Bab 2 Teman Baru

Satu minggu berlalu. Masa orientasi telah selesai kini saatnya memulai pembelajaran. Jam pertama dimulai dengan mapel Sejarah. Seharusnya Pembelajaran kali ini diisi oleh Ibu Ratna, sayangnya beliau sedang ada urusan mendadak. Jadi muridnya hanya di beri tugas dan dikumpulkan pada saat akhir pembelajaran.

Azam selaku ketua kelas ia pun bertugas membagikan lembaran tugas yang tadi Bu Ratna titipkan padanya.

"kerjakan dengan benar dan jujur" ucap Azam pada Nisa.

Nisa menerimanya dengan senang hati. Meskipun dihatinya masih dongkol dengan peristiwa minggu lalu. Bagaimana tidak tatapan mata Azam tertuju padanya sedangkan yang di pilih malah Filla. Matanya ke siapa eh Hati nya buat siapa batin Nisa.

"iya" jawab Nisa cuek.

Azam pun berlalu. sebenarnya ia masih ingin menggoda Nisa tapi tatapan tak sabar dari Filla Membuatnya mengurungkan niatnnya. Kebetulan Filla duduk di belakang Nisa ditemani Icha sahabat baiknya. Mereka berasal dari SMP yang sama otomatis saat tau masuk Kelas yang sama mereka pun memutuskan untuk duduk sebangku. Hitung- hitung sebagai reuni pikirnya.

Nisa bersiap akan mengerjakan tugasnya. Namun wajahnya berubah sendu saat mengetahui ia lupa membawa pulpen kesayangannya. Ia pun berinisiatif meminjam pada Yola teman sebangkunya.

"La pinjem pulpen dong" tanya Nisa to the point. Inget time is money. Jangan buang buang waktu hanya untuk basa basi.

"Sorry gue nggak punya nis" jawab Yola yang sedikut pun tak menoleh pada Nisa. Ia khusyu' mengerjakan tugasnya.

"Terus yang lo pake apa" tanya gue kesal. Yola benar- benar menyebalkan di matanya.

"gue tau kalo ini pulpen tapi kan lagi gue pake"

"Itu sama aja lo punya" sergah Nisa memancing emosi Yola.

"udah deh gue males debat, gue emang punya tapi kan nggak mungkin gue pinjemin ke elo" jawab Yola masih bersabar.

Nisa yang telah berhasil membuat Yola marah pun senang. Tapi ini bukan waktu yang tepat untuk meributkan hal sepele. Tugas sejarah nya sudah menanti di depannya.

Ia pun membalik kan badannya. Memandang Icha dan Filla. Menimbang sesuatu sebelum mengeluarkan suara.

"cha pinjem pulpen dong".

Nisa memilih Icha ia ingin mengetes Icha apakah dia memang sebaik penampilannya.

"Gue punya dua si Nis tapi yang gue pake udah mau abis" Tolak Icha hati-hati.

Icha yang tadi mendengar keributan di depannya segera mencari jawaban rasional apabila Nisa meminta tolong padanya.

Semoga ini jawaban yang tepat batin Icha was was. Ia malas jika harus meladeni ocehan Nisa waktunya bisa habis jika berdebat dengan Nisa. Dari wajahnya saja sudah menguar kecerewetan yang abadi.

Bagi Icha yang irit bicara akan susah jika harus berdebat dengannya.

"Bentaran aja kali Cha". Nisa berusaha merayu. "Itu juga belum abis kan?" imbuhnya.

"Iya tau. Tapi sebagai makhluk ekonomi gue juga harus hemat Nis" jawab icha sekenanya. Tangannya sibuk menuangkan jawaban dalam otaknya.

"lu tuh ya pelit amat sih"

"Ini lagi masa penghematan. Bukan Pelit" Icha menjawab gusar.

"Beda tipis lah" Sindir gue halus.

Tak ada reaksi dari Icha

"Selain makhluk ekonomi kita juga makhluk sosial ga bisa hidup sendiri. Gue lagi butuh bantuan masa lo ga mau nolongin gue"

" iya juga yah..tapi emm gimana dong.." Icha mulai ragu

" Dan lo juga tau dong sesama muslim kita harus tolong menolong gue lagi susah lo harus bantu"

Icha pun mengalah mengambil pulpen dari kotak pensil nya.

"Eiits tapi kalo lo susah gue tinggalin deh" papar Nisa seenak jidatnya. Kemudian berbalik badan urusannya telah selesai.

" Parasit lo " bentak Icha kesal .

"Udah sabar aja" Filla berusaha menengahi. Sepertinya sahabatnya itu tak akan menang melawan Nisa si ratu crewet.

"Nanti klo istirahat jangan lupa beli" Icha mengalah. lebih baik dia mengingatkan Nisha.

" Iya bawel. Cuma minjem pulpen aja rempong"

"Yaelah pulpen aja lo minjem nggak modal banget"

"Tapi kan tadi lo ngajarin kalo harus hemat jadi kayaknya nanti gue ga bisa beli deh. pinjem lo aja deh" ucap Nisa tanpa dosa.

"Nisaaaa" Teriak Icha. Ia benar benar dibuat emosi dengan Nisa.

Filla hanya menggeleng gelengkan kepalanya tak biasanya ia mendengar sahabatnya berbicara dengan nada tinggi. Ia semakin kagum dengan Nisa yang pasalnya terkenal karena kepintarannya, bukan hanya juara kelas tapi ia juga yakin jika ada lomba memancing emosi pasti Nisa juga juaranya.

Nisa tertawa puas. Tak peduli dengan wajah masam Icha. Ia melanjutkan aktivitasnya. Waktunya terbuang sia sia 20 menit.

Yola yang sedang asyik bercermin tiba tiba termenung. Menatap pantulan dirinya dengan prihatin. kemudian menatap Nisa Intens. Ia tak bisa membayangkan masa depannya yang duduk dengan Nisa. Seminggu saja sudah membuatnya emosinya naik drastis. apalagi selama satu tahun bisa bisa darah tingginya akan naik. Lalu jika dua tahun atau tiga tahun bagaimana? bisa stress gue batin Yola ngeri.

Yola menghembuskan nafasnya kasar tak bisa membayangkan apa yang terjadi.

"Aww" Yola menjerit kecil. Nisa baru saja menepuk pipinya bahkan bisa di bilang menamparnya.

" lo kenapa liatin gue kayak gitu? gue jijik tau nggak"

" Mana ada gue liatin lo?"sanggah Yola. Ia tak mungkin menceritakan apa ada di benaknya. Itu sama saja mencari mati.

"Jangan liatin gue kayak gitu lagi nanti lo bisa naksir sama gue" oceh Nisa.

"Amit amit gue naksir lo. Selera gue ga serendah itu juga kali" timpal Yola tak mau kalah.

Nisa memicingkan matanya.

"Maksud lo?"

"Lo tu bukan tipe gue. Gue mah cari yang lemah lembut, perhatian, bukan yang bobrok kek lo" seru Yola membayangkan Azam, lelaki idamannya.

"Dih gue juga ga mau kali sama lo. Gue kan masih normal"

Yola terdiam. kehabisan kata kata. Pusing harus menanggapi apa lagi. Dan lebih pusing lagi saat tau dari 25 soal yang di berikan Bu Ratna ia baru mengerjakan 20 soal. 5 soal itu essay. jelas itu tak mudah. jawabannya yang dibutuhkan pasti harus padat dan jelas. Bukan singkat.

Nisa tau Yola kesal padanya. Hal itu justru membuatnya puas .Belum lagi saat melihat expresi frustasi Yola saat membaca soal esaay tugasnya. Ada kesenangan tersendiri saat melihatnya.

"Mau nyontek nggak?" tawar Nisa tanpa menyaringnya. Ia tak tega melihat Yola yang memegangi kepalanya dengan kedua tangannya. Seakan akan soal essay itu adalah beban terberatnya.

Walaupun Nisa biang onar tapi dia juga tak tega melihat temannya kesusahan. Nisha juga masih punya hati meskipun hati nya pernah di buang oleh seseorang, bersyukur ia bisa memungutnya kembali. Andai saja jika tidak mungkin dia tak akan bisa sebaik ini.

Yola menatap Nisa hendak menolak namun sayang jika tawaran sefantastis ini disia siakan. Toh energinya sudah terkuras habis saat berdebat dengannya tadi.

"Thanks" ucap Yola lirih. Ia senang sekaligus malu. Kemudian memgumpulkan hasilnya pekerjaan nya kepada Azzam.

"Ok. Jangan lupa nanti istirahat lo traktir gue"

deg

Yola mengurutkan keningnya.

"Di dunia ini nggak ada yang gratis Yola sayang" ucap nisa lembut.

"Sialan lo". Yola pun sadar telah di bodohi Nisa.

Nisa tertawa keras

" bukannya lo minggu lalu juga ngebodohi gue lo bilang kalo kelas ini berhantu. Sekarang impas kan?" jelas Nisa panjang lebar.

Yola sadar dirinya sedang main main dengan siapa sekarang. Nisa memang licik.

Terpopuler

Comments

Alesta Cho

Alesta Cho

ya ampun yola mesti hati2..

Like A Mirror Wall mampir lagi, pelan-pelan ya cuz aku bakal baca dlu dan pasti tinggalin jejak.

2021-02-18

0

Wiselovehope🌻 IG@wiselovehope

Wiselovehope🌻 IG@wiselovehope

😍😍😍❤️❤️❤️👍👍👍

2021-02-05

2

Alisya Putri

Alisya Putri

semangat Thor sudah aku jadikan paforitku 😘

a world full of zombies hadir lagi 💚🙂

2021-01-30

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Masa Orientasi Sekolah
2 Bab 2 Teman Baru
3 Bab 3 Terlambat 1
4 bab 4 Terlambat 2
5 bab 5 Kepingan Masa Lalu
6 Bab 6 Bukan Sekedar Halusinasi
7 Bab 7 Luka Itu Masih Menganga
8 Bab 8 Geng Somplak
9 Bab 9 Penghuni geng somplak
10 Bab 10 Misi Yang Gagal
11 Bab 11 Keganjilan
12 Bab 12 Meeting Yang Tidak Penting
13 Bab 13 Mengalah
14 Bab 14 Penasaran
15 Bab 15 Kebetulan Yang Tidak Disengaja
16 Bab 16 Penasaran ( Lagi)
17 Bab 17 Indahnya Berghibah
18 Pengumuman
19 Bab 18 Agenda Hari sabtu
20 Bab 19 Ngangenin Vs Ngeselin
21 Bab 20 Indahnya persahabatan
22 Bab 21 Maaf (1)
23 Bab 22 Merasa Bersalah
24 Bab 23 Kecewa
25 Bab 24 Bimbang
26 Bab 25 Cengo
27 Bab 26 Fakta Baru
28 Bab 27 Salah Paham
29 Bab 28 Setitik Ketenangan
30 Bab 29 Menguak Masa Lalu
31 Bab 30 Mencoba Ikhlas
32 Bab 31 Mengalah
33 Bab 32 Terciduk
34 Bab 33 Senjata Makan Tuan
35 Bab 34 Mati Rasa
36 Bab 35 Akhir dari kemarahan Yola
37 Bab 36 Curiga
38 Bab 37 Baper
39 Bab 38 Memanfaatkan keadaan
40 Bab 39 Mangsa Baru
41 Bab 40
42 Bab 41
43 Bab 42
44 Bab 43
45 Bab 44
46 Bab 45
47 Bab 46
48 Bab 47
49 Bab 48
50 Bab 49
51 Bab 50
52 Bab 51
53 Bab 52
54 Bab 53
55 54
56 55
57 Bab 56
58 Bab 57
59 Bab 58
60 Bab 59
61 Bab 60
62 Bab 61
63 62
64 Bab 63
65 Bab 64
66 Bab 65
67 Bab 66
68 67 Pembuktian
69 68
70 69
71 Bab 70 Stttt Cukup Kita Yang Tau!!
72 71
73 72
74 73
75 74
76 Bab 75
77 76
78 77
79 78
80 79
81 80
82 Bab 81
83 82 Maaf
84 83 Meminta Penjelasan
85 84 Penjelasan
86 85 Cemburukah?
87 86 Keputusan
88 87 Lembaran Baru
89 Bab 88
90 89
91 Bab 90
92 Bab 91
93 92 Sosok itu lagi?!!
94 Bab 93 Siapa dalang yang sebenarnya?.
95 Bab 94
96 Bab 95
97 Bab 96
98 Bab 97
99 Bab 98
100 Bab 99
101 Bab 100 Semakin rumit
102 Bab 101
103 Bab 102
104 Pengumuman
105 Pengumuman
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Bab 1 Masa Orientasi Sekolah
2
Bab 2 Teman Baru
3
Bab 3 Terlambat 1
4
bab 4 Terlambat 2
5
bab 5 Kepingan Masa Lalu
6
Bab 6 Bukan Sekedar Halusinasi
7
Bab 7 Luka Itu Masih Menganga
8
Bab 8 Geng Somplak
9
Bab 9 Penghuni geng somplak
10
Bab 10 Misi Yang Gagal
11
Bab 11 Keganjilan
12
Bab 12 Meeting Yang Tidak Penting
13
Bab 13 Mengalah
14
Bab 14 Penasaran
15
Bab 15 Kebetulan Yang Tidak Disengaja
16
Bab 16 Penasaran ( Lagi)
17
Bab 17 Indahnya Berghibah
18
Pengumuman
19
Bab 18 Agenda Hari sabtu
20
Bab 19 Ngangenin Vs Ngeselin
21
Bab 20 Indahnya persahabatan
22
Bab 21 Maaf (1)
23
Bab 22 Merasa Bersalah
24
Bab 23 Kecewa
25
Bab 24 Bimbang
26
Bab 25 Cengo
27
Bab 26 Fakta Baru
28
Bab 27 Salah Paham
29
Bab 28 Setitik Ketenangan
30
Bab 29 Menguak Masa Lalu
31
Bab 30 Mencoba Ikhlas
32
Bab 31 Mengalah
33
Bab 32 Terciduk
34
Bab 33 Senjata Makan Tuan
35
Bab 34 Mati Rasa
36
Bab 35 Akhir dari kemarahan Yola
37
Bab 36 Curiga
38
Bab 37 Baper
39
Bab 38 Memanfaatkan keadaan
40
Bab 39 Mangsa Baru
41
Bab 40
42
Bab 41
43
Bab 42
44
Bab 43
45
Bab 44
46
Bab 45
47
Bab 46
48
Bab 47
49
Bab 48
50
Bab 49
51
Bab 50
52
Bab 51
53
Bab 52
54
Bab 53
55
54
56
55
57
Bab 56
58
Bab 57
59
Bab 58
60
Bab 59
61
Bab 60
62
Bab 61
63
62
64
Bab 63
65
Bab 64
66
Bab 65
67
Bab 66
68
67 Pembuktian
69
68
70
69
71
Bab 70 Stttt Cukup Kita Yang Tau!!
72
71
73
72
74
73
75
74
76
Bab 75
77
76
78
77
79
78
80
79
81
80
82
Bab 81
83
82 Maaf
84
83 Meminta Penjelasan
85
84 Penjelasan
86
85 Cemburukah?
87
86 Keputusan
88
87 Lembaran Baru
89
Bab 88
90
89
91
Bab 90
92
Bab 91
93
92 Sosok itu lagi?!!
94
Bab 93 Siapa dalang yang sebenarnya?.
95
Bab 94
96
Bab 95
97
Bab 96
98
Bab 97
99
Bab 98
100
Bab 99
101
Bab 100 Semakin rumit
102
Bab 101
103
Bab 102
104
Pengumuman
105
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!