CHAPTER 4

"Berikan ponselmu!!," tegas Ardiaz.

"Ah baiklah, ini!!," jawab Gaby sambil memberikan ponselnya, ia pasrah jika harus keluar dari mobil Ardiaz.

"Aku akan memasukan nomor ponselku, jika kau membutuhkan sesuatu katakan saja padaku atau pada Sekertaris Kang!!," ucap Ardiaz sambil memasukan nomor ponselnya dan juga nomor ponsel Kangjian.

"Ah syukurlah...," ucap Gaby lega dengan apa yang ia dengar.

"Apa maksud perkataanmu barusan?" Tanya Ardiaz bingung mengapa Gaby berkata demikian.

"Aduh, aku keceplosan!!" Batin Gaby, sambil menutup mulutnya menggunakan kedua tangannya.

"Tidak Tuan, maksud perkataan saya adalah. Saya berterima kasih karena Tuan telah memberi saya kesempatan untuk meminta bantuan!!" Jawab Gaby dengan agak gugup, saat Ardiaz menatapnya dengan tajam. Gaby menelan ludah, ia takut dengan tatapan Ardiaz. Seolah-olah ia ingin memakan Gaby.

"Hmmm, begitukah. Baiklah ini ponselmu!!," sahut Ardiaz, ia mengangguk paham dan memberikan ponsel Gaby.

"Nah, mari kita lanjutkan perjalanannya!!," lanjut Ardiaz setelah Gaby menerima ponselnya.

"Baiklah!!" Jawab Gaby sambil tersenyum.

Mereka melanjutkan perjalanan, hingga sampailah di sebuah restoran mewah. Banyak para orang berada makan di restoran tersebut. Restoran tersebut khusus untuk kalangan atas, tak heran apabila Ardiaz dapat makan di restoran itu.

"Wah, apakah itu Tuan Muda Ardiaz?," tanya seorang wanita kepada temannya.

"Iya itu benar, tampan sekali. Andai gadis yang disampingnya itu adalah aku!!" Jawab temannya sambil berkhayal.

"Huh, mana mungkin. Gadis secantik dan seanggun Arum pun Tuan Ardiaz menolaknya. Sedangkan kau??," ledek temannya.

Para tamu pria pun tak kalah hebohnya, mereka terkagum melihat pesona Gaby yang begitu cantik.

"Wah, cantik sekali gadis itu!!" Ucapnya.

"Iya kau benar. Lihat, betapa putih dan beningnya kulitnya!!" Jawab temannya.

"Hey, apa kau sanggup berurusan dengan Tuan Ardiaz?...Lihatlah gadis itu berada disampingnya!!" Sahut temannya memperingatkannya bahwa Ardiaz tidak boleh diusik.

"Ah, benar juga sih!!" Jawabnya lesu, ia mengalah dan tak berani macam-macam dengan Ardiaz.

"Mereka sedang membicarakanmu, Tuan!!" Ucap Gaby setelah ia dengar percakapan para tamu yang hadir di restoran tersebut.

"Sudahlah, abaikan saja mereka. Cepat pesan makanan!!" Ucap Ardiaz sambil memberikan buku menunya.

"Saya ingin makan steak daging sapi saja. Yang lainnya saya alergi!!" Sahut Gaby setelah ia melihat-lihat isi dari buku menunya.

"Ah, benarkah? Baiklah akan aku pesankan!!" Ucap Ardiaz.

Selesai makan malam mereka kembali pulang, namun ditengah perjalanan mereka melihat pasar malam ditepi jalan. Gaby terlihat sangat senang saat melihat pasar malam, ia sangat ingin pergi kesana. Namun, jika harus bertanya dan meminta Ardiaz membawanya pergi kesana mana mungkin ia berani.

Ardiaz menatap Gaby yang tengah menunduk, kemudian ia melirik kearah samping dan menemukan pasar malam yang sangat ramai. Ia memarkirkan mobilnya tepat diparkiran pasar malam, awalnya Gaby heran mengapa Ardiaz memberhentikan mobilnya. Namun sebelum ia bertanya Ardiaz telah lebih dulu menjawab pertanyaan Gaby.

"Saya tau anda ingin pergi ke pasar malam, oleh sebab itu saya memberhentikan mobil dan mengajak mu untuk masuk kedalam!!" Ucapnya sambil menggenggam jari jemari Gaby dan manariknya masuk kedalam pasar malam.

Suasana pasar malam yang ramai, sampai tak ada satupun yang mengenal Ardiaz. Mereka sibuk mencoba berbagai permainan yang ada di dalam pasar malam. Gaby tertarik untuk mencoba permainan melempar bola, ia mengambil bola dan mencoba melemparkannya masuk tepat sasaran. Namun sayang, lemparannya meleset. Meski begitu Gaby tak akan menyerah ia terus mencobanya berulang-ulang, bahkan ia juga mengumpat. Tingkah Gaby yang konyol justru menimbulkan tawa dari bibir Ardiaz. Meski tak terbahak-bahak setidaknya ia tertawa kecil.

"Ah menyebalkan, uangku habis hanya main permainan bodoh ini!!" Ucap Gaby kesal, ia menghentakan kakinya sambil melipat kedua tangannya didepan dada.

Ardiaz tak hanya terdiam, ia mencoba membantu Gaby memenangkan permainan tersebut. Hanya dengan satu kali lemparan, Ardiaz berhasil menjatuhkan kaleng-kaleng tersebut.

"Wah, Tuan hebat sekali!!" Sahut Gaby terkejut.

Ardiaz hanya tersenyum kecil, lantas Ardiaz menerima hadiah yang diberikan oleh penjaga permainan tersebut.

"Ini, boneka nya cantik. Sama seperti anda nona Fernando!!" Ucap Ardiaz sambil memberikan sebuah boneka besar yang sangat cantik.

"Ah terima kasih tuan, tapi bisakah anda tidak memanggil saya dengan sebutan 'Nona Fernando' lagi??" Jawab Gaby agak murung, ia tidak suka apabila dipanggil dengan nama marganya. Gaby masih belum bisa melupakan masa lalunya.

"Hmmm...baiklah!!" Ucap Ardiaz.

"Nah sekarang bagaimana kalau kita naik kincir ria disana??" Ardiaz menunjuk ke arah kincir ria yang menjulang tinggi.

Gaby mengangguk senang.

Didalam sangkar kincir ria agak sempit, hanya boleh dinaiki dua orang penumpang. Meski begitu keduanya menikmata pemandangan dari atas kincir ria. Lampu-lampu rumah yang bersinar ketika malam hari sangat indah seperti bintang. Cahaya rembulan tak kalah indahnya dari lampu-lampu itu.

"Wah indah sekali!!" Ucap Gaby takjub dengan pesona malam hari.

Ardiaz hanya tersenyum kecil, yah sifat dinginnya tak hilang sepenuhnya. Tapi dengan demikian ia akhirnya dapat tersenyum.

Beberapa saat setelah itu, Gaby baru menyadari bahwa ia takut ketinggian. Tepat saat ia masih sekolah dulu, teman-temannya pernah mengajak ia untuk pergi ke gedung sekolah. Ia hampir saja terjatuh, namun seorang kakak kelas menyelamatkannya.

Tangan Gaby gemetar, yang semula ia membelakangi Ardiaz. Kini perlahan ia duduk disampingnya, wajahnya tampak pucat, tangannya yang gemetar sangat dingin. Ardiaz menyelimutkan jasnya pada Gaby, ia khawatir Gaby sakit.

"Hmmm apa yang terjadi??" Tanya Ardiaz yang bingung dengan tingkah Gaby.

"Sa...sa...saya baru...ingat bahwa...saya...ta...kut ketinggian!!" Jawab Gaby gemetar.

Ardiaz menggenggam tangan Gaby dan menggosoknya perlahan, Ardiaz memberi kehangatan agar Gaby merasa lega.

Tak lama kemudian kincir ria berhenti, dengan hati lega Gaby turun dari sangkar. Langkahnya agak lunglai, bagaimana tidak sepanjang kincir ria berputar ia terus gemetar. Demi menghibur hati Gaby, Ardiaz membelikan arum manis untuknya.

"Makanlah ini!!" Ucapnya sambil memberikan arum manis pada Gaby.

"Terima kasih tuan," ucap Gaby menerima arum manis pemberian Ardiaz.

"Hmmm...bagaimana kalau sekarang kita pulang, hari sudah larut malam??" Sahut Ardiaz yang masih menggenggam tangan Gaby.

Gaby hanya mengangguk kecil.

Ditengah perjalanan pulang Gaby tampak lelah, tanpa ia sadari dirinya telah tertidur lelap. Ardiaz memindahkan kepala Gaby agar tidak membentur kaca mobil.

Sesampainya dirumah Ardiaz menggendong Gaby. Anny keluar menyambut keduanya.

"Tuan!!" Ucap Anny dengan sedikit membungkuk.

"Apa kau sudah membereskan kamar Gaby?" Tanya Ardiaz.

"Iya sudah tuan!!" Jawab Anny.

Ardiaz melanjutkan langkahnya masuk kedalam kamar Gaby, setelah sampai Ardiaz membaringkan tubuh Gaby diatas ranjang.

Ardiaz tersenyum kecil sambil mengusap puncak kepala Gaby.

"Tolong kau bawakan barang-barang Gaby dibagasi mobil!!" Perintah Ardiaz sesaat setelah ia duduk dikursi tamu.

Anny mengangguk paham. Anny telah lama bekerja pada Ardiaz, ia paham betul dengan apa yang dirasakan Ardiaz saat ini.

Ardiaz terduduk lesu dan tampak lelah, ia memijat-mijat pelan kepalanya dan merebahkan punggungnya disandaran kursi. Anny menghampiri Ardiaz sambil membawa secangkir teh hangat untuknya. Ia letakkan diatas meja, namun Ardiaz tak memperhatikan Anny. Ia menutup wajahnya dengan telapak tangannya.

"Tuan muda, apa anda baik-baik saja??" Tanya Anny yang sontak mengejutkan Ardiaz.

"Ah Anny, ternyata kau. Iya aku baik-baik saja!!" Jawab Ardiaz yang terkejut melihat Anny yang telah berada disampingnya.

"Tuan muda, saya telah lama bekerja untuk Tuan. Saya tahu perasaan tuan, jika tuan ada masalah ceritakan saja pada saya!!" Ucap Anny penuh perhatian.

"Ah, kau sama persis seperti ibuku," sahut Ardiaz sambil menghela nafasnya.

"Baiklah saya pamit kedapur dulu, jika tuan perlu apa-apa beritahu saya saja!!" Pamit Anny.

Sementara Kangjian tengah duduk diteras rumah Gaby menunggu Ardiaz.

Ardiaz meminum tehnya kemudian pamit pulang dengan pikiran yang masih kacau.

BERSAMBUNG...

Terpopuler

Comments

HARTIN MARLIN

HARTIN MARLIN

cerita ini menarik

2023-04-11

1

Alejandra

Alejandra

Mikirin apa sich Tuan Muda...

2022-10-27

0

vina queenzha

vina queenzha

cerita nya terlalu cepat. masa perkenalan sampai diajak jalan.

2022-09-30

0

lihat semua
Episodes
1 CHAPTER 1
2 CHAPTER 2
3 CHAPTER 3
4 CHAPTER 4
5 CHAPTER 5
6 CHAPTER 6
7 CHAPTER 7
8 CHAPTER 8
9 CHAPTER 9
10 CHAPTER 10
11 CHAPTER 11
12 CHAPTER 12
13 CHAPTER 13
14 CHAPTER 14
15 CHAPTER 15
16 CHAPTER 16
17 CHAPTER 17
18 CHAPTER 18
19 CHAPTER 19
20 CHAPTER 20
21 CHAPTER 21
22 CHAPTER 22
23 CHAPTER 23
24 CHAPTER 24
25 CHAPTER 25
26 CHAPTER 26
27 CHAPTER 27
28 CHAPTER 28
29 CHAPTER 29
30 CHAPTER 30
31 CHAPTER 31
32 CHAPTER 32
33 CHAPTER 33
34 CHAPTER 34
35 CHAPTER 35
36 CHAPTER 36
37 CHAPTER 37
38 CHAPTER 38
39 CHAPTER 39
40 CHAPTER 40
41 CHAPTER 41
42 CHAPTER 42
43 CHAPTER 43
44 CHAPTER 44
45 CHAPTER 45
46 CHAPTER 46
47 CHAPTER 47
48 CHAPTER 48
49 CHAPTER 49
50 CHAPTER 50
51 CHAPTER 51
52 CHAPTER 52
53 CHAPTER 53
54 CHAPTER 54
55 CHAPTER 55
56 CHAPTER 56
57 CHAPTER 57
58 CHAPTER 58
59 CHAPTER 59
60 CHAPTER 60
61 CHAPTER 61
62 CHAPTER 62
63 CHAPTER 63
64 CHAPTER 64
65 CHAPTER 65
66 CHAPTER 66
67 CHAPTER 67
68 CHAPTER 68
69 CHAPTER 69
70 CHAPTER 70
71 CHAPTER 71
72 CHAPTER 72
73 CHAPTER 73
74 CHAPTER 74
75 CHAPTER 75
76 CHAPTER 76
77 CHAPTER 77
78 CHAPTER 78
79 CHAPTER 79
80 CHAPTER 80
81 CHAPTER 81
82 CHAPTER 82
83 CHAPTER 83
84 CHAPTER 84
85 CHAPTER 85
86 CHAPTER 86
87 CHAPTER 87
88 CHAPTER 88
89 CHAPTER 89
90 CHAPTER 90
91 CHAPTER 91
92 CHAPTER 92
93 CHAPTER 93
94 CHAPTER 94
95 CHAPTER 95
96 CHAPTER 96
97 CHAPTER 97
98 CHAPTER 98
99 CHAPTER 99
100 CHAPTER 100
101 CHAPTER 101
102 CHAPTER 102
103 CHAPTER 103
104 CHAPTER 104
105 CHAPTER 105
106 CHAPTER 106
107 CHAPTER 107
108 CHAPTER 108
109 CHAPTER 109
110 LAST CHAPTER
111 PENGUMUMAN
112 PROMOTION SEASON 3
Episodes

Updated 112 Episodes

1
CHAPTER 1
2
CHAPTER 2
3
CHAPTER 3
4
CHAPTER 4
5
CHAPTER 5
6
CHAPTER 6
7
CHAPTER 7
8
CHAPTER 8
9
CHAPTER 9
10
CHAPTER 10
11
CHAPTER 11
12
CHAPTER 12
13
CHAPTER 13
14
CHAPTER 14
15
CHAPTER 15
16
CHAPTER 16
17
CHAPTER 17
18
CHAPTER 18
19
CHAPTER 19
20
CHAPTER 20
21
CHAPTER 21
22
CHAPTER 22
23
CHAPTER 23
24
CHAPTER 24
25
CHAPTER 25
26
CHAPTER 26
27
CHAPTER 27
28
CHAPTER 28
29
CHAPTER 29
30
CHAPTER 30
31
CHAPTER 31
32
CHAPTER 32
33
CHAPTER 33
34
CHAPTER 34
35
CHAPTER 35
36
CHAPTER 36
37
CHAPTER 37
38
CHAPTER 38
39
CHAPTER 39
40
CHAPTER 40
41
CHAPTER 41
42
CHAPTER 42
43
CHAPTER 43
44
CHAPTER 44
45
CHAPTER 45
46
CHAPTER 46
47
CHAPTER 47
48
CHAPTER 48
49
CHAPTER 49
50
CHAPTER 50
51
CHAPTER 51
52
CHAPTER 52
53
CHAPTER 53
54
CHAPTER 54
55
CHAPTER 55
56
CHAPTER 56
57
CHAPTER 57
58
CHAPTER 58
59
CHAPTER 59
60
CHAPTER 60
61
CHAPTER 61
62
CHAPTER 62
63
CHAPTER 63
64
CHAPTER 64
65
CHAPTER 65
66
CHAPTER 66
67
CHAPTER 67
68
CHAPTER 68
69
CHAPTER 69
70
CHAPTER 70
71
CHAPTER 71
72
CHAPTER 72
73
CHAPTER 73
74
CHAPTER 74
75
CHAPTER 75
76
CHAPTER 76
77
CHAPTER 77
78
CHAPTER 78
79
CHAPTER 79
80
CHAPTER 80
81
CHAPTER 81
82
CHAPTER 82
83
CHAPTER 83
84
CHAPTER 84
85
CHAPTER 85
86
CHAPTER 86
87
CHAPTER 87
88
CHAPTER 88
89
CHAPTER 89
90
CHAPTER 90
91
CHAPTER 91
92
CHAPTER 92
93
CHAPTER 93
94
CHAPTER 94
95
CHAPTER 95
96
CHAPTER 96
97
CHAPTER 97
98
CHAPTER 98
99
CHAPTER 99
100
CHAPTER 100
101
CHAPTER 101
102
CHAPTER 102
103
CHAPTER 103
104
CHAPTER 104
105
CHAPTER 105
106
CHAPTER 106
107
CHAPTER 107
108
CHAPTER 108
109
CHAPTER 109
110
LAST CHAPTER
111
PENGUMUMAN
112
PROMOTION SEASON 3

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!