1.5

Setelah Dea menekan tombol keadaan pun tak setenang sebelumnya. Suasana yang mulanya biasa dengan suara musik santai di setiap koridor tiba-tiba berubah jadi gaduh akibat suara alarm berbunyi di mana-mana, orang-orang pun berhamburan ingin keluar dari club, karena alarm tersebut merupakan tanda dari kebakaran tapi sebenarnya tak ada kebakaran, cuman Dea saja yang membuat ulah.

Net net net

Syurrrr

Hujan buatan pun terjadi hehe. Dea dengan santai kembali ke tempat persembunyian gadis yang di tolongnya.

"Hei, kau masih kuat berjalan?" tanya Dea. Pasalnya kesadarannya tak akan lama lagi. Gadis tersebut mengangguk lemah. Dengan bantuan Dea memapah si gadis mereka pun keluar dari gedung club dengan lancar.

Sebelum keluar sempat-sempatnya Dea mencuri dua buah mantel orang untuk menutupi tubuhnya dan si gadis. Dea menghentikan taxi untuk membawa mereka pulang. Mahal? Apa boleh buat, dari pada jalan kaki sampai pagi pun belum tentu sampai.

Sekarang mereka berada di dalam taxi yang di hentikan oleh Dea.

Dea sampai di depan rumah kontrakannya. Dia memapah tubuh gadis yang sangat lemah dan saat sampai di depan pintu Dea memanggil Rio.

"Rio," panggil Dea.

Terdengar langkah kaki dari dalam dan kemudian pintu terbuka.

"Kak, kakak kenapa? Dan siapa dia?" tanya Rio yang terkejut.

"Nanti saja tanya nya, tolong bantu kakak mengangkat dia" ucap Dea.

Rio pun membantu Dea mengangkat dan merebahkan si gadis ke tempat tidur Dea.

Sebelum Rio bertanya lagi Dea berkata. "Besok aja nanya nya ya, aku mau merawatnya dulu,"

"Baiklah, kalau butuh bantuan panggil aja aku," ucap Rio kemudian keluar dari kamar Dea.

Dea pun melepaskan pakaian si gadis dan memakaikannya pakaian miliknya, setelah itu gilirannya mandi.

"Uhhh segarnya, capek banget dari tadi gak ada diam-diamnya aku, tubuh ini juga sangat lemah," gumam Dea.

Dea beralih menatap gadis di kasurnya.

"Hei Zon bagaimana merawatnya, meskipun aku belajar cara pengobatan dasar tapi aku belum pernah mencoba mempraktikannya, yang saat kecelakaan bus itu saja aku tak berani," tanya Dea.

"Tenang bos, ada aku yang akan memandu bos untuk berkembang dalam ilmu pengobatan bos dan lainnya," ucapnya bangga.

"Baiklah baiklah, lalu sekarang apa? apakah di biarkan saja dia seperti ini?" tanya Dea.

"Ya bos, biarkanlah dia istirahat karena dia hanya kelelahan,"

"Baiklah," Dea pun ikut tidur di samping si gadis yang tak di kenalnya dan tak tahu siapa namanya.

...

Keesokan paginya tepat pukul 5 pagi Dea bangun di lihatnya gadis yang tidur di sampingnya masih tertidur lelap dia pun beranjak bangun dan berolahraga sejenak.

"Zon, apakah ada cara cepat untuk meningkatkan daya tahan tubuh dari tubuh gadis yang ku tempati ini?" tanya Dea.

"Tentu bos, kau bisa memakan suplemen yang di beli dari sistem," jawab Zon.

"Lalu cepatlah, apakah poin ku cukup untuk membelinya?" tanya Dea.

Layar sistem muncul di hadapan Dea dan nampaklah jumlah poin milik Dea.

Poin yang di miliki Dea hanya berjumlah 100 poin, itu hasil dari menyelamatkan gadis di club itu.

"Poin bos masih kurang 50, jadi bos harus menjalankan misi sepanjutnya. Tapi bos tenang saja, meskipun di layar sistem tak ada pemberitahuan sebuah misi dan bos menolong seseorang maka kemungkinan besar bos akan mendapatkan bonus," jelas Zon.

"Ah baiklah, aku akan menunggu sampai poin ku cukup untuk membeli suplemen," ucap Dea.

Tak terasa matahari sudah muncul menandakan jam menunjukkan pukul 6:30 a.m

Dea mandi dan bersiap mencari pekerjaan yang menerima lukusan SMA, ya memang sulit tapi apa boleh buat, daripada mengemis di jalan lebih baik mencari pekerjaan lebih baik. Tak menutup kemungkinan jika terus berusaha maka akan mendapat hasil yang di inginkan.

Saat Dea berkaca lenguhan seseorang terdengar dari belakang Dea.

"Ughh," lenguhan gadis yang baru bangun. "Eh ini di mana?" bingung sang gadis dan matanya terfokus pada sosok wanita cantik mungil di depan nya yang sedang menatapnya.

"K kau siapa? Dan aku ini di mana?" tanya nya.

Kedua tangan Dea bersedekap di depan perutnya. "Aku Dea, kau ada di rumah ku," jawab Dea.

"Ohhh, namaku Kenny, k kau yang menolongku ya?" tanya Kenny. Saat dia di club dan di ruangan bersama Dea, sebenarnya di sadar tapi tak mampu mengendalikan dirinya, jadi dia tahu ada yang menolongnya, apalagi saat Dea membawanya ke sebuah ruangan untuk bersembunyi.

"Hmmm," sahut Dea yang kembali berkaca melanjutkan mengikat rambutnya.

Tanpa berbalik Dea bertanya. "Kau ingat dimana alamat rumahmu?"

"Ya," jawab Kenny.

"Bagus, kalau begitu cepatlah kau bersiap, aku akan mengantarmu," ucap Dea yang kemudian pergi. Tepat di depan pintu dengn tanpa berbalik Dea berkata.

"Mandi lah dan baju ganti bisa kau ambil di lemari," setelah mengatakan itu Dea pun keluar kamar.

Dea mendengar seseorang sedang memotong-motong sesuatu, dia pun mengikuti asal suara dan menuntunnya ke arah dapur.

"Rio, lagi ngapain?" tanya Dea.

"Lagi mau masak kak," jawab Rio masih sambil memotong sayuran.

"Oh, eh oh ya dapat darimana uang untuk membeli sayuran? kakak lupa ngasih kamu kan?" ucap Dea bingung pasalnya dia emang lupa ngasih uang pada Rio.

"Ini dari kak Sofi kak, kemarin sebelum kita berangkat dia ngasih aku uang," ucap Rio.

"Oh, baiklah kalau begitu apa yang perlu kakak bantu?" bersiap menggulung lengan bajunya untuk membantu.

"Emmm sayur udah, bawah udah tinggal masak nya aja," ucap Rio sambil berfikir.

"Kalau begitu biar kakak yang masak. Mau masak nasi goreng kan?" ucap Dea.

"Ya," jawab Rio, tapi di masih berdiri di tempat membuat Dea bingung.

"Kenapa Rio?" tanya Dea.

"Emm, malam tadi kakak kenapa pulang dengan keadaan kacau?" tanya Rio.

"Oh itu, ini akibat pekerjaan yang di tawarkan oleh Sofi, dia berusaha menjadikan kakak wanita malam," jelas Dea santai.

Brukkk

Pukulan keras mendarat diatas meja dan membuat Dea kaget, belum reda kagetnya Rio berulah lagi.

"Kak Sofi, benar-benar keterlaluan dia, aku tarik semua kata-kata kagumku padanya. Pantas saja dia kaya dalam waktu singkat, jadi kerjanya begitu," marah Rio menggebu-gebu, jika ada orangnya di depan mukanya pastinya akan di pukulnya sampai dia puas.

"Ya begitu lah," acuh Dea, bukannya tak sayang diri, tapi Sofi bukanlah lawannya. Dia yang merupakan Nova sudah hidup di perkotaan sejak lahir dan tak dapat di bodohi. Tapi satu yang dapat membuat nya bodoh yaitu kasih sayah berlebihan, kasih sayang yang membuatnya buta dengan wajah di balik topeng adik angkatnya.

"Syukurlah kalau kakak selamat dan tak jadi bekerja di sana," ucap Rio.

"Ya, aku juga sedari sampai di rumahnya aku merasa ada hal janggal jadi, aku berhati-hati dan syukurnya selamat," ucap Dea berbohong. Tak mungkin kan dia bilang dia sudah tahu dari awal, yang ada Rio jadi curiga, apakah dia kakaknya yang sesungguhnya atau bukan, pasalnya kakaknya jarang bersosialisasi, jadi mudah di bodohi, darimana dia tahu dan dapat menebak kan mereka dari kampung yang tak tahu menahu tentang kehidupan perkotaan.

^

^

^

Happy Reading.

Terpopuler

Comments

Wa Ode Indeling

Wa Ode Indeling

wow mantap

2022-07-27

0

(*) 😑 Oppa gabut😁😐😤

(*) 😑 Oppa gabut😁😐😤

ooh iya otak hallu lagi macet 😂
mulai penyambungan otak..
Ting...
tersambung 😂😂🤣
wooooh 😱
wooooh 😱😱

2021-08-24

0

Nurti'ah

Nurti'ah

keren Thor....❤️❤️❤️

2021-03-25

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!