Berpindah Ketubuh Gadis Polos
Di sebuah desa, yang mayoritas orangnya yang pendidikannya paling tinggi lulus SMA ada seorang gadis yang baru lulus sekolah menengah atas. Dia adalah Dea Larasati anak dari Almarhum bapak Burhan dan ibu Sumi. Memiliki tinggi badan 160 cm dan berat badan 50 kg, kulit putih rambut panjang sepinggang, gadis lugu dan polos. Kedua orang tuanya baru saja meninggal setelah tak lama kelulusannya. Dia memiliki seorang adik laki-laki yang masih duduk di bangku kelas 1 SMA. Sejak tiga bulan kedua orang tuanya meninggal, dia berusaha mencari pekerjaan apapun yang menghasilkan uang untuk kebutuhan sehari-hari dan biaya sekolah adiknya yang akan naik ke kelas 2 SMA. Sekolah dimana dia juga sekolah dulu sebelum lulus. Memang sekolah itu tak membutuhkan biaya yang banyak, karena di desa ini hanya memiliki beberapa sekolahan yang sederhana saja dengan beberapa pengajar yang sukarela mengajar di desanya.
Suatu hari Dea merasa kalau dia tetap tinggal di desa maka hidup nya dan adiknya tidak akan berkembang.
Sambil menunggu adiknya naik kelas dan hari libur sekolah, Dea berusaha mencari informasi tentang pekerjaan di kota. Di desa biasanya ada saja yang akan pergi ke kota dan kembali dengan berhasil. Melihat banyaknya yang pulang dengan keberhasilan Dea bertekad untuk pergi.
"Rio, kapan hari liburmu?" tanya Dea.
"Mungkin satu minggu lagi kak. Memangnya kenapa?" jawab sekaligus tanya Rio.
"Tidak apa, hanya saja aku akan ke kota dan kau juga akan aku ajak. Aku tak bisa meninggalkan mu, dan jika aku sudah dapat pekerjaan di kota maka kamu bisa pindah sekolah ke kota," jelas Dea.
"Hah benarkah, aku mau," jawab Rio sangat antusias.
"Baiklah kalau begitu, kita tunggu hari liburmu. Setelah itu baru kita bicarakan lagi," ucap Dea.
Dia dewasa di waktu yang memungkinkan gadis seumurannya masih bersenang-senang.
Tapi dari kedewasaan sebelum umurnya itu terdapat sifat polos yang mudah dibodohi.
Seperti sekarang, dia dan adiknya sudah berada di dalam sebuah bus yang akan berangkat ke kota A. Tidak tahu apa yang akan menunggunya di kota tersebut, karena dari seseorang yang datang kedesanya dia ditawari pekerjaan di sana dan dia sangat senang, tapi dia tak tahu pekerjaan apakah itu. Kota di mana dunia kebalikan dari desa. Alat canggih, kehidupan mewah, pergaulan bebas, dunia gelap dan lainnya.
"Kak setelah kita sampai nanti kita akan tinggal dimana?" tanya Rio.
"Kita akan mencari rumah kontrakan sementara," jelas Dea.
"Oh, tapi....Apakah kakak memiliki uang untuk mengontrak rumah?" tanya Rio.
"Tenang saja, selama di desa kakak sudah menabung, tidak banyak sih, tapi cukup lah untuk hidup kita berdua selama sebulan," jelas Dea.
Rio tak lagi bertanya, hari yang malam membuat dia ngantuk. Penumpang lainnya pun sudah tertidur.
"Tidur lah nanti kalau sudah sampai akan kakak bangunkan," ucap Dea.
"Baik,"
Rio nama panjang nya adalah Rio Satia adik dari Dea Larasati. Dia sekarang duduk di bangku kelas dua SMA untuk ajaran baru yang akan datang. Dia memiliki perawakan tinggi 175 cm berat badan 60 kg. Kulit yang tak jauh beda dengan kakaknya yaitu putih dan jangan lupa juga tampan. Dia termasuk pemuda tertampan di desanya. Tapi memili sifat yang lugu dan juga baik hati suka menolong.
Malam semakin larut, sekarang tepat pukul satu malam keadaan semakin hening tak ada percakapan seorang pun hari yang hujan membuat perjalanam harus ekstra hati-hati, karena jalanan yang meleok-leok dan harus melalui tepi jalan yang berjurang.
Dea tak bisa tidur hati sangat gelisah. Dia tak tahu mengapa, tapi sadari masuk bus hatinya sudah tak karuan merasa akan adanya masalah dan bahaya yang akan datang.
Mungkin karena terlaru malam dan jarangnya begadang Dea mulai memejamkan matanya meakipun perasaanya tak karuan di tepisnya akan hal itu.
Aaaaaaa...bruakk...bughh...bang...pyar
Suara teriakan orang-orang, pecahan kaca dari jendela bus serta hantaman badan bus yang mengenai dinding jurang.
Badannya terasa melayang-layang di udara, Rio memeluk erat tubuh kakak nya yang kecil melindunginya dari pecahan kaca.
Dea berusaha melepaskan pelukan erat adiknya itu, dia tak ingin menjadikan Rio tameng buatnya.
"Lepaskan," dengan sekuat tenaga melepaskan pelukan dari adiknya. "Kau tak perlu melindungiku, kita harus saling lindungi, aku sudah berjanji dengan kedua orang tua kita, aku akan selalu menjagamu," berusaha menyeimbangkan tubuhnya agar tak jatuh kemana-mana. Air mata menetes dari dua pasang mata saudara kandung itu.
Bertepatan hampir mengenai dasar jurang, Dea yang melihat adiknya yang sudah berlumur darah juga hampir hilang kesadaran dan hilang keseimbangan menjadikan dirinya sebagai matras agar adiknya tak menghantam lantai bus yang di penuhi pecahan kaca.
Bangggg.
Bus akhir menyentuh dasar jurang. Semua orang dalam keadaan tak sadarkan diri dan juga ada yang meninggal. Kemungkinan banyak yang meninggal dan hanya beberapa saja yang selamat. Termasuk Dea yang meregang nyawa saat menolong adiknya.
Krik krik krik
Suara jangkrik bersahutan menandakan malam masih lumayan panjang.
...
Di lain tempat tepatnya di jalanan tol. Sedang terjadi acara kejar-kejaran antara mobil berwarna putih dan hitam.
Mobil hitam yang di kendarai oleh 4 orang dan satu sandera. Sedangkan mobil berwarna putih di kendarai seorang saja.
Kedua mobil tersebut memasuki perhutanan. Kedua mobil itu masuk semakin dalam dan mobio berwarna hitam berhenti. Karena mobil berwarna putih ketinggalan jauh jadi beberapa menit setelah mobil hitam sampai dia baru tiba di sana juga.
Seseorang berpakaian ketat serba hitam keluar dari mobil. Dia menggunakan topeng setengah wajah. Dia bergegas melihat kefalam mobil berwarna hitam.
Saat mencari-cari petunjuk dia menemukan secarik kertas yang di dalam nya bertuliskan.
Datanglah ke gubuk yang ada di hutan terdalam. Aku akan memberikanmu waktu satu jam. Dan jika kamu tak datang dalam waktu itu, maka adik kesayanganmu ini akan ku lenyapkan.
Dia meremas kertas itu dan segera memasuki hutan mencari gubuk yang di maksud.
Waktu telah berlalu setengah jam dan sekarang tersisa setengah jam lagi waktu yang ditentukan.
"Dimana sih gubuknya, sial, kalau begini aku akan terlambat," gumam nya.
Tak jauh dari tempatnya berpijak terlihat cahaya dari lampu yang tak terlalu terang. Dia mendekatinya dan terlihat lah sebuah pondok yang menuju ke gubuk yang hampir roboh.
Di luar gubuk tersebut terlihat beberapa penjaga dengan memegang tenapan.
Perlahan dia mendekati dan membuat pingsan penjaga itu satu persatu. Setelah semuanya pingsan dia bergegas masuk kedalam gubuk.
Tak ada orang cahaya pun hanya berasal dari lampu kecil yang membuat penerangan remang-remang.
^
^
^
Tak banyak kata yang bisa author ucapkan.
Terimakasih pada readers yang berkenan membaca karya author ini.
Happy Reading.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Dede Mila
baca
2024-05-05
0
Litha Fantasy
seruu kak
2022-12-21
0
azka aldric Pratama
mampir Thor moga bgus 👍👍👍
2022-10-13
1