Di dalam sebuah kamar yang berukuran luas, ada hiasan bunga-bunga yang cukup indah dan harum. Kelopak mawar merah telah berserakan di atas tempat tidur dan lantai. Lampu kristal menyala begitu terang di atas langit-langit kamar. Aroma ruangan itu dipenuhi dengan aroma terapi dari lavender yang bisa membuat hati dan pikiran tenang.
Sea sedang berbaring terlentang di atas kamar pengantin yang bertaburan bunga-bunga mawar, masih memakai gaun pengantin yang super ribet sambil menunggu sang suami selesai mandi.
Sudah berulang kali Sea mencoba melepas gaun sialan itu, tapi tetap saja ia tidak bisa mencopotnya tanpa bantuan orang lain. Sumpah ya, Sea itu wanita tomboy, ia tidak suka memakai gaun. Sea lebih suka memakai celana. Andai saja di setiap pernikahan bisa memakai celana, maka dengan senang hati Sea melakukannya.
Ternyata begini rasanya menjadi ratu sehari, ya Tuhan badanku terasa remuk semua. Ini yang terakhir kalinya, aku tidak ingin menikah lagi.
Merasa bosan karena menunggu sang suami yang belum juga selesai, Sea bersandar di ranjang dan membuka ponselnya.
Ting...
Ting...
Ting...
Ting...
Sea terkejut melihat notifikasi pesan yang begitu sangat banyak. Semua notifikasi pesan berasal dari grup kampusnya, dimana semua anak kampus mengucapkan selamat atas pernikahannya. Ada yang merasa senang karena saingan untuk para wanita telah tidak ada lagi, ada juga yang merasa sedih dan kecewa khusunya para pria karena primadona kampus yang selalu menjadi incaran kaum adam telah menikah.
Berparas cantik, cerdas dan juga mesum menjadi nilai plus di mata kaum adam. Tidak heran mengapa banyak pria yang mengincar dirinya untuk menjadikan seorang kekasih, tapi Sea tidak tertarik. Ia tidak suka menjalin suatu hubungan, ia lebih suka bersenang-senang tanpa adanya hubungan.
Tapi kini takdir sedang tidak memihak bersamanya, sekarang ia sudah menikah dan menjadi istri. Sea tidak pernah menyangka kalau ia menjalin hubungan suami istri secepat ini. Mau tidak mau Sea harus menerima dan menjalaninya karena takdir sudah memaksanya.
Mengapa dia belum keluar juga? Sudah satu jam dia di dalam sana. Apa dia sedang mati. Jangan, jangan dulu kami belum bertempur.
Memang benar sudah satu jam Gava di dalam kamar mandi, Sea sudah bosan menunggunya. Turun dari ranjang dan berjalan ke arah pintu kamar mandi.
Sedangkan di dalam kamar mandi.
Sebenarnya sedari tadi Gava sudah selesai dengan ritual mandinya. Hanya saja ia masih berdiam di dalam kamar mandi. Berdiri di depan cermin, merasa sangat gugup karena bingung harus apa. Apakah dia harus keluar dengan telanjang dada? Atau tetap berdiam diri di kamar mandi?
Akh,,, Gava menjadi bingung sendiri, meremas rambutnya kebelakang dengan kuat. Seharusnya ia tidak lupa membawa pakaiannya, kan sekarang jadi susah urusannya. Ia merasa malu keluar dengan keadalan telanjang dada, apalagi sekarang ia berada satu ruangan bersama seorang wanita.
Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu yang mengganggu lamunananya. "Hei apa kau baik-baik saja di dalam sana?" Ucap Sea sambil mengetuk pintu kamar mandi. Dia ingin tau keadaan pria itu, jujur saja ia sedikit khawatir karena Gava sudah terlalu lama di dalam kamar mandi.
" Saya baik-baik saja"
"Kalau begitu keluarlah. Aku juga ingin mandi."
Dengan ragu-ragu pria itu berjalan ke arah pintu dan menarik handle pintu.
"Apa yang kau lakukan di dalam sana? kena,,,," Ucapan Sea berhenti karena matanya telah menangkap pemandangan yang sangat indah dan sangat sayang untuk di lewatkan.
"Wow seksi" Rasanya air liur Sea ingin keluar. Melihat tubuh sixpeck yang tidak tertutupi itu. Perut kotak-kotak dan dada bidang yang berisi, akh ingin rasanya Sea menerkam pria itu sekarang juga!
Menyadari tatapan mata Sea, dengan cepat-cepat Gava menyilangkan kedua tangannya di depan dadanya, "Jangan melihat seperti itu!"
"Kenapa di tutupi sih. Itu sangat indah." Sea ingin menyentuh dada bidang itu, tapi dengan cepat tangan pria itu menepisnya.
"Jangan sentuh-sentuh. Dasar mesum." Gava berlalu dari wanita itu. Berjalan ke arah almari untuk mengambil pakaiannya.
" Tidak usah berpakaian, seperti itu saja. Kalau bisa yang bawah di buka juga." Tanpa rasa malu Sea mengucapkannya.
Wajah Gava seketika memerah, merasa malu sendiri mendengar ucapan wanita itu, " Dasar wanita mesum, gila.' Ucapnya lalu masuk kembali ke kamar mandi untuk berpakaian.
Gava menutup pintu kamar mandi sebelum bersandar di balik pintu. Napasnya terputus-putus dengan debaran jantung yang tidak normal. Kedua tangannya ada di depan dada dengan mata terpejam.
"Ya Tuhan bagaimana bisa Gava menikah dengan wanita gila dan mesum seperti itu. Kuatkan hamba ya Tuhan untuk menghadapi wanita itu."
Pria itu memakai pakaiannya lalu ke luar dari kamar mandi," Kamu mandi sana." Ucapnya pada Sea yang sedang duduk di sisi ranjang.
"Tidak bisa. Badanku sangat lelah rasanya aku tidak sanggup berjalan." Tidak bohong, Sea benar kelelahan. Ia sudah tidak sanggup berjalan, gaun yang berat itu menguras tenaganya.
Gava memandang wajah Sea, memang benar wajah itu menunjukkan rasa lelah. Melihat itu Gava merasa kasihan ,walaupun wanita itu selalu mengggunya tapi ia tidak tega.
"Baiklah, saya akan menggendong mu."
Sea mengalungkan tangannya di lehar jenjang Gava, ketika pria itu sudah membawa kedalam gendongan.
Gava meletakan tubuh itu ke dalam bathtub, " Ada lagi?"
"Gaun ini sangat sulit di lepaskan, aku tidak bisa melepas dengan sendirinya. Bantu aku untuk melepaskannya."
"Berbaliklah."
Sea melakukannya. Membalikkan badan membelakangi Gava. Pria itu mulai membuka pengait gaun itu hingga terlihat jelas punggung putih dan mulus milik Sea.
Glek
Dengan cepat Gava memalingkan wajah, ia tidak ingin matanya sucinya ternodai, "Sudah. Aku akan keluar."
Sea membalikkan badannya, ia menahan lengan kekar sebelum pria itu keluar.
" Apalagi?"
"Mendekatlah aku belum memberimu hadiah."
"Hadiah? Aku tidak minat."
"Ayo mendekatlah, aku yakin kau pasti suka dengan hadiahku." Dengan terpaksa Gava mendekat kepada wanita itu. Jongkok untuk mensejajarkan tubuhnya.
"Cepatlah."
"Wah, sepertinya kau sudah tidak sabar." Sea merangkum wajah tampan itu lalu mendaratkan ciuman singkat pada kedua pipi dan bibir Gava.
Gava kembali membeku, sudah kedua kalinya bibirnya di cium oleh wanita itu. Untuk sesaat dia memandang wajah cantik yang sedang tersenyum itu.
Sangat cantik
"Ingin mandi bersama?" Sea kembali ingin menggoda suaminya, walaupun ia tau kalau pria itu pasti akan menolaknya.
Dengan segara Gava mengatakan, "Tidak."
"Ayolah, kita mandi bersama sambil melakukan malam pertama kita di sini, di dalam babhtub. Pasti sangat menyenangkan, mencari sensasi berbeda dari pengantin baru lainnya." Sea semakin menggoda suaminya sambil menahan tawanya karena merasa lucu melihat wajah Gava yang memerah malu.
"Dasar wanita mesum. Cepat mandi." Ucap Gava sambil mendiri berjalan keluar kamar mandi.
"Baiklah. Tunggu aku di ranjang, Suami ku."
Gava membanting pintu kamar mandi dengan cukup keras. Seketika itu pecahlah tawa wanita itu.
Dasar pria aneh. Baru kali ini aku menemukan pria yang seperti itu.
Sea menggelengkan kepalanya melihat tingkah suaminya itu, "Tapi dia sangat lucu." Gumamnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Menurut ku,mesumnya Sea cuman sekadar omongan aja,tapi ku pasti dia masih segel 😂😂
2023-06-28
0
Qaisaa Nazarudin
Wkwkwk udah kebalik nih ..Gava udah kayak cewek aja hadeeuh🤣🤣🤣🤦🏻♀️
2023-06-28
0
Mir_rim22
halo kak othor... baru mampir nih.. ceritanya menarik... hahaha seru... jarang nemuin tokoh yg kek gini....
2023-01-14
0