The Problem - Lima

SelamatMembaca...

...🍁🍁🍁...

Selama di lift tidak ada percakapan antara Valencia dan Pak Rangga, itu membuat rasa gugup kembali melanda Valencia.

Tak lama kemudian pintu lift pun terbuka dan Pak Rangga pun langsung melangkahkan kaki keluar dari lift dengan Valencia yang mengekori dibelakang.

Pak Rangga dan Valencia berjalan masuk kedalam sebuah ruangan, Melihat kedatangan Pak Rangga membuat para karyawan yang berada diruangan arsip langsung sigap berdiri dan memberi hormat kepada Pak Rangga.

Para karyawan melihat kedatangan Pak Rangga tidak seorang diri, tapi bersama seorang siswi, mereka dapat menebak kalau siswi tersebut adalah anak magang. Pasti Pak Rangga disuruh langsung oleh CEO mereka untuk mengantarkan siswi magang itu ke ruangan ini.

Untuk pertama kalinya perusahaan ini merekrut anak magang. Padahal menurut mereka, karyawan di perusahaan ini sudah banyak dan tidak perlu merekrut anak magang apalagi hanya merekrut satu orang rasanya seperti percuma saja.

Jika masih kekurangan karyawan, masih banyak diluar sana orang yang mau bekerja disini mengingat perusahaan ini sangat besar dan terkenal.

Masuk perusahaan ini tidaklah mudah, banyak tahap yang harus dilalui agar bisa bekerja disini, tapi kenapa CEO perusahaan ini malah memutuskan untuk merekrut anak magang yang kinerja nya pasti masih dibawa rata-rata.

Tapi karena itu adalah keputusan CEO mereka agar tahun ini perusahaan merekrut anak magang, jadi para karyawan hanya bisa menerima keputusan tersebut tanpa berani untuk protes.

"Saya yakin, kalian semua pasti sudah tahu tujuan saya datang kesini." Ujar Pak Rangga sambil melihat ke arah para karyawan.

Para karyawan serempak mengangguk tanda mengiyakan ucapan Pak Rangga.

"Perkenalkan dirimu." Perintah Pak Rangga pada Valencia.

"Saya Valencia Floryna Hermawan dari sekolah SMK Karya Pelita." Valencia memperkenalkan diri dihadapan semua Karyawan.

"Dia akan ditempatkan disini selama 6 bulan, jadi saya harap kalian semua dapat membimbingnya dengan baik." Ujar Pak Rangga tanpa ekspresi.

"Baik Pak, kami pasti akan membimbing siswi magang itu dengan baik." Ujar para karyawan serempak.

"Bagus, saya percayakan siswi magang ini pada kalian." Setelah mengatakan itu Pak Rangga beranjak pergi meninggalkan ruangan.

Melihat Pak Rangga yang telah menghilang dari ruangan, para karyawan pun kembali ke meja mereka dan melanjutkan pekerjaan mereka yang sempat tertunda tadi.

Valencia terperangah melihat para karyawan yang malah bersikap acuh dan kembali sibuk dengan pekerjaan mereka, bukankah mereka sudah berjanji akan membimbing dirinya selama magang disini. Setidaknya salah satu karyawan memberitahu dirinya terlebih dahulu, apa saja yang akan ia kerjakan selama magang disini.

Valencia tidak yakin kalau dirinya akan mempunyai teman, melihat sikap acuh para karyawan seperti tidak menganggap dirinya ada disini. Valencia masih berdiri ditempatnya dengan mata yang menjelajahi isi ruangan serta melihat aktivitas para karyawan.

Valencia tidak tahu apa yang harus ia lakukan saat ini, jujur saja dirinya sangat susah sekali bersosialisasi dengan orang baru, untuk menyapa saja rasanya gugup sekali. Valencia bingung memulainya dari mana, apakah ia harus menanyakan pada salah satu karyawan apa yang akan ia kerjakan hari ini.

Tapi Valencia mengurungkan niatnya untuk bertanya pada salah satu karyawan karena melihat sikap acuh mereka.

"Apakah salah satu diantara mereka tidak ada yang mempunyai sikap ramah?" Tanya Valencia dalam hati.

Valencia menunduk sambil memainkan jemarinya, ia benci situasi seperti ini hanya berdiam diri seperti orang bodoh, rasanya ia ingin pergi saja dari ruangan ini.

"Kau kenapa? Apa kau sedang sakit?"

Mendengar pertanyaan itu otomatis membuat Valencia mendongak dan menatap ke arah pemilik suara. Ternyata pemilik suara itu adalah seorang wanita, Valencia dapat melihat ada sedikit rasa khawatir diwajah wanita itu.

Valencia bersyukur ternyata masih ada satu orang yang mempunyai sikap ramah diruangan ini.

"Tidak, saya sehat Kak." Jawab Valencia ramah sambil menampilkan senyumnya.

Mendengar jawaban Valencia membuat wanita itu tersenyum. "Syukurlah kalau kau sehat." Wanita itu menjulurkan tangannya pada Valencia. "Perkenalkan aku Luna Sasmitha, umurku baru 23 tahun." Wanita itu memperkenalkan diri.

Valencia pun menjabat pelan tangan wanita yang bernama Luna itu. "Saya Valencia Kak, umur saya baru 17 tahun."

"Ternyata masih sangat muda. Apa kau bisa membantuku? Tanya Luna pada Valencia.

"Bisa, Kakak ingin saya membantu apa? Valencia balik bertanya dengan antusias, akhirnya ia akan melakukan sesuatu dihari pertama magang tidak berdiam diri saja seperti beberapa menit yang lalu.

"Aku ingin kau membantuku untuk memilah surat sesuai dengan sub masalahnya, aku sedikit kesulitan mengerjakannya seorang diri karena surat itu sangat banyak." Jelas Luna pada Valencia.

Valencia semakin tersenyum cerah. "Baik Kak saya bersedia untuk membantu."

Luna bernapas dengan lega ketika mendengar kalau Valencia bersedia untuk membantu dirinya. "Baguslah, ayo ikut aku." Luna pun berbalik dan melangkahkan kakinya menuju meja kerjanya dengan Valencia yang mengiri dibelakang.

Valencia melihat banyak surat yang bertumpuk diatas meja milik Luna, melihat surat sebanyak itu tentu saja Luna sangat kesulitan jika mengerjakannya hanya seorang diri.

"Kau bawa sebagian surat ini ke meja itu." Tunjuk Luna ke arah meja yang tidak jauh dari mereka, "Setelah selesai memilah surat ini, baru setelah itu kau mencatatnya kedalam jurnal." Jelas Luna pada Valencia.

Valencia pun mengambil sebagian surat itu serta satu jurnal yang berukuran besar. "Baik Kak saya akan melakukan sesuai perintah Kakak."

Luna meraih selembar surat dan membolak balik surat tersebut. "Aku juga tidak mengerti kenapa surat-surat seperti ini selalu berdatangan ke perusahaan, padahal ini sudah zaman canggih, seseorang bisa menggunakan email sebagai sarana surat menyurat."

Valencia menyetujui ucapan Luna, padahal ini sudah zaman canggih tapi masih berkirim surat secara manual. Mungkin, beberapa perusahaan masih menerapkan cara itu, yaitu mengirim surat berbentuk fisik bukan berbentuk elektronik.

"Jika ada yang tidak kau mengerti tanyakan saja padaku, terima kasih sudah mau membantu." Ujar Luna sambil menampilkan senyumannya.

Valencia mengangguk pelan. "Sama-sama, senang bisa membantu Kakak."

"Maaf, dihari pertama kau sudah mengerjakan sesuatu yang berat."

"Tidak masalah, saya senang dihari pertama magang saya telah disuruh untuk mengerjakan semua ini, setidaknya ilmu selama saya belajar di sekolah berguna." Balas Valencia tersenyum tulus.

"Kau sangat baik, semangat mengerjakannya. Jika kau lelah, berhenti dulu sejenak jangan dipaksa untuk terus mengerjakan surat itu." Ujar Luna lagi.

Valencia mengangguk. "Siap Kak, baiklah saya pamit untuk mengerjakan surat ini."

"Silahkan." Luna mempersilahkan Valencia pergi. Valencia pun meninggalkan Luna dan menuju ke arah meja kosong yang ditunjuk oleh Luna tadi.

Sebelum duduk dikursinya, Valencia meletakkan surat dan jurnal itu terlebih dahulu ke atas meja, ia pun mengeluarkan alat tulisnya dan mulai memilah surat itu sebelum ia mencatat beberapa point penting surat itu kedalam jurnal.

Tidak lupa Valencia mengambil beberapa gambar yang akan ia kerjakan hari ini, sebagai bahan laporan. Setelah itu Valencia menaruh kembali ponselnya kedalam tas dan kembali mengerjakan tugasnya.

...🍁🍁🍁...

Terpopuler

Comments

DSB

DSB

saya sudah hadir thor, 5like mendarat,dan ninggal jejak di sini,


lain kali pasti mampir lagi kalau ada waktu.

sukses terus buat karya nya.

2020-12-25

0

Sekapuk Berduri

Sekapuk Berduri

lanjut semangat kak

2020-12-22

0

V

V

🤗🤗🤗💪

2020-12-18

0

lihat semua
Episodes
1 The Problem - Satu
2 The Problem - Dua
3 The Problem - Tiga
4 The Problem - Empat
5 The Problem - Lima
6 The Problem - Enam
7 The Problem - Tujuh
8 The Problem - Delapan
9 The Problem - Sembilan
10 The Problem - Sepuluh
11 The Problem - Sebelas
12 The Problem - Dua Belas
13 The Problem - Tiga Belas
14 The Problem - Empat Belas
15 The Problem - Lima Belas
16 The Problem - Enam Belas
17 The Problem - Tujuh Belas
18 The Problem - Delapan Belas
19 The Problem - Sembilan Belas
20 The Problem - Dua Puluh
21 The Problem - Dua Puluh Satu
22 The Problem - Dua Puluh Dua
23 The Problem - Dua Puluh Tiga
24 The Problem - Dua Puluh Empat
25 The Problem - Dua Puluh Lima
26 The Problem - Dua Puluh Enam
27 The Problem - Dua Puluh Tujuh
28 The Problem - Dua Puluh Delapan
29 The Problem - Dua Puluh Sembilan
30 The Problem - Tiga Puluh
31 The Problem - Tiga Puluh Satu
32 The Problem - Tiga Puluh Dua
33 The Problem - Tiga Puluh Tiga
34 The Problem - Tiga Puluh Empat
35 The Problem - Tiga Puluh Lima
36 The Problem - Tiga Puluh Enam
37 The Problem - Tiga Puluh Tujuh
38 The Problem - Tiga Puluh Delapan
39 The Problem - Tiga Puluh Sembilan
40 The Problem - Empat Puluh Satu
41 The Problem - Empat Puluh Satu
42 The Problem - Empat Puluh Dua
43 The Problem - Empat Puluh Tiga
44 The Problem - Empat Puluh Empat
45 The Problem - Empat Puluh Lima
46 The Problem - Empat Puluh Enam
47 The Problem - Empat Puluh Tujuh
48 The Problem - Empat Puluh Delapan
49 The Problem - Empat Puluh Sembilan
50 The Problem - Lima Puluh
Episodes

Updated 50 Episodes

1
The Problem - Satu
2
The Problem - Dua
3
The Problem - Tiga
4
The Problem - Empat
5
The Problem - Lima
6
The Problem - Enam
7
The Problem - Tujuh
8
The Problem - Delapan
9
The Problem - Sembilan
10
The Problem - Sepuluh
11
The Problem - Sebelas
12
The Problem - Dua Belas
13
The Problem - Tiga Belas
14
The Problem - Empat Belas
15
The Problem - Lima Belas
16
The Problem - Enam Belas
17
The Problem - Tujuh Belas
18
The Problem - Delapan Belas
19
The Problem - Sembilan Belas
20
The Problem - Dua Puluh
21
The Problem - Dua Puluh Satu
22
The Problem - Dua Puluh Dua
23
The Problem - Dua Puluh Tiga
24
The Problem - Dua Puluh Empat
25
The Problem - Dua Puluh Lima
26
The Problem - Dua Puluh Enam
27
The Problem - Dua Puluh Tujuh
28
The Problem - Dua Puluh Delapan
29
The Problem - Dua Puluh Sembilan
30
The Problem - Tiga Puluh
31
The Problem - Tiga Puluh Satu
32
The Problem - Tiga Puluh Dua
33
The Problem - Tiga Puluh Tiga
34
The Problem - Tiga Puluh Empat
35
The Problem - Tiga Puluh Lima
36
The Problem - Tiga Puluh Enam
37
The Problem - Tiga Puluh Tujuh
38
The Problem - Tiga Puluh Delapan
39
The Problem - Tiga Puluh Sembilan
40
The Problem - Empat Puluh Satu
41
The Problem - Empat Puluh Satu
42
The Problem - Empat Puluh Dua
43
The Problem - Empat Puluh Tiga
44
The Problem - Empat Puluh Empat
45
The Problem - Empat Puluh Lima
46
The Problem - Empat Puluh Enam
47
The Problem - Empat Puluh Tujuh
48
The Problem - Empat Puluh Delapan
49
The Problem - Empat Puluh Sembilan
50
The Problem - Lima Puluh

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!