Makan malam selesai. Orang tua Indah berdiri lebih dahulu karena ada acara di tempat lain.
"Lho ayah sama bunda mau kemana?" tanya Indah saat kedua orang tuanya akan berpamitan.
"Ayah masih ada acara sama klien."
"Terus Indah pulangnya gimana dooonnggg.." rengek Indah dengan wajah memelas.
"Kamu kan punya mobil sendiri. Biasanya juga pulang sendiri." Ayah Gilang menjawab sembari mengerutkan dahinya bingung.
"Mobil Indah udah di anter ke rumah sama orang kantornya kak Rian. Tadi kan Indah kesini bareng.." Andrian hanya diam saja melihat Indah merengek seperti itu. Entah itu manusia tidak punya empati atau ekspresi. Tidakkah dia merasa bertanggung jawab untuk mengantar Indah pulang?
"Ya udah ayah pesenin taxi ya..? Kamu pasti bosan kalau ikut ayah. Dan lagi kamu kan capek baru pulang kerja langsung kesini belum istirahat." tawar sang ayah.
"Ayah kan tau kalo Indah gak berani naik kendaraan umum sendirian! Apa lagi ini udah malam! Kalo nanti Indah di culik terus di perkosa dan di bunuh gimana? Ayah mau kehilangan anak kesayangan ayah satu-satunya ini? Ayah bakal nyesel nanti gak ada yang di manjain lagi! Bunda juga pasti bakalan nangis tujuh hari tujuh malam kalau sampai Indah pulang tanpa nyawa!" Andrian menatap takjub dengan imajinasi gadis disebelahnya ini. Berlebihan sekali gadis ini hanya karena disuruh pulang naik taxi.
"Kamu tuh ngomong apa sih sayang.. Kamu terlalu banyak menontom berita kriminal." Bunda menggelengkan kepalanya. Sedangkan sang ayah dan orang tua Andrian sudah tertawa sedari tadi.
"Tetep aja Indah gak mau!" serunya dengan melipat kedua tangannya didepan dada.
"Ya udah biar Andrian yang antar pulang. Kan salah dia ngajakin kamu kisini bareng." Papi Alex menawarkan pilihan yang lebih baik. Indah melirik Andrian yang duduk tenang di sampingnya.
"Kan papi yang nyuruh buat berangkat bareng Indah, jadi tidak saling menunggu disini katanya!" protes Andrian tidak terima.
"Papi kan hanya menyuruh untuk berangkat bersama. Bukan berarti dengan satu mobil kan?" Sial. Andrian merasa terjebak sekarang.
"Ya sudah, kamu pulang bareng saya saja." ucap Andrian dengan pasrah.
"Tapi jangan di turunin di tengah jalan ya kak. Nanti aku dibawa kabur orang kak Rian bisa dibunuh ayah lho.." Andrian menatap Indah tajam.
"Kamu tuh bawel sekali. Sudah ayo pulang." mereka semua keluar bersama dan berpisah di depan restoran saat mobil masing-masing sudah siap mengantar mereka ke tempat tujuan.
***
Perjalanan seperti biasa di isi dengan keheningan. Tidak ada yang mengeluarkan suara baik Indah maupun Andrian. Mereka larut dalam pikiran mereka sendiri. Apa lagi pak sopir, mana mungkin berani dia membuka suara jika bukan hal yang penting.
Setelah setengah jam perjalanan, mobil memasuki gerbang tinggi sebuah rumah mewah. Mobil berhenti tepat di depan pintu utama.
"Makasih kak.. Kakak gak mau mampir kan? udah malam soalnya!" bukanya menawari untuk mampir malah menegaskan larangan untuk mampir.
"Indah tunggu!" seru Andrian saat Indah hendak menutup pintu mobil.
Indah membungkukkan badannya agar dapat melihat kedalam mobil. "Kenapa kak? Aku suruh bayar?"
Andrian berdecak. Kapan gadis ini tidak berkata yang tidak - tidak. "Masuk dulu sebentar!"
"Mau ngapain? Kakak gak mau nyuruh aku nyium kakak kan kaya yang di drama-drama korea. Suruh masuk lagi cuma buat ciuman?" tanya Indah dengan tubuh bergidik ngeri. Ganteng sih, sebelum tahu sifat aslinya mungkin dulu dia mau kalau di ajak ciuman. Tapi sekarang jangankan dicium, dekat dengannya saja Indah bosan gara - gara sifat pria itu yang dingin.
"Tidak usah ke GeEran kamu!! saya tidak nafsu sama kamu!" Indah mengerucutkan bibirnya kemudian masuk.
"Biarpun Indah belum pernah ciuman. Tapi banyak yang ngantri nyium bibir seksi aku tau! Lagian mau ngapain sih kak??!!"
"Seksi dari mana bibir tipis begitu!" Gumam Andrian yang masih dapat didengar oleh Indah.
"Biar tipis juga kalo kakak udah nyoba bakalan ketagihan!" Indah menggoda dengan memberikan gaya mencium dari jauh.
Cletak.
"Aakkhh sakit kak!" Seru Indah sembari menggosok dahinya yang di sentil cukup keras oleh Andrian.
"Makanya jangan mikir kemana-mana!! Saya cuma mau tanya tentang perjodohan kita tadi. Menurut kamu bagaimana?"
"Bagaimana apanya? Kan tadi aku udah jawab. Kalo aku gak mau nikah sama orang yang gak cinta sama aku! Kalo kakak cinta sama perempuan lain ya perjuangin lah cinta kakak itu. Jangan buat aku ikutan susah sama urusan percintaan kalian!"
"Tapi kan kamu dengar sendiri kalau saya tidak boleh menikah selain sama kamu. Rugi dong saya hidup kalau tidak menikah sampai tua. Percuma pusaka saya tidak terpakai." Indah menganga lebar mendengar Andrian menyebut pusaka. Orang sedingin Andiran bisa memikirkan hal seperti itu ?? Indah jadi penasaran sebenarnya Andrian sifat aslinya seperti apa. Rasa sakit apa yang merubah Andrian bisa menjadi seperti sekarang. Karena dari kalimatnya barusan, Indah yakin sebenarnya Andrian bukan orang yang kaku.
Indah buru-buru menormalkan ekpresinya dengan mengedipkan matanya beberapa kali. "Kalau gitu ya kakak belajar dong buat cinta sama Indah. Buat Indah juga cinta sama kakak. Kalo kakak gak mau, kakak racunin aja Om Alex. Kan tadi beliau bilang kalau kakak boleh nikah sama wanita selain Indah kalau Om Alex sudah meninggal." jawab Indah santai, walau pun sudah memberikan usul yang menyesatkan.
Andrian kembali menyentil dahi Indah. "Enak saja kamu menyuruh saya membunuh orang tua saya sendiri. Saya bukan anak durhaka ya!"
Indah mengedikkan bahu. "Hanya itu kan pilihannya!"
"Bagaimana kalau kita langsung menikah saja. Saya merasa kasihan dengan mami saya. Dia sudah sangat menginginkan cucu dari saya."
"Ogah!! Indah gak akan pernah mau nikah sama kakak kalo kakak belum cinta sama Indah. Kalo Indah sih gampang lah buat jatuh cinta. Biarpun selama ini belum pernah ngerasain jatuh cinta sih hihihi." Indah terkikik geli sendiri. Selama ini Indah terlalu banyak memilih. Padahal saat SMA dan kuliah dulu tidak hanya satu dua orang saja yang mengajaknya berkencan. Tapi tak ada satupun yang dia terima. Dia mencari sosok seperti ayahnya yang mencintainya dengan besar dan tulus.
"Sebenarnya saya juga tidak ingin menikah dengan kamu. Tapi bagaimana dengan masa depan pusaka saya? Bagaimana saya punya keturunan jika tidak menika? " Indah tidak menyangkan pertanyaan seperti itu akan keluar dari orang secerdas dan sedingin Andrian Dawson.
"Kakak ngebet banget pengen ML ya? Segitu frustasinya!" Indah menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Saya laki-laki normal Indah! Dan usia saya sudah matang untuk melakukan hal seperti itu!"
Indah langsung menyilangkan kedua tangannya di depan dada. "Tapi kakak tidak diam-diam menatap saya dengan nafsu kan jika di kanto??!! " tanya Indah mulai takut.
"Sudah sana turun. Ngomong sama kamu pikiran saya jadi semakin melantur tertular otak kamu yang geser! Kita terima saja perjodohan ini. Saya akan berusaha untuk mencintai kamu."
"Terserah lah.. Yang penting aku gak mau nikah kalau kakak belum cinta titik!" Indah kembali turun dan langsung menutup pintu mobil tidak ingin mendengar hal mesum lelaki itu.
*
*
*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Sri Widjiastuti
😄😄🤣dih bar bar pa songsong
2022-03-12
0
Fitriani
hahahahaha.....otaknya indah geser dikit 😊😊
2021-01-10
2
Eka Iraone
kwkwkw
2021-01-05
1