Keesokan harinya...
"Rini! Tolong satu hari ini batalkan semua jadwalku." ucap Archie pada sekertaris Rini.
"Baik, Pak." jawab sekertaris Rini tanpa membantahnya.
"Tolong kasih tahu ke bagian resepsionis jika ada tamu atas nama Dhani Ramadhani beserta istrinya suruh langsung ke ruangan saya." ucapnya.
"Baik, Pak." jawab sekertaris Rini sambil membungkuk.
Satu jam kemudian, tepatnya pukul 10.30 sekertaris Rini memberitahu kedatangan tamu yang di tunggu oleh atasannya.
"Maaf, Pak! Pak Dhani dan Bu Dhani sudah datang.” Kata sekertaris Rini.
"Suruh mereka masuk.” Jawab Archie begitu senangnya.
Sekertaris Rini keluar dari ruang atasannya dan mempersilahkan mereka berdua masuk.
"Mas Dhani!” ucap Archie sambil memeluk kakaknya yang begitu dirindukan.
Dhani pun juga membalas pelukannya. Tiba-tiba Archie melonggarkan pelukannya kemudian menyapa kakak iparnya.
"Gimana kabar Mbak Jiya?” tanya Archie sambil menyalami.
"Alhamdulillah kabar Mbak Jiya baik, Archie.” Balas Jiya sambil tersenyum.
Lalu mereka bertiga duduk di sofa sambil berbincang-bincang. Archie begitu senang saat mendengarkan semua ceritanya.
Sementara itu, Vania yang pulang sekolah lebih awal segera mengirimkan pesan kepada ibunya.
"Mengirim pesan kepada siapa?” tanya Cahaya melirik ke benda pipih yang di pegang Vania.
'Aku mau kasih tahu Ibu kalau hari ini pulang sekolah lebih awal dari biasanya.” Jawab Vania singkat.
Cahaya hanya mengangguk-angguk kepala. Mereka berdua beranjak menuju kantin. Sedangkan Vania sambil mengetik pesan ke ibunya.
---------------
Jiya tersenyum senang saat membaca pesan dari putrinya yang memberitahu kalau dia pulangnya lebih awal. Dan seketika itu Jiya langsung membalas pesannya.
"Ibu sama Ayah sekarang masih berada di kantor pamanmu? Masih ada beberapa hal yang harus ayah bahas dengan pamanmu?Kamu kesini saja, kantornya dekat sama sekolahmu. Nanti kita berangkatnya dari sini saja." ucap Ibunya Vania.
Vania menghela nafas saat membaca balasan dari Ibunya. Lalu ia membalas pesan dari Ibunya.
"Kasih alamat dan nama kantornya, Bu. Vania segera ke sana.”
Satu menit kemudian Vania mengirim pesan ke Ibunya dan seketika itu pesan dari Ibunya juga masuk.
“West Group lantai 10."
Vania langsung menutup ponselnya. Ia memasukkan ke dalam sakunya.
"Sepertinya aku harus pergi ke sono.” Ucap Vania pada Cahaya sambil menunjuk gedung nampak tulisan West Group.
---------------
Siang itu Archie, Dhani dan Veli tengah serius membahas tentang restoran milik Dhani yang hampir selesai. Tiba-tiba terdengar ketukan pintu.
“Maaf, Pak! Di luar ada nona Vania Ramadhani ingin bertemu dengan bapak.” Ucap sekertaris Rini.
Archie dan Dhani terkejut dan saling pandangan saat mendengar namanya.
"Siapa tadi Mbak? Tolong di ulangi?” tanya Dhani kepada sekertaris Archie.
"Maaf Yah, tadi aku yang menyuruh Vania datang kemari. Tadi dia mengirim pesan ke Ibu kalau dia sudah pulang sekolah." Ucap Jiya santai.
"Suruh dia masuk saja, dan tolong kamu pesankan minuman yang segar untuknya." ucap Archie pada sekertaris Rini.
"Baik, Pak." jawab sekertaris Rini kemudian mempersiapkan Vania masuk.
“Assalamu’alaikum.” ucap Vania.
“Waalaikumsalam." jawab Dhani, Jiya dan Archie serempak.
Vania masuk sambil tersenyum manis dan senyumannya itu menusuk hati Archie.
Setelah itu Vania gabung dan duduk di sofa, dia memilih duduk di kursi seberang mereka agar tidak menggangu. Archie tersenyum senang karena leluasa menikmati wajah cantik keponakannya.
Tiba-tiba Vania melirik dan menatap pamannya dengan kagum, wajah yang masih terlihat muda, tampan dan di tambah kariernya juga bagus.
"Wanita mana yang tidak akan bersyukur jika menjadi istrinya paman. Sudah mapan, tampan pula." batin Vania.
---------------
Tibalah mereka di dalam mall...
Saat mereka hendak jalan menuju restoran, tiba-tiba ada seseorang menabrak Vania dari belakang, dengan tanggap Archie langsung menarik lengan Vania hingga ia jatuh dalam pelukannya.
Vania yang mendengar detak jantung pamannya berdetak lebih cepat langsung melepaskan pelukannya.
"Hei, kalau jalan tuh pakai mata.” Ucap Archie dengan emosi.
"Mas Archie!” ternyata itu Dinda teman semasa kuliah.
"Ternyata kamu, Din! Maaf sudah berkata kasar.” Ucap Archie.
"Tidak apa-apa Mas. Lagian juga aku yang salah, jalan tidak lihat depan.” Ucap Dinda.
Sedangkan Dhani berusaha mengingat gadis yang sedang berbicara dengan Archie.
"Mas Dhani!” ucap Dinda tak percaya.
“Dinda?” balas Dhani spontan.
"Apa kabar Mas? Lama lho Mas Dhani tidak pulang kampung?” ucap Dinda pada Dhani.
"Alhamdulillah baik, Din. Oh ya kenalkan ini Jiya istrinya mas Dhani, dan itu Vania anaknya mas Dhani.” Ucap Dhani sambil memperkenalkan istri dan anaknya.
Jiya dan Vania langsung bersalaman.
"Maaf sudah menabrak mu." ucap Dinda meminta maaf.
Tak lama kemudian mereka berlima masuk ke dalam restoran.
"Gimana kabarnya Pak Dhe, Din?” tanya Dhani membuka pembicaraan.
Dinda terkejut saat mendengar pertanyaan dari Dhani.
"Ayahku sudah meninggal 14 tahun yang lalu mas.” Ucap Dinda dengan bersedih.
Dhani yang mendengar jawaban Dinda pun terkejut dan bersedih.
"Paman sakit apa? Kenapa tidak ada yang memberitahu aku?" tanya Dhani.
"Karena waktu itu mas Dhani pergi dari rumah dengan tangan kosong." ucap Archie.
Dhani menghela nafas sebanyak-banyaknya dan mengeluarkan dengan perlahan agar tidak terbawa emosi.
"Maafkan aku Dinda." ucap Dhani menyesal.
"Sudah mas, lupakan semuanya. Insyaallah Bapak sudah tenang di alam sana." ucap Dinda pada Dhani.
"Aamiin." jawab mereka serempak.
Lima belas menit kemudian pesanan mereka di antar.
Dinda melihat Vania hanya diam dan menunduk, di tambah ia masih memakai seragam sekolah langsung bertanya.
"Jam segini kamu sudah pulang sekolah, Van?" tanya Dinda.
Vania langsung mengangkat kepalanya kemudian menatap Dinda.
"Kebetulan hari ini semua guru ada rapat Tante. Jadi, semuanya di pulangkan lebih awal."jawab Vania pada Dinda.
Dinda tersenyum saat mendengar jawaban dari Vania.
Setelah selesai makan siang, Archie dan Dinda kembali ke kantor masing-masing. Sedangkan Dhani dan Jiya mengajak Vania jalan-jalan. Sebelum bubar, Dinda beranjak dari meja. Kemudian di susul Archie. Tanpa sengaja Archie dan Vania saling berpandangan, keduanya saling salah tingkah.
Vania dan Ibunya segera melihat-lihat gaun yang ada di butik langganannya. Sementara ayahnya duduk sambil memainkan ponselnya.
Vania yang sudah menemukan gaunnya pun langsung ke tempat ibunya.
"Menurut Ibu bagusan yang mana?” tanya Vania sambil nunjukin gaun yang ia bawa.
"Dua-duanya bagus sayang. Coba kamu pakai biar Ibu tahu pantasnya kamu pakai yang mana.” balas Ibunya.
"Kalian juga ada di sini?” tanya Bunda Veli tiba-tiba.
"Bunda."
"Veli."
Dhani yang mendengar suara yang tidak begitu asing pun mengangkat wajahnya. Dhani beranjak dari duduknya dan mendekat ke arah suara itu.
"Veli!" panggil Dhani dan seketika itu Veli membalikkan badannya sambil tersenyum.
Sedangkan Dhani dan Jiya hanya diam.Vania yang masih gugup berharap Bundanya tidak akan mengatakan kalau dia kemarin dari rumahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
Xio Shan
knp jd bertebaran bawang begini.. 😭
2021-04-04
0
@_M.B.U.L••••}{}-----
sad
2021-04-02
0
𝔸𝕝𝕖𝕖𝕟𝕒 𝕄𝕒𝕣𝕊
4 like tertinggal kk😍😘
2021-03-25
0