Suara adzan terdengar, Clara terbangun dan langsung ke kamar mandi untuk siap-siap sholat subuh. Setelah sholat Clara membersihkan tempat tidur. Kemudian Clara langsung mandi siap-siap untuk pergi sekolah. Semua orang sudah kumpul di meja makan untuk sarapan.
“Pagi semua?” Clara menghampiri semua orang.
“Pagi!” jawab semua orang.
Clara duduk disebelah Beni “dek nanti kalau pulang sekolah langsung ke bengkel abang ya!” ucap Beni.
“Iya bang” Clara mengambil nasi goreng.
“Gak iya-iya aja dek, nanti sore lagi pulangnya” ucap Rana.
“Adek sore pulang, kan udah minta izin papa sama mama” kata Clara lagi.
“Udah, gak usah bertengkar. Adek kemaren minta izin sama mama kok, kak” bela mama.
Clara langsung minum susu “adek udah selesai, adek pergi duluan” Clara langsung bersalaman dengan semua orang dan pergi.
“Kakak gak ke kampus?” tanya papa.
“Ke kampus pa, tapi siangan nantinya. Sebab gak ada jadwal kuliah pagi” jawab Rana.
“Berarti bisa temani mama ke toko dong” sambung mama.
Rana tersenyum “kakak harus ketemu sama Reza, mau tukar mobil”.
Beni melihat sama Rana “nanti abang yang antar mama. Nanti kalau mobil mama udah selesai perbaiki, abang antar ke toko” ucap Beni.
“Ya udah papa jalan dulu” papa pamit.
Beni mengantar mama ke toko “ma, menurut abang gak usah manjain kakak terus. Coba mama lihat, apapun keinginan kakak mama sama papa pasti tururi. Sampai kapan ma seperti itu?” kata Beni di dalam mobil.
“Abang tahu kan, kalau kita tidak menuruti keinginan kakak, apa yang terjadi!” mama masih memikirkan apa yang terjadi sama Rana.
“Seharusnya yang mama manjain itu adek, coba lihat semenjak dia lahir. Penghasilan papa sama mama semakin meningkat kan. Ini gak, malah kakak yang mama manjain” kata Beni.
Mama hanya diam memikirkan perkataan dari Beni. Apa yang dikatakan abang memang benar tapi entah kenapa mama sama papa malah manjain Rana. Rana selalu berfikir yang sering dimanjain itu adalah Clara tapi sebenarnya tidak. Clara tidak berani meminta ini itu sama mama dan papa, begitu juga sama abang. Kalau Clara tidak diberikan secara langsung Clara tidak akan menerimanya. Clara juga sering ditanya sama mama dan papa mengenai keinginannya tapi Clara selalu jawab ‘terserah apa yang mama dan papa aja’.
Waktu jam pulang sekolah, Clara jalan duluan menuju halte bus. Ani dan Iki melihat Clara, mereka langsung mengejar Clara sampai ke halte.
“Mau kemana Ra, buru-buru?” tanya Iki.
“Gue mau ke bengkel abang dulu, tadi pagi abang suruh kesana” jawab Clara.
“Berarti kita beda bus dong” kata Ani.
“Iya, makanya gue duluan” Clara melihat bus menuju bengkel Beni “gue duluan ya, itu busnya sudah datang”.
Bus berhenti dan Clara langsung naik bus tersebut.
“Hati-hati Ara” teriak Iki dan Ani.
Beberapa menit kemudian Clara sampai di halte dekat bengkel Beni. Clara jalan menuju bengkel Beni, tiba disana Clara langsung menanyakan Beni sama karyawannya.
“Mas, abang ada?” tanya Clara.
“Ada di dalam, Ra” jawab karyawan Beni.
“Makasih mas” Clara langsung masuk ke ruangan Beni.
Beni sedang sibuk dengan pekerjaannya, Clara mengucapkan salam “assalamualaikum bang!”.
Beni melihat Clara “waalaikummussalam. Adek, masuk dek” ucap Beni.
“Ada apa bang, menyuruh adek datang kesini?”.
Beni mengeluarkan kunci dari dalam laci meja kerjanya “ini untuk adek”.
“Kunci, kunci apaan bang?”
“Itu kunci motor, abang belikan untuk adek pergi ke sekolah. Masa iya adek ke sekolah jalan kaki terus” kata Beni.
“Gak usah bang, adek gak mau. Lagian adek juga gak ada SIM untuk bawa. Sekarang adek lebih nyaman pergi jalan kaki dan bus. Nanti kalau adek udah kuliah baru abang kasih sama adek, adek akan menerimanya” tolak Clara.
“Kenapa dek? Kakak aja dulu dari SMP udah dibolehin sama papa dan mama bawa motor. Sedangkan adek sekarang udah kelas tiga loh dek, adek pasti sering pulang telat kan” sambung Beni.
“Gak usah bang, adek gak sendiri kok. Adek sama Ani dan Iki kok”.
“Ya sudah kalau begitu. Ayo abang antar ke toko kue dan makan siang disana”.
“Iya bang”
Clara dan Beni langsung masuk mobil. Mereka akan pergi ke toko kue mama, mereka akan makan siang bersama disana. Sebelum mereka kesana, mereka mampir dulu ke restoran untuk membeli makanan siang.
Sampai di toko, mereka jalan masuk “mbak, mama dimana?” tanya Clara sama sekretaris mama.
“Ibu ada di dapur Ra” jawab Sari.
“Sari, bilang sama mama kita disini dan tunggu disana” Beni menunjuk meja di sudut kafe mama tersebut.
“Iya bang” Sari langsung menuju dapur.
Clara dan Beni langsung duduk di tempat yang dia tunjuk tadi. Tidak lama kemudian datang Sari dan mama.
“Ada apa kalian datang kesini?” tanya mama.
Clara dan Beni langsung bersalaman sama mama. “Kita mau makan siang sama mama” kata Clara.
“Ya udah. Sari, tolong ambil piring ya” perintah mama sama Sari.
Sari mengangguk dan langsung pergi ke dapur mengambil peralatan untuk makan. Kemudian Sari datang lagi dengan membawa piring. Clara dan Sari meletakan semua makanan yang mereka bawa tadi kedalam piring. Sari langsung meninggalkan mereka, dia kembali melanjutkan pekerjaannya.
.
.
.
.
.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments