BAB 02 : Rumah Bunda Veli

Cahaya dan Azam sedang menunggu Vania di kelas untuk memberitahu hasil pembagian kelasnya.

Karena tak sabar, Cahaya mengajak Azam menunggu Vania di depan kelas.

“Kita balik ke kelas saja Azam." ajak Cahaya ketika melihat Vania sedang ngobrol dengan seseorang.

"Lah kenapa kita balik ke kelas. Bukankah kita akan memberitahu Vania kalau kita sekelas." balas Azam pada Cahaya.

“Tuh! Coba kamu lihat dia sedang bicara sama siapa." Ucap Cahaya sambil jarinya menunjuk ke arah Vania.

“Oh, sepertinya Vania sedang ngobrol sama kak Widia." Balas Azam pada Cahaya.

Beberapa menit kemudian terdengar suara bel berdering tanda masuk kelas dan pelajaran pertama akan segera di mulai setelah itu disusul pengumuman nama-nama siswa yang disebutkan segera kumpul di aula.

“Aku masuk kelas dulu ya kak.” Pamit Vania pada Widia.

“Jangan lupa nanti siang ya?” ucap Widia.

Vania menganggukkan kepala. Mereka berdua langsung pergi ke kelas masing-masing.

Sedangkan Cahaya yang mondar-mandir tidak tenang di dalam kelas memutuskan keluar kelas, ia terkejut tiba-tiba Vania ada di hadapannya.

“Hem, sepertinya ada yang membuatmu tidak senang?" tanya Vania pada Cahaya.

Cahaya seketika itu langsung menarik tangan Vania masuk kedalam kelas. Azam yang melihat Vania pun melambaikan tangannya.

“Vania!” panggil Azam.

Vania yang melihat Azam melambaikan tangan pun membalas melambaikan tangan dengan tersenyum.

“Sudah dulu ya Aya. Aku mau cari kelas dulu.” Ucap Vania sambil melepaskan tangannya.

“Kamu pasti tidak percaya kalau kita bertiga ini sekelas.” Ucap Cahaya dengan heboh.

“Yang benar kalau kita bertiga sekelas lagi?” tanya Vania tak percaya.

“Iya, kita bertiga sekelas lagi.”Jawab Cahaya dengan girang. Sedangkan Azam hanya tersenyum saat melihat kedua sahabatnya begitu senang.

Cahaya langsung membawa Vania duduk di kursi sampingnya. Beberapa menit kemudian salah satu guru masuk kedalam kelas.

Saat jam istirahat, Cahaya dan Azam mengajak Vania pergi ke kantin untuk membeli makan siang. Namun, setibanya di kantin mereka tidak mendapatkan tempat duduk.

“Hai Azam!” panggil salah satu siswa pria dengan melambaikan tangannya.

Azam yang mendengar namanya dipanggil pun menoleh ke arah suara tersebut. Ia melihat salah satu teman pria melambaikan tangan ke arahnya pun membalas melambaikan tangannya.

Azam langsung membawa Cahaya dan Vania mendekat ke temannya.

"Gabung aja sama kita.” Ajak temannya. Azam pun menoleh ke arah Vania dan Cahaya untuk minta persetujuan. Cahaya dan Vania langsung mengangguk.

“Thanks ya sudah bolehin kita gabung.” Ucap Azam saat duduk bergabung. Vania dan Cahaya pun ikut duduk.

"Oh ya, kenalkan ini kak Neo ketua OSIS sekolah kita. Selain Dia jabat ketua OSIS, dia juga kapten klub basket.” Ucap Azam memperkenalkan pada Vania dan Cahaya.

“Neo… “ ucapnya sambil mengulurkan tangan untuk berjabat tangan.

“Cahaya…” jawabnya sambil membalas berjabat tangan. Sedangkan Vania hanya membalas dengan mengangguk sambil tersenyum setelah itu ia kembali menundukkan kepalanya.

Neo pun tersenyum saat melihat Vania. Ini pertama kalinya Neo melihat ada seorang wanita yang tidak mau berjabat tangan dengannya. Apalagi setelah itu ia kembali menundukkan kepalanya.

Beberapa menit kemudian pesanan mereka datang. Vania yang masih kenyang hanya memesan jus alpukat.

"Kamu tidak makan, Vania?” tanya Neo seketika membuat Vania dan Cahaya mengangkat kepala.

“Enggak kak! Masih kenyang.” Jawab Vania dengan suara lirih.

Neo tersenyum saat mendengar panggilan kak ditunjukkan untuknya.

prok prok prok

3 kali tepukan yang di suguhkan oleh Jenar itu membuat semua siswa yang sedang makan di kantin memandang ke arahnya. Kemudian Jenar berjalan mendekati tempat Neo.

“Wah, ada pemandangan lebih indah dan menarik nih. 2 cowok dan 2 cewek sedang menikmati makan siang di kantin.” Ucap Jenar sambil tersenyum sinis.

Jenar itu kembali mencari pusat perhatian kepada Neo dan Azam. Jenar sudah terkenal suka mencari perhatian kepada semua siswa.

Vania begitu risih melihat tingkah Jenar yang sedang menggoda Neo dan Azam. Ia langsung mengajak Cahaya kembali ke kelas karena sebentar lagi jam istirahat juga akan habis.

Vania dan Cahaya langsung pergi meninggalkan Neo dan Azam yang masih ngobrol di kantin.

 

Kediaman Bunda Veli…

Sepulangnya dari sekolah, Vania mengajak Cahaya dan Azam pergi ke rumah Bunda Veli.

Tok…tok…tok

“Assalamualaikum…” ucap Vania sambil mengetuk pintu berkali-kali.

Sedangkan Cahaya dan Azam sedang asyik ngobrol sambil tertawa membuat Vania geleng-geleng kepala entah apa yang membuat keduanya tertawa hingga terbahak-bahak.

Widia yang melepas lelah sambil menyandarkan punggung di sofa mendengar suara ketukan pintu disertai salam langsung bergegas membukakan pintu.

“Biar aku saja yang membuka pintunya mbak.” Ucap Widia sambil mengeraskan suaranya.

Widia terkejut sambil tersenyum kecut saat melihat Azam dan Cahaya sedang tertawa terbahak-bahak.

“Waalaikumsalam” jawab Widia.

“Kamu ajak mereka berdua?” tanya Widia pada Vania.

Vania mengangguk.

Tak lama kemudian Widia mempersilahkan mereka bertiga masuk kedalam rumah.

“Ayo masuk! Bunda ada di dalam.” ajak Widia sambil menggandeng tangan Vania masuk ke dalam rumah. Azam dan Cahaya mengekor di belakangnya.

“Mbak Yani!” panggil Widia.

Mbak Yani yang mendengar namanya di panggil segera datang.

“Nona Widia manggil saya?” tanya Mbak Yani saat tiba di hadapannya.

“Iya Mbak. Tolong buatkan minum dan bawakan makanan ringan untuk Vania dan kedua temanya.” Pinta Widia pada Mbak Yani.

“Baik nona.” Jawab Yani dengan sopan. Lalu berjalan menuju dapur.

Widia mempersilahkan Azam dan Cahaya duduk di ruang tengah. Widia yang melihat kedekatan Azam dan Cahaya semakin tak suka.

“Aku akan memberitahu Bunda kalau kamu sudah datang.” Ucap Widia. Kemudian meninggalkan Vania dengan wajah kesal.

“Iya kak.” jawab Vania sambil mengernyitkan dahinya saat melihat wajah kakak sepupunya sangat kesal.

Setelah kepergian Widia, Vania langsung menoleh ke arah Azam dan Cahaya. Keduanya sedang tertawa terbahak-bahak.

"Hem, kalian berdua tuh ya kalau bercanda lihat tempat dong!” ucap Vania dengan kesal.

“Cahaya tuh yang sengaja membuat kak Widia cemburu.” Keluh Azam pada Vania.

"Kok malah aku yang di salahkan sih?" ucap Cahaya dengan nada kesal yang di buat-buat.

"Sudah, kalian jangan saling menyalahkan.” Ucap Vania.

"*Enggak nyangka kalau kak Widia benar-benar suka sama Azam,” batin Vania dalam hati sambil tersenyum*.

Widia kembali ke ruang tengah bersama bunda. Vania yang melihat bunda Veli langsung berdiri dan berhamburan memeluknya.

"Gimana kabar Bunda sama Ayah?” tanya Vania masih dalam posisi memeluk Bunda Veli.

"Alhamdulillah Bunda sama Ayah Soni sehat. Kabar Ayah dan Ibu kamu gimana sayang?” tanya Bunda Veli sambil mengusap punggung Veli. Kemudian Vania melonggarkan pelukannya kemudian menatap wajah bunda Veli.

“Alhamdulillah kabar Ayah sama Ibu juga sehat.” Jawab Vania sambil tersenyum.

"Kakak tinggal ganti baju dulu ya.” pamit Widia pada Vania.

Cahaya yang melihat perubahan wajah Widia pun menyadari kesalahannya. Cahaya sedikit teriak memanggil.

"Kak Widia tunggu!” panggil Cahaya. Kemudian Widia menghentikan langkah kakinya dan menoleh kebelakang.

Sedangkan Azam hanya diam melihat kepergian Widia begitu saja.

"Maafkan aku kak,” ucap Cahaya tiba-tiba.

"Maaf untuk apa?” tanya Widia pura-pura.

“Maaf sudah membuat kak Widia kesal.” Jawab Cahaya.

Widia tersenyum malu karena sudah ketahuan kalau dia kesal gara-gara Cahaya bercanda dengan Azam.

"Kamu suka ya sama, Azam?” tanya Widia tiba-tiba.

Cahaya yang mendapat pertanyaan dari Widia seketika kaget.

"Tidak kak, aku sama Azam sudah seperti saudara sendiri. Sampai kapanpun aku, Vania dan Azam selamanya akan menjadi sahabat yang selalu ada disaat kita saling membutuhkan. Aku tau kalau selama ini kak Widia suka sama Azam begitu juga Azam.” Ucap Cahaya panjang lebar.

Widia tersenyum malu saat mendengar perkataan Cahaya. Dengan malu-malu Widia menoleh ke arah Azam yang sejak tadi memandanginya.

"Terima kasih karena sudah memberitahu kalau Azam juga suka sama aku. Dan maafkan aku yang sudah sempat kesal sama kamu.” Ucap Widia.

Kemudian keduanya saling berpelukan erat. Vania dan Azam yang dari jarak jauh melihat Widia dan Cahaya sedang berpelukkan pun tersenyum senang.

 

"Hem, hari ini udaranya benar-benar panas banget, tidak seperti biasanya." ucap Vania sambil melirik sepupunya.

"Yup, bener katamu, Van. hari ini benar-benar panas banget.” ucap Azam ikut menimpali seakan-akan menyetujui ucapan Vania.

Widia dan Cahaya hanya tersenyum mendengar sindiran dari kedua sahabatnya. Widia pun langsung ikut menimpali.

"Benar-benar panas. Kalau panas begini enaknya minum es jeruk dan makannya yang pedas-pedas."

"Wah, itu ide bagus kak. Gimana kalau kita pesan via online atau kita sekarang pergi ke warung Pak Djoe." ucap Cahaya ngasal.

Vania yang mendengar perkataan Cahaya dengan antusias teriakan hanya tersenyum sambil geleng-geleng kepala .

"Dasar tukang palak, begitu dengar makanan otaknya langsung ke sono." ucap Vania.

'Hehehe." jawab Cahaya cengengesan.

Terpopuler

Comments

Dayat eMJe

Dayat eMJe

kira" apa yah isinya ..? 🤔🤔 jadi ikut penasaran aku thor .. 😅😅

semangat thor nulisnya .. 👍👍👏👏

2021-04-08

0

Dandelion Kecil

Dandelion Kecil

ada something kah sama orang tua Vania!? 🤔

2021-03-09

0

HIATUS

HIATUS

Bagus ceritanya 😍

2021-02-18

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 01 : Masa Lalu
2 BAB 02 : Rumah Bunda Veli
3 BAB 03 : Cafe A&R
4 BAB 04 : Kantor West Group
5 BAB 05 : Paket Hadiah
6 BAB 06 : Khawatir
7 BAB 07 : Asma
8 BAB 08 : Berbalas Pesan
9 BAB 09 : Mencari Kado
10 BAB 10 : Perasaan Apa Ini
11 BAB 11 : Kebakaran Berujung Kematian
12 BAB 12 : Akhirnya Siuman
13 BAB 13 : Mulai Ada Rasa
14 BAB 14 : Pingsan
15 BAB 15 : Pergi Tanpa Pamit
16 BAB 16 : Seharian Bersama
17 BAB 17 : Pernyataan Vania
18 BAB 18 : Restu Ayah
19 BAB 19 : Mimisan
20 BAB 20 : Khawatir
21 BAB 21 ; Penyesalan Pras
22 BAB 22 : Bertanya-tanya
23 BAB 23 : Pagi Yang Bahagia
24 BAB 24 : Cincin Untuk Vania
25 BAB 25 : Menjemput Vania
26 BAB 26 : Vidio Call
27 BAB 27 : Terdengar Ketus
28 BAB 28 : Vania Marah
29 BAB 29 : Meminta Maaf
30 BAB 30 : Meeting
31 BAB 31 : Gladi bersih
32 BAB 32 : Jangan Sampai Tahu
33 BAB 33 : Panik
34 BAB 34 : Kepergian Archie
35 BAB 35 : Kelulusan
36 BAB 36 : Menyesal
37 BAB 37 : Titik Temu
38 BAB 38 : Tawaran Kuliah Imut
39 BAB 39 : Saling Tersakiti
40 BAB 40 : Penjelasan
41 BAB 41 : Sarapan Bareng
42 BAB 42 : Sama² masih mencintai
43 BAB 43 : Paket
44 BAB 44 : Pusing & Lemas
45 BAB 45 : Menikahlah Denganku
46 BAB 46 : Panggilan Mas
47 BAB 47 : Meminta Restu
48 BAB 48 : Gaun Pengantin
49 BAB 49 : Azam
50 BAB 50 : Sah
51 BAB 51 : Kecupan Hangat
52 BAB 52 : Es Krim
53 BAB 53 : Makan Malam
54 BAB 54 : Kepulangan Ayah Pras
55 BAB 55 : Siapa Wanita Itu
56 BAB 56 : Ayam Sambel Terasi
57 BAB 57 : Cahaya
58 BAB 58 : Resepsi
59 BAB 59 : Malam Pertama
60 BAB 60 : Honeymoon
61 BAB 61 : Jujur Dari Hati
62 BAB 62 : Saling Ada Hati
63 BAB 63 : Hamil
64 BAB 64 : Kembali Kuliah
65 BAB 65 : Sah
66 BAB 66 : Bunda Hati
67 BAB 67 : Nita
68 BAB 68 : Mimpi
69 BAB 69 : Susah Move On
70 BAB 70 : Menginap
71 BAB 71 : Bertemu Azam
72 BAB 72 : Mondar-mandir
73 BAB 73 : Eyang Sakit
74 BAB 74 : Di Rawat
75 BAB 75 : Keluarga
76 BAB 76 : Tasyakuran
77 BAB 77 : Dua Sahabat
78 BAB 78 : Masa Lalu
79 BAB 79 : Cuti
80 BAB 80 : Janji
81 BAB 81 : Baju Hamil
82 BAB 82 : Hampir Mencelakai
83 BAB 83 : Jangan Ajak Bercinta
84 BAB 84 : Lapar
85 BAB 85 : Berkunjung Ke Makam
86 BAB 86 : Ikan Bakar
87 BAB 87 : I love You
88 BAB 88 : Ngidam
89 BAB 89 : Merajuk
90 BAB 90 : Keputusan
91 BAB 91 : Kota G
92 BAB 92 : AV Company
93 BAB 93 : Perjodohan Widia & Putra
94 BAB 94 : Mie
95 BAB 95 : Mual - Mual
96 BAB 96 : Pergi Untuk Selamanya
97 Extra Part 1 - Murung, Tak Secerah
98 Extra Part 2 : Seperti Keluarga
99 Extra Part 3 : Perasaan Senang, Kecewa
100 Extra Part 4 : Rencana Liburan
101 Extra Part 5 : Kelulusan Aine & Aswin
102 Extra Part 5 : Liburan Di Villa
103 Extra Part 6 : Kayla
104 Extra Part 7 : Temani Jalan Jalan
105 Extra Part 8 : Kedai Kopi
106 Extra Part 9 : Dasar Gadis Kecil
107 Extra Part 10 : Welcome New York
108 Extra Part 11 : Sepintas Mirip Kay
109 Extra Part 12 : Perdebatan
110 Extra Part 13 : Liburan ke Kota G
111 Extra Part 14 : Kilasan Memori Anum
112 Ucapan Terima Kasih
113 Promo Novel...
Episodes

Updated 113 Episodes

1
BAB 01 : Masa Lalu
2
BAB 02 : Rumah Bunda Veli
3
BAB 03 : Cafe A&R
4
BAB 04 : Kantor West Group
5
BAB 05 : Paket Hadiah
6
BAB 06 : Khawatir
7
BAB 07 : Asma
8
BAB 08 : Berbalas Pesan
9
BAB 09 : Mencari Kado
10
BAB 10 : Perasaan Apa Ini
11
BAB 11 : Kebakaran Berujung Kematian
12
BAB 12 : Akhirnya Siuman
13
BAB 13 : Mulai Ada Rasa
14
BAB 14 : Pingsan
15
BAB 15 : Pergi Tanpa Pamit
16
BAB 16 : Seharian Bersama
17
BAB 17 : Pernyataan Vania
18
BAB 18 : Restu Ayah
19
BAB 19 : Mimisan
20
BAB 20 : Khawatir
21
BAB 21 ; Penyesalan Pras
22
BAB 22 : Bertanya-tanya
23
BAB 23 : Pagi Yang Bahagia
24
BAB 24 : Cincin Untuk Vania
25
BAB 25 : Menjemput Vania
26
BAB 26 : Vidio Call
27
BAB 27 : Terdengar Ketus
28
BAB 28 : Vania Marah
29
BAB 29 : Meminta Maaf
30
BAB 30 : Meeting
31
BAB 31 : Gladi bersih
32
BAB 32 : Jangan Sampai Tahu
33
BAB 33 : Panik
34
BAB 34 : Kepergian Archie
35
BAB 35 : Kelulusan
36
BAB 36 : Menyesal
37
BAB 37 : Titik Temu
38
BAB 38 : Tawaran Kuliah Imut
39
BAB 39 : Saling Tersakiti
40
BAB 40 : Penjelasan
41
BAB 41 : Sarapan Bareng
42
BAB 42 : Sama² masih mencintai
43
BAB 43 : Paket
44
BAB 44 : Pusing & Lemas
45
BAB 45 : Menikahlah Denganku
46
BAB 46 : Panggilan Mas
47
BAB 47 : Meminta Restu
48
BAB 48 : Gaun Pengantin
49
BAB 49 : Azam
50
BAB 50 : Sah
51
BAB 51 : Kecupan Hangat
52
BAB 52 : Es Krim
53
BAB 53 : Makan Malam
54
BAB 54 : Kepulangan Ayah Pras
55
BAB 55 : Siapa Wanita Itu
56
BAB 56 : Ayam Sambel Terasi
57
BAB 57 : Cahaya
58
BAB 58 : Resepsi
59
BAB 59 : Malam Pertama
60
BAB 60 : Honeymoon
61
BAB 61 : Jujur Dari Hati
62
BAB 62 : Saling Ada Hati
63
BAB 63 : Hamil
64
BAB 64 : Kembali Kuliah
65
BAB 65 : Sah
66
BAB 66 : Bunda Hati
67
BAB 67 : Nita
68
BAB 68 : Mimpi
69
BAB 69 : Susah Move On
70
BAB 70 : Menginap
71
BAB 71 : Bertemu Azam
72
BAB 72 : Mondar-mandir
73
BAB 73 : Eyang Sakit
74
BAB 74 : Di Rawat
75
BAB 75 : Keluarga
76
BAB 76 : Tasyakuran
77
BAB 77 : Dua Sahabat
78
BAB 78 : Masa Lalu
79
BAB 79 : Cuti
80
BAB 80 : Janji
81
BAB 81 : Baju Hamil
82
BAB 82 : Hampir Mencelakai
83
BAB 83 : Jangan Ajak Bercinta
84
BAB 84 : Lapar
85
BAB 85 : Berkunjung Ke Makam
86
BAB 86 : Ikan Bakar
87
BAB 87 : I love You
88
BAB 88 : Ngidam
89
BAB 89 : Merajuk
90
BAB 90 : Keputusan
91
BAB 91 : Kota G
92
BAB 92 : AV Company
93
BAB 93 : Perjodohan Widia & Putra
94
BAB 94 : Mie
95
BAB 95 : Mual - Mual
96
BAB 96 : Pergi Untuk Selamanya
97
Extra Part 1 - Murung, Tak Secerah
98
Extra Part 2 : Seperti Keluarga
99
Extra Part 3 : Perasaan Senang, Kecewa
100
Extra Part 4 : Rencana Liburan
101
Extra Part 5 : Kelulusan Aine & Aswin
102
Extra Part 5 : Liburan Di Villa
103
Extra Part 6 : Kayla
104
Extra Part 7 : Temani Jalan Jalan
105
Extra Part 8 : Kedai Kopi
106
Extra Part 9 : Dasar Gadis Kecil
107
Extra Part 10 : Welcome New York
108
Extra Part 11 : Sepintas Mirip Kay
109
Extra Part 12 : Perdebatan
110
Extra Part 13 : Liburan ke Kota G
111
Extra Part 14 : Kilasan Memori Anum
112
Ucapan Terima Kasih
113
Promo Novel...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!