Mereka sampai di Jakarta sore harinya. Alex menoleh pada Pandan yang tertidur dengan begitu lelapnya dijok sampingnya. Laki-laki itu menggeleng-gelengkan kepalanya, melihat gadis belia itu, yang saat tidur pun gayanya tetap cool habis.
Baru kali ini ia melihat wanita desa dengan gaya dan ekspresi seperti itu. Biasanya, saat ia pulang ke kampung halaman orang tuanya. Ia pasti menjadi pusat perhatian gadis-gadis disana. Bahkan emak-emak pun tak mau kalah mencubitinya gemas, bahkan sampai meminta berfoto dengannya. Padahal dia bukan artis, tapi mereka bilang ia jauh lebih tampan dari artis sinetron di TV.
"Pandan?" Baru sekali panggil dan menepuk pundaknya saja, gadis berkulit putih dengan rambut lurus panjang sepunggung itu langsung terbangun.
"Sudah sampai," jelas Alex.
"Iya," jawabnya tanpa tambahan kalimat apa pun. Alex benar-benar takjub. Benar-benar berbeda dengan gadis-gadis yang ia kenal selama ini.
Saat turun. Alex berharap Pandan akan kagum dengan rumahnya yang terlihat mewah dengan gaya klasik modern yang di dominasi warna putih itu. Biasanya orang dari kampung akan bereaksi seperti itu bukan?
Namun lagi-lagi, ia dibuat kecewa. Gadis belia itu tak menunjukkan ekspresi apapun. Malah menoleh padanya seolah mengatakan kenapa tak kunjung membuka pintu dan menyuruhnya masuk, ia sudah lelah. Begitu Alex membaca ekspresinya.
"Wahhh ...," gumam Alex seraya maju membuka pintu rumahnya. Ia tinggal seorang diri dirumah berlantai satu itu. Ia bahkan tak menggunakan jasa ART dan memilih membersihkan rumah sendiri. Bersih-bersih adalah salah satu hobinya. Melihat rumahnya berhasil ia sulap menjadi mengkilat dan rapi hasil kerja kerasnya sendiri, memberi Alex kepuasan tersendiri. Sementara untuk baju, ia memilih membawanya ke laundry.
Ruang tamu, ruang santai serta area makan rumahnya sengaja ia rancang menjadi satu tanpa sekat. Sehingga memberi kesan luas dan lapang.
"Kamarku dimana?" tanya Pandan tanpa basa-basi. Ia ingin sekali beristirahat karena meskipun sudah tidur dimobil tadi, ia masih merasa lelah. Karena sejak kemarin pulang bekerja larut malam, ia belum bisa tidur dengan nyenyak sampai kini.
"Ehm ... kamu mau tidur sendiri atau ... dengan saya?" Alex sengaja memberikan pertanyaan pancingan. Dan benar saja, Pandan langsung menatap tajam padanya. Namun akhirnya jawaban gadis itu malah membuatnya ketar-ketir sendiri.
"Saya ingin tidur dengan kamu," jawabnya tanpa ekspresi.
"Ya?" Alex membelalak kaget.
"Kenapa? Kita suami istri bukan?" Pandan menantang balik.
"Ka-kamu serius? Saya laki-laki normal lho. Bagaimana kalau saya khilaf dan menerkam kamu tiba-tiba." Alex menantang balik.
"Ya lakukan saja ..." jawab Pandan santai, tanpa beban. Justru Alex yang shock berat.
Gila. Ini bocah benar-benar menantangku rupanya. Oke. Aku akan memenuhi keinginan kamu, Gadis Desa!
Alex memang dekat dengan banyak wanita, tapi ia belum pernah menjalin hubungan serius dengan salah satu dari mereka. Ia hanya bermain-main saja tapi tak pernah sampai melakukan zina, seperti teman-temannya. Itu karena didikan orang tuanya tentang agama cukup dalam. Makanya ia benar-benar menjaga diri untuk tidak bertindak terlalu jauh.
"Disitu kamarku." Alex meminta Pandan mengikutinya.
"Barang-barang kamu taruh di walk in closet saja disebelah," lanjut Alex begitu mereka sampai dikamar. Pandan tak mengatakan apapun tapi ia mengerti dan mengikuti apapun yang Alex katakan padanya. Biarpun ia hanya seorang gadis kampung, tapi jaringan internet sudah menjangkau rumahnya dan ia sering menghibur diri dengan menonton youtube melalui smartphone miliknya. Jadi ia tak bingung dengan penjelasan yang Alex berikan padanya.
Selesai mandi dan mengganti bajunya. Pandan langsung merebahkan dirinya dikasur. Ia lelah tapi juga lapar sekarang. Ia pun bangun dan keluar. Matanya menangkap pria yang saat ini telah menjadi suaminya itu menyiapkan makan malam untuk mereka.
"Kemarilah!" Panggil Alex yang melihat Pandan hanya berdiri saja didepan pintu kamarnya.
Pandan berjalan mendekat ke meja makan, menarik kursi dan duduk manis menyaksikan Alex menyajikan semangkuk mie instan sebagai makan malam mereka.
"Sorry, kulkas sengaja aku kosongkan karena rencananya aku akan dirumah orang tuaku cukup lama. Hanya ada mie instan saja. Aku sudah sangat lapar soalnya. Tapi aku juga sudah pesan makanan, siapa tahu nanti malam kita kelaparan," jelas Alex sembari ikut duduk.
"Iya," jawab Pandan selalu dengan jawaban singkatnya.
Mereka menikmati makan malam dalam diam. Pandan begitu fokus dengan makanannya. Berbeda dengan Alex yang sesekali melirik mengamati gadis desa yang baru saja ia nikahi itu. Meski berasal dari desa, harus Alex akui Pandan memang cantik, sangat cantik malahan. Cara berpakaiannya pun lumayan bagus, meski tentu saja baju yang dipakainya bukan barang bermerk seperti yang teman wanitanya pakai. Tidak kumal dan begitu rapi.
"Apa ada yang aneh?" Tiba-tiba Pandan berucap dan menatap Alex yang salah tingkah karena ketahuan memperhatikan gadis yang duduk dihadapannya itu.
"Oh ... sorry, jangan salah paham dulu,"ucap Alex tergagap.
"Saya tidak salah paham," jawab Pandan kemudian. Ekspresi berbicara Pandan tiba-tiba saja terasa begitu menarik untuk Alex simak. Wajah dingin nan sayu itu seperti sebuah pemandangan yang begitu indah dimatanya. Perasaan macam apa ini? Alex berusaha menepisnya.
"Oh itu ... aku mau minta maaf," ucap Alex kemudian.
"Untuk?"
"Ya karena kamu berusaha menolongku, warga jadi salah paham dan kita harus menikah seperti ini ...." Sejujurnya Alex cukup merasa bersalah karena hal itu.
"Ohhh ...." Hanya itu yang keluar dari mulut Pandan. Membuat Alex ternganga tak mengerti dengan jawaban singkatnya. Apa artinya kata oh itu? Apa ia dimaafkan atau tidak, tidak ada kelanjutannya. Pandan diam menikmati makanannya. Padahal sebenarnya ia tengah memikirkan sesuatu meskipun wajahnya terlihat seperti tak memiliki beban sama sekali.
"Boleh aku meminta sesuatu ...." Pandan membuka suara dan Alex menghentikan makannya demi mengetahui apa yang akan dikatakan gadis itu padanya. Setiap kalimat yang keluar dari bibirnya terasa begitu menarik menurut Alex.
"Apa?"
"Bisa tolong carikan aku pekerjaan," ucapnya. Pandan pikir Alex memiliki koneksi untuk memasukkannya bekerja, dikantornya misalnya. Meskipun hanya menjadi seorang office girls pun tak masalah. Ia masih baru dikota besar ini dan mencari pekerjaan takkan akan mudah. Seiring berjalannya waktu ia bisa mencari pekerjaan yang lain nantinya.
Alex tercengang mendengar permintaan Pandan. Sebenarnya apa yang ada diotak gadis ini. Padahal ia sudah menikah dengan pria mapan dan tampan sepertinya. Tapi ia malah meminta dicarikan pekerjaan olehnya. Oke. Pernikahan mereka memang tanpa cinta tapi ia bisa saja meminta uang atau barang mewah, sebagai ganti kerugiannya karena terpaksa harus menikah dengan pria yang coba ditolongnya. Tapi ia malah meminta pekerjaan?
Wahhh ... tapi tunggu, bisa menikahi laki-laki baik dan mapan seperti dirimu itu harusnya sebuah keberuntungan besar bukan kerugian, Alex! Lihat saja berapa banyak teman wanitamu yang memohon meminta kepastian hubungan padamu, tapi kamu abaikan, batinnya.
"Kamu mau pekerjaan seperti apa?" tanyanya kemudian.
"Apa saja. Aku cuma lulusan SMA," jelasnya.
"Ehmm ... dikantorku sedang banyak lowongan pekerjaan. Besok kamu siap-siap saja."
"Terima kasih," ucap Pandan tulus, kali ini ia bahkan menyematkan sebuah senyuman meski "sangat" tipis sekali. Namun sudah berhasil membuat Alex terkesima bahkan ikut tersenyum karenanya.
Selesai makan, Pandan membersihkan tempat makan juga dapur. Sementara Alex langsung menuju kamarnya. Tak lama Pandan pun menyusul karena ia juga kelelahan ingin membaringkan tubuhnya ditempat yang nyaman. Sejenak, ia ragu melangkah menuju kamar itu tapi kemudian ia menarik nafas panjang. Menenangkan dirinya bahwa tidak akan terjadi hal apapun diantara mereka. Seorang pria kota sempurna seperti Alex tidak mungkin tertarik dengan gadis desa sepertinya.
Pandan membuka pintu, dilihatnya Alex tengah berbaring sembari memainkan ponselnya. Sejenak menghentikan aktivitasnya, mengetahui dirinya masuk ke dalam kamar. Pandan berjalan mendekat dan ikut berbaring disamping Alex yang terlihat tegang. Meskipun ia merasakan hal yang sama, tapi Pandan begitu pandai menutupinya. Ia menarik selimut dan tidur dengan tenang.
"Pandan," ucapnya.
"Hemm?" Pandan kembali membuka matanya.
"Aku tidak bisa tidur kalau lampunya terang."
"Matikan saja." Pandan kembali memejamkan matanya.
Alex mengambil remote dari laci dan mematikan lampu kamar dan menggantinya dengan lampu tidur.
Tapi kemudian, ia merasa ada yang mengganjal. Oh, iya ... makanan yang ia pesan belum juga datang. Bagaimana nanti kalau ia ketiduran.
"Pandan," panggilnya lagi.
"Hemm?" Pandan kembali membuka matanya dan menoleh pada Alex yang menghadap kepadanya.
"Makanan yang tadi ku pesan belum datang. Kalau nanti kamu mendengar suara bel, tolong bangunkan aku."
"Iya."
Hening. Pandan memejamkan matanya, namun sebenarnya tak jua bisa tidur. Begitupun Alex yang belum terbiasa tidur dengan perempuan disisinya. Ya Tuhan, bagaimana pun ia laki-laki normal dan yang tidur bersamanya adalah seseorang yang sudah sah disentuhnya. God, aku pasti sudah gila memikirkan hal yang tidak-tidak. Kami menikah karena terpaksa keadaan, jangan merusaknya, Alex. Sadar!
Alex gelisah, membolak-balikkan badannya ke kanan dan ke kiri namun matanya tak jua mau diajak tidur. Padahal tadi dimobil ia sudah sangat lelah.
"Pandan." Akhirnya ia malah memanggil Pandan lagi. Tapi tak ada sahutan.
"Pandan, kamu benar-benar sudah tidur?" Ulangnya.
Lagi. Tak ada jawaban.
Masa hanya ia yang gelisah. Alex merasa dikalahkan. Selama ini, beberapa wanita yang baru dekat beberapa hari dengannya saja, bahkan ada yang mengajaknya bercinta. Dia menolaknya karena tahu itu dilarang dalam agamanya. Tapi kini kenapa ia malah dipenuhi hasrat yang aneh. Apa karena Pandan halal untuknya? Jadi rasa penasaran yang selama ini ia simpan seperti menemukan mangsanya. Gila, gila, gila! Teriak batinnya.
Ia mencoba untuk tidur kembali. Namun tetap tidak bisa.
"Pandan." Ya Tuhan. Kenapa aku malah memanggilnya kembali. Aku pasti benar-benar sudah tidak waras.
Dan kini ia malah bergerak mendekat, menikmati wajah tenang itu. Memperhatikan detial lekuk wajahnya yang harus ia akui kesempurnaannya.
"Pandan," bisiknya, iseng saja sebenarnya. Karena ia benar-benar susah tidur.
Deg.
Alex memundurkan posisinya begitu melihat Pandan membuka mata dan menatapnya kesal.
"Kamu kenapa, sih? Kalau mau mengajakku untuk malam pertama bilang saja," ketusnya.
Duarr!!!
Alex terpaku dengan mulut ternganga. Pikiran mesumnya yang coba ia pendam dalam-dalam begitu mudah terbaca. Tidak salah bukan jika ia memiliki pikiran tersebut. Mereka halal dan tidur berdua dikasur yang sama. Tapi ia tidak mungkin mengakui hal itu.
"Ah haha ... aku hanya tidak bisa tidur saja. Kenapa kamu berpikiran sejauh itu, jangan-jangan sebenarnya kamu yang memiliki pikiran mesum itu. Iya kan?" Ia malah melempar tuduhan itu ke Pandan. Namun reaksi Pandan lagi-lagi diluar dugaan.
"Iya, aku memikirkannya. Tapi kalau kamu tidak mau ya sudah," jawabnya santai dan kembali tidur membelakangi Alex yang kembali shock berat dengan jawaban Pandan yang luar biasa.
Ya Tuhan! Aku melewatkan kesempatan besar.
Ting Tong!
Bunyi bel mengalihkan pikiran mesum Alex yang seperti mendapat lampu hijau dari Pandan. Mau tak mau ia bangkit dan membuka pintu ke depan. Pesanan makanannya datang.
Begitu ia kembali ke kamar dan ingin menawari makanan pada Pandan. Gadis belia itu sudah meringkuk dengan menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut. Bahkan kepalanya pun tak terlihat. Akhirnya ia memilih memakan makanannya sendiri. Siapa tahu setelah makan, pikiran kotornya hilang dan pastinya bisa segera tidur dengan nyenyak.
***
Jangan lupa
Like
Komen
Vote
🍔🍟 semoga menghibur 😉
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
@sulha faqih aysha💞
baru x ini aku baca novel kalau cewek itu suka menahan malu dan gugup kalau tidur bareng eh ini malah sebaliknya karakter pandan datar banget tapi aku suka dengan karakter pandan yang bawaannya cool apalagi nikah secara dadaka😃😃😃
2022-10-17
0
Ananda gita Gita
aku suka cerita tor💓💓
2022-09-30
0
Tety Badiah
baru baca dah bikin senyum2 nda jelas gini.. 😁😁😁😁☺☺😊
2022-09-14
0