CEO Angkuh Itu Jodohku

CEO Angkuh Itu Jodohku

Pujian pak direktur

Pagi hari kicauan burung berkicau di pohon rindang di depan rumah. Cindi masih tertidur dengan santainya, padahal hari ini dia harus ke kantor. Cindi adalah anak pertama dari pasangan Winata Candra guna dan Afriadi Setiono Budi.

"Cindi sayang bangun kamu kan kerja hari ini," kata Wina ibunya Cindi

Dengan malasnya bangun "aduh, Bu sayang aku kan masih ngantuk," kata Cindi kesal.

"Sayang kamu itu harus bisa bangun pagi jangan malas-malasnya begini," nesehat Wina kepada anaknya.

"Iya iya," Cindi bangun mengucek mata dengan perasaan masih ngantuk.

"Ibu hanya takut kalau kamu di pecat dari kantor hanya karena kamu selalu telat bangun," kata Wina

"Ibu sayang, tadi malam banyak laporan yang harus aku selesaikan, yang punya perusahaan pasti ngerti kok."

"Iya sayang kalau bos kamu baik,"

"Yaps Ibu benar bosku sangat baik, tapi aku punya senior di tempat kerja, dia selalu memarahiku dan menyuruhku." curhat nya pada ibu.

"Sayang kamu harusnya bersyukur dapat senior seperti itu, artinya dia mau melihat kalian bagus dan disiplin." nasehat Wina

"Ibu malah membela dia padahal kan aku yang mengalaminya," kata Cindi kesal.

"Kamu bangun dari tempat tidur, mandi, dan turun sarapan, papa kamu sudah dari tadi menunggu di meja makan." kata Ibu dengan memukul pundak cindi dengan pelan.

Dengan perasaan malas Cindi masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri. setelah mandi dia menyiapkan semua persiapan untuk presentasi di kantor nanti.

🐼🐼🐼

Cindi turun ke bawah Ibu dan Papa sudah menunggunya di meja makan.

"Kamu telat bangun lagi Cindi?" kata Papanya.

"Iya Pa tadi malam aku kerja laporan dari kantor semalaman," kata Cindi kepada papanya.

"Oooh, kamu mau ikut sama Bapak?"

"Iya Pak aku ikut dari pada aku telat lagi ke kantor."

"Okey, bapak tunggu di luar yah."

"Siap Pa," kata Cindi memberi tanda hormat kepada papanya dan melanjutkan sarapannya.

Setelah sarapan pagi Cindi seperti biasanya cindi mencium tangan Wina dan meminta restu darinya untuk pergi kerja.

"Bu Cindi jalan dulu yah, doakan cindi cepat sukses."

"Iya dong, sayang doa ibu akan selalu menyertai anaknya," papamu menunggu di luar ayo berangkat kerja sayang.

"Ummah," mencium pipi ibunya.

"Dah Bu Cindi berangkat dulu," Cindi melambaikan tangannya ke ibu.

Wina hanya bisa tersenyum melihat langkah Cindi yang semakin menjauh dan menghilang di depan rumah.

Mobil melaju kencang di jalan aspal itu, Papa Cindi dari tadi hanya terdiam seperti kebiasaan sehari-hari kalau sedang menyetir.

Sesampai nya di tempat kerja papa Cindi baru berbicara.

"Cindi ingat jaga diri baik-baik kita tidak tau sikap orang kepada kita seperti apa," nasehat papa.

"Iya pa Cindi duluan Pa," ucap cindi lalu mencium punggung tangan papanya.

...🐼🐼🐼...

Cindi masuk ke dalam kantor yang besar itu, di dalam dia berjalan seperti biasanya. ketika berjalan seseorang menyebut namanya dari belakang.

"Cindi, apa laporannya sudah selesai?" kata pak rangga mengejutkan Cindi. mendengar itu Cindi berbalik dan pura-pura murah senyum padahal dalam hatinya sangat kesal. pagi-pagi sudah di kejutkan sama Pak Rangga.

"Iya pak sudah selesai," kata Cindi kepada Pak Rangga.

"Bagus, sebentar kamu yang bawah materi." kata pak Rangga dengan nada yang tegas.

"B, Baik Pak," Cindi Semakin kesal Pak Rangga berlalu pergi tanpa menoleh lagi.

"Yah tuhan tega sekali Bapak, Cindi hanya bisa pasrah.

Bagaimana Cindi tidak heran kalau pak Rangga datang terus hanya bertanya tentang laporan dan harus cindi pula yang presentasi. padahal kan tadi malam Cindi mengerjakan laporan itu sampe tengah malam baru tidur.

Aduuuh sial sekali aku saat ini, bagaimana mungkin aku yang kerjakan laporan terus aku juga yang harus presentasi kan yang lain bisa. mana kerjanya juga baru tadi malam, tugas laporan nya juga baru di kasih kemarin. Cindi kesal dan berusaha tenang dalam hati.

Di kantor presentasi sudah di mulai bapak Direktur yang sudah tua masuk ke ruang rapat.

"Okey apakah kita bisa memulai sekarang rapatnya ? tanya pak direktur.

"Iya boleh Pak," kata Pak Rangga.

Pak Rangga mPakemulai kata penyambutan kepada para hadirin rapat di kantor.

"Baiklah semuanya mari kita mulai rapat ini dengan hormat saya persilahkan Cindi untuk presentasi kepada nya kami persilahkan," kata moderator yang tak lain Pak Rangga sendiri.

Cindi mulai presentasi di depan orang-orang penting yang ikut rapat bersamanya di kantor dengan membahas investasi kantor yang bisa mencapai kesuksesan yang baik.

"Selamat siang semuanya, hari ini saya akan mempresentasikan beberapa investasi kantor yang mampu menaikan nilai penjualan yang efektif."

Semua tercengang dan tidak menyangka kalau presentasi yang di bawah Cindi cukup menarik.

"Langsung saja saya mulai jadi jika kita mau menaikan nilai harga investasi kita maka kita harus ada kerja sama yang baik, dimana kita harus pintar menarik perhatian peminatnya, bertemu dengan perusahaan yang besar untuk bekerja sama, mengusulkan perencanaan, Selain itu dijadwalkan pula pertemuan dengan asosiasi usaha. dengan mendorong perkembangan di bidang bisnis."

"Adapun hal yang pokok yang paling penting kita lakukan dengan bersikap ramah kepada klien kita, jangan menyinggung perasaan klien yang bisa membuat nya membatalkan janji, dan kita juga harus selalu berhati-hati agar tidak adanya penipuan dalam investasi yang besar agar tidak terjadi nya kerugian yang besar. Cukup sekian dari saya maaf jika ada kekurangan karena saya hanya menyebutkan pokok-pokok yang penting saja, saya ucapkan selamat siang dan salam sejahtera."

Suara tepukan tangan yang meriah semua orang sangat suka karena nasehat yang diberikan Cindi dalam presentasi nya tidak membuat orang lain tersinggung, dia bahkan bisa menunjukan kepada direktur besar perusahaan bahwa dia menghargai semua orang di dalam tanpa terkecuali.

Semua orang begitu terkagum akan kecerdasan yang dimiliki Cindi dengan keberanian dan kepercayaan diri untuk menyampaikan usulan yang mampu membuka mata para orang-orang,.bahwa pentingnya suatu sikap dan perasaan dalam perusahaan untuk menjadikan perusahaan tetap utuh dan semakin berkembang.

"Cindi sini kamu bapak mau bicara," panggil Pak Direktur kepada Cindi.

Dengan mengumpulkan semua keberanian dia mendekati pak direktur dengan berusaha tetap tenang.

"Iya Pak, apakah pembicaraan aku menyinggung perasaan bapak?" tanya cindi dan meminta maaf kepada Pak Direktur.

Pak direktur tersenyum dan berkata "Kamu sama sekali tidak menyinggung perasaan bapak nak," Cindi tersenyum mendengar perkataan Pak Direktur. Dia tak henti-hentinya tersenyum dalam hatinya, rasanya baru kali ini dia sangat senang di puji apalagi yang memujinya bukan orang sembarangan akan tetapi direktur perusahaan itu.

Ini adalah karya pertama ku semoga kalian suka salam kenal dariku... Komen dan like yang banyak yah.....Author Nurhamidah. 😁😉

Love you so much...😍

...🐼🐼🐼...

Terpopuler

Comments

🌀Mila👐

🌀Mila👐

mampir ya thor

2022-10-22

1

MARHEN.J

MARHEN.J

hayy, aku mampir😁, saling dukung ya🤗

2022-03-23

0

Reo Hiatus

Reo Hiatus

mampir

2022-01-24

0

lihat semua
Episodes
1 Pujian pak direktur
2 Rencana Perjodohan
3 Jam pulang
4 Di kantor
5 Mengguncang
6 Nasehat orang tua
7 Kisah Cinta Reno Dan Sinta
8 Tamu istimewa
9 Kedatangan nenek
10 Hari Wisuda Rendi
11 Periksa ke dokter
12 Di jemput papa
13 CEO Baru
14 Curhat Pak Direktur
15 Semakin curiga
16 Tempat les Annisa
17 Di rumah
18 Di Kantor
19 Jadi bahan sorotan di kantin
20 Mimpi buruk
21 Annisa hilang
22 Ibu syok
23 Kebenaran terungkap
24 Polisi ikut senang sekaligus kesal
25 Kantor
26 di rumah
27 Di taman
28 Kembali ke kantor
29 Di hari libur
30 Siapakah nenek Salimah
31 Rencana Reno dan pak direktur
32 Curhatan mereka
33 Panen di sawah
34 Air terjun.
35 Sarapan pagi
36 Rencana pesta perpisahan
37 Balik ke kota
38 Perbincangan perjodohan tiba
39 Nasehat papa
40 Konsultasi ke dokter
41 Tunangan tak terduga
42 Kejadian tak sengaja di mall
43 Berangkat ke kantor
44 Viral tunangan Rendi siapa?
45 Jalan-jalan bersama annisa
46 Pulang
47 Membalas Rendi
48 salah sangkah
49 Rahasia terbongkar
50 Ke rumah sakit
51 Siapakah denis?
52 Pengalaman denis di jepang
53 Keliling jakarta bersama Denis.
54 Wisata Alam Mangrove, Angke Kapuk
55 Berfoto bersama bird
56 Lanjut wisata ancol
57 Mencoba makanan laut serasa di bawah laut
58 Balik ke rumah sakit
59 Niat bersedekah dengan anak yatim.
60 belanja ke grosir mall
61 balik
62 Curhatan Cindi
63 Makan siang di kantin
64 Ke rumah sakit cek up
65 Macet di jalan
66 Jalan bareng Rendi
67 Ke toko perlengkapan nikah
68 Cindi dan rendi di tokoh
69 Kekesalan Rendi
70 Di mall sepanjang hari bersama ibu.
71 Perjalanan pulang
72 Kenapa mba lina menangis?
73 Pernikahan telah tiba
74 Mimpi buruk di rumah baru
75 Di meja makan.
76 Malam Tiba
77 cek up lagi
78 Cindi berusaha tabah
79 Pagi cerah tak secerah hati
80 Istri idaman Dokter ridho
81 Di restoran bersama dokter ridho
82 Berangkat ke tempat terapi
83 Rumah bu susi
84 kekesalan rendi
85 Belanjaan Cindi
86 Kebaikan hati Cindi
87 terdiam di meja makan
88 Mencari kegiatan lain
89 Drakor membuat cindi gila
90 Makan siang bersama
91 Joging di taman
92 Cindi dan rendi
93 Akur di saat Cindi sakit
94 Cindi Berusaha tegar
95 Kedatangan bi inem
96 Kejailan Reno
97 cerita kisah bi inem
98 Makan malam yang hening
99 Di malam hari
100 Kekhawatiran cindi
101 Hal yang tak diduga terjadi
102 Pagi hari telah tiba
103 Pagi yang cerah
104 Kecemasan cindi
105 Nonton bareng Rendi
106 Makanan siang telah datang.
107 masa lalu rendi
108 Kejailan cindi
109 Baper
110 Makan siang bersama
111 Kaget
112 Di dalam hutan gelap
113 Di buat baper balik
114 Makan malam bersama
115 Menyapa sang fajar
116 Pertemuan sahabat lama
117 Kebaikan hati cindi
118 menuju kantor
119 Di dalam kantor
120 Percakapan kedua bela pihak
121 Kebahagiaan bapak itu
122 kejadian di kafe
123 Kejailan Rendi di restoran.
124 Terlelap dalam malam yang panjang
125 sapaan manis tapi galak
126 Persiapan acara
127 Hari bahagia
128 Siapa kah nayla
129 malam yang melelahkan
130 Kedatangan Bu inem
131 Masa lalu
132 batas dari kesabaran bersandiwara
133 Amplop membawa bencana
134 Baikan lagi
135 Kejadian malam itu
136 operasi ibu bella
137 sang fajar menyapa
Episodes

Updated 137 Episodes

1
Pujian pak direktur
2
Rencana Perjodohan
3
Jam pulang
4
Di kantor
5
Mengguncang
6
Nasehat orang tua
7
Kisah Cinta Reno Dan Sinta
8
Tamu istimewa
9
Kedatangan nenek
10
Hari Wisuda Rendi
11
Periksa ke dokter
12
Di jemput papa
13
CEO Baru
14
Curhat Pak Direktur
15
Semakin curiga
16
Tempat les Annisa
17
Di rumah
18
Di Kantor
19
Jadi bahan sorotan di kantin
20
Mimpi buruk
21
Annisa hilang
22
Ibu syok
23
Kebenaran terungkap
24
Polisi ikut senang sekaligus kesal
25
Kantor
26
di rumah
27
Di taman
28
Kembali ke kantor
29
Di hari libur
30
Siapakah nenek Salimah
31
Rencana Reno dan pak direktur
32
Curhatan mereka
33
Panen di sawah
34
Air terjun.
35
Sarapan pagi
36
Rencana pesta perpisahan
37
Balik ke kota
38
Perbincangan perjodohan tiba
39
Nasehat papa
40
Konsultasi ke dokter
41
Tunangan tak terduga
42
Kejadian tak sengaja di mall
43
Berangkat ke kantor
44
Viral tunangan Rendi siapa?
45
Jalan-jalan bersama annisa
46
Pulang
47
Membalas Rendi
48
salah sangkah
49
Rahasia terbongkar
50
Ke rumah sakit
51
Siapakah denis?
52
Pengalaman denis di jepang
53
Keliling jakarta bersama Denis.
54
Wisata Alam Mangrove, Angke Kapuk
55
Berfoto bersama bird
56
Lanjut wisata ancol
57
Mencoba makanan laut serasa di bawah laut
58
Balik ke rumah sakit
59
Niat bersedekah dengan anak yatim.
60
belanja ke grosir mall
61
balik
62
Curhatan Cindi
63
Makan siang di kantin
64
Ke rumah sakit cek up
65
Macet di jalan
66
Jalan bareng Rendi
67
Ke toko perlengkapan nikah
68
Cindi dan rendi di tokoh
69
Kekesalan Rendi
70
Di mall sepanjang hari bersama ibu.
71
Perjalanan pulang
72
Kenapa mba lina menangis?
73
Pernikahan telah tiba
74
Mimpi buruk di rumah baru
75
Di meja makan.
76
Malam Tiba
77
cek up lagi
78
Cindi berusaha tabah
79
Pagi cerah tak secerah hati
80
Istri idaman Dokter ridho
81
Di restoran bersama dokter ridho
82
Berangkat ke tempat terapi
83
Rumah bu susi
84
kekesalan rendi
85
Belanjaan Cindi
86
Kebaikan hati Cindi
87
terdiam di meja makan
88
Mencari kegiatan lain
89
Drakor membuat cindi gila
90
Makan siang bersama
91
Joging di taman
92
Cindi dan rendi
93
Akur di saat Cindi sakit
94
Cindi Berusaha tegar
95
Kedatangan bi inem
96
Kejailan Reno
97
cerita kisah bi inem
98
Makan malam yang hening
99
Di malam hari
100
Kekhawatiran cindi
101
Hal yang tak diduga terjadi
102
Pagi hari telah tiba
103
Pagi yang cerah
104
Kecemasan cindi
105
Nonton bareng Rendi
106
Makanan siang telah datang.
107
masa lalu rendi
108
Kejailan cindi
109
Baper
110
Makan siang bersama
111
Kaget
112
Di dalam hutan gelap
113
Di buat baper balik
114
Makan malam bersama
115
Menyapa sang fajar
116
Pertemuan sahabat lama
117
Kebaikan hati cindi
118
menuju kantor
119
Di dalam kantor
120
Percakapan kedua bela pihak
121
Kebahagiaan bapak itu
122
kejadian di kafe
123
Kejailan Rendi di restoran.
124
Terlelap dalam malam yang panjang
125
sapaan manis tapi galak
126
Persiapan acara
127
Hari bahagia
128
Siapa kah nayla
129
malam yang melelahkan
130
Kedatangan Bu inem
131
Masa lalu
132
batas dari kesabaran bersandiwara
133
Amplop membawa bencana
134
Baikan lagi
135
Kejadian malam itu
136
operasi ibu bella
137
sang fajar menyapa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!