Pagi berikutnya.
Shopie di ruangan kantor Johan sedang membacakan jadwal kerja mereka hari ini.
"Sebaiknya kamu jangan ganggu istriku Shopie kalau kamu masih mau berhubungan denganku." ujar Johan meneliti berkas meeting tanpa melihat Shopie.
"Baiklah Johan." jawab Shopie patuh. Harapan menjadi istri Johan harus dikubur nya dalam-dalam.
Apa takdir hidupku hanya untuk jadi selingkuhan tanpa status yang sah, batin Shopie.
"Baiklah Johan." ucapnya lalu keluar dari ruangan Johan dengan kecewa.
Satu hari lewat begitu saja Dewi di rumah seperti biasa, makan, nonton drama bantu si mbok masak.
Sore hari, "Nya!" tiba-tiba si mbok datang menghadap nya.
"Ada apa mbok." tanya Dewi.
"Anak perempuan saya mau melahirkan bulan depan, saya ingin merawat nya beberapa bulan." ujar mbok Senah.
Dewi tahu anak perempuan bungsu mbok Senah sudah menikah hampir dua tahun dan sudah hamil beberapa bulan yang lalu.
"Baiklah mbok, ambil saja cuti tapi mbok carikan untuk menggantikan mbok sementara ya." ujar Dewi.
"Baik Nya."
"Jangan lupa mbok pesanan saya, apa calon-calonnya besok bisa datang?"
"Iya Nya, suami saya sudah menghubungi mereka, kemungkinan sebelum siang mereka sudah sampai di sini." ujar si mbok.
Dewi menarik napas dalam menyakinkan dirinya lagi, apa cara ini akan berhasil membuat ibu mertuanya tidak lagi membenci nya.
******
Keesokan hari menjelang siang.
Di rumah Dewi sedang kedatangan tamu yaitu tiga janda yang akan diseleksi jadi istri kontrak Johan. Ketiganya lumayan cantik-cantik, semua sekampung dengan mbok Senah, ART terlama Johan.
Dewi mulai menyeleksi dari ujung rambut sampai ujung kaki. Mulai dari Kebersihannya, kehalusan kulitnya. Rambutnya juga diperiksa berketombe atau tidak, apakah berminyak atau kering.
Tidak lama kemudian datang seorang dokter yang akan mengambil sampel darah dan cairan kelaminnya. Mereka bergantian masuk ke ruangan yang sudah disulap jadi klinik dadakan.
"Mbak Juana masuk duluan ya." ujar Dewi mempersilahkan janda berambut keriting.
Setelah Juana keluar, masuk yang nomor dua janda manis berambut gelombang, bernama Desiana.
Rambutnya wangi yang ini.
Dalam hati Dewi lebih menyukai Desiana jadi tinggal menunggu hasil tes darah saja.
Kalau yang ketiga bernama Jamila, sangat seksi menggoda. Dewi tidak terlalu suka, takut suaminya lupa daratan gak ingat pulang ke kamarnya.
Setelah selesai sambil menunggu hasil tes keluar, mereka berbincang bincang. Sekalian nanti bertemu Johan yang sebentar lagi akan sampai di rumah karena Dewi memesan nya agar hari ini bisa pulang sebentar saat makan siang.
Dari hasil pembicaraan Dewi memang menyukai Desiana, profesinya yang sebagai customer servis sangat pandai berbicara dan terlihat cerdas.
Jamila seorang penghibur acara kawinan, pandai bergaya dan ber-make up tebal. Suaranya merdu mendayu bahkan saat berbicara saja dia seperti bernyanyi.
Si rambut keriting Juana orangnya pendiam, dia berprofesi sebagai sebagai tukang payet baju kebaya. Jadi diantara janda bertiga Juana lah yang paling miskin dan lugu.
"Mbak Desi kenapa bercerai dari suaminya?" tanya Dewi pada Desiana.
Desiana terdiam sejenak segan mau menjawab, namun karena dia lagi seleksi penerimaan calon ibu pengganti terpaksa ia bicara. "Saya gak tau kalau saya ternyata istri kedua mbak. Setelah istri pertamanya memergoki saya dan suaminya di kontrakan, suami langsung menalak tiga saya." ujarnya tertunduk malu.
Dewi menarik napas dalam. "Maaf" ucap nya pada Desiana.
Desiana tak kuasa menahan haru hingga menitikkan air mata.
"Siapa pun yang lolos, kalian harus mematuhi semua perintah saya. Apa yang boleh dan apa yang tidak boleh. Kalau dalam enam bulan kalian tidak hamil maka akan dibayar tiga puluh persen dari harga kesepakatan. Hanya jika sampai melahirkan Kalian baru mendapatkan bayaran penuh, bisa dimengerti?"
Ketiga tamunya manggut-manggut.
Gak lama Johan datang, Dewi tersenyum menyambut suaminya. Johan melirik kilas pada ketiga janda berjalan dingin naik ke lantai dua masuk ke kamarnya diikuti Dewi yang merasa gak enak hati pada ketiga tamunya.
"Mas kok gak disapa sih tamunya?" tanya Dewi sambil membantu Johan membukakan dasi suaminya.
"Sayang, semua kamu atur saja mas malas basa-basi." ujar nya menarik Dewi ke pelukannya, mencium mesra bibir istrinya.
"Sayang kita campur sebentar ya." pinta Johan tak sabar membaringkan Dewi di kasur, Dewi tersenyum geli.
"Dasar kamu mas, disuruh pulang bukan untuk ini."
Tapi Dewi tetap melayani suaminya dengan senang hati, untungnya gak lama-lama Johan akhirnya terpuaskan.
"Sebaiknya saya ke bawah dulu mas, hasil sample darah mungkin sudah keluar." ujar Dewi setelah mengenakan lagi pakaiannya.
"Oke sayang, I love you." ujar Johan kemudian berbalik badan memeluk guling.
Dewi keluar kamar berjalan menuju ruangan klinik dadakan bertemu dokter.
"Bagaimana hasilnya, dok?" tanya Dewi tak sabar setelah duduk di depan dokter.
"Baiklah Bu, saya akan buka satu persatu." jawab dokter membuka amplop hasil labnya.
"Kita mulai dari Jamilah, sample darah bagus tapi dia baru saja dikurat sepertinya keguguran paksa. Jadi mungkin akan berpengaruh pada kehamilan selanjutnya."
Jelas dokter memandang Dewi, Dwi bergidik mendengar nya.
Kemudian dokter membuka hasil lab kedua. "Yang namanya Desiana sample darah bagus gak ada penyakit, tapi terlalu banyak keputihan dan sedikit kotor." jelas dokter lagi.
"Yang ketiga, Juana sample darah bagus, organ reproduksi juga bagus." lanjut nya.
"Begitu ya, jadi Juana." Dewi melihat lagi berkas Juana. Memang sih, makin lama dilihat Juana makin kelihatan manis, dalam hati Dewi.
"Baiklah dokter terima kasih atas waktunya." Dewi dan dokter bersalaman.
Kemudian Dewi keluar dari ruang dokter menemui ketiga tamunya, memberi mereka masing-masing satu orang satu amplop.
"Ini ada uang sekedar ongkos hari ini, di dalamnya ada hasil tes kesehatan mbak bertiga, saya umum kan yang lulus adalah mbak Juana."
Juana memandang kedua temannya tak percaya, padahal diantara mereka bertiga dia merasa yang paling buluk.
Alhamdulillah, ucapnya dalan hati. Kedua temannya mengucapkan selamat dan mereka saling berpelukan.
Saat ini Dewi merasa gak ada beban, gak tau lah nanti saat menikahkan suaminya, apakah dia akan sanggup atau tidak menyaksikan nya. Belum lagi malam pertama, tak terasa air jatuh di sudut matanya.
"Kalian boleh pulang sekarang dan mbak Juana siapkan diri seminggu lagi akan dijemput kemari." ujar Dewi.
Ketiga tamu pulang dengan berbesar hati karena di dalam amplop mereka masing-masing mendapatkan 25jt rupiah, padahal tidak melakukan apa-apa kecuali tes kesehatan.
Setelah dokter diantar pulang, Dewi masuk ke kamarnya menemui suaminya. Ternyata dia tertidur, Dewi meletakkan berkas Juana di nakas. Hatinya ragu-ragu mau membangunkan suaminya atau tidak, soalnya tadi dia lupa menanyakan apakah suaminya sudah makan siang atau belum.
Dikecup nya pipi Johan yang tertidur itu tapi dia malah ditarik ke pelukannya.
"Mas ih, kirain tidur beneran." ujar Dewi merengut.
"Mas sudah makan belum?" tanya Dewi lagi.
"Aku sudah kenyang makan kamu tadi." Canda Johan mengusap wajah istrinya. Dalam hati dia bersyukur memiliki Dewi, entah kenapa dia bisa begitu sangat mencintai Dewi. Tidak punya keturunan juga gak apa-apa, ia hanya butuh Dewi di sisinya.
Walaupun usia pernikahan mereka sudah lima tahun tapi kemesraan mereka masih seperti pengantin baru. Bahkan cinta yang mereka rasakan semakin kuat.
"Ya sudah jangan menggodaku dengan bibirmu yang merengut itu kalau mau makan sekarang, hayuk." ajak Johan.
Johan menggandeng istrinya Dewi ke meja makan. Di ruang makan ada mbok Senah yang lagi menyiapkan meja.
Johan duduk manis sambil menunggu Dewi menyiapkan makanannya. Mereka pun makan dengan tenang. Selesai makan Johan dan Dewi kembali ke kamar.
"Mas masih mau ke kantor lagi? " tanya Dewi pada Johan.
"Iya sayang, hari ini ada jadwal keluar kota, mungkin akan pulang larut malam." jawab Johan memandang istrinya dengan sayang.
"Baiklah, aku akan siapkan pakaian Mas." ujar Dewi kemudian pergi ke lemari pakaian mengambil satu setel pakaian lengkap untuk Johan.
"Oh ya mas, ini berkas yang lulus seleksi, entah mas suka atau tidak tapi dia yang paling bersih." ujar Dewi menunjuk berkas Juana di nakas.
"Ya sayang simpan saja dulu, aku akan baca lain kali. Sekarang aku buru-buru."
Ujar Johan cuek kemudian mengenakan pakaian yang disiapkan Dewi untuknya, Johan dijemput Devan, asisten Johan merangkap supirnya.
Di dalam mobil juga ada Shopie yang tidak lagi ramah seperti biasanya.
Dewi memandang Shopie dingin, ia sudah tau kalau Shopie menyukai suaminya tapi ia percaya pada suaminya tidak akan berselingkuh di belakangnya.
******tbc
Selamat membaca. Dukung dengan vote yang banyak ya dan Like nya jangan lupa. Thanks.🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
Jupilin Kaitang
suami mu selinku lo dawe,sangup membeli rahim demi anak orang kaya semua bisa
2022-06-08
1
Hasrie Bakrie
Next
2022-03-22
2
Mogu
dewi gtau z klu Shofie udh sodok2an sm johan
slma 2thn ni km berbagi belut sm Shofie dew
2022-03-01
1