Ch 5 kecelakaan 3

"Lelaki itu" POV

( maaf ya Krn Author belum kenalin namanya jadi author sebut" lelaki itu")

Masih tertumpuk kekesalan dalam hati mengingat kejadian hari ini. Hari ini hari terakhir di kota Semarang. Urusan kerja Sebenarnya telah selesai dari Jumat sore. Maju satu hari dari perencanaan. Sudah ku minta pada Ricka sekretaris ku untuk memesan tiket perjalanan jumat malam. Tapi rupanya penerbangan hanya sisa kelas ekonomi dan aku tidak mau.

Akhirnya tetap direncana awal yaitu kembali ke Jakarta di sabtu sore karena Minggu pagi aku akan ikut sebuah acara. Tapi alangkah sialnya karena cuaca buruk dan diprediksi akan ada badai akhirnya membuat penerbangan delay sampai waktu yang tidak ditentukan. Karena tidak mau menunggu yang tidak pasti dan beresiko gagal pulang ke Jakarta, akhirnya ku putuskan naik kereta.

Ku suruh Ricka memesan tiket kereta dan akhirnya ku naik di kereta ini. Tadi siang setelah check out dari hotel aku mengunjungi mall untuk makan siang. Restauran Jepang menjadi pilihanku. Melayangkan pandangan ke sudut sudut restauran yang tidak terlalu ramai.

Tak lama pesanan makanan ku sampai dan ku lihat meja di samping ku baru saja masuk seorang wanita memakai sweater merah. Kusut sekali wajahnya. Cara duduknya pun lesu sekali. Setelah memesan makanan kulihat dia hanya termenung dan menangis. Pemandangan yang membuat makan siang ku terasa tak nyaman.

Bayangkan dia menangis dan menangis bahkan tidak memperdulikan keadaan sekitar nya. Sampai akhirnya ada seorang wanita hamil dan suami nya menyapa nya. Sepertinya pertemuan tidak terduga. Terlihat jelas kekagetan di wajah wanita yang memakai sweater merah dan laki laki yang baru datang. Sedangkan wanita hamil tampak sangat ceria .

Akhirnya mereka makan bersama. Karena tidak ada kegiatan lain selesai makan aku masih duduk dulu. Tak lama wanita hamil dan suaminya pergi meninggalkan wanita itu. Dan pemandangan tak mengenakkan berulang. Wanita itu kembali menangis, dia menyembunyikan wajah kearah bawah sambil bertumpu pada kedua tangannya yang dilipat dimeja.

Merasa bosan aku hampir beranjak dari tempat dudukku saat kulihat sosok laki laki yang tadi bersama wanita hamil itu kembali. Merasa akan mendapat pertunjukan menarik aku tidak jadi beranjak. Semburan kata kata sinis dilontarkan wanita itu ke lelaki yang baru datang. Kata maaf adalah yang pertama yang terdengar dari meja disamping ku. Aku berpura pura konsen memainkan ponsel di tanganku sambil terus mencuri dengar. Dan wow rupanya wanita sweater merah ini adalah kekasih dr laki laki yang istrinya sedang hamil.

Aku menunggu momen wanita itu memohon untuk tidak ditinggalkan. Tapi ternyata wanita itu bahkan tak minta penjelasan dan meminta putus saat itu juga. Well good girl lah, yang pantang berbahagia diatas penderitaan orang lain. Lalu dengan wajah berurai air mata wanita dengan weater merah itu meninggalkan lelaki itu dan lelaki itu duduk terdiam menahan kesedihan.

Oh apa?. Laki laki itu menangis juga. Oke kisah cinta yang tak berakhir indah. Lalu aku memutuskan keluar restauran itu dan ternyata diluar restauran kulihat wanita hamil yang tadi sedang memandang sendu kearah lelakinya yang sedang duduk termenung membelakanginya, setelah ditinggal kan wanita dengan sweater merah tadi. Wah pikirku perang dunia akan terjadi karena sepertinya wanita hamil ini balik kembali ke restauran tanpa sepengetahuan suaminya.

Seperti adegan sinetron saja pikirku sambil tersenyum sendiri. Setelah beranjak dari restauran itu aku berputar-putar di mall. Jam 4 menuju bandara Ahmad Yani Semarang. Disela hujan yang turun deras karena penerbangan ku jam 6 sore. Sampai bandara kulihat situasi sangat ramai. Padahal biasanya tak seramai ini. Ternyata penerbangan sore ini terkendala cuaca. Banyak pesawat yang belum tiba . Petugas bandara menginformasikan delay untuk waktu yang tidak ditentukan. Karena bukan hanya kota ini yg berkendara cuaca namun juga dari kota kota lainnya.

Dengan kesal ku hubungi sekretaris ku. Untuk meminta alternatif perjalanan. Ada dua pilihan naik bus atau kereta. Tentu pilihan ku adalah kereta. Tiba di stasiun kereta nyaris tertinggal karena harus terkendala macet akibat hujan yang turun deras. Saat sedang asik menatap pemandangan sambil menghilangkan kekesalan . Menatap kelap kelip lampu disela hujan yang masih deras. Ada sedikit kekhawatiran melihat kilat yang menyambar dr kejauhan. Aku berdoa dalam hati supaya tak ada suara keras dan gemuruh yang menjadi fobia ku.

Tiba tiba kereta berhenti dan lampu mendadak mati. Oh ada apakah gerangan. Aku mencoba mencari informasi ternyata ada masalah kelistrikan. Ah semoga tidak terjadi apa apa. Dalam gelap dan hanya ada cahaya dari lampu layar ponsel masing masing. Dan petugas kereta menginformasikan kalau gerbong ku akan diisi oleh pindahan dari gerbong belakang dan.. Aku sedikit kaget saat lampu flash hp tak sengaja mengarah ke wajahku. Aku kaget ternyata wanita ber sweater merah di restauran Jepang tadi lah duduk di sampingku. Ku mengalihkan pandangan ke arah luar jendela. Wanita itu hanya diam, tak lama terdengar Isak tangis tertahan disela suara laju kereta.

Aku melirik kearahnya ternyata dia sedang menghadap bukan kearah ku. Entah cerita apa yang terjadi yang pasti cinta segitiga. Aku kembali menatap keluar jendela tanpa memperdulikan suara di sampingku. Hujan terlihat semakin deras diluar jendela. Aku terkejut saat terlihat kilatan cahaya halilintar terasa dekat sekali di langit dan selanjutnya terdengar suara gelegar halilintar yang keras sekali.

Aku seketika merasa sangat gugup. Jantungku berdebar keras. Nafasku terasa sesak. Aku berusaha menutup tirai jendela. Lalu dengan gugup dan tangan gemetar aku berusaha mencari headphone di tas ku. Lalu terdengar 1 kali lagi suara gemuruh halilintar membuatku segera menutup telingaku.

Rasa gelisah dan ketakutan menguasai diriku sementara nafasku terasa semakin sesak. Wanita di sampingku sepertinya mulai terusik oleh tingkah laku ku. " Mas kenapa? Apa baik" saja" tanya nya.

Aku hanya sempat berkata " Tolong" sambil mencengkram tangannya. Karena selanjutnya terdengar suara keras dan semua orang termasuk aku terpental hebat. Lalu suasana menggelap seketika.

Riuh rendah orang berteriak, menangis, berdoa terdengar ditelinga ku. Menyadarkan Aku kembali setelah entah beberapa saat tak sadarkan diri. Merasakan sakit di sekujur badanku. Dan aku merasakan nyeri hebat di kaki kanan ku. Dan badanku lemas sekali. Susah payah bangkit tetap tak bisa karena selain kakiku, badanku juga tak bertenaga sama sekali.

Aku hanya bisa pasrah menunggu bantuan datang dalam gelap sambil terus berdoa memohon perlindungan Nya. Sampai akhir nya wanita yang tadi ada di sampingku datang membantuku. Bersusah payah dia menarik ku, memapah ku dan tubuhnya sempat tertimpa tubuhku ketika menarik ku untuk loncat dari gerbong kereta disaat tidak berdayanya tubuhku.

Dari dekat bisa kulihat ada darah di pelipis nya, bajunya basah oleh air hujan. Wajah dan rambutnya sudah berantakan tapi dengan semangat membantuku. Ku akui ternyata tenaga nya lumayan kuat memapah ku yang lemas sedikit menjauh sekitar 5 meter dari kereta. Menaruh ku di sekumpulan orang orang sedang terduduk atau berbaring karena terluka. Dan dia berjalan lagi ke arah kereta.

Seketika bajuku basah oleh air hujan seperti nya memang sengaja tidak menempatkan dibawah pohon karena waspada petir. Setelah terkena guyuran hujan perlahan tenagaku pulih tidak lemas seperti tadi. Di samping itu juga mungkin karena suara gemuruh halilintar yang sangat menakutkan itu sudah tidak terdengar lagi. Aku menatap wanita itu bolak balik beberapa kali membawa orang yang dibantu olehnya.

Dalam hatiku bersyukur telah dibantu olehnya. Terlihat semangat pantang menyerahnya. Sungguh ku merasa sedikit bersimpati pada wanita itu. Terpesona sekali melihat rasa kemanusiaan nya yang tinggi. Tunggu.. apa?.. terpesona? Ah yang benar saja..

Dari jarak yang tak terlalu jauh ku lihat gerbong kereta yang miring ke kanan berderak perlahan semakin ke kanan dan wanita yang masih berlalu lalang membantu orang itu sepertinya tak menyadari. Tanpa ragu aku mencoba berdiri dan melangkah dengan susah payah menahan sakit di kaki kananku untuk menghampiri nya. Rasanya tak rela jika penolongku itu celaka. Tanganku meraih lengan nya menariknya sedikit menjauh dari tempatnya berdiri.

Benar saja selanjutnya gerbong itu benar benar jatuh. Dan aku lega karena aku dan dia berhasil menghindar. Dan wanita itu tak sadarkan diri di sampingku. Entah karena aku menariknya terlalu kuat sehingga dia terjatuh atau karena kaget hampir saja celaka tertimpa badan kereta atau karena memang dia kelelahan. Entahlah...

Rasanya aku ingin membantunya bergeser mencari tempat yang aman tapi luka di kaki ku tak memungkinkan. Akhirnya aku hanya membenahi posisi badannya dan membuka jaket ku untuk menyelimuti nya. Tapi aku juga kedinginan. Akhirnya aku berbaring disampingnya dan menggunakan jaket ku untuk menyelimuti kami berdua.

Episodes
1 Ch 1 Luka hati denisa
2 Ch 2 Ternyata harus bertemu
3 Ch 3 Kecelakaan 1
4 Ch 4 Kecelakaan 2
5 Ch 5 kecelakaan 3
6 Ch 6 Catra Julian Adyaksa
7 Ch 7 Hutang 1
8 CH 8 Hutang 2
9 Ch 9 Pulang ke Kota ku
10 Ch 10 Melanjutkan hidup
11 Ch 11 Telpon tak terduga
12 Ch 12 Mengenal mu
13 Ch 13 Suka duka
14 Ch 14 Suka duka 2
15 Ch 15 Suka duka 3
16 Ch 16 konflik Denisa
17 Ch 17 konflik Denisa 2
18 Ch 18 konflik Denisa 3
19 Ch 19 Konflik Denisa 4
20 Ch 20 Babak baru dihidup Denisa
21 Menariknya ke dalam lingkaran
22 Menyelesaikan satu masalah
23 Haruskah memaafkan?
24 Pembuktian perasaan
25 Khawatir
26 Romansa
27 Ch Malu
28 Ch Sakit
29 Kunjungan tak terduga
30 Jalan buntu
31 Tak bisa mundur lagi
32 Hati ke hati
33 Tak nyaman
34 Berkorban untuk siapa
35 Iri
36 Kapan meminta restu
37 Bertugas
38 Apakah akan merindu mu
39 Rindu ini
40 Bandingkan saja
41 Sebuah konspirasi
42 Sebuah konspirasi 2
43 Calon papa mertua
44 Perkenalkan ini calon istriku
45 Pengumuman
46 Perkenalkan ini calon istriku 2
47 Siapa Morla
48 Cemburu
49 persiapan
50 Mengatur rencana
51 Aku sayang kamu
52 Sebuah puzzle
53 Masa lalu
54 Terus menempel
55 Perasaan bersalah
56 Perasaan bersalah 2
57 Firasat
58 Apa yang terjadi
59 apa yang terjadi 2
60 Lambat berpikir
61 Secercah Harapan
62 Berkunjung
63 Kehadiran Morla
64 flash back on
65 Mulai curiga
66 Menyimpan dendam
67 Alasan membenci
68 Musuh dalam selimut.
69 Sahabatku
70 Pertemuan kembali
71 Apa yang kamu lakukan
72 Mengapa?
73 Bertanggung jawab
74 Menyerahkan diri
75 Saling menyalahkan
76 Aku percaya padamu
77 H-1
78 Hari H
79 Jangan biarkan dia sendiri
80 Berhasil keluar
81 Acara inti
82 Maukah kau menikah dengan ku
83 Bahagia
84 Malam pertama kita
85 Pengumuman
86 Malam pertama kita 2
87 Malam Pertama Kita 3
88 Melihat situasi
89 Hujan tanpa mendung
90 Dimana kamu?
91 Bukan ini yang kumau
92 Penyesalan
93 Masalah demi masalah
94 Ancaman yang nyata
95 Kisah Rayend dan Merish
96 Pergi ke Bandung
97 Sendiri
98 Merawat papa mertua
99 Kembali ke Rumah
100 Jangan bohong lagi
101 Mencari Pertolongan
102 Mencari informasi
103 Menjalankan aksi
104 Menjalankan aksi 2
105 Mencari informasi
106 Titip papa
107 Keluhan pak Dino
108 Kabar Catra
109 Tidak waspada
110 Menyerah
111 Pengumuman
112 belum
113 pengumuman.
114 Membujuk pak Dino
115 Kepuasan sementara
116 Menguatkan hati
117 Tega
118 Patah hati
119 Merayu kamu
120 Merayu kamu 2
121 Batas yang jelas
122 Tak mengerti
123 Saatnya untuk memilih
124 Proses perceraian
125 Kekacauan
126 Masa lalu.
127 Cerita lalu pembawa celaka
128 Tolong lakukan yang terbaik
129 Masalah bertambah.
130 Menuai hasil
131 Topik yang disukai
132 Pesan untuk Catra
133 Akhir yang tidak bahagia
134 Pusaran kesedihan.
135 Pelukan perpisahan
136 Pengumuman
137 Kembali ke Jakarta
138 Mimpi indah
139 Kembali bersama.
140 Kembali bersama 2
141 Flash back
142 Merajut kemesraan.
143 Jangan menyimpan dendam
144 Bahagia bersamamu
145 Liburan bersama
146 Bali yang panas
147 Jebakan Gilang
148 Kesempatan Untuk Jatuh cinta lagi
149 Hampir saja
150 Rumah itu
151 Buku harian
152 Tidak pulang
153 Jangan salah paham
154 Percaya diri
155 Rencana Pesta
156 Mellow
157 Tidak pulang ke rumah
158 Kejutan yang gagal
159 Akhirnya yang bahagia
160 Ucapan terima kasih
Episodes

Updated 160 Episodes

1
Ch 1 Luka hati denisa
2
Ch 2 Ternyata harus bertemu
3
Ch 3 Kecelakaan 1
4
Ch 4 Kecelakaan 2
5
Ch 5 kecelakaan 3
6
Ch 6 Catra Julian Adyaksa
7
Ch 7 Hutang 1
8
CH 8 Hutang 2
9
Ch 9 Pulang ke Kota ku
10
Ch 10 Melanjutkan hidup
11
Ch 11 Telpon tak terduga
12
Ch 12 Mengenal mu
13
Ch 13 Suka duka
14
Ch 14 Suka duka 2
15
Ch 15 Suka duka 3
16
Ch 16 konflik Denisa
17
Ch 17 konflik Denisa 2
18
Ch 18 konflik Denisa 3
19
Ch 19 Konflik Denisa 4
20
Ch 20 Babak baru dihidup Denisa
21
Menariknya ke dalam lingkaran
22
Menyelesaikan satu masalah
23
Haruskah memaafkan?
24
Pembuktian perasaan
25
Khawatir
26
Romansa
27
Ch Malu
28
Ch Sakit
29
Kunjungan tak terduga
30
Jalan buntu
31
Tak bisa mundur lagi
32
Hati ke hati
33
Tak nyaman
34
Berkorban untuk siapa
35
Iri
36
Kapan meminta restu
37
Bertugas
38
Apakah akan merindu mu
39
Rindu ini
40
Bandingkan saja
41
Sebuah konspirasi
42
Sebuah konspirasi 2
43
Calon papa mertua
44
Perkenalkan ini calon istriku
45
Pengumuman
46
Perkenalkan ini calon istriku 2
47
Siapa Morla
48
Cemburu
49
persiapan
50
Mengatur rencana
51
Aku sayang kamu
52
Sebuah puzzle
53
Masa lalu
54
Terus menempel
55
Perasaan bersalah
56
Perasaan bersalah 2
57
Firasat
58
Apa yang terjadi
59
apa yang terjadi 2
60
Lambat berpikir
61
Secercah Harapan
62
Berkunjung
63
Kehadiran Morla
64
flash back on
65
Mulai curiga
66
Menyimpan dendam
67
Alasan membenci
68
Musuh dalam selimut.
69
Sahabatku
70
Pertemuan kembali
71
Apa yang kamu lakukan
72
Mengapa?
73
Bertanggung jawab
74
Menyerahkan diri
75
Saling menyalahkan
76
Aku percaya padamu
77
H-1
78
Hari H
79
Jangan biarkan dia sendiri
80
Berhasil keluar
81
Acara inti
82
Maukah kau menikah dengan ku
83
Bahagia
84
Malam pertama kita
85
Pengumuman
86
Malam pertama kita 2
87
Malam Pertama Kita 3
88
Melihat situasi
89
Hujan tanpa mendung
90
Dimana kamu?
91
Bukan ini yang kumau
92
Penyesalan
93
Masalah demi masalah
94
Ancaman yang nyata
95
Kisah Rayend dan Merish
96
Pergi ke Bandung
97
Sendiri
98
Merawat papa mertua
99
Kembali ke Rumah
100
Jangan bohong lagi
101
Mencari Pertolongan
102
Mencari informasi
103
Menjalankan aksi
104
Menjalankan aksi 2
105
Mencari informasi
106
Titip papa
107
Keluhan pak Dino
108
Kabar Catra
109
Tidak waspada
110
Menyerah
111
Pengumuman
112
belum
113
pengumuman.
114
Membujuk pak Dino
115
Kepuasan sementara
116
Menguatkan hati
117
Tega
118
Patah hati
119
Merayu kamu
120
Merayu kamu 2
121
Batas yang jelas
122
Tak mengerti
123
Saatnya untuk memilih
124
Proses perceraian
125
Kekacauan
126
Masa lalu.
127
Cerita lalu pembawa celaka
128
Tolong lakukan yang terbaik
129
Masalah bertambah.
130
Menuai hasil
131
Topik yang disukai
132
Pesan untuk Catra
133
Akhir yang tidak bahagia
134
Pusaran kesedihan.
135
Pelukan perpisahan
136
Pengumuman
137
Kembali ke Jakarta
138
Mimpi indah
139
Kembali bersama.
140
Kembali bersama 2
141
Flash back
142
Merajut kemesraan.
143
Jangan menyimpan dendam
144
Bahagia bersamamu
145
Liburan bersama
146
Bali yang panas
147
Jebakan Gilang
148
Kesempatan Untuk Jatuh cinta lagi
149
Hampir saja
150
Rumah itu
151
Buku harian
152
Tidak pulang
153
Jangan salah paham
154
Percaya diri
155
Rencana Pesta
156
Mellow
157
Tidak pulang ke rumah
158
Kejutan yang gagal
159
Akhirnya yang bahagia
160
Ucapan terima kasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!