Ujian akhir sudah selesai, sekarang Clara lagi sibuk mencari kampus terbaik untuk dia melanjutkan kuliah. Clara banyak disarankan sama keluarganya untuk masuk perguruan tinggi negeri. Tapi Clara tahu kemampuannya tidak akan mampu untuk dia masuk kesana. Jadi Clara memutuskan untuk melanjutkannya di perguruan tinggi swasta
saja. Beni pulang dari bengkel langsung menemui Clara yang sedang menonton televisi di ruang keluarga bersama Melia.
“Dek...” Beni datang.
Clara dan Melia langsung bersalaman dengan Beni “kamu disini, Mel?” kata Beni melihat Melia.
“Iya bang, besok kan libur. Makanya tadi Melia minta antar sama Ibu kesini” jawab Melia sambil makan snack.
“Ini” Beni memberikan sebaran sama formulir pendaftaran.
“Apa ini bang?” Clara mengambilnya.
“Itu sebaran sama formulir pendaftaran kuliah di kampus swasta terbaik di kota ini. Adek kan gak mau pergi ke luar kota, makanya abang bantu cari” jawab Beni.
Clara mengambilnya “apakah kampus ini benar-benar terbaik bang?” Clara tidak yakin.
“Kalau adek lulus dari sini, adek bisa mendapatkan pekerjaan dengan mudah. Ada juga perusahaan yang akan menampung mahasiswa terbaiknya disini” kata Beni.
“Kalau menurut abang terbaik, adek kuliah disini saja” keputusan Clara akhirnya.
***
Beberapa bulan kemudian adalah hari kelulusan Clara dan semua siswa kelas tiga Sekolah Menengah Atas. Hari ini Clara akan melihat apakah dia lulus atau tidak. Clara berangkatnya bersama mama, sebab pengambilan hasil kelulusan bersama orang tua. Sampai di sekolah Clara jalan bersama mama menuju kelasnya.
“Dek, pergi saja gabung sama teman-teman yang lain. Mama disini saja, itu juga ada orang tua siswa yang lain” kata mama.
“Tapi ma....” Clara tidak mau meninggalkan mama.
“Ingat dek, sekarang adalah hari terakhir adek disini. Nikmati masa putih abu-abu ini bersama teman-teman. Nanti momen seperti ini yang paling adek tunggu. Percaya sama mama, putih abu-abu adalah masa sekolah yang paling susah dilupakan” ucap mama.
“Iya ma, itu juga ada orang tua Ani sama Iki” Clara menunjuk orang tua sahabatnya.
Setelah itu Clara langsung pergi ke tempat teman-teman yang lain. Di sekolah ada sebuah panggung khusus buat tempat hiburan bagi siswa-siswa. Jadi Clara dan yang lain bernyanyi bersama, mereka menyanyikan banyak lagu tentang perpisahan. Mereka menangis bersama sambil mengenang masa-masa mereka disekolah.
Guru-guru masih rapat dengan semu guru. Beberapa jam kemudian rapat selesai, kemudian rapat diadakan bersama orang tua siswa kelas tiga. Semua siswa juga tidak boleh ikut masuk dalam rapat tersebut. Jadi aktifitas mereka hanya bercanda, bernyanyi, makan di kantin, dan ada juga yang selfie untuk kenang-kenangan.
Beberapa jam kemudia rapat selesai, semua wali murid keluar dan mencari anaknya masing-masing. Clara melihat mama dan dia langsung menghampiri mamanya. Mama sedang bersama orang tua Ani dan Iki. Mereka bertiga langsung menghampiri orang tua kita tersebut.
“Ma..” ucap Clara.
“Hei sayang, kalian memang selalu bersama” kata mama.
Mereka semua langsung tersenyum “kita kan besar bersama tante dan selalu bareng” kata Iki.
“Terus setelah lulus kuliah pun bersama?” tanya Bunda Iki.
“Kalau kita terpaksa pisah tante, sebab kita pilih jurusan yang berbeda-beda dan kampus berbeda” jawab Ani.
“Iki sama Ani masih di kota yang sama?” mama bertanya sama sahabat Clara.
“Ani masih tante tapi beda kampus sama Ara” jawab Ani.
“Kalau Iki ke luar kota tante, sebab Iki akan tinggal bersama nenek disana” jawab Iki.
Mama mereka semua saling pandang dan mengangguk. Kemudian mereka mendengar suara teman-teman lain yang sudah membuka amplop yang dikasih sama guru waktu rapat. Mereka sama-sama melihat pada teman-teman.
“Ma, bagaimana hasilnya?” tanya Clara tak sabaran.
“Iya, kita mau tahu juga dong” lanjut Ani.
“Kalian memang gak ada yang sabaran ya” ucap mama Iki.
Mama mereka membuka tas mereka masing-masing dan memberikan amplop sama mereka “ini...” ucap mama dengan kompaknya.
“Guys kita sama-sama membukanya ya!” ucap Clara sama sahabatnya.
Mereka berdua mengangguk “1 2 3” ucap mereka bersama dan langsung membuka amplop. Kemudian mereka sama-sama mengeluarkan kertas didalamnya, lalu mereka sama-sama melihat hasilnya.
“LULUS...” teriak mereka bersama sambil loncat-loncat.
Mama-mama mereka langusng memberikan mereka selamat dan memeluk mereka masing-masing. Kemudian mereka minta izin sama mama mereka untuk bergabung dengan teman yang lain ke lapangan.
“Ma, tante, kita gabung sama teman yang lain ya” ucap Clara.
“Iya” kata mama dan tante yang lain mengangguk tandanya setuju.
Mereka langsung berlari ke lapangan bergabung dengan teman yang lain. Meskipun mereka satu sekolah, mereka tidak satu kelas dan satu jurusan. Clara sama Ani jurusan MIPA tapi beda kelas. Clara kelas XII.1 sedangkan Ani kelas XII.3, sedangkan Iki jurusan IPS kelas XII.5.
Sebelum mereka gabung dengan kelas masing-masing, mereka sama-sama dulu mencoret baju masing-masing. Mereka juga sama menandatangani baju mereka sebagai kenang-kenangan buat mereka. Mama dari jauh melihat mereka dan mengambil foto mereka. Setelah mereka sudah saling coret-mencoret, mereka lanjut ke kelas masing-masing. Mereka disana melakukan sama seperti dengan apa yang dilakukan waktu Clara bersama sahabatnya.
Hari semakin sore, mama sudah selesai makan siang. Jadi mama membawa Clara pulang bersama. Tujuan dalam mengambil kelulusan bersama orang tua adalah agar menghindari siswa-siswi pergi tawuran dan ugal-ugalan di jalan raya. Makanya mengambilnya dengan orang tua masing-masing. Merea selama sekolah dilarang membawa kendaraan pribadi kecuali motor ke sekolah.
Clara sangat bersyukur lulus dan mendapatkan juara 3 di anatara seluruh siswa di sekolahnya. Clara juga disuruh sama guru untuk masuk perguruan tinggi negeri karena nilainya sangat bagus. Tapi Clara menolaknya karena dia akan kuliah di kampus pilihan dari Beni.
.
.
.
.
.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments