Mendengar suara sapaan seseorang, membuat gadis pemilik rambut berwarna hitam itu seketika menoleh.
Senyuman langsung membingkai diwajah Vivian, saat mendapati keberadaan Daren, pria yang blasterant Korea itu.
" Daren..!" Serunya tersenyum, sembari melepaskan kegiatannya sejenak.
" Apakah aku mengganggu?" Bertanya, dengan tatapan mata menatap bola mata berwarna hitam.
" Tentu tidak." Jawabnya tersenyum.
" Kamu baru saja datang?"
" Heem, em.." Jawabnya, sembari mengangkat kedua pundaknya, dan bibirnya mengerucut.
" Ihh.., kamu aku tanya yang benar..?!" Ucap Vivian, sembari berpura - pura kesal.
Tersenyum, hingga menjadi sebuah tawa. Karena melihat tingkah Vivian, yang begitu menggemaskan.
" Iya, aku baru saja datang. Dan aku baru saja tiba dari Korea kemarin, bagaimana kabarmu Vivian? apakah kakimu banyak mengalami kemajuan? karena yang kudengar dari Herry saat dia konser diKorea kemarin, katanya kamu sedang menjalani pengobatan."
" Kabarku sangat baik Daren, kalau mengenai kakiku, aku sudah mulai berjalan sedikit, demi sedikit." Jawabnya, tersenyum.
" Benarkah?! aku jadi ikut senang dengarnya. Semoga saja kamu bisa cepat berjalan, agar aku bisa mengajakmu keKorea nantinya." Ucapnya, yang terlihat begitu antusias.
" Doakan ya Daren..! karena aku juga sudah lelah memakai tongkat ini terus, dan apalagi.." Serunya terputus, saat akan menyebut nama Haris.
" Dan apalagi?" Tanya nya, penasaran.
" Gak, gak ada." Jawabnya, dengan mengeleng - gelengkan kepala.
Tersenyum, saat mendengar jawaban menggantung dari Vivian.
Suasana hening seketika, saat teringat kembali perjodohan itu. Karena sebentar lagi, laki - laki yang selalu menghina dirinya, akan menjadi Suaminya.
" Sebentar lagi dia akan menjadi Suamiku, pernikahan seperti apa ya? yang akan kujalani nanti, dia selalu saja menghinaku, padahal kami jarang bertemu. Tapi ini kami akan saling tatap setiap hari, bahkan kami akan satu kamar. Dan yang aku tau, dia begitu mencintai kekasihnya itu, tapi kenapa tiba - tiba dia menyetujui perjodohan ini, padahal aku sangat berharap dia menolaknya." Bathin Vivian, yang begitu risau memikirkan perjodohan ia, dan Haris.
Daren menatap intens gadis didepannya, yang tampak sedang melamun, hingga mengabaikan keberadaannya.
" Hallo..., haloo..." Sambil mengibas - ngibaskan tangannya, didepan mata Vivian.
Tersadar dari lamunannya, saat Daren mengejutkannya.
" Ehh..iya..kenapa?" Tanyanya balik, dengan raut wajah yang terlihat gugup.
" Kamu baik - baik saja? apakah ada masalah?"
Menggeleng cepat, sembari menjawab.
" Tidak, tidak ada masalah. Aku baik -baik saja." Jawabnya, tersenyum kikuk.
********
Mentari pagi sudah memancarkan cahayanya sedari tadi.
Cahayanya yang begitu menyilaukan mata, tak membuat sosok tampan yang masih setia memejamkan mata, terjaga dari tidurnya.
Tidur dengan hanya menggunakan celana jeans yang melekat sempurna pada tubuhnya, tanpa mengunakan baju, itulah penampakan dari Haris saat ini.
Terdengar suara panggilan masuk handphonenya, yang diletakkan dia diatas meja kecil, samping ranjangnya.
Walaupun merasa terganggu dengan suara telepone itu, tapi pria tampan itu tak jua membuka matanya.
Akibat meminum alkohol yang begitu banyak semalam, membuat ia susah bangun.
Terdengar lagi nada panggilan masuk yang kedua kalinya, dan diapun mengabaikannya tanpa sedikitpun menatap.
Panggilan yang ketiga, membuatnya begitu merasa terusik.
Hingga mau tidak mau membuat Haris, terpaksa membuka matanya, dan memutuskan untuk menerimanya.
"Siapa sih telepone?! apa gak tau, kalau masih tidur..!" Ucapnya, dengan suara yang terdengar begitu kesal.
Meraih phonselnya, tanpa sedikitpun beranjak dari ranjang kingsizenya.
Dia langsung tersenyum, saat mendapati nama Kenny pada layar Hp.
Dan langsung menggeser icon hijau.
Haris: Hallo Sayang, maaf aku baru menjawab teleponemu." Ucapnya, dengan beranjak dari ranjang, sembari berjalan kearah balkon.
Kenny: Maaf karena baru menghubungimu, memangnya ada apa Sayang? hingga kau ingin aku harus segera pulang?.
Haris: Tentu saja karena aku begitu merindukanmu, dan" .Ucapnya tiba - tiba terhenti, saat mendapati keberadaan Daren, yang tengah berbincang dengan Vivian.
" Daren, sejak kapan dia datang?! Gumamnya, dengan raut wajah yang terlihat begitu kesal.
Dia terus menatap Vivian, dan Daren yang tampak begitu bahagia, apalagi saat melihat tawa bahagia diwajah Vivian, membuat ada rasa tidak suka dalam dirinya.
" Apa Papa, dan Mama tidak memberitahukan padanya, kalau Vivian itu calon istriku." Serunya terlihat begitu kesal.
Apalagi saat melihat Daren, merapikan rambut Vivian, rasa kesal semakin membuncah dalam dirinya.
Hei..., hei..., kenapa kau menyentuhnya? dia itu calon istriku bodoh..!" Umpatnya, dengan raut wajah yang terlihat begitu kesal.
Dia terlihat begitu gelisah, ntah apa yang terjadi pada dirinya.
Dia begitu membenci Vivian, yang menurutnya hanya menyusahkan saja, dan yang dia tahu dia begitu mencintai Kenny. Tapi saat melihat Vivian bersama laki - laki lain, membuat ia tidak begitu menyukainya.
Kenny: Hallo..., haloo..." Suara Kenny diseberang sana, saat Haris mengabaiikan telepone darinya.
" Sial.." Sambil memukul pelan dahinya, karena baru menyadari kalau dia masih melakukan telepone, bersama kekasihnya Kenny.
Haris: Hallo Kenny, bisakah kita mengakhiri teleponenya? Mama memangilku, sepertinya ada hal yang penting, kau taukan..? Mamaku itu sangat cerewet, dan aku tidak mau dimarahi olehnya. Ucapnya berbohong, sambil mengakhiri telepone secara sepihak.
Dia terlihat begitu gelisah, saat melihat tawa bahagia Daren, dan Vivian.
" Dasar laki - laki tidak tau malu..! berani sekali dia berbincang dengan calon istriku..!"
Hei..kenapa kau menyentuhnya bodoh..!" Umpatnya, saat melihat Daren menyentuh rambut Vivian.
Apa yang harus aku lakukan ya? agar Daren pergi dari sana." Bertanya pada diri sendiri, dan dia tampak begitu berpikir.
Tiba - tiba dia teringat kembali akan adiknya Riana, yang menaruh perasaan pada Daren.
" Kenapa dari tadi aku tidak berpikir, untuk menghubungi Riana saja."
Mencari No phonsel Riana pada Hp nya, dan langsung menghubunginya.
Riana : Hallo Kakak, buat apa kau mengubungiku?
Berusaha menahan rasa kesalnya, saat mendengar pertanyaan Riana yang menurutnya sangat menjengkelkan.
Haris: Halo adikku Sayang, apakah kau tidak mengetahui kalau anak Paman Jhon, Daren sedang berada dirumah ini?!.
Riana: Benarkah Kakak? apakah kau serius?" Dengan suara, yang terdengar begitu bahagia.
Haris: Tentu saja adikku, mana mungkin Kakakmu ini membohongimu ini.
Riana: Oke kak, terimakasih aku akan segera menyambanginya." Dengan mengakhiri teleponenya.
Dia terus menatap Daren, dan Vivian yang masih tampak berbincang - bincang.
" Kenapa Riana lama sekali..!" Umpatnya, kesal.
Senyuman bahagia langsung membingkai diwajah tampan itu, saat melihat Riana sudah menghampiri Daren, dan juga Vivian.
" Hemm.., masalah sudah beres." Ucapnya dengan senyuman kecil, dan berlalu kedalam kamar.
Dilantai bawah tampak Rania, Henri, dan juga Ana tengah berbincang - bincang diruang tengah.
" Jadi kau serius Ana?! kalau Vivian menerima perjodohan ini?" Tanya Rania, seolah tak percaya.
" Iya Nyonya, Tuan, Vivian mau menikah dengan Tuan Haris." Jawabnya, tersenyum.
" Kalau begitu, kita akan segera mempercepat pernikahan mereka." Timpal Henri, yang terlihat begitu antusias.
" Terserah Tuan, dan Nyonya saja bagaimana baiknya." Jawabnya Ana, dengan memaksa diri untuk tersenyum.
" Ya Tuhan, semoga saja keputusanku ini tidaklah salah, Seandainya saja Tuan Herry, yang dijodohkan dengan Vivian, aku pasti bisa tenang. Tapi ini Tuan muda Haris, yang memilki perilaku yang sangat buruk." Bathin Ana,yang terlihat begitu gelisah.
Daren memasuki rumah mewah itu bersama Riana, dan mereka tampak begitu dekat
" Daren, kapan kau datang?' Tanya Henri, saat melihat anak mantan sekretarisnya masuk kekediamannya, bersama Riana putri bungsunya.
" Aku baru saja datang Paman, dan Sepertinya ada hal penting, yang tengah kalian bicarakan yaa?" Tanya Daren, yang begitu penasaran.
" Kau tau, Kak Haris akan segera menikah dengan Vivian." Timpal Riana, menjawab rasa penasaran pria tampan itu.
" Apa ?! Vivian, dan Haris akan menikah..?!" Tanyanya, seolah tak percaya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Sugiyanto Samsung
Haris benci Vivian padahal dlm hatinya sangat mencintai vivian
2021-09-16
0
𝓡𝓪𝓽𝓲𝓱 𝓐𝔂𝓾
Haris nti bucin sama Viviane loh hati2 kalo bicara ttg hati liat papamu saja begitu takut kehilangan mama mu karena saking bucinnya...tinggal masalah waktu saja kamu akan berubah jadi pria yg baik karena kebucinanmu thd viviane
2020-12-18
1
Hanie Slalusyank Udie Forrever
maaf Thor bukannya waktu Rania melahirkan Jhon belum menikah jadi anak Jhon lebih muda dari anak Rania kan
2020-11-20
1