Episode 5

Rara menemani Kenan di dalam kamar sambil menunggu kedatangan dokter pribadi Kenan,kecanggungan keduanya terjadi, tak ada yang berbicara. sampai,

“ehem, aku haus ” kata Kenan.

“tunggu sebentar aku ambilkan minum”

“hemm, kau tau letak dapurnya kan?”

“kalau tidak tau, aku kan bisa bertanya” sewot Rara.

“ya.. ya ya.. ternyata kau tidak terlalu bodoh juga” ejek Kenan sambil tersenyum tipis.

“cih”

Rara beranjak dari kasur Kenan menuju dapur untuk mengambilkan racun untuk Kenan, eh bukan maksudnya minuman. Hahaha...

Rara menuruni tangga satu persatu sampai tanggal terakhir, dia kebingungan mencari dapur sampai ia mendekati pelayan yang sedang mengelap lemari kaca.

“maaf mbak mengganggu, dapurnya dimana ya?” tanya Rara pada Siti.

Siti adalah anaknya bik Surti, usianya kira-kira 25 tahunan lebih lah, ia baru bekerja 6 tahun di mansion Kenan.

“eh.. nona, mau saya ambilkan saja nona? Tanya balik Siti.

“tidak usah aku bisa sendiri mbak, tunjukan saja dimana dapurnya?”

“iya nona mari ikut saya”

Rara mengikuti Siti, Rara melihat di sekelilingnya sambil menghafal letak-letak ruangan nya.

“huuhhh... luas sekali ruangannya, bagaimanapun aku harus tau letak dapurnya, supaya si monster itu bila menyuruhku aku tidak lagi bertanya” dalam hati Rara.

“kita sudah sampai nona” kata Siti.

“haa.. eh iya, terima kasih mbak....?” ucap Rara bingung.

“panggil saja Siti nona, mau saya buatkan minumnya nona?” tawar Siti.

”tidak usah siti aku bisa sendiri, terima kasih” sambil tersenyum.

“cantik sekali nona rara, sangat cocok dengan tuan muda dan nona sangat baik sekali” ucap Siti dalam hati sambil mengagumi Rara.

“baiklah nona, saya permisi dulu”

“iya siti, silahkan”

Rara mengambil air putih untuk Kenan, setelah itu ia menuju kamar Kenan.

Tok..tok..

“masuk”

“ini minumanmu” Rara menyodorkan segelas air putih.

“apa ini, aku mau jus apel!!” perintah Kenan.

“minum ini saja, aku lelah harus bolak-balik” keluh Rara.

“dasar pemalas!!” sarkas Kenan.

“cih.. menyebalkan!”

Kenan memencet tombol yang langsung terhubung ke para pelayannya.

“halo tuan muda, ada perlu apa?” tanya bik Surti.

“buatkan aku jus apel dan antar ke kamar”

“baiklah tuan muda”

“apa ternyata, dia mengerjaiku. Kurang ajar, menyebalkan sekali monster ini” umpat Rara dalam hati sambil memelototi Kenan.

“kenapa, mau ku colok matamu?” tanya Kenan sinis.

“eh tidak, aku hanya baru tau ada tombol seperti itu”

“dasar kampungan”

“cih... dasar monster, lidahnya hanya berbicara yang buat hati orang sakit saja, lama-lama ku mutilasi juga ni orang” gumam Rara.

“apa?” tanya Kenan sambil memasang wajam seram.

“anu.. itu, apakah kakimu masih sakit?”

“tidak usah sok perhatian padaku, aku tau kamu mendoakanku agar lumpuh kan?.. cih dasar wanita”

“tidak mana mungkin, kau adalah calon suamiku. Dan aku tidak mau sampai kau lumpuh, nanti siapa yang akan memberi aku nafkah?”.

“hartaku tidak akan habis, walau sampai 7 turunan, kau mengerti!!”

“kau adalah wanita yang beruntung bisa menikah denganku, ditambah aku ini tampan yang pasti sangat h** di ranjang” kata Kenan sambil tertawa keras.

Rara merinding mendengar pernyataan Kenan, apalagi ia membahas masalah ranjang. Tiba-tiba...

Tok..tok..

“masuk”

“maaf tuan muda, saya terlambat” kata dokter Ivan, dokter pribadi keluarga Kenan, usia dokter Ivan ini sekitaran 40 tahunan lebih.

“berani sekali kau terlambat, mau aku pecat kamu dan akan kupastikan kau tidak akan bekerja dimanapun!!”

“mohon maaf tuan muda, tadi di perjalanan ada macet” bela dokter Ivan.

“kali ini kau maafkan tapi tidak untuk lain kali”

“terima kasih tuan muda”

“siapa yang sakit tuan?”

“jari kakiku, tolong periksa. Tadi habis di injak hulk” sambil melirik Rara.

“apa dia mengatai aku hulk\, dasar gend*ru*o*” dalam hati Rara.*

Dokter itu bingung, tapi ia tak berani bertanya.

“jari kaki anda tidak apa-apa tuan muda, hanya bengkak dikompres dengan es batu saja dan saya akan memberikan resep obat untuk membantu mengurangi bengkaknya” ucap dokter Ivan.

“jangan terlalu banyak melakukan aktivitas dulu tuan, supaya bengkak di jari kaki anda tidak bertambah” tambah dokter.

“baiklah, kau boleh pergi dan suruh hen membeli obatnya”

“baiklah tuan, saya permisi pulang”

“hem...”

Dokter Ivan keluar dari kamar tuan mudanya itu, kini tinggal kenan dan Rara di kamar.

“hei.. kau markonah” kata Kenan menunjuk Rara.

“Rara, bukan markonah”

“cih.. terserah, kau dengarkan kata dokter tadi, aku tidak boleh banyak gerak dan kau harus membantuku karena kau yang menyebabkan aku seperti ini”

“iya..iya bawel” kesal Rara.

“sekarang kau kompres kaki, nanti aku panggil bik surti untuk membawa perlengkapannya”

“iya” jawab rara singkat

“apa kau tidak ikhlas, kau tau aku jadi begini karena kau” sinis Kenan.

“iya yayang kenan my honey, muaacchh” sambil memberikan kiss di udara

“menjijikan”

Kenan menelpon bik surti untuk membawa perlengkapan kompresnya.

Tok..tok...

“itu bik Surti, cepat ambil kompresnya”

“iya iya..”

Rara membukakan pintu, bik Surti berdiri di depan pintu sambil membawa baskom yang berisi es batu dan sapu tangan.

“ini nona”

“terima kasih bik”

“saya permisi dulu nona, bila sudah selesai panggil saya saja nanti”

“iya bik, sekali lagi terima kasih”

Rara berjalan mendekati Kenan dan mulai mengompres kaki Kenan.

“cantik” gumam Kenan sambil memperhatikan rara yang sedang asik dengan kegiatan mengompresnya

15 menit berlalu

“sudah selesai, sekarang kau tidurlah. Aku mau menyerahkan ini kebawa” sambil memegang kompresannya.

“hem.. dan kembali kesini lagi”

“baiklah..”

Rara berjalan menuruni anak tangga.

“nona” sapa asisten Hen.

“iya ada apa Hen?”

“ini obat tuan muda”

“terima kasih hen”

“nona mau kemana?”

“aku mau mengantarkan ini ke dapur”

“biar saya saja nona, nona kembalilah ke kamar tuan muda pasti sedang menunggu nona”

“baiklah hen terima kasih”

Rara menyerahkan kompresannya kepada Hen, dan menuju kamar Kenan kembali.

“kamu, bantu aku ke kamar mandi!!” perintah Kenan.

“ngapain?”

“aku mau cuci muka dan gosok gigi”

“eh iya...”

“jangan berpikir macam-macam, buang pikiran kotormu itu dari otak kecilmu itu”

Rara membantu Kenan ke kamar mandi, eitss hanya sampai pintu kamar mandinya ya.

“tunggu disini!!” perintah Kenan lagi.

“iya...”

20 menit berlalu

“sudah selesai?” tanya Rara.

“hem...”

Rara kembali membantu Kenan menuju ranjang.

“sekarang kau tidurlah, aku mau pulang”

“tidurlah disini, eh tidak maksudku tidur saja di rumah ini nanti aku akan telpon bik surti untuk menyiapkan kamarmu”

“tapi...”

“tidak ada penolakan”

“tapi aku tak mempunyai baju ganti”

“nanti akan ku suruh pelayan menyiapkannya, dan jangan membantah lagi”

“baiklah” jawab Rara terpaksa.

Rara keluar dari kamar Hen dan sudah disambut bik Surti.

“mari nona saya antar”

“iya bik”

Rara mengikuti bik Surti.

“silahkan masuk nona, semua pakaian nona sudah di lemari”.

“aaa.. apa. Bagaimana bisa bik?”

“tuan sudah menyiapkannya dari pagi tadi nona”

“ternyata monster itu, sengaja mengerjaiku” dalam hati Rara.

“kalau begitu saya tinggal dulu nona, jika butuh sesuatu tekan tombol yang ada di samping tempat tidur nona”.

“iya bik, terima kasih”

Bik Surti berlalu meninggalkan Rara, Rara memasuki kamarnya yang sangat luas dan langsung menjatuhkan tubuhnya di kasur, Rara masih melihat di sekelilingnya.

“nyaman sekali kasurnya empuk, dan lemarinya besar sekali” gumam Rara sambil jingkrak-jingkrak di kasur.

Rara terus mengagumi kamarnya, hingga ia lelah sendiri dan mulai memejamkan mata.

Bersambung...

JANGAN LUPA  LIKE AND COMMENT YA GUYS

//TBC//

Terpopuler

Comments

Aqilah Nasuha

Aqilah Nasuha

novel nya bagus 。◕‿◕。✧◝(⁰▿⁰)◜✧

2021-12-14

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!