"Lelaki itu" POV
( maaf ya Krn Author belum kenalin namanya jadi author sebut" lelaki itu")
Masih tertumpuk kekesalan dalam hati mengingat kejadian hari ini. Hari ini hari terakhir di kota Semarang. Urusan kerja Sebenarnya telah selesai dari Jumat sore. Maju satu hari dari perencanaan. Sudah ku minta pada Ricka sekretaris ku untuk memesan tiket perjalanan jumat malam. Tapi rupanya penerbangan hanya sisa kelas ekonomi dan aku tidak mau.
Akhirnya tetap direncana awal yaitu kembali ke Jakarta di sabtu sore karena Minggu pagi aku akan ikut sebuah acara. Tapi alangkah sialnya karena cuaca buruk dan diprediksi akan ada badai akhirnya membuat penerbangan delay sampai waktu yang tidak ditentukan. Karena tidak mau menunggu yang tidak pasti dan beresiko gagal pulang ke Jakarta, akhirnya ku putuskan naik kereta.
Ku suruh Ricka memesan tiket kereta dan akhirnya ku naik di kereta ini. Tadi siang setelah check out dari hotel aku mengunjungi mall untuk makan siang. Restauran Jepang menjadi pilihanku. Melayangkan pandangan ke sudut sudut restauran yang tidak terlalu ramai.
Tak lama pesanan makanan ku sampai dan ku lihat meja di samping ku baru saja masuk seorang wanita memakai sweater merah. Kusut sekali wajahnya. Cara duduknya pun lesu sekali. Setelah memesan makanan kulihat dia hanya termenung dan menangis. Pemandangan yang membuat makan siang ku terasa tak nyaman.
Bayangkan dia menangis dan menangis bahkan tidak memperdulikan keadaan sekitar nya. Sampai akhirnya ada seorang wanita hamil dan suami nya menyapa nya. Sepertinya pertemuan tidak terduga. Terlihat jelas kekagetan di wajah wanita yang memakai sweater merah dan laki laki yang baru datang. Sedangkan wanita hamil tampak sangat ceria .
Akhirnya mereka makan bersama. Karena tidak ada kegiatan lain selesai makan aku masih duduk dulu. Tak lama wanita hamil dan suaminya pergi meninggalkan wanita itu. Dan pemandangan tak mengenakkan berulang. Wanita itu kembali menangis, dia menyembunyikan wajah kearah bawah sambil bertumpu pada kedua tangannya yang dilipat dimeja.
Merasa bosan aku hampir beranjak dari tempat dudukku saat kulihat sosok laki laki yang tadi bersama wanita hamil itu kembali. Merasa akan mendapat pertunjukan menarik aku tidak jadi beranjak. Semburan kata kata sinis dilontarkan wanita itu ke lelaki yang baru datang. Kata maaf adalah yang pertama yang terdengar dari meja disamping ku. Aku berpura pura konsen memainkan ponsel di tanganku sambil terus mencuri dengar. Dan wow rupanya wanita sweater merah ini adalah kekasih dr laki laki yang istrinya sedang hamil.
Aku menunggu momen wanita itu memohon untuk tidak ditinggalkan. Tapi ternyata wanita itu bahkan tak minta penjelasan dan meminta putus saat itu juga. Well good girl lah, yang pantang berbahagia diatas penderitaan orang lain. Lalu dengan wajah berurai air mata wanita dengan weater merah itu meninggalkan lelaki itu dan lelaki itu duduk terdiam menahan kesedihan.
Oh apa?. Laki laki itu menangis juga. Oke kisah cinta yang tak berakhir indah. Lalu aku memutuskan keluar restauran itu dan ternyata diluar restauran kulihat wanita hamil yang tadi sedang memandang sendu kearah lelakinya yang sedang duduk termenung membelakanginya, setelah ditinggal kan wanita dengan sweater merah tadi. Wah pikirku perang dunia akan terjadi karena sepertinya wanita hamil ini balik kembali ke restauran tanpa sepengetahuan suaminya.
Seperti adegan sinetron saja pikirku sambil tersenyum sendiri. Setelah beranjak dari restauran itu aku berputar-putar di mall. Jam 4 menuju bandara Ahmad Yani Semarang. Disela hujan yang turun deras karena penerbangan ku jam 6 sore. Sampai bandara kulihat situasi sangat ramai. Padahal biasanya tak seramai ini. Ternyata penerbangan sore ini terkendala cuaca. Banyak pesawat yang belum tiba . Petugas bandara menginformasikan delay untuk waktu yang tidak ditentukan. Karena bukan hanya kota ini yg berkendara cuaca namun juga dari kota kota lainnya.
Dengan kesal ku hubungi sekretaris ku. Untuk meminta alternatif perjalanan. Ada dua pilihan naik bus atau kereta. Tentu pilihan ku adalah kereta. Tiba di stasiun kereta nyaris tertinggal karena harus terkendala macet akibat hujan yang turun deras. Saat sedang asik menatap pemandangan sambil menghilangkan kekesalan . Menatap kelap kelip lampu disela hujan yang masih deras. Ada sedikit kekhawatiran melihat kilat yang menyambar dr kejauhan. Aku berdoa dalam hati supaya tak ada suara keras dan gemuruh yang menjadi fobia ku.
Tiba tiba kereta berhenti dan lampu mendadak mati. Oh ada apakah gerangan. Aku mencoba mencari informasi ternyata ada masalah kelistrikan. Ah semoga tidak terjadi apa apa. Dalam gelap dan hanya ada cahaya dari lampu layar ponsel masing masing. Dan petugas kereta menginformasikan kalau gerbong ku akan diisi oleh pindahan dari gerbong belakang dan.. Aku sedikit kaget saat lampu flash hp tak sengaja mengarah ke wajahku. Aku kaget ternyata wanita ber sweater merah di restauran Jepang tadi lah duduk di sampingku. Ku mengalihkan pandangan ke arah luar jendela. Wanita itu hanya diam, tak lama terdengar Isak tangis tertahan disela suara laju kereta.
Aku melirik kearahnya ternyata dia sedang menghadap bukan kearah ku. Entah cerita apa yang terjadi yang pasti cinta segitiga. Aku kembali menatap keluar jendela tanpa memperdulikan suara di sampingku. Hujan terlihat semakin deras diluar jendela. Aku terkejut saat terlihat kilatan cahaya halilintar terasa dekat sekali di langit dan selanjutnya terdengar suara gelegar halilintar yang keras sekali.
Aku seketika merasa sangat gugup. Jantungku berdebar keras. Nafasku terasa sesak. Aku berusaha menutup tirai jendela. Lalu dengan gugup dan tangan gemetar aku berusaha mencari headphone di tas ku. Lalu terdengar 1 kali lagi suara gemuruh halilintar membuatku segera menutup telingaku.
Rasa gelisah dan ketakutan menguasai diriku sementara nafasku terasa semakin sesak. Wanita di sampingku sepertinya mulai terusik oleh tingkah laku ku. " Mas kenapa? Apa baik" saja" tanya nya.
Aku hanya sempat berkata " Tolong" sambil mencengkram tangannya. Karena selanjutnya terdengar suara keras dan semua orang termasuk aku terpental hebat. Lalu suasana menggelap seketika.
Riuh rendah orang berteriak, menangis, berdoa terdengar ditelinga ku. Menyadarkan Aku kembali setelah entah beberapa saat tak sadarkan diri. Merasakan sakit di sekujur badanku. Dan aku merasakan nyeri hebat di kaki kanan ku. Dan badanku lemas sekali. Susah payah bangkit tetap tak bisa karena selain kakiku, badanku juga tak bertenaga sama sekali.
Aku hanya bisa pasrah menunggu bantuan datang dalam gelap sambil terus berdoa memohon perlindungan Nya. Sampai akhir nya wanita yang tadi ada di sampingku datang membantuku. Bersusah payah dia menarik ku, memapah ku dan tubuhnya sempat tertimpa tubuhku ketika menarik ku untuk loncat dari gerbong kereta disaat tidak berdayanya tubuhku.
Dari dekat bisa kulihat ada darah di pelipis nya, bajunya basah oleh air hujan. Wajah dan rambutnya sudah berantakan tapi dengan semangat membantuku. Ku akui ternyata tenaga nya lumayan kuat memapah ku yang lemas sedikit menjauh sekitar 5 meter dari kereta. Menaruh ku di sekumpulan orang orang sedang terduduk atau berbaring karena terluka. Dan dia berjalan lagi ke arah kereta.
Seketika bajuku basah oleh air hujan seperti nya memang sengaja tidak menempatkan dibawah pohon karena waspada petir. Setelah terkena guyuran hujan perlahan tenagaku pulih tidak lemas seperti tadi. Di samping itu juga mungkin karena suara gemuruh halilintar yang sangat menakutkan itu sudah tidak terdengar lagi. Aku menatap wanita itu bolak balik beberapa kali membawa orang yang dibantu olehnya.
Dalam hatiku bersyukur telah dibantu olehnya. Terlihat semangat pantang menyerahnya. Sungguh ku merasa sedikit bersimpati pada wanita itu. Terpesona sekali melihat rasa kemanusiaan nya yang tinggi. Tunggu.. apa?.. terpesona? Ah yang benar saja..
Dari jarak yang tak terlalu jauh ku lihat gerbong kereta yang miring ke kanan berderak perlahan semakin ke kanan dan wanita yang masih berlalu lalang membantu orang itu sepertinya tak menyadari. Tanpa ragu aku mencoba berdiri dan melangkah dengan susah payah menahan sakit di kaki kananku untuk menghampiri nya. Rasanya tak rela jika penolongku itu celaka. Tanganku meraih lengan nya menariknya sedikit menjauh dari tempatnya berdiri.
Benar saja selanjutnya gerbong itu benar benar jatuh. Dan aku lega karena aku dan dia berhasil menghindar. Dan wanita itu tak sadarkan diri di sampingku. Entah karena aku menariknya terlalu kuat sehingga dia terjatuh atau karena kaget hampir saja celaka tertimpa badan kereta atau karena memang dia kelelahan. Entahlah...
Rasanya aku ingin membantunya bergeser mencari tempat yang aman tapi luka di kaki ku tak memungkinkan. Akhirnya aku hanya membenahi posisi badannya dan membuka jaket ku untuk menyelimuti nya. Tapi aku juga kedinginan. Akhirnya aku berbaring disampingnya dan menggunakan jaket ku untuk menyelimuti kami berdua.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 160 Episodes
Comments