Denisa masih tidak tau langkah apa yang harus dilakukan. Posisinya mendadak berbalik menjadi orang ketiga diantara Rayend dan Merish istrinya. Denisa tak berani membayangkan apa jadinya tadi jikalau dia langsung menerobos kamar itu dan mempertanyakan semua ke Rayend.
Masih tidak tau apa yang harus dilakukan akhirnya Denisa memesan taksi online untuk menuju ke mall terdekat dari lokasi apartemen Rayend.
Ketika sampai disana waktu masih menunjukan jam 11 siang. Denisa melangkah keliling mall tanpa tujuan pasti hanya sekedar untuk melonggarkan pemikirannya yang suntuk. Sampai waktu menunjukkan pukul 12 lebih baru Denisa memasuki sebuah restoran Jepang karena perutnya meminta di isi.
Setelah memesan dengan sabar menunggu pesanannya datang, Denisa duduk sambil menunduk menautkan jari jarinya sendiri. Sambil sesekali menyusut air mata di sudut mata nya. Pikirannya melayang layang ke masa lalu dan akan seperti apa kedepannya. Mengikuti kebohongan Rayend atau apa. Denisa menggeleng kan kepalanya. Membenamkan wajahnya di lipatan tangannya diatas meja.
" Kak Nisa.. ya ampun kita ketemu lagi disini."
Dan suara ramah itu terdengar kembali ditelinga Denisa dan... Deg.. Seketika jantung Denisa terasa terhenti sejenak. Denisa gugup mengangkat wajahnya dan berdiri menyembunyikan tangan nya yang gemetar dibelakang tubuhnya. Mencoba sebisa mungkin menahan seluruh perasaannya. Merish.. ya Merish sedang menghampirinya sambil tangannya menggandeng Rayend yang wajahnya tak kalah terkejut.
" Hai Merish" Denisa meringis kenapa dunia terasa sempit saat ini bisa bisanya sampai dua kali bisa bertemu seperti ini dan kali ini bersama Rayend. Denisa belum siap untuk itu tapi inilah kenyataan yang harus dihadapi. Mencoba memaksakan sebuah senyum walau hatinya terasa hancur dan bercampur aduk.
" Sayang, ini kak Nisa yang aku ceritakan tadi, yang tadi pagi nyasar ketuk pintu unit kita dan temani aku jalan jalan di taman, kak Nisa kenalkan ini suamiku" Rayend mengulurkan tangan nya. Yang pasti Rayend tidak berfikir kalau Nisa itu adalah Denisa karena nama panggilan nya Denisa atau Sasa
" Salam kenal ". ucap Denisa sewajar mungkin, sementara Rayend hanya mengangguk dengan kaku
" Kakak sendirian lagi. Gabung kita aja ya kak kita cuma berdua. Kita cerita nya mau birthday Lunch kak. Lagi ulang tahun si kesayanganku ini " Merish berkata dengan riang sambil bergelayut manja di lengan Rayend ketika menyebut kata kesayanganku.
" Hmm kalau lagi birthday Lunch berdua nanti yang ada aku ganggu kalau ikut gabung " Denisa mencoba menolak sambil melirik ke arah Rayend
" Engga kok kak,, engga ganggu, iya kan sayang? " Merish meminta persetujuan Rayend
" Ya.. Gabung saja" sepertinya Rayend tidak dapat menemukan alasan untuk menolaknya
" Tenang kak, tidak bakal ganggu. Nanti malam masih ada birthday dinner yang pasti cuma berduaan saja, kalau sekarang boleh lah rame rame" kebahagiaan tampak jelas di wajah Merish.
" Aku sudah pesan makanan. Kalian pesan saja langsung " Denisa berusaha sewajar mungkin walau hatinya bagai tertusuk ribuan duri. Pengendalian diri Denisa begitu hebat. Bukan tanpa alasan karena dalam hal ini Denisa dihadapkan pada kenyataan bahwa dia lah orang ketiga dalam pernikahan Rayend dan Merish.
Saat ini Merish duduk tepat didepannya Dan Rayend disisinya. Dan dapat dipastikan acara makan itu berlangsung dengan amat canggung untuk Denisa dan Rayend , Tak sekalipun Denisa mampu menatap Rayend. Hatinya terlalu pedih. Bisa menahan air mata saja sudah sangat bagus. Hanya celoteh riang Merish yang sesekali dijawab oleh Rayend dan Denisa. Setelah acara makan dengan kecanggungan itu selesai Rayend yang membayar tagihan dan mereka pamit lebih dulu.
Saat Rayend sedang membayar di kasir notifikasi hp Denisa berbunyi. Chat dari Rayend
" Tunggu aku sebentar disini, Aku akan antar Merish sampai ke mobil dan please kita harus bicara"
Denisa enggan menjawab tapi akhirnya dia memilih menunggu. Karena mungkin ini saat yang tepat untuk bicara. Setelah 15 menit mengantar Merish akhirnya Rayend muncul dihadapan Denisa.
" Kenapa ga diantar sampai rumah , istri kesayangan mu yang sedang hamil.. Apa kamu ga khaw... "
"Denisa..... maafkan aku..". Potong Rayend sambil menatap Denisa dengan penuh penyesalan.
" Kenapa kamu tega membohongiku selama ini oh.. terbalik , kenapa kamu tega mengkhianati Merish sejauh ini " Hati Denisa terasa hampa dan sudah tak bisa menahan air mata nya. Rayend hanya bisa memandang Denisa dengan penuh penyesalan.
"Apa salahku.. Apa salah Merish.. Apa kami berdua begitu layak diperlakukan seperti ini ?. Masih beruntung aku tidak langsung marah-marah ketika pertama bertemu Merish di apartemen mu. Hingga Merish tak perlu tau kebobrokan suami tersayang nya.. Dan tidak tau bakal malu seperti apa diriku kalau sampai aku melakukannya " suara Denisa terdengar bergetar diantara derai air matanya. Rayend hanya menunduk tangan nya terkepal diatas meja.
" Ceritanya panjang.. aku tidak akan berkelit kalau semua salahku. Tapi yang terjadi saat ini adalah aku benar benar tidak bisa meninggalkan Merish dia sedang hamil"
" Aku pun tidak akan pernah menyuruh kamu meninggalkan Merish walau dia sedang tidak hamil sekalipun. Bahkan kamu menikah lebih dulu dengannya sebelum memulai denganku. Moral ku tak serendah itu" Denisa mengucapkan dengan tajam dan sinis. " Jauh perjalanan ku kesini. Ternyata yang aku lihat kenyataan seperti ini. Mau sampai kapan kamu membohongi kami? "
" Denisa... Semua salahku.. Maafkan aku yang tidak jujur dari awal. Semua rumit dan sulit. Sangat rumit, sangat sulit. Aku sampai dititik yang selama ini ku takutkan. Tapi percayalah cuma kamu yang aku sayangi dan aku cintai "
Denisa memandang sinis ke Rayend.
" Simpan saja semua rasa hatimu untuk dirimu sendiri. Aku sudah tidak bisa mempercayai apapun ucapan yang keluar dari mulutmu. Jangan hubungi aku lagi. Hubungan kita selesai sampai disini. Dimasa depan ku mohon. Jangan kamu ulangi kelakuan burukmu ini lagi "
Selesai mengatakan itu Denisa beranjak pergi. Rayend hanya menunduk di tempat semula sambil memijit keningnya. Jauh di lubuk hatinya menangis melihat kesedihan Denisa. Tapi posisi nya saat ini tidak memungkinkan untuk mengejar Denisa dan menjelaskan semua.
Rayend sangat mengerti sifat Denisa . Saat ini Denisa tidak butuh penjelasan apapun. Dan walaupun sudah dijelaskan sekalipun Rayend tetap tidak bisa memberikan harapan kalau akan kembali bersama Denisa. Yang utama saat ini buat Rayend adalah menjaga Merish dan bayinya. Walau Merish bukan mengandung anak Rayend sekalipun. Hati lembut Rayend tak mungkin membiarkan Merish depresi dan membahayakan nyawanya dan bayinya.
Bagi Rayend itu lebih penting dari sekedar mengorbankan hatinya dan hati Denisa. Rayend mengusap air mata nya. Rayend percaya suatu hari nanti dia akan memberi tahukan hal yang sebenarnya terjadi. Dan rayend maupun Denisa tidak menyadari ada sepasang mata yang tampak sangat tertarik memperhatikan pembicaraan mereka. Dan sepasang mata lagi mengamati dari kejauhan .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 160 Episodes
Comments
zsarul_
hai thorr salam kenall 🤗
aku mampir nihh
semangatt yaa
yuk baca juga cerita aku yang judulnya CONVERGE!!
dijamin baper deh bacanyaa 😍
mari saling support thorr ❤️❤️
thanks
2021-02-18
1
Dia amanah
semangat author "Thanks" datang mendukung mu, ditunggu feedback nya
mari saling support
2021-02-17
1