CHAPTER 5
"Kangjian mari kita pulang!!" Ucap Ardiaz memberi perintah.
Dengan segera Kangjian bangun dan berjalan menyusul Ardiaz yang telah berjalan mendahuluinya.
Pagi berikutnya...
Suasana pagi yang cerah, matahari tampak bersinar terang ditambah degan hembusan angin pagi yang sejuk. Anny membuka gorden kamar Gaby dan membuatnya membuka matanya. Gaby terbangun dengan perasaan yang bahagia, ia senang dapat tidur dengan nyenyak. Biasanya ia akan digigit nyamuk sampai membuat luka di seluruh tubuhnya.
Dulu Gaby sering tidur di gudang, sehingga pantas jika ia digigit nyamuk. Perlakuan kejam Linda membuatnya muak, Gaby terduduk diatas ranjang dengan pikiran yang tertuju pada masa lalunya. Begitu kelam dan kejam masa lalu Gaby
"Selamat pagi nona!!" Ucap Anny sembari tersenyum hangat.
"Bi Anny, selamat pagi juga!!" Jawab Gaby membalas senyuman Anny.
"Air hangatnya sudah siap nona, nona pergi mandi terlebih dahulu setelah itu sarapan pagi!!" Sahut Anny yang penuh perhatian.
Perhatian dari Anny membuat Gaby menangis, sebelumnya ia tak pernah mendapatkan perhatian seperti itu. Ia hanya akan mendapat hukuman dan amarah dari ibu tirinya, ia juga tak jarang mendapat kejahilan dari Linda.
"Nona, mengapa anda menangis??" Tanya Anny heran melihat Gaby yang menangis.
"Ah, tidak ada. Aku hanya memikirkan ibuku saja!!" Jawab Gaby sembari menghapus air matanya.
Ia turun dari ranjang dan pergi menuju kamar mandi, ia juga menyuruh Anny untuk menunggunya diluar.
Gaby memutar keran air dan terdengarlah suara gemericik air yang keluar dari keran. Gaby menahan air tersebut menggunakan kedua telapak tangannya, kemudian ia basuh wajahnya secara perlahan. Menggosok-gosoknya dengan perlahan, setelah dirasa cukup ia ambil sebuah handuk kecil dan mengusapkannya pada wajahnya yang basah.
Gaby membuka pakaiannya dan ia mulai berendam di air hangat yang telah disiapkan Anny untuknya. Ia rebahkan kepalanya disandaran bathtub, Gaby merenungkan kembali kisahnya.
"Huh, apa aku harus mencari tahu tentang kematian ibu??" Ucapnya pelan, ia membasuh tangannya dan mengusapnya pelan.
"Tapi bagaimana caranya??" Lanjutnya.
"Huh, apa yang harus kulakukan??" Gaby menghela nafas perlahan, ia bingung harus berbuat apa. Ia juga tak tahu caranya untuk membalas dendam, tidak mungkin ia akan langsung membunuh mereka begitu saja.
Gaby mengambil handuk piyamanya lalu memakainya, ia berjalan ke arah lemari sambil menggosok-gosok rambutnya menggunakan handuk kecil. Tampak lantai yang basah dari sisa air dirambut Gaby. Langkahnya terhenti, ia terduduk diatas ranjangnya.
"Ah, lebih baik aku sekolah saja!!" Ucapnya dengan sambil menjentikkan jarinya.
"Itu akan mengurangi rasa bosanku!!" Lanjutnya kini sembari bangkit dan mengambil pakaiannya.
Selesai berpakaian, Gaby turun dari anak tangga dengan semangat ia juga tak lepas dari menghiasai wajahnya dengan senyuman. Anny yang tengah menyiapkan sarapan pun merasa heran dengan ekspresi Gaby saat ini.
"Wah nona, anda cantik sekali!!" Puji Anny saat Gaby hendak duduk.
"Tidak, aku biasa saja!!" Jawab Gaby cepat.
Disaat yang bersamaan Kangjian datang sembari membawa beberapa pakaian baru untuk Gaby.
"Nona Gaby, ini pakaian anda!!" Ucap Kangjian memberi tahukan.
"Aiih..pakaian lagi??" Tanya Gaby yang bosan melihat Kangjian membawa pakaian untuknya.
"Emmm... sekertaris Kang, apakah aku boleh bersekolah??" Tanya Gaby ragu-ragu.
"Tentu saja nona, saya akan menghubungi tuan Ardiaz terlebih dahulu!!" Jawab Kangjian sambil meletakkan barang bawaannya dan segera menelpon Ardiaz.
"Halo tuan??" Sapa Kangjian setelah dirasa tersambung.
"Ya, ada apa sekertaris Kang??" Tanya Ardiaz di seberang telpon.
"Nona Gaby ingin bersekolah, dan saya meminta izin tuan. Apakah nona Gaby boleh bersekolah??" Ucap Kangjian.
"Tentu saja, kau atur saja sekolah yang paling bagus untuknya. Setelah itu segera hubungi aku lagi, dan pastikan kau membeli perlengkapan sekolahnya!!" Jawab Ardiaz sambil mengingatkan Kangjian untuk membeli perlengkapan sekolah.
"Baik tuan!!" Setelah Kangjian berkata demikian sambungan telepon pun putus dan Kangjian memberitahu Gaby tentang jawaban Ardiaz.
Gaby sangat senang, setelah cukup lama ia berhenti sekolah. Akhirnya ia akan kembali bersekolah dan berjumpa dengan teman-temannya.
Sore hari yang sejuk, Gaby tengah duduk di teras sambil membaca sebuah buku yang dibawakan Kangjian untuknya. Sebuah mobil mewah masuk pekarangan rumah Gaby. Gaby tak heran dengan mobil tersebut, ia tahu pasti siapa dia. Ia adalah Ardiaz yang ingin mengunjunginya.
Mobil tersebut terparkir dan seseorang keluar dari mobil sambil membawa sebuah boneka besar.
"Selamat sore nona Gaby!!" Sapa Ardiaz dengan senyum kecilnya.
"Aiih, tuan Ardiaz!!" Jawab Gaby membalas senyum kecil Ardiaz.
"Nona Gaby...kudengar anda ingin bersekolah, apakah itu benar??" Tanya Ardiaz setelah ia duduk disamping Gaby.
"Itu benar tuan...saya sudah menanti-nantikan nya!!" Jawab Gaby dengan riang.
"Pertama kali aku melihatnya, dia jarang sekali tersenyum. Dan sekarang dia malah semakin banyak tersenyum!!" Batin Ardiaz yang kemudian dicurigai Gaby.
"Apa yang sedang tuan pikirkan??" Tanya Gaby dengan berani.
"Tidak ada apa-apa!!" Jawab Ardiaz dengan cepat.
"Baiklah nona, saya pamit dulu. Jika nona Gaby membutuhkan sesuatu katakan saja pada sekertaris Kang!!" Lanjut Ardiaz sambil bangkit dan membenarkan posisi dasinya.
"Eh...kenapa terburu-buru tuan??" Tanya Gaby.
"Oh ya, saya masih ada pekerjaan jadi saya pamit!!" Jawab Ardiaz ragu-ragu.
"Emmm...begitu kah!!" Ucap Gaby sembari menopang dagu dan manggut-manggut.
Ardiaz pamit dan segera menaikki mobil mewahnya, tak lama mobil tersebut berjalan menjauh dari rumah Gaby. Sementara Gaby masih mematung menatap kepergian Ardiaz yang menurutnya begitu aneh.
"Apa yang sebenarnya terjadi dengan tuan Ardiaz??" Tanya Gaby dengan nada pelan.
Ia kemudian masuk kedalam rumahnya dan membersihkan diri.
Pagi menyingsing...matahari terbit diiringi oleh kicauan burung...suara dari keran air yang menggericik menambah suasana damai...Gaby membasuh lengannya sambil bersenandung kecil...
"Hari pertama sekolah..." Ucapnya menggantung.
"Meski telah pernah masuk ke sekolah tersebut, entah kenapa rasanya terdapat perasaan kesal yang mendalam??" Lanjutnya sambil mematikan keran dan memakai handuknya.
Gaby tengah asyik memilih pakaian sambil bersenandung...dan Anny mengganggunya hingga membuat Gaby terkejut.
Anny sengaja ingin mengejutkan Gaby yang tengah sibuk memilih pakaian dan siapa sangka bahwa kejahilannya berhasil membuat Gaby terkejut...
"HAI NONA!!" Teriak Anny mengejutkan Gaby.
"Eh burung lompat kodok terbang!!" Latah Gaby karena terkejut.
"Ppffftt..." Anny menahan tawanya.
Namun ia gagal menahannya dan akhirnya tertawa puas.
"Ahahahaha...tidak saya sangka nona ternyata latah!!" Ucap Anny sambil tertawa.
"Iiih...bibi ini jahat banget sih!!" Gaby merajuk dan mencuekkan Anny.
"Maaf nona..maaf!!" Sahut Anny yang menyusul Gaby kelantai bawah.
Gaby duduk dikursi dengan perasaan kesal, ia mengambil dua buah roti lalu salah satu roti diberi balutan selai coklat dan digabungkan dengan roti kedua.
Gaby memakan roti tersebut dengan perasaan yang masih kesal.
Anny datang sambil membawa sepucuk surat...
"Nona...ini ada surat untuk anda!!" Ucap Anny sembari menyerahkan surat tersebut.
Gaby menatap surat tersebut dengan seksama sampai-sampai rasa kesalnya terhadap Anny menghilang.
"Dari siapa bi??" Tanya Gaby lembut.
"Entahlah nona, tadi pak pos tidak memberi tahu!!" Jawab Anny yang memang tidak mengetahui siapa pengirim surat tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments
Alejandra
Kenapa menurut aku sikap Gaby agak lancang dan tak tau malu, mereka baru kenal tapi sikapnya berlebihan. Boleh minta tolong sama orang tapi tau diri juga dong, seharusnya dia berusaha untuk memperbaiki hidupnya bukan cuma mengandalkan orang lain...
2022-10-27
0
Noer Anisa Noerma
lanjuuuut
2022-05-06
0
Dyah Shinta
Iya... aku juga kepo... Emang kenapa dengan Diaz? Kenapa juga Gaby beranggapan Diaz aneh?
2022-02-17
1