1.3

Dea dengan teliti mendengarkan dan memperhatikan setiap penjelasan dari sistemnya.

"Kak," lirih seseorang di samping Dea.

Dea pun langsung melihat ke sampingnya, terlihat Rio yang setengah sadar mencari kakaknya.

"Ah aku hampir lupa kalau pemilik tubuh ini memiliki adik, tapi syukurnya adiknya ini penurut dan baik, tidak seperti adik sialan ku itu,"

Ting,

"Hallo bos," panggil seseorang yang tertuju tak tahu kepada siapa.

Dea mendengar itu terlonjak kaget. "Eh buset, siapa sih, buat orang kaget aja, syukur gak ada riwayat penyakit jantung," gerutu Dea.

"Eh apa ini, kamu siapa, bentuk mu aneh, mirip kucing tapi kok badanmu mirip panda ya," ucap Dea memperhatika si objek bicara.

"Yup bos, saya adalah pemandu dari sistem ini, karena bos sudah terpilih untuk menjalan setiap misi dari sistem ini maka saya sebagai pemandu bos akan siap membantu.

"Benarkah?" dengan wajah berbinar-binar Dea melanjutkan ucapannya. "Lalu selain untuk menjalan kan misi apa lagi kegunaan sistem ini? Apakah kau bisa membantuku menolong orang-orang yang terluka disini," jiwa keprimanusiaan Dea terbuka kepada orang yang memerlukan bantuannya. Berbeda dengan orang yang jahat padanya, maka bersiaplah akan mendapatkan balasan berkali-kali lipat.

"Bisa sih bos, tapi tidak bisa menghidupkan orang mati," ucap pemandu.

"Ya iya aku mau, kan kataku yang selamat aja, aku juga gak mau menghalangi takdir kematian orang," ucapnya. "Oh ya kau memiliki nama tidak, masa aku harus memanggilmu pemandu,"

"Saya tidak memilik nama bos, karena saya baru di buat,"

"Oh, kalau begitu bagaimana kalau namamu Zon,"

"Boleh," sahut Zon.

"Kalau begitu beritahu aku cara menolong mereka terutama adik ku di samping ini, ku pikir akan lama jika menunggu tim penyelamat datang,"

"Tenang bos, kau hanya perlu mengumpulkan mereka dalam satu tempat dan membalut luka mereka,"

"Baiklah akan ku mulai,"

Dea pun menolong orang-orang yang masih bernafas. Dia mengeluarkan orang-orang itu dari dalam bus. Karena di dalam bus ini bau solar sangat pekat dan akan menambah sesak nafas.

selama satu jam Dea berhasil mengeluarkan sepuluh orang, karena hanya itu yang selamat beserta dirinya dan adiknya. Dia membersihkan dan membalut luka korban. Berbekalkan barang-barang dari korban yang dapat di gunakan untuk membalut maupun membersihkan luka. Meskipun lulusan kedokteran, dia tak berani mengambil resiko, karena dia masih perlu pembimbing untuk meyakinkan dirinya sendiri untuk menolong orang yang terluka. Dia tak ingin mengalami kegagalan yang membuat keadaan pasien menjadi semakin gawat.

cahaya pagi remang-remang yang dapat di pastikan jam menunjukkan jam 6 pagi lewat atau kurangnya tidak tahu.

Saat hari sudah siang seutuhnya tim penyelamat datang menyelamatkn para korban.

Dea, adiknya beserta korban yang selamat maupun tidak di bawa kerumah sakit terdekat.

Dea yang memang tak pingsan saat di temukan oleh tim penyelamat memilih menunggui adiknya. Tak lama Rio sadar.

"Kak, kita di mana?" tanya Rio.

"Kita di rumah sakit," jawab Dea.

"Syukurlah kita berdua selamat," ucap syukur dipanjatkan Rio, karena dirinya dengan kakaknya selamat dari kecelakaan maut itu.

"Ahhh, kau tidak tahu saja, kalau kakak mu yang sebenarnya sudah tiada dan digantikan dengan jiwaku," batin Dea dan untuk merespon Rio dia hanya tersenyum.

Tak terasa sehari mereka sudah berada di rumah sakit dan sekarang waktunya untuk keluar. Bertepatan mereka berdua keluar datang seorang perempuan dengan pakaian yang err, seperti pekerja malam.

"Dea, Rio, syukurlah kalian baik-baik saja," ucap Sofi. Dia adalah orang yang menawarkan pekerjaan kepada Dea saat di kampung. Dia juga sebenarnya se desa dengan Dea. Dia merantau ke kota dan kembali dengan keberhasilan dan oleh sebab itu Dea juga ingin berhasil sepertinya.

Nova yang sekarang adalah Dea merupakan orang yang bisa dikatakan jenius dan tak mudah di bodohi. "Wah dari pakaian nya saja aku tahu dia ini bekerja di mana, pantesan berhasil menjadi orang kaya dalam waktu singkat. Ah memang pemilik tubuh yang asli ini terlalu polos tak tahu jika pekerjaan yang akan di berikan si Sofi ini merupakan pekerjaan yang tak benar," batin Dea.

"Ah Kak Sofi, iya syukurnya kami selamat," bulan Dea yang merespon tapi Rio.

Dea diam saja dengan pandangan datarnya, berbeda dengan Dea yang asli selalu murah senyum dan lugu.

"Ayo-ayo, kalian mendingan tinggal di rumah ku dulu, pasti kalian lelah," ajaknya.

Dea dan Rio mengikuti, dan menaiki mobil Sofi.

Di dalam mobil Rio kagum dengan keberhasilan Sofi yang asalnya hanya orang desa.

"Wah kak, kakak jadi orang kaya, mobil kakak ini sangat bagus," kagum Rio.

Dea? dia mah biasa aja, kan bukan Dea yang berasal dari desa, tapi Nova yang merupakan seorang jenius, ceo sebuah perusahaan.

"Ah biasa aja, nanti jika kakakmu bekerja di tempatku, mobil seperti ini mudah saja di dapatnya," ucap Sofi.

"Ya tentu, kalau jadi ja***g akan mudah mendapat uang, tapi maaf aku bukan Dea yang polos yang dapat dibodohi, aku akan menjadi kaya dengan cara lain, aku seorang ceo dan jenius ini, akan memulai dari 0," batin Dea.

Mereka berhenti di sebuah pagar yang di dalamnya terdapat bangunan yang cukup mewah.

"Wah kak apakah ini rumah kak Sofi?" kagum Rio.

"Ya," jawab Sofi.

Pagar pun terbuk dan mobil masul kedalam.

"Ayo turun dan masuk rumah," ajak Sofi.

Tak terasa malam, malam pun tak terasa berganti pagi. Dan sekarang waktunya Dea mencari rumah sewa untuk dia dan adiknya tinggal. Sebenarnya Sofi meminta Dea dan Rio tinggal di rumahnya, tapi Dea tak ingin rencananya akan berantakan.

"Ah baiklah kalau kalian tak mau, kalau begitu setelah kalian menemukan rumah kontrakan kalian cari aku dan aku akan membamu Dea bertemu bos ku untuk pekerjaan," jelas Sofi.

"Baiklah, kalau begitu kami pergi dulu," ucap Dea seraya pergi. Sebenarnya Dea menerima tawaran Sofi hanya ingin bersenang-senang. Bulan berseng-senang dalam hal menjadi ja**g, tapi bersenang-senang untuk membuat kericuhan.

Dea berhasil menemukan rumah kontrakan sederhana dengan dua kamar, satu kamar mandi, ruang tamu dan dapur.

Dan saat malam hari Dea mendatangin rumah Sofi sendirian. Dia tak mau Rio ikut karena akan menghambat rencananya.

"Yo kita berangkat, kau pasti akan kaya dengan cepat, dengan parasmu yang cantik ini kau tak akan kesusahan lagi," ucap Sofi dengan seringaian tipis. Tapi bukan Dea namanya jika tidak melihat itu.

"Benarkah? aku jadi tak sabar," Dea berpura-pura antusias dan berbinar.

Satu jam mereka pun sampai pada jam sembilan malam. Ya Dea yang sebenarnya jiwanya adalah Nova menebak dengan benar. Pekerjaan yang di tawarkan oleh Pasti ngeja***g.

Mereka berdua berhadapab dengan seorang wanita yang menurut Dea cukup berumur tapi tak menutupi kecantikannya karena make up dan pakaian mewah yang di gunakannya.

"Madam, ini gadis yang saya maksud, cantik kan?" ucapnya bangga pada diri sendiri.

"Kau benar, aku pasti akan untung besar," ucap Madam sedikit berbisik pada Sofi.

Dea dia hanya memasang tampang sok polos dan tak tahu apa-apa, agar tak menimbulkan kecurigaan, jika dirinya tahu akan pekerjaan yang akan di berikan oleh kedua wanita di hadapannya ini.

^

^

^

Happy Reading

Terpopuler

Comments

azka aldric Pratama

azka aldric Pratama

knp harus ada sistem Thor,....🤔🤔🤔🤔

2022-10-13

1

Bukan orang istimewa

Bukan orang istimewa

keren thorr tpi mohon diteiti lgi ya thor soalnya ada bnyk kata" yg typo😅

2022-02-19

0

(*) 😑 Oppa gabut😁😐😤

(*) 😑 Oppa gabut😁😐😤

ooh iya otak hallu lagi macet 😂
mulai penyambungan otak..
Ting...
tersambung 😂😂🤣

2021-08-24

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!