The Problem - Tiga

SelamatMembaca...

...🍁🍁🍁...

Malam pun telah tiba, kini Valencia, Joana, dan Clara sudah berkumpul di rumah Bella. Saat ini mereka sedang duduk di ruang tamu sambil menunggu Bella turun dari kamar nya.

Terkadang sesekali mereka memakan cemilan yang telah disediakan oleh pelayan Bella, setidaknya memakan cemilan membuat rasa bosan mereka sedikit terobati karena menunggu bella yang sedari tadi belum juga turun dari kamar nya.

"Aku heran, kenapa Bella lama sekali keluar dari kamar nya." Sahut Clara sambil sesekali memakan cemilan.

"Mungkin, dia sedang merias wajahnya." Balas Valencia santai.

Clara memutar matanya. "Kita hanya pergi ke Mall untuk bersenang-senang, bukan pergi ke acara formal, jadi tidak perlu merias diri terlalu lama."

"Kau seperti tidak tahu Bella saja, dia memang selalu lama hanya untuk merias diri." Joana ikut menimpali.

"Itu, Bella sedang menuju kemari." Tunjuk Valencia ke arah Bella yang sedang turun dari anak tangga dan menuju ke arah mereka.

Sontak Clara dan Joana pun menatap ke arah tangga, akhirnya setelah lama menunggu Bella turun dari kamar nya.

"Kenapa kau lama sekali?" Tanya Clara pada Bella yang saat ini sedang berdiri didekat Valencia.

"Aku harus merias diri secantik mungkin sebelum pergi." Bella menyengir.

Clara berdecak pelan. "Ternyata, kau mengingatkan kami untuk datang sebelum jam 7, hanya untuk menunggumu yang lama sekali merias diri."

Mendengar ucapan sarkas Clara membuat Bella tak enak hati karena telah membuat tiga sahabatnya menunggu lama. "Maaf karena telah membuat kalian menunggu lama." Bella meminta maaf.

"Sudahlah jangan mendebatkan masalah itu, lebih baik kita sekarang berangkat untuk bersenang-senang." Ujar Joana menyudahi perdebatan antara Clara dan Bella.

"Ayo kita berangkat sekarang." Seru Bella girang, langsung saja Bella mengajak tiga sahabatnya segera pergi menuju mobil miliknya.

Setelah Bella melihat tiga sahabatnya sudah masuk kedalam mobil barulah ia melajukan mobilnya menuju ke Mall Pondok Indah.

Hanya membutuhkan waktu 25 menit untuk mereka sampai ke Mall Pondok Indah. Mereka berempat bersyukur malam ini jalanan tidak macet, membuat mereka cepat sekali sampai. Mungkin, jika macet mereka membutuhkan waktu sekitar 45 menit untuk sampai kesini.

Valencia dan tiga sahabatnya pun keluar dari mobil, Valencia melihat kearah sekitarnya yang begitu ramai masuk ataupun keluar dari Mall tersebut.

"Apa kita langsung ke timezone?" Tanya Joana pada tiga sahabatnya.

"Tentu saja, kita langsung pergi ke timezone, karena aku sudah tidak sabar untuk mengalahkanmu dalam permainan melempar bola basket." Sahut Bella begitu antusias pada Joana.

"Kalian duluan saja, aku ingin pergi ke Gramedia dulu untuk membeli novel." Ujar Valencia.

"Kau ingin ditemani." Tawar Clara pada Valencia.

Valencia menggeleng pelan sambil tersenyum. "Tidak perlu, kalian duluan saja pergi ke timezone, nanti aku akan menyusul."

"Kau yakin." Joana memastikan

Valencia kembali mengangguk. "Ayolah, aku sudah besar, jadi aku tidak masalah kalau kesana sendirian."

"Baiklah, ayo girls kita ke timezone." Seru Bella, "Sampai jumpa di timezone Valen." Setelah mengucapkan itu, Bella pun langsung menarik tangan Joana dan Clara untuk menuju ke timezone.

Melihat ketiga sahabatnya telah menghilang dari pandangan Valencia baru ia melangkahkan kakinya pergi menuju Gramedia yang berada dilantai 3.

Beberapa menit kemudian Valencia telah berdiri didepan Gramedia, tanpa membuang waktu lagi Valencia pun langsung masuk kedalam untuk berburu novel.

Mata Valencia berbinar ketika ia melihat banyak novel yang berjejeran rapi di rak. Mungkin, jika ia orang kaya seperti Bella, pasti ia sudah memborong semua novel disini dan membuat perpustakaan pribadi di rumah nya.

Bella sahabat Valencia yang satu itu memang berasal dari keluarga kaya, mungkin Ayah nya bisa saja membeli Mall ini jika Bella menginginkannya. Walaupun Bella berasal dari keluarga kaya, dia tidak pernah sombong atau pamer harta milik keluarganya.

Valencia kembali fokus mencari-cari novel dan tidak lupa ia juga membaca sinopsis yang tertera dibelakang novelnya. Setelah hampir 20 menit, akhirnya Valencia menemukan satu novel bergenre romance yang menarik perhatiannya.

Valencia sangat suka sekali novel bergenre romance, apalagi dibumbui dengan action serta fantasi, ditambah lagi alur cerita yang sulit ditebak itu membuat Valencia semakin menyukainya.

Langsung saja Valencia menuju kasir untuk membayar novel pilihannya. Setelah membayar Valencia pun segera pergi menuju timezone, ia tidak ingin dapat ceramah dari tiga sahabatnya karena dirinya terlalu lama berdiam diri di Gramedia.

Tidak membutuhkan waktu lama Valencia pun telah sampai di timezone, ia pun masuk kedalam dan mencari keberadaan tiga sahabatnya. Mata Valencia terus mencari, sampai akhirnya ia melihat Bella dan Joana sedang bertanding melemparkan bola basket kedalam ring. Valencia pun mempercepat langkahnya untuk menghampiri tiga sahabatnya itu.

"Coba kau lihat siapa yang menang." Seru Joana pada Bella dengan napas yang memburu, sambil menunjuk ke arah skor yang tertera dilayar, "Kau terlalu percaya diri untuk mengalahkanku, padahal kau masih payah dalam permainan ini."

"Aku tidak payah, kau saja yang terlalu cepat melempar bola basketnya dan membuatku kalah." Bella membela dirinya.

Joana tersenyum miring. "Poin kita beda jauh, poin milikmu 70 sedangkan poin milikku 200."

"Kalian sudah beranjak dewasa, tapi kalian masih saja suka mendebatkan hal kecil seperti itu." Sahut Valencia menengahi perdebatan antara Bella dan Joana.

"Valen, kenapa kau lama sekali membeli novel?" Tanya Clara dengan alis terangkat.

"Aku harus membaca sinopsis novelnya terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk membelinya." Jawa Valencia pada Clara.

"Sekarang giliran kalian yang bertanding." Tunjuk Joana pada Valencia dan Clara.

"Ayo kita bertanding, siapa yang kalah orang itu harus mentraktir boba." Tantang Clara pada Valencia.

Valencia menampilkan smirknya. "Dengan senang hati aku menerima tantanganmu, Clara."

"Wah sepertinya pertandingan kali ini akan seru." Sahut Bella bersemangat.

Valencia menyerahkan novel yang baru saja ia beli kepada Bella. "Aku titip novel milikku."

Bella hanya mengangguk dan mengambil novel tersebut dari tangan Valencia.

Valencia maupun Clara telah bersiap-siap untuk bertanding.

Sebelum permainan dimulai, Joana pun menggesekkan kartu timezone terlebih dahulu. Setelah itu, Valencia dan Clara langsung berlomba melemparkan bola basket kedalam ring untuk memperoleh poin yang banyak.

Joana dan Bella pun berteriak heboh ketika melihat Valencia dan Clara begitu bersemangat untuk mendapatkan poin yang banyak. Hingga membuat beberapa pasang mata menatap ke arah mereka.

Permainan pun berlangsung selama 20 menit, Clara dan Valencia pun memutuskan untuk mengakhiri permainan karena lelah. Valencia tersenyum menatap kearah Clara dengan napas yang memburu serta keringat yang membanjiri dahinya.

"Aku mengalahkanmu, Clara."

"Aku akui kau begitu hebat jadi kau pantas memenangkan permainan ini." Balas Clara sambil mengatur napasnya.

"Perutku lapar, bagaimana kalau kita makan terlebih dahulu, baru setelah itu kita lanjut bersenang-senang." Saran Bella pada tiga sahabatnya.

Joana mengangguk tanda setuju dengan saran Bella. "Aku juga lapar, lebih baik kita makan saja dulu."

"Kebetulan cacing diperutku sedang demo saat ini ingin diberi makan, jadi aku setuju kalau kita makan terlebih dahulu sebelum lanjut bersenang-senang." Ujar Valencia, "Clara kau tidak lupa dengan kesepakatan kita bukan." Valencia mengingatkan Clara.

Clara menghembus napas pelan. "Tentu saja aku tidak lupa, setelah makan aku akan mentraktir boba untuk kalian."

"Ayo kita cari makan yang enak." Seru Bella girang.

Mereka berempat pun pergi keluar dari timezone dan menuju tempat makan untuk mengisi perut mereka yang lapar.

...🍁🍁🍁...

Terpopuler

Comments

BELVA

BELVA

slm kenal ya

2021-02-05

0

ZEN KAMIL

ZEN KAMIL

sukaaa

2021-01-13

0

Sekapuk Berduri

Sekapuk Berduri

like 💕

2020-12-22

0

lihat semua
Episodes
1 The Problem - Satu
2 The Problem - Dua
3 The Problem - Tiga
4 The Problem - Empat
5 The Problem - Lima
6 The Problem - Enam
7 The Problem - Tujuh
8 The Problem - Delapan
9 The Problem - Sembilan
10 The Problem - Sepuluh
11 The Problem - Sebelas
12 The Problem - Dua Belas
13 The Problem - Tiga Belas
14 The Problem - Empat Belas
15 The Problem - Lima Belas
16 The Problem - Enam Belas
17 The Problem - Tujuh Belas
18 The Problem - Delapan Belas
19 The Problem - Sembilan Belas
20 The Problem - Dua Puluh
21 The Problem - Dua Puluh Satu
22 The Problem - Dua Puluh Dua
23 The Problem - Dua Puluh Tiga
24 The Problem - Dua Puluh Empat
25 The Problem - Dua Puluh Lima
26 The Problem - Dua Puluh Enam
27 The Problem - Dua Puluh Tujuh
28 The Problem - Dua Puluh Delapan
29 The Problem - Dua Puluh Sembilan
30 The Problem - Tiga Puluh
31 The Problem - Tiga Puluh Satu
32 The Problem - Tiga Puluh Dua
33 The Problem - Tiga Puluh Tiga
34 The Problem - Tiga Puluh Empat
35 The Problem - Tiga Puluh Lima
36 The Problem - Tiga Puluh Enam
37 The Problem - Tiga Puluh Tujuh
38 The Problem - Tiga Puluh Delapan
39 The Problem - Tiga Puluh Sembilan
40 The Problem - Empat Puluh Satu
41 The Problem - Empat Puluh Satu
42 The Problem - Empat Puluh Dua
43 The Problem - Empat Puluh Tiga
44 The Problem - Empat Puluh Empat
45 The Problem - Empat Puluh Lima
46 The Problem - Empat Puluh Enam
47 The Problem - Empat Puluh Tujuh
48 The Problem - Empat Puluh Delapan
49 The Problem - Empat Puluh Sembilan
50 The Problem - Lima Puluh
Episodes

Updated 50 Episodes

1
The Problem - Satu
2
The Problem - Dua
3
The Problem - Tiga
4
The Problem - Empat
5
The Problem - Lima
6
The Problem - Enam
7
The Problem - Tujuh
8
The Problem - Delapan
9
The Problem - Sembilan
10
The Problem - Sepuluh
11
The Problem - Sebelas
12
The Problem - Dua Belas
13
The Problem - Tiga Belas
14
The Problem - Empat Belas
15
The Problem - Lima Belas
16
The Problem - Enam Belas
17
The Problem - Tujuh Belas
18
The Problem - Delapan Belas
19
The Problem - Sembilan Belas
20
The Problem - Dua Puluh
21
The Problem - Dua Puluh Satu
22
The Problem - Dua Puluh Dua
23
The Problem - Dua Puluh Tiga
24
The Problem - Dua Puluh Empat
25
The Problem - Dua Puluh Lima
26
The Problem - Dua Puluh Enam
27
The Problem - Dua Puluh Tujuh
28
The Problem - Dua Puluh Delapan
29
The Problem - Dua Puluh Sembilan
30
The Problem - Tiga Puluh
31
The Problem - Tiga Puluh Satu
32
The Problem - Tiga Puluh Dua
33
The Problem - Tiga Puluh Tiga
34
The Problem - Tiga Puluh Empat
35
The Problem - Tiga Puluh Lima
36
The Problem - Tiga Puluh Enam
37
The Problem - Tiga Puluh Tujuh
38
The Problem - Tiga Puluh Delapan
39
The Problem - Tiga Puluh Sembilan
40
The Problem - Empat Puluh Satu
41
The Problem - Empat Puluh Satu
42
The Problem - Empat Puluh Dua
43
The Problem - Empat Puluh Tiga
44
The Problem - Empat Puluh Empat
45
The Problem - Empat Puluh Lima
46
The Problem - Empat Puluh Enam
47
The Problem - Empat Puluh Tujuh
48
The Problem - Empat Puluh Delapan
49
The Problem - Empat Puluh Sembilan
50
The Problem - Lima Puluh

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!