1.4

Madam itu pun melihat pakaian Dea dari atas sampai bawah. Dia menilai cara berpakaian Dea yang sangat kampungan, berbeda dengan Sofi yang tak terlalu kampungan meskipun mereka satu desa.

"Aiyooo, cepat bawa temanmu mengganti pakaiannya," ucap Madam.

"Baik Madam," sahut Sofi. "Yuk Dea, aku akan ajak kamu ganti pakaian yang lebih bagus," ucapnya.

Dea hanya mengangguk menurut. Belum waktu nya saja dia bertindak.

Huh sekarang Dea telah berada di sebuah ruangan dengan beberapa gadis lainnya. Dia di berikan pakaian yang err luar biasa ja***g nya. Di kehidupan dulu sebagai Nova saja dia tak pernah memakai pakaian yang kurang bahan.

Ting

Sistem menyala tiba-tiba.

"Bos, sekarang bos memiliki misi," ucap Zon.

"Misi?" gumam Dea.

"Benar bos, seorang gadis yang terlihat setengah sadar di depan bos yang menggunakan baju merah merupakan gadis yang di jebak seseorang untuk mencemarkan nama baiknya. Dia merupakan anak dari seorang pemilik sebuah universitas dan perusahaan mobil," jelas Zon.

"Siapa yang menjebaknya?" tanya Dea pela, bahkan sangat pelan, tapi Zon masih dapat mendengarnya. Sambil mengamati situasi dan gadis tersebut Dea minta penjelasan pada Zon tentang si gadis dan kenapa dia bisa di jebak.

"Dia di jebak oleh ibu dan adik tirinya, mereka ingin menguasai seluruh harta warisan nenek dan kakeknya, ayahnya juga begitu meskipun tak ikut-ikutan menjebak. Dia merupakan anak yang di campakan, tetapi kalau tidak ada hak atas warisan sang nenek dan kakeknya, dia sudah lama di usir dari rumah," jelas Zon panjang lebar.

"Oh begitu, lalu bagaimana caraku menyelamatkannya, apakah mengeluarkannya dari club ini saja atau ada selanjutnya?" tanya Dea.

"Untuk sekarang bantu saja dia menjaga keperawanannya," jelas Zon.

"Baiklah kalau begitu," setelah berpikir cara apa yang akan di gunakannya untuk mengeluarkan gadis itu dan juga menjalankan rencananya, pintu pun terbuka lebar kemudian masuklah empat pria yang berbeda umur, ada yang masih muda dan berumur. Para gadis penggoda di dalam ruangan itu masing-masing diri menggoda pelanggan mereka, kecuali Dea dan gadis setengah sadar. Dea masih mengamati situasi. Meskipun dia mampu mengalahkan empat pria di dalam ruangan itu, tapi dia ragu akan orang-orang yang kemungkinan berjaga keempat pria tersebut, pasalnya di lihat dari pakaian mereka, mereka ini pasti memiliki bodyguard. Kalau Dea seorang saja akan mampu kabur, tapi dia bersama seorang gadis yang harus dia selamatkan.

Salah satu pria yang muda mendekati Dea sedangkan gadis setengaj sadar di dekati pria yang cukup berumur.

"Hei kau kenapa diam saja, mau aku yang mendekatimu," dengan wajah mesumnya pria muda itu duduk di samping Dea. Dea masih tenang dengan tampang datarnya.

"Aha, aku pukul saja titik saraf nya agar pingsan," batin Dea mendapatkan ide.

Dea membiarkan pria itu semakin mendekat dan Dea pun juga pelan-pelan mengarahkan tangannya ke leher si pria.

Pakk.

Tak terlalu nyaring dan juga pasti tak terdengar karena suara musik yang keras. Pria itu pun pingsan dan Dea pun menyandarkannya di kursi. Dea pun dengan ide serupa mendekati para pria lainnya.

Pria lainnya yang fokus pada wanita masing-masing tak menyadari jika Dea mendekat dan.

Pak

Pria kedya berhasil di buat pingsan. Wanita yang bersama pria tersebut pun tak menyadari kenapa si pria seperti tertidur tiba-tiba, padahal pingsan. Begitu lah seterusnya sampai pria ke empat. Tak lupa Dea mengancan para wanita penggoda atau penghibur itu untuk diam. Dea menyuruh mereka ke pojok dan menghadag dinding. Kenapa mereka menurut? Hehe sebenarnya Dea mengancam dengan bentakan dan hantaman dan membuat meja kaca di dalam ruangan itu pecah berkeping-keping, jadi mereka takut dan menuruti semua ucapan Dea.

"Hei Zon bagaimana aku membawanya?" tanya Dea pada Zon si sistem. "Masa aku bawa saat dia begini, nanti ketahuan dong," sambungnya.

"Sini biar ku ajarkan padamu cara membuat orang sadar dengan paksa, tapi kesadarnya ini hanya bertahan sebentar,"

"Ya tak apa lah, yang penting jangan menimbulkan kecurigaan,"

"Tekan titik saraf pada nadi di tangannya,"

Dea pun menuruti instruksi Zon.

Ya benar saja, perlahan gadis itu sadar.

"Ah kepalaku sangat pusing, ini dimana?" ucap gadis itu lemah.

"Nanti saja tanyanya, yang penting sekarang kita pergi dari ruangan ini, kau bisa berjalan dengan benarkan," dengan sedikit mengeluarkan aura intimidasinya Dea berkata seperti itu, jika tidak seperti itu, maka si gadia ini pasti akan banyak tanya.

Gadis itu pun mengikuti apa yang di perintahkan Dea.

Mereka membuka pintu dan keluar dengan santai.

"Hei kalian mau kemana?" tanya salah satu bodyguard.

"Kami hanya ingin ke toilet sebentar," ucap Dea tenang. Mereka pun di ijinkan dan bergegas ke toilet. Tapi...mereka melewati toilet yang sebenarnya mereka ingin mencari ruangan yang tak berpenghuni.

Mereka mendapatkan ruangan tersebut dan segera masuk.

"Kau masih mampu bertahan?" tanya Dea.

Si gadis mengangguk.

"Kau sembunyi dan istirahatlah dulu di sini, jangan sampai ada yang melihatmu. Aku akan pergi sebentar," ucap Dea.

"Aku takut," ucapnya seraya memegang tangan Dea.

"Tenang lah, jika kau ingin keluar dari sini dengan selamat turuti ucapanku," dengan nada sedikit meninggi agar si gadis menuruti nya Dea pun keluar setelah tanganya di lepas oleh si gadis.

Dea keluar dari ruangan itu dan berjalan santai. Dia hanya berjalan-jalan, sesekali bersembunyi jika ada seseorang yang kemungkinan mengenalnya.

Semakin lama dia berjalan semakin jelas suara ribut di depan.

Dea bersembunyi menghindari paea bodyguard dari keempat pria yang di buat Dea pingsan.

Dari balik persembunyian Dea, dia melihat para bodyguard bertanya pada Madam.

"Maaf kan pegawai kami, tapi kemungkinan ini hanya salah paham tuan," ujar Madam.

"Tidak bisa, kami harus mendapatkan kedua gadis, mereka telah berani membuat bos kami pingsan," marah bodyguard.

"Baiklah, saya tak akan menghalangi para tuan-tuan mencari kedua gadis tersebut," ucap Madam mempersilahkan para bodyguard mencari kedua gadis yang madam pun tak tahu siapa kedua gadis tersebut.

"Hehe, kalian tak akan bisa menemukanku," gumam Dea sambil menyeriangai. "Aku harus cepat," setelah mengatakan itu Dea kembali menyusuri jalan mencari-cari apa yang harus dia lakulan agar seluruh club ini kacau.

Tak lama setelah Dea pergi dari tempat persembunyiannya ada seseorang keluar dari balik tembok di belakang tempat Dea bersembunyi.

"Ternyata kekacauan ini terjadi karena ulah gadis kecil itu," dengan senyum seringaian orang tersebut pergi dari tempat tersebut.

Kembali kepada Dea yang sekarang berada di tempat yang dia tak ketahui, tapi yang pasti dia mengetahui apa yang harus dia lakukan untuk membuat kekacauan. Di depannya sekarang terdapt tombol pengingat kebakaran.

"Wah pas banget nih, jika ku tekan ni tombol maka alamr kebakaran akan berbunyi di seluruh gedung club dan juga pasti akan hujan-hujanan mengingat pasti akan ada air yang keluar dari atas memadamkan kebakaran yang terjadi.

^

^

^

Happy Reading

Terpopuler

Comments

(*) 😑 Oppa gabut😁😐😤

(*) 😑 Oppa gabut😁😐😤

ooh iya otak hallu lagi macet 😂
mulai penyambungan otak..
Ting...
tersambung 😂😂🤣
wooooh 😱😱

2021-08-24

0

J Arsyl Chr

J Arsyl Chr

aku baca trus

2021-07-24

0

Oi Min

Oi Min

Nova bes lah

2021-01-25

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!