Baru aja Lika menikmati keberuntungannya, tanpa angin, tanpa sebab, tanpa pengumuman terlebih dahulu tiba - tiba aja seseorang menabraknya. Walah remnya blong!
Bruuuuk." Seperti itu bunyinya.
" Astaghfirullah. Kau bisa jalan ndak? main nabrak aja, kalau jalan tuh lihat jalanannya pake mata, lihat ada orang ndak di hadapannya," omel Lika. Gadis itu sibuk memungut dagangannya yang berserakan.
Cowok yang diomelin cuek saja, berlalu dari hadapan Gadis berhijab yang tengah sibuk memungut barang dagangannya. Melirik pun tidak apalagi membantu.
" Eh kau, diam di tempat kalau tidak saya pastiin nih peluru mendarat di kepalamu. Jangan salahkan saya kalau sampai benjol ke belakang," ancam Lika berharap cowok itu menurutinya.
Lika mengambil ketapel dari kantong gamisnya, Ketapel tersebut seakan menjadi sahabat baiknya. Sahabat yang akan bersedia membantu mengganggu burung-burung yang sedang bermesraan. Ngiri dengan kebersamaan mereka yang setiap hari bertengger pada pohon mangga miliknya.
Melihat buruannya cuek saja, dengan cekatan Lika mengarahkan busur ketapelnya ke arah kepala cowok itu.
Tepat sasaran kepala cowok itu terkena Permen Gula Aren yang dijadikan peluru.
"Kena kamu, Lika dilawan," celoteh Lika bahagia setelah berhasil membuat noda pada rambut cowok itu.
Cowok itu berbalik arah, terlihat pada raut wajahnya memerah seperti samben colet ala Erni. ( Erni itu Penyanyi Lokal yang mempopulerkan lagu berjudul Sambel colet ). Dia membawa permen gula aren yang nempel di bajunya. Entah bagaimana caranya permen gula aren meluncur begitu saja jatuh ke baju Laki-laki itu padahal awalnya terkena bagian kepalanya, seharusnya gula aren itu nyangkut di rambut dan membentuk sarang burung kutilang.
"Apa rambutnya ada perosotan ya?" batin Lika terlihat bingung.
" Lu, berani-beraninya ngotorin baju gue dengan permen najis gini. Lu tau nggak .... ?"
" Enggak!" Potong Lika sambil menggeleng - gelengkan kepala.
" Siapa yang nyuruh Lu potong omongan gue," umpat Laki-laki itu tambah kesal.
"Lah tadi nanya, kan? iya saya jawab," balas Lika tak mau kalah.
"Gadis ini beraninya!" umpat Laki-laki itu.
"Lu tau gak, ini baju gue harganya mampu beli dagangan kamu yang banyaknya sekota ini, bisa ganti gak?" sambung Laki-laki itu menyombongkan diri.
" Lasingan kau yang salah kok malah sombong, saya tidak pernah nanya berapa harga kaos yang dipakai tidak penting banget. Saya cuma minta kau bertanggungjawab pada nasib dagangan saya, karena membuat dagangan saya pada kotor semua," jawab Lika datar, dia berusaha menahan diri untuk tidak emosi. "Jangan sampai kepancing ama umpannya," pikir Lika berusaha tenang.
" Berapa?" Cowok itu mengeluarkan dompetnya kemudian mengambil semua isinya eh maksudnya uangnya saja bukan termasuk kartu-kartunya.
" Kau, saya tidak minta diganti dengan uang, simpan saja uangnya saya bisa nyari sendiri." sambar Lika sebelum uang itu beralih ke tangannya atau malah dilempar seperti adengan di FTV.
"Gawah!" batin Lika.
"Saya hanya ingin kau minta maaf, itu aja tidak susah, kan?"
Bukannya meminta maaf, Laki-laki itu melemparkan uangnya kearah Lika setelah itu berlalu begitu saja. "Dasar cewek udik, palingan Lu doyan ama duit segepok." Batin tuh cowok sinis.
Cowok itu menoleh kearah Gadis berhijab. Dia menikmati pemandangan yang menerbitkan senyum devilnya. Dilihatnya Gadis berhijab yang tak lain Lika sibuk memungut satu persatu uang yang berserakan.
" Dasar cewek munafik, pakaiannya aja alim tapi hatinya gila harta juga." hatinya bersorak seakan merasa menang.
Lika berhasil mengumpulkan uang yang dilemparkan oleh pemiliknya. Dia berjalan menghampiri cowok yang tengah sibuk bermonolog.
" Saya tidak butuh uang, saya hanya butuh permintaan maaf dari anda. Nih uangnya." Lika menjelaskan kemudian menarik tangan Laki-laki kemudian menaruh uang pada tangannya yang terbuka.
" Ini uang ganti dari kata permintaan maaf gue, gue paling anti yang namanya minta maaf sama orang, alergi gue," sahut Laki-laki itu terdengar sombong.
" Ini ambil palingan Lu suka." Laki-laki itu kembali memberikannya kepada gadis berhijab yang nampak pada raut wajahnya menahan kekesalan.
Lika berusaha menyabarkan diri sembari mengelus dadanya dan beristigfar melihat kelakuan dari Laki-laki itu.
"Kalau saja saya tidak sabar orangnya mungkin sudah dari tadi saya bejet mukanya sampai halus terus saya jadikan makanan Ikan ******," bisik Lika dalam hati.
"Siapa namanya?" Lika bertanya setelah berhasil menenangkan dirinya.
"Tuh kan, ujung-ujungnya mau kenalan, Sorry ya Gue milih-milih mana cewek yang gue ajak kenalan kagak kayak Lu kampungan," jawab Laki-laki sombong itu tidak mau menyebutkan namanya.
"Dasar Laki-laki tidak punya akhlak, siapa yang ngajak kenalan. saya juga ogah kali kenalan sama andas," sahut Lika tegas.
Karena udah jenuh harus meladeni Laki-laki yang tak dikenalnya. Lika mengeluarkan jurus sedekahnya.
" Perhatian-perhatian, Inaq, Amaq semeton jari silaq pade ngumpul lek derigi, arak sedekah ekan hamba Allah, ndek mele tetaok pasengannya ( Perhatian-perhatian Ibu, Bapak, saudara silahkan berkumpul disini ada sedekah dari hamba Allah yang tidak mau ditahu namanya )." Lika membuat pengumuman. Pengumumannya tersebut membuat pengunjung pantai mengalihkan perhatian mereka. Orang-orang datang menghampiri Lika, kemudian Gadis tenun itu memberikan uang tersebut kepada mereka masing-masing satu lembar.
"Uang ini dari Laki-laki berkaos biru, berkacamata hitam yang berdiri disana, bilang makasi sama dia," ucap Lika mengarahkan mereka.
Sementara itu Laki-laki berkaos biru berkacamata hitam yang seketika itu menjadi pusat perhatian terlihat bengong dengan apa yang dilakukan Gadis berhijab. Dia tidak sadar kalau sudah dikelilingi emak-emak, adek, kakak dan cewek-cewek alay.
" Makasi Mas, boleh foto tidak?" Terlihat beberapa cewek mengambil gawai-nya kemudian berselfi ria, ada juga yang mencubitnya "Wah gantengnya, cubit ah bikin gemes." terdengar celotehan dari mereka yang terkagum-kagum dengan ketampanan Laki-laki itu.
Laki-laki itu hanya diam tak menanggapi. Dia jengah dengan situasi yang kini tengah dihadapinya.
"Nih ganti rugi saya atas kaos yang udah saya kotorin, saya minta maaf," kata Lika tulus meminta maaf karena sudah mengotori kaos mahal cowok tersebut dengan Permen Gula Arennya. "Maaf juga karena saya sedekahkan uangnya, semoga saja menjadi berkah dan diridhoi oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala," lanjut Lika dengan lembutnya.
Lika meninggalkan tempat tersebut sambil menenteng barang dagangannya. Lika tidak perduli dengan Laki-laki itu yang masih saja dikerumuni semut eh salah maksudnya cewek-cewek alay. Terdengar masih saja ada yang berkata kagum kepada Laki-laki itu. kagum dengan ketampanan dan kedermawanannya, menurut mereka. Bayangkan saja Laki-laki itu mau berbagi uang kepada mereka.
Sementara itu Laki-laki berkaos biru, berkacamata hitam dengan rambut sebahu yang diikat terlihat kesal dengan aksi para wanita yang masih tidak menyerah untuk mencoba menggoda dan mengajak kenalan.
"Dasar cewek kampungan, awas saja kalau ketemu lagi gue cebur lu ke laut biar jadi santapan Nyale," umpatnya kasar. Dia segera berlalu meninggalkan kerumunan para emak - emak dan para gadis dengan cueknya.
Bersambung..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Caramelatte
jangan kasi kendor thorr
semangat terosss
2020-12-04
1
🍾⃝Tᴀͩɴᷞᴊͧᴜᷡɴͣɢ🇵🇸💖
Lucu lika ama tuh cowok
2020-11-18
1