Setelah meninggalkan Rayend, Denisa melangkah keluar mall tersebut dan memesan taksi online untuk ke stasiun kereta Tawang Semarang. Dengan penuh kekalutan akhirnya dia memutuskan untuk pulang ke Jakarta malam ini juga. Karena sepertinya tidak ada alasan untuk tetap tinggal disini sampai besok malam seperti rencana semula.
Mencoba memesan tiket online tapi untuk perjalanan dihari yang sama dan tinggal beberapa jam lagi sepertinya harus langsung pesan di stasiun keberangkatan. Untunglah masih ada kursi tersisa tiket kelas bisnis untuk perjalanan nanti malam. Waktu masih menunjukan pukul 3 sore. Kereta nya masih akan berangkat jam 7 malam.
Denisa memilih untuk tetap menunggu diruang tunggu stasiun Tawang. Memilih tempat duduk dipojok dan menyembunyikan wajahnya di balik sweater hodie nya. Tangan Denisa memeluk tas punggung yang dibawa nya. Tanpa terasa air mata kembali menetes. Hubungan 4 tahun bersama Rayend yang dia pikir adalah akan menjadi pelabuhan terakhir hati nya ternyata harus kandas juga.
Kesetiaan yang selalu dijaga untuk nya bahkan dibalas penghianatan. Denisa tak sedikit pun berminat bertanya atau pun mendengarkan alasan Rayend melakukan semua ini. Hanya dengan dia mengaku bersalah cukup lah bagi Denisa untuk mengakhiri semuanya. Sangat tak mungkin Denisa mau memaksa Rayend meninggalkan Merish hanya untuk dirinya. Lagi pula Denisa tidak akan pernah bisa mentolerir keadaan ini. Entah alasan apapun yang namanya menduakan cinta adalah hal yang fatal. Yang tak akan bisa Denisa terima. Jadi apapun alasannya tak akan bisa membuat hatinya tetap memiliki rasa yang sama untuk nya.
Namun bagaimanapun keadaan mendadak ini sangat membuat hatinya menjadi sangat pedih mengingat semua perjalanan yang telah dilalui bersama Rayend. Karena sesungguhnya dibalik ini semua Rayend adalah lelaki baik yang sangat mengerti Denisa. Kebaikannya hatinya, kelembutan nya, kepeduliannya, rasa empati yang tinggi terhadap siapapun bahkan sudah dapat dirasakan Denisa jauh sebelum mereka sepakat menjalani hubungan yang lebih dalam.
Rayend sosok yang begitu sempurna Dimata Denisa. Jika telah selama itu menikah Denisa semakin tak mengerti apa motif dari Rayend selama ini menjadikannya seorang kekasih. Apakah ****? tentu bukan, hubungan Denisa dan Rayend adalah hubungan sehat. Tanpa hubungan seksual yang dilarang walau usia Denisa dan Rayend masuk ke usia dewasa.
Atau uang? juga bukan, Rayend punya pekerjaan bagus begitupun Denisa, Sejauh ini tak ada urusan apapun yang mengindikasi hal itu. Lalu apa motifnya? Entah lah, Apakah ini juga alasan Rayend selalu menjaga nya dengan baik ketika sedang berdua.
Tak pernah sekalipun Rayend mengajaknya berhubungan intim. Walau sebelum nya mereka sering bermalam sekamar berdua ketika saling berkunjung ke kota masing masing. Paling jauh Rayend dan Denisa berciuman. Tak lebih dari itu tanpa mengarah ke hubungan seksual dewasa.
Kemana selama ini Rayend menyembunyikan keberadaan Merish karena setiap Denisa datang mengunjungi nya ke Semarang. Dan selalu menginap di apartemen Rayend. Tak pernah sekalipun melihat tanda tanda Rayend tinggal bersama wanita. Atau ketika Rayend mengunjungi nya ke Jakarta pun tak pernah ada gelagat aneh sebagai mana lelaki yang sedang berselingkuh. Denisa bahkan bebas menelpon Rayend kapan pun waktu nya.
Dan ternyata istri Rayend jauh lebih muda dari Denisa yang tahun ini berusia 27 tahun dan Rayend sendiri berusia 29 tahun. Apakah dia tak tertarik pada Denisa karena sebenarnya telah beristri dan istrinya jauh lebih muda cantik dan menarik. Berpuluh pertanyaan dan pemikiran menari dibenak Denisa, ia pun memukul pelan ke kepalanya. Berharap bisa sejenak menghilangkan bermacam pikiran tentang Rayend.
Saat ini jelas sudah harus melangkah melupakan segala kisah indahnya. Walau Denisa yakin tak akan semudah itu melupakan namun tak ada pilihan lain. Matanya sudah begitu merah dan sembab. Hari makin beranjak sore, langit yang mendung mendadak menurunkan hujan lebat. Dalam dingin Denisa mengusap usap tangan nya. Merasa perutnya berbunyi menagih untuk diisi. Tadi dia serasa tidak sanggup menelan makanan ketika makan bersama Rayend dan Merish. Bagaimana bisa makan didepan pemandangan yang menyakitkan mata dan hati. Walau sebenarnya Denisa jago makan apalagi kalau lagi stres.
Setelah Mengusap usap mata dan wajahnya perlahan Denisa berdiri dengan malas. Menatap jam besar didinding stasiun yang menunjukkan pukul 17.30. Diluar masih hujan, mata Denisa berkeliling mencari kedai makanan. Denisa lalu memesan nasi dengan 2 potong ayam goreng, kentang goreng, burger dan tak lupa minuman bersoda. Yah begitulah Denisa yang selalu meningkat nafsu makan ketika sedang sedih atau stres. Aneh bukan. Kali ini Denisa yakin akan sanggup menghabiskan semua makanan yang dia pesan.
Selesai dengan urusan perutnya Denisa ke toilet . Memandang wajahnya pada kaca . Terlihat wajah yang layu dan tak bersemangat. Denisa membuka keran air membasuh wajahnya yang lesu. Setelah itu Denisa kembali melangkah ke ruang tunggu. Kurang dari satu jam lagi kereta akan berangkat dan hujan angin masih turun dengan lebatnya. Denisa yang tidak tahan udara dingin semakin merasa tak nyaman.
Hanya bisa duduk sambil menautkan tangannya didepan dada. Jam keberangkatan semakin dekat dan penumpang dipersilahkan naik kereta. Denisa pun naik dan mencari nomer tempat duduknya. Dan Denisa mendapat tempat duduk di pinggir dekat kaca memandang hujan yang masih turun dengan derasnya. Tak terasa hujan mungkin sudah turun dua jam lebih.
Dan kereta berangkat tepat waktu tanpa terkendala hujan yang masih deras. Perlahan kereta mulai bergerak meninggalkan kota Semarang. Denisa mengucapkan selamat tinggal untuk kota yang mungkin dikemudian hari akan selalu dihindarinya. Walau pun berurusan dengan pekerjaan sekali pun. Membawa semua kenangan manis nya yang berakhir dengan kepahitan.
Malam ini lumayan banyak penumpang di gerbong itu hanya saja kursi di samping Denisa tak terisi. Membuat Denisa nyaman termenung sendiri dengan hati yang kelam. Saat ini dia harus merelakan semua. Walau sulit pada akhirnya kenyataan memanglah mengharuskan dia saat ini harus mulai melupakan Rayend. Kembali Denisa menangis dan menangis dalam kesendirian dan larut dalam kesedihannya. Sampai tiba tiba kereta perlahan berhenti dan ruangan menjadi gelap. Kepanikan melanda disekitar Denisa.
Semua penumpang berdiri dalam panik dan berusaha mencari tau apa yang terjadi. Tak lama petugas kereta berjalan dari gerbong ke gerbong menginformasikan kalau ada gerbong yang terkendala masalah kelistrikan. Denisa kembali duduk menunggu dalam kegelapan. Sambil cemas menunggu perbaikan dengan kesabaran.
Setelah lumayan lama berhenti dan gelap, kru kereta menginformasikan kalau seluruh penumpang di gerbong yang Denisa tempati untuk pindah duduk ke gerbong di depannya. Denisa pun segera mengambil tas bawaan nya dan bersiap melangkah untuk pindah Gerbong.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 160 Episodes
Comments