Ch 4 Kecelakaan 2

Denisa POV

Perjalanan kereta yang terkendala dan terhambat. Petugas kereta memberitahukan kalau ada masalah kelistrikan saja dan sudah segera ditangani oleh teknisi. Masih menunggu dalam kegelapan dan penuh rasa was-was menguasai hatiku. Hanya terdengar suara-suara obrolan beberapa penumpang yang mengobrol cemas.

Setelah menunggu lebih dari satu jam petugas kereta datang lagi membawa senter besar memberitahukan kalau semua penumpang di gerbong ini harus pindah ke gerbong lain didepan nya. Dengan mengikuti arahan petugas aku sabar menunggu saja membiarkan orang yang membawa anak anak dan orang tua juga yang membawa banyak barang untuk berjalan terlebih dulu.

Aku menyalakan flash lampu ponsel ku untuk membantu mempermudah orang melangkah. Dan aku berjalan paling terakhir diantara mereka. Aku berjalan pelan sambil menunggu antrian ke arah bagian depan mengikuti arahan petugas kereta. Setelah melewati tiga gerbong sampai akhirnya petugas kereta memberitahukan bahwa aku bisa menempati salah satu tempat duduk di gerbong ini.

Tanpa pikir panjang aku langsung duduk asal saja di tempat duduk kosong yang terdekat dari tempat ku berdiri. Menaruh tas ranselku dan aku duduk di samping seorang laki laki yang duduk sendiri di samping jendela. Karena keadaan masih gelap dan lampu flash ponselku yang masih ku nyalakan tanpa sengaja mengarah ke wajahnya ketika aku hendak melepas tas ranselku. Wajah lelaki itu langsung terlihat terganggu dan terlihat tidak senang.

" Maaf ya, " Ucapku canggung dan merasa tak enak hati. Dan lelaki itu hanya melirik ke wajah ku sekilas dan langsung melengos dengan wajah tidak suka nya. Aku merutuk dalam hati kenapa ada laki-laki jutek sekali. Tapi ya sudahlah aku mencoba masa bodoh saja. Dia hanya terganggu karena lampu flash ponselku dan tidak mengusir ku untuk pergi mencari kursi lain berarti dia sama sekali tidak keberatan aku duduk disampingnya.

Duduk dalam diam dan gelap laki laki itu memandang ke luar jendela. Aku mau bicara menyapa lagi tapi sepertinya lelaki itu tak mau berinteraksi. Jadi aku pun hanya terdiam saja sampai akhirnya lampu menyala terang kembali.

"Alhamdulillah" ucapku spontan sambil tersenyum kegirangan.

Lelaki itu membenarkan posisi duduknya dan tetap memandang keluar jendela. Setelah terang baru ku tau kalau gerbong ini bukan gerbong kelas bisnis yang biasa aku beli tiketnya. Aku melayangkan pandangan ke sekeliling ruangan kereta. Sangat mewah interiornya dan bahkan didepan ada mini bar. Aku merasa sedikit senang dapat merasakan naik gerbong mewah dalam keadaan yang tak terduga.

Tak lama kemudian kereta kembali berjalan dan dalam lamunan panjang aku kembali terbawa suasana kembali mengingat kesedihan ku. Air mata kembali mengalir mengiringi rasa sedih ku. Banyak yang harus ku persiapan ke depan nya. Menyiapkan kekuatan untuk melupakan ketergantungan ku kepada Rayend. Mulai berusaha melupakan segala perhatian Rayend yang selama ini ku dapatkan. Kembali melangkah sendiri tanpa ada teman berbagi cerita suka dan duka. Ah Rayend kenapa harus seperti ini akhir cerita kita.

Aku menyusut hidung yang tidak nyaman karena tangis ku. Sementara hujan diluar sana terasa semakin deras dan kilat mulai terlihat menyambar di iringi dentuman yang mengagetkan. Sekilas kulihat lelaki di sampingku dengan gugup menutup tirai jendela. Sepertinya kesenangan nya melihat ke arah luar jendela menjadi terganggu. Entah kenapa kulihat tangannya sedikit gemetar waktu menutup tirai. Lalu terlihat lagi cahaya terang diluar dan dentuman halilintar yang keras sekali.

Aku menghela nafas sambil mengelus dada menghilangkan kekagetan dan mengalihkan pandangan ku ke arah lain lalu kembali ke lamunan sedihku. Sampai terdengar suara orang seperti menggigil menahan rasa rasa sakit. Aku menoleh ke arah sampingku, kulihat tuan jutek itu menutup telinganya sambil memejamkan mata. Wajahnya pucat dan titik keringat di dahinya terlihat. Aku sedikit kaget dan mencoba bertanya " Maaf, si mas nya kenapa? apa baik baik saja? " tanyaku dan dia tidak menjawab tapi langsung mencekal tanganku.

" To..tolong " ucapnya terbata. Disaat bersamaan terdengar suara petir dengan kerasnya sampai terasa membuat sakit kepala dan sesaat telingaku tak bisa mendengar juga kilatan cahaya yang terasa dekat membayang di balik jendela kereta yang tertutup gordin. Belum selesai rasa kaget yang di sebabkan fenomena alam itu selanjutnya di susul suara dentuman hebat disertai guncangan yang membuat semua yang ada di kereta terhempas ke depan lalu terlempar ke arah kanan.

Lalu gelap seketika.. Aku masih bisa mendengar suara riuh orang meminta tolong. Kepalaku terasa sedikit pusing dan beberapa bagian tubuhku terasa sakit. Mungkin ada beberapa bagian tubuhku yang memar akibat terlempar. Aku berusaha berdiri dengan sisa kekuatanku.

Posisi kereta miring ke kanan. Dalam gelap aku berusaha mencari jalan keluar. Aku berhasil berjalan pelan menuju arah pintu. Beberapa orang sudah berusaha menggunakan alat seadanya memecahkan kaca. Terlihat beberapa petugas kereta dari luar mengintruksikan cara memecahkan kaca dan membuka pintu darurat. Aku yang hanya sedikit terluka ikut berusaha sekuat tenaga mengikuti arahan dan membantu beberapa orang akhirnya pintu bisa terbuka dan ada jalan keluar.

Saat keluar kulihat dua gerbong depan ku ada yang sudah tergelincir jatuh. Pemandangan di sekeliling ku hanya sawah dan jeritan orang-orang yang terluka dan merintih dan juga berdoa bergema di telinga ku. Beberapa orang kulihat mulai membantu evakuasi untuk mengeluarkan orang orang yang terluka. Ku bulatkan tekad ku untuk membantu mengevakuasi semampuku.

Aku pun kembali menaiki gerbong yang tadi kutinggalkan. Dengan penuh semangat ku mulai membantu memapah dan menolong keluar dari kereta. Bersama penumpang lain yang tak terluka bahu membahu mengeluarkan mereka yang tak mampu keluar sendiri. Dan ketika sampai di lelaki jutek itu aku melihatnya kesakitan. Tidak bisa bergerak banyak rupanya kaki kanan nya terluka. Aku menariknya untuk bisa keluar memapah nya. Sekuat tenaga membantu nya turun dari kereta. Setelah berhasil turun dan ku mendudukkan nya di tempat yang terlihat aman. Berkumpul bersama yang terluka lain.

Aku masih terus bolak balik membantu disisa tenaga ku yang sepertinya mulai habis, tapi rasa kemanusiaan ku memberikan semangat yang luar biasa. Tapi sungguh aku tidak berani membantu ke arah gerbong yang sudah jatuh tergelincir. Aku takut jika harus melihat orang yang terluka diluar kemampuanku. Karena sebenarnya aku pengecut untuk melihat hal seperti itu. Ini karena gelap dan fokus hanya membantu orang keluar tanpa memperhatikan atau melihat luka mereka jadinya aku berani.

Aku masih bolak balik fokus mencari arah suara minta tolong sampai akhirnya ada tangan menarik lengan bajuku. Aku terhempas ketanah dan disaat bersamaan kulihat gerbong yang tadi sudah miring ambruk ketanah. Gerbong itu jatuh hanya beberapa senti dari kaki ku diiringi suara keras gemuruh kereta jatuh dan serta angin yang kencang membuat pandangan ku menjadi sangat gelap seketika.

Episodes
1 Ch 1 Luka hati denisa
2 Ch 2 Ternyata harus bertemu
3 Ch 3 Kecelakaan 1
4 Ch 4 Kecelakaan 2
5 Ch 5 kecelakaan 3
6 Ch 6 Catra Julian Adyaksa
7 Ch 7 Hutang 1
8 CH 8 Hutang 2
9 Ch 9 Pulang ke Kota ku
10 Ch 10 Melanjutkan hidup
11 Ch 11 Telpon tak terduga
12 Ch 12 Mengenal mu
13 Ch 13 Suka duka
14 Ch 14 Suka duka 2
15 Ch 15 Suka duka 3
16 Ch 16 konflik Denisa
17 Ch 17 konflik Denisa 2
18 Ch 18 konflik Denisa 3
19 Ch 19 Konflik Denisa 4
20 Ch 20 Babak baru dihidup Denisa
21 Menariknya ke dalam lingkaran
22 Menyelesaikan satu masalah
23 Haruskah memaafkan?
24 Pembuktian perasaan
25 Khawatir
26 Romansa
27 Ch Malu
28 Ch Sakit
29 Kunjungan tak terduga
30 Jalan buntu
31 Tak bisa mundur lagi
32 Hati ke hati
33 Tak nyaman
34 Berkorban untuk siapa
35 Iri
36 Kapan meminta restu
37 Bertugas
38 Apakah akan merindu mu
39 Rindu ini
40 Bandingkan saja
41 Sebuah konspirasi
42 Sebuah konspirasi 2
43 Calon papa mertua
44 Perkenalkan ini calon istriku
45 Pengumuman
46 Perkenalkan ini calon istriku 2
47 Siapa Morla
48 Cemburu
49 persiapan
50 Mengatur rencana
51 Aku sayang kamu
52 Sebuah puzzle
53 Masa lalu
54 Terus menempel
55 Perasaan bersalah
56 Perasaan bersalah 2
57 Firasat
58 Apa yang terjadi
59 apa yang terjadi 2
60 Lambat berpikir
61 Secercah Harapan
62 Berkunjung
63 Kehadiran Morla
64 flash back on
65 Mulai curiga
66 Menyimpan dendam
67 Alasan membenci
68 Musuh dalam selimut.
69 Sahabatku
70 Pertemuan kembali
71 Apa yang kamu lakukan
72 Mengapa?
73 Bertanggung jawab
74 Menyerahkan diri
75 Saling menyalahkan
76 Aku percaya padamu
77 H-1
78 Hari H
79 Jangan biarkan dia sendiri
80 Berhasil keluar
81 Acara inti
82 Maukah kau menikah dengan ku
83 Bahagia
84 Malam pertama kita
85 Pengumuman
86 Malam pertama kita 2
87 Malam Pertama Kita 3
88 Melihat situasi
89 Hujan tanpa mendung
90 Dimana kamu?
91 Bukan ini yang kumau
92 Penyesalan
93 Masalah demi masalah
94 Ancaman yang nyata
95 Kisah Rayend dan Merish
96 Pergi ke Bandung
97 Sendiri
98 Merawat papa mertua
99 Kembali ke Rumah
100 Jangan bohong lagi
101 Mencari Pertolongan
102 Mencari informasi
103 Menjalankan aksi
104 Menjalankan aksi 2
105 Mencari informasi
106 Titip papa
107 Keluhan pak Dino
108 Kabar Catra
109 Tidak waspada
110 Menyerah
111 Pengumuman
112 belum
113 pengumuman.
114 Membujuk pak Dino
115 Kepuasan sementara
116 Menguatkan hati
117 Tega
118 Patah hati
119 Merayu kamu
120 Merayu kamu 2
121 Batas yang jelas
122 Tak mengerti
123 Saatnya untuk memilih
124 Proses perceraian
125 Kekacauan
126 Masa lalu.
127 Cerita lalu pembawa celaka
128 Tolong lakukan yang terbaik
129 Masalah bertambah.
130 Menuai hasil
131 Topik yang disukai
132 Pesan untuk Catra
133 Akhir yang tidak bahagia
134 Pusaran kesedihan.
135 Pelukan perpisahan
136 Pengumuman
137 Kembali ke Jakarta
138 Mimpi indah
139 Kembali bersama.
140 Kembali bersama 2
141 Flash back
142 Merajut kemesraan.
143 Jangan menyimpan dendam
144 Bahagia bersamamu
145 Liburan bersama
146 Bali yang panas
147 Jebakan Gilang
148 Kesempatan Untuk Jatuh cinta lagi
149 Hampir saja
150 Rumah itu
151 Buku harian
152 Tidak pulang
153 Jangan salah paham
154 Percaya diri
155 Rencana Pesta
156 Mellow
157 Tidak pulang ke rumah
158 Kejutan yang gagal
159 Akhirnya yang bahagia
160 Ucapan terima kasih
Episodes

Updated 160 Episodes

1
Ch 1 Luka hati denisa
2
Ch 2 Ternyata harus bertemu
3
Ch 3 Kecelakaan 1
4
Ch 4 Kecelakaan 2
5
Ch 5 kecelakaan 3
6
Ch 6 Catra Julian Adyaksa
7
Ch 7 Hutang 1
8
CH 8 Hutang 2
9
Ch 9 Pulang ke Kota ku
10
Ch 10 Melanjutkan hidup
11
Ch 11 Telpon tak terduga
12
Ch 12 Mengenal mu
13
Ch 13 Suka duka
14
Ch 14 Suka duka 2
15
Ch 15 Suka duka 3
16
Ch 16 konflik Denisa
17
Ch 17 konflik Denisa 2
18
Ch 18 konflik Denisa 3
19
Ch 19 Konflik Denisa 4
20
Ch 20 Babak baru dihidup Denisa
21
Menariknya ke dalam lingkaran
22
Menyelesaikan satu masalah
23
Haruskah memaafkan?
24
Pembuktian perasaan
25
Khawatir
26
Romansa
27
Ch Malu
28
Ch Sakit
29
Kunjungan tak terduga
30
Jalan buntu
31
Tak bisa mundur lagi
32
Hati ke hati
33
Tak nyaman
34
Berkorban untuk siapa
35
Iri
36
Kapan meminta restu
37
Bertugas
38
Apakah akan merindu mu
39
Rindu ini
40
Bandingkan saja
41
Sebuah konspirasi
42
Sebuah konspirasi 2
43
Calon papa mertua
44
Perkenalkan ini calon istriku
45
Pengumuman
46
Perkenalkan ini calon istriku 2
47
Siapa Morla
48
Cemburu
49
persiapan
50
Mengatur rencana
51
Aku sayang kamu
52
Sebuah puzzle
53
Masa lalu
54
Terus menempel
55
Perasaan bersalah
56
Perasaan bersalah 2
57
Firasat
58
Apa yang terjadi
59
apa yang terjadi 2
60
Lambat berpikir
61
Secercah Harapan
62
Berkunjung
63
Kehadiran Morla
64
flash back on
65
Mulai curiga
66
Menyimpan dendam
67
Alasan membenci
68
Musuh dalam selimut.
69
Sahabatku
70
Pertemuan kembali
71
Apa yang kamu lakukan
72
Mengapa?
73
Bertanggung jawab
74
Menyerahkan diri
75
Saling menyalahkan
76
Aku percaya padamu
77
H-1
78
Hari H
79
Jangan biarkan dia sendiri
80
Berhasil keluar
81
Acara inti
82
Maukah kau menikah dengan ku
83
Bahagia
84
Malam pertama kita
85
Pengumuman
86
Malam pertama kita 2
87
Malam Pertama Kita 3
88
Melihat situasi
89
Hujan tanpa mendung
90
Dimana kamu?
91
Bukan ini yang kumau
92
Penyesalan
93
Masalah demi masalah
94
Ancaman yang nyata
95
Kisah Rayend dan Merish
96
Pergi ke Bandung
97
Sendiri
98
Merawat papa mertua
99
Kembali ke Rumah
100
Jangan bohong lagi
101
Mencari Pertolongan
102
Mencari informasi
103
Menjalankan aksi
104
Menjalankan aksi 2
105
Mencari informasi
106
Titip papa
107
Keluhan pak Dino
108
Kabar Catra
109
Tidak waspada
110
Menyerah
111
Pengumuman
112
belum
113
pengumuman.
114
Membujuk pak Dino
115
Kepuasan sementara
116
Menguatkan hati
117
Tega
118
Patah hati
119
Merayu kamu
120
Merayu kamu 2
121
Batas yang jelas
122
Tak mengerti
123
Saatnya untuk memilih
124
Proses perceraian
125
Kekacauan
126
Masa lalu.
127
Cerita lalu pembawa celaka
128
Tolong lakukan yang terbaik
129
Masalah bertambah.
130
Menuai hasil
131
Topik yang disukai
132
Pesan untuk Catra
133
Akhir yang tidak bahagia
134
Pusaran kesedihan.
135
Pelukan perpisahan
136
Pengumuman
137
Kembali ke Jakarta
138
Mimpi indah
139
Kembali bersama.
140
Kembali bersama 2
141
Flash back
142
Merajut kemesraan.
143
Jangan menyimpan dendam
144
Bahagia bersamamu
145
Liburan bersama
146
Bali yang panas
147
Jebakan Gilang
148
Kesempatan Untuk Jatuh cinta lagi
149
Hampir saja
150
Rumah itu
151
Buku harian
152
Tidak pulang
153
Jangan salah paham
154
Percaya diri
155
Rencana Pesta
156
Mellow
157
Tidak pulang ke rumah
158
Kejutan yang gagal
159
Akhirnya yang bahagia
160
Ucapan terima kasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!