku Laki-Laki Normal )
8
Bab 8 ( Ajakan Kencan )
9
Bab 9 ( Suaminya Aku Sendiri )
10
Bab 10 ( Bukannya Tadi Sudah )
11
Bab 11 ( Aku Juga Mau)
12
Bab 12 ( Suamiku Sayang )
13
Bab 13 ( Memberikannya Sebelum Kamu Pergi )
14
Pengumuman
15
Bab 14 ( ENTAH APA YANG MERASUKIMU? )
16
Bab 16 ( Tuan Alex )
17
Bab 17 ( Cacing Kepanasan )
18
Bab 18 ( Berikan Semua Hartamu! )
19
Bab 19 ( Kasbon dikantor Sendiri )
20
Bab 20 ( Rasa Bersalah )
21
Bab 21 ( Wanita Lain )
22
Bab 22 ( Aku Mengantuk )
23
Bab 23 ( Bau Rokok )
24
Bab 24 ( Makan yang Banyak )
25
Bab 25 ( Bidadari )
26
Bab 26 ( Menjaga Hati )
27
Bab 26 ( Rocker Dadakan )
28
Pengumuman Visual
29
Bab 29 ( Rindu )
30
Bab 30 ( Karyawan Baru )
31
Bab 31 ( Pelangi diatas Danau )
32
Bab 32 ( Dipukul Dimana? )
33
Bab 33 ( Menginginkannya )
34
Bab 34 ( Berpisah Sejenak )
35
Bab 35 ( Masa Lalu Ibu)
36
Bab 36 ( Berkumpul dengan Keluarga )
37
Bab 37 ( Ingin Sendiri )
38
Bab 38 ( Kenapa? )
39
Bab 39 ( Kekecewaan yang menguap )
40
Bab 40 ( Ada Apa? )
41
Bab 41 ( Aku Harus Bagaimana? )
42
Bab 42 ( Memilih )
43
Bab 43 ( Siapa Dia? )
44
Bab 44 ( Perasaan Hancur )
45
Bab 45 ( Menjadi Istrimu yang Sesungguhnya )
46
Bab 46 ( Dunia Milik Kita Berdua )
47
Bab 47 ( Menginginkannya lagi )
48
Bab 48 ( Rencana Bulan Madu )
49
Bab 49 ( Saat Berkumpul )
50
Bab 50 ( Buktikan Kesetiaanmu )
51
Bab 51 ( Butuh Sandaran )
52
Bab 52 ( Percaya )
53
Bab 53 ( Perasaan aneh )
54
Bab 54 ( Tawanya )
55
Bab 55 ( Rasanya )
56
Bab 56 ( Gaya Baru )
57
Bab 57 ( Kesal )
58
Bab 58 ( Sikap Pandan )
59
Bab 59 ( Tetap Setia )
60
Bab 60 ( Rencana Bulan Madu )
61
Bab 61 ( Percobaan Terakhir? )
62
Bab 62 ( Obat perangsang )
63
Bab 63 ( Harus bagaimana? )
64
Bab 64 ( Hadiah Terindah )
65
Bab 65 ( Bertengkar )
66
Bab 66 ( Cemburu again )
67
Bab 67 ( Pulang Kampung )
68
Bab 68 ( Malam Mencekam )
69
PENGUMUMAN
70
Bab 70 ( ENDING )
71
Pengumuman
72
SEASON 2 ( KEPUTUSAN )
73
SEASON 2 ( AWAL MULA )
74
SEASON 2 ( Ayo Membuat Anak yang Lucu )
75
SEASON 2 ( JIKA SUDAH TIDAK PERAWAN? )
76
SEASON 2 ( Bertemu )
77
SEASON 2 ( TENTANG OLIVIA )
78
SEASON 2 ( MULAI BEKERJA )
79
SEASON 2 ( Bagaimana kalau hamil? l
80
SEASON 2 ( CEMBURU BUTA )
81
SEASON 2 ( Jodoh yang Baik )
82
SEASON 2 ( SYARAT )
83
SEASON 2 ( KECEWA )
84
SEASON 2 ( Maukah menikah dengan saya? )
85
SEASON 2 ( PILIH SIAPA )
86
SEASON 2 ( CEMBURU )
87
SEASON 2 ( Cantik )
88
SEASON 2 ( Ke Rumah )
89
SEASON 2 ( ULANG TAHUN )
90
SEASON 2 ( Acuh )
91
SEASON 2 ( GALAU )
92
SEASON 2 ( DILEMA )
93
SEASON 2 ( MUAL )
94
SEASON 2 ( Jujur )
95
SEASON 2 ( Dimana Olivia? )
96
SEASON 2 ( TOLONG )
97
SEASON 2 ( Tak Percaya diri )
98
SEASON 2 ( GANTI RUGI )
99
SEASON 2 ( FAKTA )
100
SEASON 2 ( Duka )
101
SEASON 2 ( BERSAMAMU )
102
SEASON 2 ( RAGU )
103
SEASON 2 ( TIDAK TEPAT )
104
SEASON 2 ( GARA-GARA ZACK )
105
SEASON 2 ( MALAM KEDUA )
106
SEASON 2 ( ANAK )
107
SEASON 2 ( KEMESRAAN PASUTRI )
108
PENGUMUMAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!