Subuh itu.
"Mas Alex ...." Pandan menahan nafasnya, berusaha membangunkan Alex yang bisa-bisanya tidur memeluknya erat dengan posisi kepalanya mencium salah satu buah dadanya.
"Mas Alex." Pandan menaikkan volume suaranya, karena Alex tak jua bangun.
"Hemmm." Gumaman keluar dari bibir laki-laki itu namun tak kunjung membuka matanya jua. Malah semakin menekan dadanya yang didalamnya jantungnya sudah berdebar tak karuan.
"Mas Alex!" Pandan mulai kehilangan kesabarannya.
Alex membuka matanya. Dan ...
"Astagfirrullahalazim ...!" Ia terlonjak kebelakang, begitu menyadari posisinya menekan benda kenyal milik istrinya sendiri.
Pandan bangkit masih mempertahankan wajah dinginnya. Tanpa berkata apa pun, ia melangkah keluar kamar. Sementara Alex masih terpaku ditempatnya dengan keterkejutannya. Tapi tunggu! Bukannya biasanya wanita yang akan berteriak ketika berada pada posisi itu, kenapa malah dirinya yang berteriak?
Dunia sudah terbalik.
Alex mengusap tengkuknya keheranan. Ah, sudahlah ... sudah waktunya solat subuh. Alex menggusak rambutnya kasar dan turun dari kasur. Kemana si Pandan tadi, apa dia tidak solat?
****
Pagi ini, karena belum ada bahan makanan. Mereka sarapan dengan mie instan lagi. Rencananya nanti mereka akan berbelanja bulanan di supermarket terdekat.
Selesai sarapan, Pandan seperti biasa yang mencuci piring dan membersihkan dapur. Sementara Alex nampak sibuk dengan ponselnya. Ia masih duduk dimeja makan dan sesekali memperhatikan Pandan yang membelakanginya.
Ting Tong!
Pandan menoleh ke belakang bersamaan Alex yang juga menatap ke arahnya.
"Biar aku saja." Alex berdiri menuju pintu depan dan Pandan melanjutkan kegiatannya.
"Alex, aku kangen sama kamu!" Begitu Alex membuka pintu, seorang gadis langsung berseru, memeluk Alex dan laki-laki itu menerima saja meski tak membalasnya. Pandan dapat melihat itu dari dapur, karena memang tidak ada sekat dirumah ini.
"Kamu ngapain sih Bel. Pagi-pagi sudah ke sini?" tanya Alex dengan Nada malas. Melepas pelukan wanita itu dan melenggang masuk.
"Kemarin aku lihat mobil kamu. Kirain aku salah lihat, karena katanya kamu mau pulang kampung lama. Ternyata beneran kamu udah pulang," celotehnya riang, sembari mengikuti Alex menuju ruang santai dengan horden besar disampingnya itu.
"Terus kamu ngapain pagi-pagi ke sini?" tanyanya, masih dengan nada malas.
"Suruh siapa kamu nggak bales chat aku." Wanita bernama Bella itu nampak manyun. Namun kemudian matanya menangkap pemandangan tak biasa dirumah laki-laki yang sudah lama disukainya itu.
"Siapa dia, Al?" Bella meminta penjelasan Alex yang ikut terkejut. Karena ia melupakan keberadaan Pandan dirumahnya dan ia belum menyiapkan jawaban jika ada yang bertanya siapa Pandan sebenarnya. Sementara ia belum siap mengakui Pandan sebagai istrinya.
"Oh ... dia asisten rumah tanggaku," jawab Alex yang hanya menemukan jawaban itu dikepalanya. Pandan menghentikan langkahnya mendengar jawaban Alex. Namun ia cukup tahu diri posisinya. Segera ia menguasai diri dan mendekat pada dua sejoli yang tengah duduk diruang santai itu. Pandan dapat melihat Alex meminta maaf menggunakan isyarat matanya.
"Maaf Mbak ... mau minum apa?" Pandan bersikap layaknya seorang art, menawari tamu tuannya dengan sopan. Namun tetap saja wajah dinginnya tak pernah berubah membuat wanita bernama Bella itu menelisik dirinya dari ujung rambut hingga ujung kaki. Tapi Pandan tetap tenang dan tidak merasa tersinggung.
"Aku mau ... orange jus aja," ucapnya dengan tatapan merendahkan.
"Maaf, Mbak. Tidak ada," jawab Pandan selalu dengan ekspresinya yang menakjubkan bagi Alex.
"Lemon tea hangat deh," ucap Bella kemudian.
"Maaf. Itu juga tidak ada," jawab Pandan lagi.
"Kopi kopi deh ...," jawab Bela tak sabaran.
"Kopi juga tidak ada."
"Semua kok nggak ada, terus adanya apa?" ketus Bella.
"Adanya air putih," jawab Pandan tanpa rasa bersalah. Sementara Alex berusaha menahan senyumnya.
"Ya ampuuun ... kalau adanya air putih, ngapain pakai nawarin segala. Ya salaaaam ...." Bela memutar bola matanya malas, gedek juga, merasa dikerjai seorang pembantu.
"Jadi Mbak mau minum air putih apa tidak?" tawar Pandan lagi, masih dengan ekspresi yang sama.
"Nggak usahlah ...," ucap Bella kesal.
"Ya, sudah kalau begitu." Pandan beringsut menjauh ingin menuju kamar, dan mata jeli Bella yang mengawasinya menangkap adegan itu. Lalu histeris sendiri.
"Eh, eh, eh ... kamu mau ngapain ke kamar Alex?" seru Bella menyelidik.
Deg. Pandan lupa hal itu. Begitupun Alex yang tampak was-was. Tapi otak Pandan untungnya bisa diajak kerjasama untuk mencari alasan yang tepat. Gadis itu membalikkan badannya kembali.
"Saya ingin mengambil baju kotornya Pak Alex untuk dicuci," jawabnya.
"Ohh ... tapi bukannya kamu biasanya bawa ke laundry, Al?" Bella masih saja curiga.
"Sekarang, 'kan aku sudah punya ART Bella, buat apa aku cuci baju ke laundry lagi?" Encer juga nih otak, batin Alex bangga.
"Iya, ya ... ya udah deh sana," usirnya pada Pandan yang kemudian meneruskan langkahnya.
"Hemm ... tapi, Al. Kamu nemu dimana sih tuh pembantu. Ngeselin banget mukanya," sungut Bella lagi. Wanita satu ini memang super cerewet. Alex menahan senyumnya, karena ia pun butuh adaptasi dengan sifat dingin Pandan.
"Itu ... dia tetangganya Mami. Kasihan, disana susah cari kerja. Ya sudah, sama Mami suruh jadi asisten rumah tangga saja dirumahku. Dari dulu, kan Mami memang selalu menyuruhku menggunakan jasa ART, cuma aku belum mau." Oke. Alasan yang bagus Alex.
"Dih ... jangan-jangan karena dia muda dan cantik. Makanya kamu terima dia jadi pembantu kamu," tuduh Bella tidak suka. Harus ia akui, asisten rumah tangga Alex itu memang cantik. Bahkan dengan pakaiannya yang menurutnya murah dan kampungan itu.
"Heh, Bell. Aku itu "Jusuf Alexander" yang otaknya selalu waras. Mana mungkin aku menyukai seorang pembantu. Kamu saja aku tolak mentah-mentah ...." Alex berucap penuh penekanan.
"Iya sihhh ... tapi nggak usah bilang aku ditolak mentah-mentah dong." Bella kembali manyun.
"Memang kenyataannya begitu, Bella Sayang. Lebih baik kamu cari laki-laki lain saja, daripada mendekatiku yang jelas-jelas tidak memiliki perasaan apapun padamu." Alex ingin Bella menyerah. Wanita itu berhak menemukan kebahagiaannya bersama laki-laki lain.
"Tapi Al. Aku benar-benar cinta sama kamu. Masak sih kamu nggak ada rencana sedikitpun untuk suka sama aku gitu. Aku kurang apa coba ... wajah cantik, body udah kaya gitar spanyol, mandiri, pinter nyari duit sendiri ... kamu mau cari wanita yang kaya gimana sih, Al?" Cerocos Bella kesal lama-lama cintanya bertepuk sebelah tangan.
"Yang pastinya ... tidak cerewet...." Alex jujur dan Bella tahu itu kekurangannya.
"Ya ampun. Iya deh, aku nggak akan cerewet kalau didepan kamu. Tapi kalau diluar aku memang gak jamin sih." Bella negosiasi. Ia paling tidak bisa kalau disuruh diam. Gatel rasanya mulutnya.
"Tetap tidak bisa, Bell. Perasaan aku ke kamu itu cuma sebatas teman. So, please ... jangan paksa-paksa aku lagi. Oke, Say?" Alex mengajak tos, tapi Bella tak mau membalasnya.
"Tuh, kamu bilang aku teman kamu. Tapi kamu panggil aku Say, panggil aku Sayang. Sering ngajak aku makan diluar ... kamu PHP banget sih." Bella tak terima.
"Ya itu kan hanya sebatas candaan, Bell. Kamu baperan banget sih ...." Alex terkekeh, padahal Bella sedang sedih. Dasar cowok nggak peka, dumel Bella dalam hati.
"Kamu ngeselin banget, sih. Aku benci sama kamu." Bella memukul Alex kesal, tersinggung dengan ucapan Alex yang mengatakan dirinya terlalu baper.
"Ya, sudah. Kalau benci, besok-besok jangan ke sini lagi ya," ledek Alex. Bella memang sering seperti ini dan ujung-ujungnya dia masih saja terus mencarinya.
"Nggak akan. Lihat aja, kamu pasti bakalan kesepian karena nggak ada yang cerewetin kamu lagi." Bella mengambil tasnya lalu pergi begitu saja. Sementara Alex malah asyik bersenandung ria tak memedulikan Bella yang meninggalkan rumahnya sambil uring-uringan.
***
Promo novelku yang lain yah guys
Jangan lupa like, komen, vote
😄😄😄
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
RossyNara
biasanya yang dingin-dingin sedep cwonya ini malah si cwe nya.
2024-03-14
0
fatmah nolly
lagi bosen bca2 novel, eh Nemu novel ini. sayang udh novel lama. knpa yg vote dikit ya. padahal bagus
2022-12-26
0
@sulha faqih aysha💞
aku bacanya sampai senyum senyum sama karakter nya pandan😃
nawarin minuman tapi yang di mau ga ada😂😂
2022-10-17
0