Hari ini Mayu baru saja menyelesaikan tugasnya, merapihkan beberapa berkas diruang kerja dr.Hanan, pikirannya melayang entah kemana, selalu saja dia dihantui rasa bersalah walaupun tidak selamanya perasaannya menjadi salah, bukan suatu hal yang penting menurutnya.
Dia masih fokus bekerja diusia yang seharusnya sudah mulai mencari tambatan hidup, dia merasa ibunya masih sangat membutuhkannya, dia sudah sepantasnya bersyukur bisa bekerja dengan dr.Hanan, walaupun pemarah tapi dr.Hanan sudah seperti ayahnya sendiri, bahkan sesekali dr.Hanan menggodanya untuk menjodohkannya dengan anak laki-lakinya yang kebetulan seorang dokter juga.
Tapi Mayu selalu merasa tak pantas, dan ia selalu menganggap itu hanya sekedar lelucon.
“Apalah gue jika harus bersanding dengan seorang dokter, apakah tidak akan menurunkan derajat keluarga mereka. Tapi kenapa gue jadi mikir sejauh ini? Lama-lama baper gue kalo dr.Hanan bahas perjodohan nggak lucu ini”
“Ngarep kan,lo?” tukas Dewi mengagetkan.
“Apaan deh, nggak lah, cantik sama baik juga nggak cukup Wi jadi mantunya Babe”
“Yang penting kan Babe ngasih restu, masalah cocok nggak nya mah belakangan”
“Kenapa jadi lo yang ngerep banget sih biar hayalan gue kewujud”
“Nah loh, lo ngayal juga kan, hahha”
“Ya dikit,hahahha”
“Parah lo! Tapi nggak masalah,May. Gue doain, kali aja beneran kan rejeki nomplok dapet cowok ganteng, seorang dokter, bokap nyokapnya dokter, tajir lagi hahaha, kapan lagi ya nggak? hahahha”
Mayu menanggapi temannya itu dengan senyuman mringis memperlihatkan gigi rapihnya yang berjejer. Karna baik dan cantik saja tidak cukup. Mayu hanya fokus bekerja untuk kelangsungan hidupnya dan keluarganya.
“Sudah selesai, may?”
Suara dr.Hanan terdengar dari balik pintu.
“Sudah,dok” jawab Mayu gelagapan, entah dr.Hanan mendengar percakapan tidak pentingnya itu atau tidak.
”Hari ini kamu bantu jaga di Poliklinik saja ya, pasien hari ini kayaknya banyak yang datang”
“Baik dok, asal jangan disuruh ngetik aja” sahut Mayu, keceplosan. Dewi buru-buru menyikunya.
"Apa?"
"Nggak dok, maaf" Selain menjadi Asisten dokter, pekerjaannya akhir-akhir ini nambah, karna dr.Hanan sedang menyelesaikan skripsi untuk studi Hukumnya, walaupun sudah menjadi dokter spesialis ternyata belum cukup juga jika tidak dibekali dengan pengetahuan hukum, alhasil Mayu sering lembur untuk membantu dr.Hanan mengetik skripsinya.
“Oh ya, nanti sore jangan lupa siapkan ruangan buat pak Irfan Samodra, dia mau datang selepas jam kantor sama anaknya”
“Baik dok”
Mayu dan Dewi segera pergi meninggalkan ruangan dan menuju keruang poliklinik spesialis. Klinik spesialis tempatnya bekerja cukup ramai, dia selalu membantu devisi bagian manapun yang sekiranya sedang ramai, selain menyukai profesinya dia juga harus rajin mengasah ketrampilannya sebagai perawat, karna menjadi asisten dokter justru dia jarang berhadapan dengan pasien, kecuali disituasi tertentu, makanya setiap jamnya longgar dia sempatkan untuk membantu di IGD, kadangkala di ruang Radiologi atau Lab bahkan apotek untuk sekedar menambah pengetahuannya saja.
Pak Samodra dan anaknya ternyata datang lebih awal dari yang sudah direncanakan, mereka segera menemui dr.Hanan dan berbincang diruangan.
Sebagai dokter keluarga, mereka sudah sangat akrab bahkan seperti saudara sendiri, Pak Samodra adalah sahabat kecil dr.Hanan, dan ayah dari dr.Hanan adalah dokter pribadi ayahnya Pak Samodra, dan kakek dr.Hanan juka dokter pribadi kakeknya pak Samodra, jadi dr.Hanan adalah dokter pribadi di tiga garis keturunan keluarga Samodra.
Pak samodra kerap datang bukan untuk berobat, ia sering datang hanya untuk makan bersama atau sekedar mengobrol saja.
“Saya sudah cukup tua, makanya penyakit-penyakit mulai apel ketubuh saya” tukas pak Samodra membuat dr.Hanan tertawa kecil.
“Diusia ini kita hanya perlu hati-hati dalam banyak hal” tukas dr.Hanan.
“Kita selalu hati-hati, tapi kalau sedang ingat saja, kalau lupa ya mohon maklum saja” lagi-lagi pak samodra membuat semua orang tertawa.
“Saya merasa berat menerima kenyataan ini, Han” pak samodra mulai memelankan suaranya.
Pak samodra sudah divonis olek dokter bahwa dirinya mengidap kanker paru-paru stadium 4, berbagai pengobatan sudah ia jalani, tapi hasilnya tetap saja nihil.
Reynan mulai merasa ada sesuatu yang menyambar hatinya, melayangkan tangannya dengan lembut pada punggung papanya itu.
Pak Samodra meninggikan bibirnya, menatap anak semata wayangnya, ”mungkin obatnya bisa saja sesuatu dari Reynan yang sepesial buat papa”
Reynan mengerjap, tidak ingin berdebat, hanya membalas dengan senyum.
“Kamu gimana rey?” Tiba-tiba dr.Hanan bertanya.
“Ya beginilah Reynan, berulang kali saya bilang, saya akan sembuh kalau hadiah yang saya nanti sudah launcing” sahut pak samodra.
Reynan memilih diam, dia tahu pembahasannya akan mengarah pasa Kassandra, “Pah..”
“Rey, semua orang tahu, Papa anak tunggal, kamu juga anak tunggal Papa, kalau kamu nggak ngasih keluarga keturunan itu nggak lucu dong”
“Pah, kasih dong Rey kesempatan” Reynan mulai melakukan pembelaan, sebenarnya sudah malas jika sudah debat seperti ini.
“Rey, jelas Kassandra nggak akan bisa ngasih kamu keturunan”
“Cukup pah! Jangan mojokin Kassandra terus dong pah, ini terjadi bukan atas kemauan dia, dia nggak bersalah, dan Rey nggak bisa..” reynan menghela nafasnya, dia mengalihkan pandangannya kepada Mayu, dia merasa ada yang tak perlu mendengar percakapannya.
“Maaf, saya keluar sebentar” Mayu segera berlalu dari ruangan itu.
Sebenarnya dia tidak ingin tahu apa yang mereka bicarakan, tapi mendengar sepenggal percakapan mereka, Mayu menjadi paham betapa sulitnya menjadi sosok Reynan.
🌷🌷🌷
Setelah mengantar ayahnya chek up, Reynan bergegas pulang kerumah, rumah tampak sepi, bagaimana tidak, rumah sebesar itu hanya ia tempati bersama istri, dua orang sopir dan 4 orang asisten rumah tangga, tidak ada yang meramaikan suasana rumah. Reynan masuk kerumah dan mendapati Kassandra sedang merapihkan bajunya kedalam koper.
“sayang, kamu mau kemana?” tanya Reynan gugup.
“tadi mama datang” jawab Kassandra santai.
“Mama ngomong apa sama kamu? Kamu nggak dengerin omongan mama kan?” Reynan mendadak panik, entah kenapa fikirannya sudah terlampau jauh.
“Ya dengerin lah sayang, masa enggak, Mama dateng ngasih tau besok mau ada acara arisan dirumah, Mama pengen aku bantuin bikin-bikin kue gitu, katanya bosen kalau harus pesan-pesan terus. Jadi mama nyuruh aku nginep” jawab Kassandra sambil melayangkan senyum cantiknya kepada Reynan.
Entah kenapa perasaan Reynan tiba-tiba tidak enak, “terus aku gimana?”
Kassandra Menyerngitkan keningnya membentuk garis-garis menanggapi suaminya,”Mau ikut?”
“semalem doang kan?”
Kassandra mendekati suaminya, melepaskan dasi yang masih melingkar rapih disana, ”Kamu bisa telfon mama dan bilang kalau istrimu ini tidak boleh semalam saja pergi kerumah mertuanya”
Reynan menggenggam kedua tangan lembut itu, menciumnya penuh penghargaan, “nggak lah sayang, bisa panjang urusannya”
Kassandra tergelak tawanya.
Reynan memutuskan untuk memperbolehkan Kassandra pergi kerumah orang tuanya, ingin sekali ia menemani istrinya, tapi pekerjaannya harus selesai malam ini, dan besok pagi harus bersiap meeting.
Akhir-akhir ini Reynan semakin terpikirkan oleh omongan Mama dan Papanya, padahal selama ini bahkan Mama dan Papanya tak pernah mempermasalahkan keadaan pernikahannya yang belum dikaruniai seorang anak, Reynan merasa hampa, dirinya seperti diambang dua pilihan yang rumit, meskipun sering kali ia berfikir untuk mencoba berpaling dari Kassandra, tapi hatinya tak cukup kuat, cintanya terlampau hebat, Kassandra wanita baik, pengertian dan belum pernah melukai hatinya sejauh ini, dia juga wanita yang ia nikahi dengan dasar rasa sayang dan cinta. Reynan sangat menghormati istrinya, apa yang keluarga kecilnya alami bukanlah kesalahan Kassandra. Tapi tak dipungkiri, dia juga butuh seorang anak, penerusnya, pelipur hatinya. Dia hampa, benar-benar merasa sepi.
................
#Terimakasih sudah membaca karya pertamaku, jangan lupa like, komen, vote ya 🥰🥰🥰
Terimakasih banyak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Nna Rina 💖
reynan umur Brp? kyknya diatas 30an ya coz nikahnya aja udh 8thn
2021-03-26
1
intan puji astuti
like dabel untuk mu ka, jangan lupa mampir ya ka salam dari Mengubah Takdir
2021-03-12
0
Styasih Retno
kayaknya mau ada poli_polian ya mbak ett🤭🤭
aah jadi kangen ngedrama kaya dulu 🤗
2020-11-14
1