Indah keluar dari ruang ganti menggunakan baju pilihannya. Mini Dress berenda warna pink muda yang cocok dengan kulit putihnya. Membuat penampilannya elegan namun tetap cute.
Berjalan mendekat kearah Andrian yang duduk menunggu sembari membaca majalah fashion.
"Gimana kak, bagus gak?" Memutar-mutarkan tubunya dihadapan Andrian.
"Memangnya kamu ganti baju untuk mendapatkan pujian dari saya cantik atau tidaknya? Tadi kamu bilang tidak nyaman kan memakai baju kerja?" Indah langsung memasang wajah masamnya. Apa susahnya mengatakan cantik atau tidak.
"Sudah ayo cepat. Jangan sampai mereka menunggu kita lama hanya karena kamu lama memilih baju!" serunya lagi.
"Kakak yang bener aja dong.. Aku kan belum make up!"
"Ya sudah sana kamu make up. Yang natural saja biar tidak terlalu lama. Baju biar saya yang bayar!" Indah duduk di sebelah Andrian dan mengeluarkan alat make up'nya. Sedangkan Andrian berdiri menuju kasir untuk membayar gaun yang Indah kenakan.
***
Saat mereka sampai di restoran, mereka di antar ke sebuah ruang VVIP dimana orang tua mereka sudah menunggu.
"Wahh gimana ini. Masa yang tua menunggu yang muda.." goda Papi Andrian.
"Maaf pih, mih, om, tante. Tadi Indah merasa tidak nyaman dengan baju kerjanya jadi kita mampir mencari baju dulu." terang Andrian sebelum duduk bersisian dengan Indah.
"Ooh pantesan anak bunda udah cantik begini. Bunda baru sadar kalo anak bunda sudah tidak pake baju kerja." Bunda mengusap rambut anaknya yang duduk disebelahnya.
Indah mencebik. "Jadi tadi pagi Indah gak cantik bun?" Raut kesal Indah membuat semua orang yang berada disana tertawa kecuali Andrian.
"Mana mungkin Indah tidak cantik. Om yakin bahkan baru bangun tidur pun kamu pasti cantik." puji Papi Andrian.
"Aah Om Alex bisa saja.." Indah tersipu malu dan menyelipkan rambutnya ke belakang telinga sembari menunduk. Jika sahabatnya melihat pasti mereka akan tertawa terbahak-bahak melihat Indah yang biasanya asal bicara sekarang bersikap malu - malu memalukan.
"Bener lho.. Cocok sama Andrian." kali ini Maminya Andrian yang menjawab. Membuat Andrian yang sedang meminum minumannya tersedak.
"Uhuukk.." Indah menyodorkan tissu yang ada didekatnya.
"Pelan-pelan boy.. Tidak usah grogi begitu. hahaha" Andrian anak kedua dari dua bersaudara. Sedangkan kakak perempuannya sudah menikah dan memilih menetap di London bersama suami dan anak-anak mereka.
"Hahaha udah tua masih di panggil boy.." Indah tertawa geli tetapi begitu tatapannya mengarah ke Andrian dan melihat tatapan siap membunuh dari pria itu, Indah langsung menelan semua tawanya.
"Ups.. Maaf Om tante." Indah tersenyum kikuk ke arah orang tua Andrian.
"Tidak apa-apa.. Om tidak sekaku Rian kok. Om juga suka godain dia biar dia sedikit tertawa tidak tegang terus itu mukanya. " Indah suka dengan orang tua Andrian yang begitu welcome terhadapnya. Dan mereka juga menyenangkan tidak seperti anaknya yang kaku dan menyebalkan.
Sesaat obrolan mereka terhenti saat pelayan mengantarkan makanan yang sudah mereka pesan. Hingga di tengah-tengah makan Om Alex membuka suara.
"Indah bagaimana bekerja dengan Andrian?"
"Gimana ya Om.. Cape kerjaannya banyak banget. Tapi jadi banyak juga sih yang bisa Indah pelajarin. Kak Rian juga gak pelit ilmu, meskipun cara ngajarinnya nyebelin, belum lagi suka marah-marah!"
"Rian itu cuma tidak biasa aja ada orang disekelilingnya kecuali kita keluarganya. Kamu yang sabar aja ngadepin anak tante ya Indah. Tante yakin orang seceria kamu bisa membuat anak tante senyum lagi." Indah merasa tidak enak dengan tatapan penuh harap Maminya Andrian.
"Tapi Indah gak seyakin itu sih tante."
"Om yakin kamu bisa. Makanya Om sama ayah kamu berniat menjodohkan kalian berdua."
"Apa??!!" seru Indah dengan mata yang hampir meloncat dari tempatnya. Sedangkan Andrian terbatuk-batuk karena tersedak makanannya dan segera meneguk air minum di hadapannya dan mengelp mulutnya dengan tisu.
"Papi apa-apaan sih? Pih. Aku masih punya orang lain!" seru Andrian tidak terima dijodohkan. Sedangkan hatinya masih menunggu orang yang dicintainya kembali.
"Ayah juga kenapa setuju aja. Ayah kan tau Indah hidup penuh kasih sayang. Kalo sama dia mana mungkin Indah dapetin yah.." Indah menatap ayahnya dengan tatapan memohon. Dan jari tangannya menunjuk Andrian. Tanpa memikirkan maksud dari ucapan Andrian barusan.
"Mau sampai kapan kamu menunggu dia Rian! Ini sudah tujuh tahun berlalu!" tatapan mata Papi Alex yang tadinya ramah berganti menjadi tegas tidak ingin dibantah.
"Kasih waktu lagi pih. Andrian bakal usahain agar dia bisa kembali lagi!" Indah mengerutkan dahi tidak mengerti dengan apa yang dibicarakan dua orang disebelahnya.
"Mau sampai kapan Rian??!! Kamu tuh sudah cukup umur untuk menikah. Mami sudah ingin menimang cucu dari kamu! Kamu mau nunggu dia sampai tua dan kami meninggal baru menikah??!! " Bukannya tega menyuruh Andrian menyerah. Tapi wanita paruh baya itu tidak ingin anaknya membuang waktunya dengan percuma. Menunggu wanita yang entah akan kembali atau tidak.
"Mami kenapa bilang seperti itu! Aku yakin dia akan kembali dalam waktu dekat. Jadi mami sabar aja! Rian pasti bakal menikah sebentar lagi dan memberikan cucu yang banyak untuk kalian. Tapi biarkan Rian menikahi wanita yang Rian cintai Pih, Mih..!!"
"Dari awal papi udah jodohin kamu dengan Indah. Dulu kamu menolak dan lebih memilih wanita itu. Papi mengalah dan mengijinkan. Tapi nyatanya papi dan mami yang kecewa karena kamu tak kunjung menikah kan?"
Indah dan kedua orang tuanya diam saja tidak ingin ikut campur dalam urusan keluarga mereka.
"Tapi kami juga tidak pernah menginginkan ini semua terjadi pih.." Andrian yang tegas dan dingin saat ini di mata Indah terlihat lemah. Entah apa yang membuatnya seperti ini. Sebenarnya kemana wanita itu sampai membuat Andrian dan keluarganya menunggu selama tujuh tahun lamanya? Banyak pikiran berseliweran di dalam otaknya. Tapi tak satupun ia berani menanyakannya.
"Sudah lah papi tidak ingin di bantah untuk kali ini. Jangan membuat papi sama mami malu kepada Om Gilang dan keluarga! " Acara makan malam yang tadinya hangat berubah memanas.
"Sudahlah Lex, jangan terlalu di paksakan. Kasihan Andrian. Jika dia masih mau menunggu wanitanya biarkan saja. Lagi pula Indah juga belum setuju. Dan saya juga tidak ingin Indah menikah tapi hati Andrian masih untuk wanita lain." Andrian dan Indah sedikit bernapas lega dengan keputusan ayah Gilang.
"Ya sudah, biarkan mereka pendekatan terlebih dahulu. Kalau nanti mereka sudah saling menyukai baru kita nikahkan mereka." Papi Alex mengalah, karena dia tahu seperti apa sahabatnya menyayangi putri semata wayangnya itu. Mana ada seorang ayah yang rela menikahkan anaknya dengan pria yang tidak bisa memberikan cinta dan kasih sayangnya.
"Tapi Rian. Apapun alasannya papi tidak akan pernah merestui kamu kembali dengan wanita itu! Sekalipun nanti wanita itu kembali! Mulai sekarang belajarlah untuk bisa mencintai Indah. Karena papi akan menunggu sampai kapanpun untuk menikahkan kalian. Tunggu papi mati jika kamu ingin menikahi wanita lain selain Indah!!"
Andrian menghela napasnya keras. Kenapa Papinya keras kepala sekali. Kenapa jadi memaksakan kehendaknya seperti ini. Padahal biasanya selalu menuruti semua keinginan Andrian asal itu masih sesuatu yang baik. Pasti ini gara-gara Indah. Begitu pikirnya.
*
*
*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Fitriani
kok malah nyalahin orang .......entar cinta baru tau.....
2021-01-10
3
Eka Iraone
indah yg disalahin, kasian
2021-01-05
2
DeputiG_Rahma
lanjut..
2020-12-07
1