" Kalau begitu aku, dan Rania pamit sekarang. Dan aku minta kau segera bicarakan ini, dengan Vivian." Pinta Henri, dengan bangun dari duduknya diikuti oleh Rania.
Setelah perginya Rania, dan Henri raut wajah Ana tampak begitu gusar, tatapan matanya teralih pada Sophia, yang dianggap sudah seperti orangtua baginya.
" Aku harus bagaimana Bibi? Apakah menurut Bibi, Vivian akan menyetujui perjodohan ini? karena yang kita tau, Tuan muda Haris sangat tidak menyukai Vivian." Tanyanya, dengan raut wajah yang terlihat begitu gelisah.
Menghembuskan nafas dalam, sebelum menjawab pertanyaan Ana.
" Coba kau bicarakan hal ini dulu dengannya, mungkin saja dia mau menerima perjodohan ini."
" Baiklah Bibi, aku akan bicarakan dengan dia besok hari." Jawab Ana, dengan suara yang begitu berat.
**********
Disebuah clup malam, yang terletak dipusat kota London.
Tampak Haris, tengah duduk ditemani sekretarisnya James.
" Ayo Tuan ! kita harus segera pulang, ini sudah larut malam. Lagi pula anda minum, sudah terlalu banyak."
Meneguknya hingga tandas, dan menaruh dengan kasar, gelas kaca pada meja.
" Kau tau, aku begitu frustasi. Bagaimana
bisa Papa, dan Mama menyuruhku menikahi gadis cacat itu, dan mereka mengancam kalau aku tidak menyetujui perjodohan ini, mereka akan mencabut jabatanku. Dan kenapa mereka tidak menyuruh Herry, anak kebanggaan mereka itu, untuk menikahi gadis menyusahkan itu, kenapa harus aku..! kenapa harus aku." Ucapnya, dengan raut wajah yang terlihat begitu frustasi.
" Terus bagaimana dengan Nona Kenny Tuan? Apakah sampai sekarang dia belum menerima ajakan anda, untuk menikah?" Tanya James, pada Bosnya.
" Itulah yang membuat aku tidak mengerti, kenapa dia selalu saja menolak saat aku mengajaknya untuk menikah. Dia selalu bilang, banyak kerjaan, padahal aku begitu mencintainya."
" Aku punya ide untuk anda Tuan, agar anda bisa tetap menjalin hubungan dengan Nona Kenny, tanpa harus kehilangan jabatan anda."
" Apa itu James?" Tanya Haris, yang terlihat begitu penasaran.
" Bagaimana kalau Anda, dan Nona Vivian menikah kontrak saja. Dan andalah yang menentukan berapa tahun, anda akan menjalani rumahtangga dengannya. Dan jangan lupa, dalam surat itu berisi kalau anda, dan Nona Kenny tetap menjalin hubungan, dan Nona Vivian, tidak boleh ikut campur urusan anda. Bagaimana usul saya ini? bagus bukan Tuan?"
Tersenyum, menatap sekretatisnya.
" Kau sangat jenius James, dengan begtu aku tidak akan kehilangan dua - duanya. Jabatanku, dan juga wanita yang kucintai." Ucapnya, tersenyum.
********
Dia menapaki kaki ditengah kenehingan malam, dengan memegang sebuah tongkat.
" Udara begitu dingin, ternyata Tuan Herry memberi sweater disaat yang tepat." Gumamnya sembari tersenyum, dengan menatap bintang - bintang dilangit yang bertebaran.
Terus tersenyum, dengan terus melangkah mengintari taman bunga keluarga Wilson.
Dan langkah kakinya terhenti, pada sebuah pohon besar.
Menyandarkan pundaknya, dengan menengadahkan pandangannya, menatap langit.
" Tuhan.., aku mohon, sembuhkan kakiku. Aku sudah lelah memakai tongkat ini terus, dan aku ingin berlari, menaiki sepeda, dan melakukan banyak hal dalam hidupku.
Dan yang membuat aku sangat lelah, kalau selalu mendapat hinaan dari dia terus." Serunya dengan tatapan kedepan, sembari tersenyum kecil ditengah kegundahan hatinya.
Turun dari mobil dengan langkah sedikit gontai, dan tanpa sengaja tatapan matanya menatap sosok Vivian, yang sedang tersenyum.
" Kenapa dia begitu bahagia? apakah dia sudah mengetahui, perjodohan ini?" Gumamnya, yang begitu diliputi tanda tanya.
Dan diapun memutuskan untuk menghampiri Vivian.
Uhuuk....
Uhuuk....
Uhuuk...
Berpura - pura batuk, untuk menyadarkan gadis cantik itu, atas kehadirannya.
Berbalik, dan dia begitu terkejut saat mendapati keberadaan Haris, laki - laki yang begitu dibencinya.
" Kau begitu bahagia, mungkinkah kau sudah tau?!" Belum sempat dia menyelesaikan ucapannya, Vivian sudah menyela.
" Maaf Tuan, aku harus segera masuk." Ucapnya, dengan ingin melangkahkan kaki, tapi seketika Haris mencengkram kuat lengannya.
" Lepaskan aku Tuan, ini sakit..!" Pintanya, dengan tatapan memohon.
" Kenapa aku begitu membencimu, dan aku heran kenapa kedua orangtuaku begitu menyukaimu, bahkan menginginkan kau menjadi menantu mereka. Padahal apa istimewanya dirimu, hanya bisanya merepotkan saja. Dasar kau gadis cacat..!" Serunya, sembari menatap sinis wajah cantik.
" Kenapa anda begitu membenciku Tuan? padahal aku tidak pernah mengusik hidupmu, dan tadi anda bilang, menantu? apa maksud anda..?"
" Jadi dia belum mengetahui sama sekali, tentang perjodohan ini."
" Tanyakan saja langsung pada Bibi Ana. Dan aku sudah menyetujui pernikahan ini." Jawabnya, dengan tatapan sinisnya.
" Lepaskan...! lepaskan tanganku..!" Serunya, dengan menghempaskan pegangan tangan Haris pada lengannya.
Maaf aku harus pergi, karena aku tidak punya waktu untuk berbicara yang tidak penting dengan anda." Pamit Vivian, dengan berlalu begitu saja.
Tertawa saat mendengar ucapan Vivian, yang begitu merendahkan harga dirinya.
" Apa tadi dia bilang?! berbicara denganku tidak penting?! gadis ini betul - betul, membuatku semakin ingin cepat menikahinya, agar aku bisa menyiksanya nanti." Gumamnya, dengan senyuman sinis diwajah tampannya.
********
Saat sudah berada didalam kamar, Vivian langsung mengunci pintunya.
Menjatuhkan tubuhnya diranjang, dan dia terlihat begitu syok.
" Apa yang tidak kuketahui? apakah Bibi Ana, Tuan, dan juga Nyonya Wilson,sudah menjodohkan kami? dan kenapa harus pria itu? menikah dengannya, anggap saja aku menciptakan neraka untuk hidupku sendiri." Gumamnya, dengan raut wajah yang terlihat begitu gelisah.
*******
Detik terus berjalan, hingga pagipun telah menyambut.
Dan pagi ini, dia memutuskan untuk bertanya pada orangtua angkatnya, Ana.
" Bibi..!" panggilnya, saat Ana sedang sibuk didapur.
" Ada apa anakku?" Bertanya, sembari menatap intens wajah cantik itu.
" Apakah benar? kalau kalian sudah menjodohkan aku, dengan Tuan Haris?!
Berhenti dari kegiatannya sejenak, sembari menghampiri Vivian.
" Maafkan aku, anakku! Bibi juga tidak berdaya menolaknya. Karena selama ini pengobatan kakimu ditanggung oleh Tuan Wilson, jadi Bibi juga tidak berdaya untuk menolaknya." Serunya, dengan airmata sudah membasahi pipinya.
Dia hanya bisa menangis dalam hati, dan diapun tau kalau Ana, tak punya kuasa untuk menolak perjodohan ini. Karena selama ini, Keluarga Wilson sudah begitu baik padanya. Dan mungkin saat ini, dia akan membalas semua kebaikan Ana, dengan menerima perjodohan ini. Walaupun dia begitu mengagumi Haris, tapi rasa bencinya lebih besar, dari pada rasa kagumnya.
" Baiklah Bibi, aku akan menyetujui perjodohan ini." Jawabnya, dengan suara yang terdengar berat.
Ana seketika menatap intens putri angkatnya, untuk mencari jawaban disana.
" Kau serius anakku? kau mau menikah dengan Tuan Haris? walaupun kau tau, dia begitu membencimu?!"
" Ia Bibi, aku serius. Mungkin Tuan Haris adalah jodoh, yang dikirim Tuhan untukku." Jawabnya dengan memaksa untuk tersenyum, ditengah kegundahan hatinya.
Tersenyum sembari membenahi setiap helaian rambut, yang menutupi wajah cantik Vivian.
" Terimakasih anakku, Bibi akan segera menyampaikan kabar ini pada Tuan, dan Nyonya Wilson."
" Iya Bibi."
*******
Menapaki kakinya memasuki halaman rumah mewah itu, dengan wajah sumringah.
Dia terlihat begitu bahagia, saat bertandang ke rumah Henri Wilson, pria yang sudah dianggap seperti ayah kandungnya sendiri.
Dan tanpa sengaja tatapan matanya, menangkap sosok Vivian, gadis yang diam - diam dikaguminya.
Dan diapun memutuskan untuk menghampiri.
" Hay Vivian." Sapanya, saat gadis cantik itu tengah sibuk membenahi tanaman bunga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Sugiyanto Samsung
Vivian cepat sembuh
2021-09-16
0
Wiwik Jayakartika
dareen itukan memng nama aslinya...sya suka ektingnya main film oke bngt..dracin the best..
2021-09-08
0
ïm.ålgå†år~ ✨
mukanya baby face banget si daren😘
2021-04-24
0