Gaby menangis ia tak dapat membendung air matanya lagi.
"Maafkan saya nona, saya tidak bermaksud untuk menyinggung nona!!" Ucap Anny, ia sangat menyesal telah bertanya demikian. Lantas ia langsung memeluk Gaby yang tengah menangis.
"Hiks...hiks...hiks...hiks..." Gaby menangis sesenggukan.
"Maafkan saya nona...maafkan saya!!" Ucap Anny tak henti-hentinya meminta maaf.
"Tidak...hiks...bibi tidak bersalah...hiks...aku hanya tak ingin...hiks" Jawab Gaby.
Gaby terus menangis, hingga beberapa saat kemudian ia berhenti menangis. Ia mencoba untuk tenang dan tak menangis, ia melepaskan diri dari pelukan Anny.
"Aku pergi dari rumah...ayahku selalu memarahiku. Aku tak tahu apa salahku sampai membuat ayah marah. Aku lelah terus hidup seperti itu, aku ingin bebas dari mereka!!" Ucap Gaby, ia menceritakan tentang apa yang ia alami.
"Ah begitukah...maafkan saya ya non!!" Sahut Anny merasa bersalah dan turut sedih dengan kejadian yang dialami Gaby.
"Tidak masalah bi...oh ya, apakah bibi memasak makanan. Aku sangat lapar!!" Jawab Gaby, ia merasakan sangat lapar seharian menangis.
"Aiih...tentu saja nona, saya akan masak makanan untuk anda!!" Ucap Anny sembari berdiri dan beranjak pergi ke dapur.
"Hihihi...bibi...bibi!!" Ucap Gaby sambil geleng-geleng kepala.
Pukul delapan malam...
Kangjian menjemput Gaby, ia akan membawa Gaby pergi menemui atasannya.
"Sekertaris Kang...saya sudah siap!!" Ucap Gaby sambil menuruni tangga.
"Baiklah, mari nona saya bantu!!" Jawab Kangjian sambil mengulurkan tangannya hendak membantu Gaby turun dari tangga.
Mereka pergi ke sebuah tempat yaitu rumah atasan Kangjian. Gaby merasa takut juga gugup, ia takut jika nanti Gaby harus membayar cicilan rumah yang ia tinggali. Ia juga gugup karena baru pertama kali bertemu dengan orang penting seperti atasan Kangjian.
Setelah cukup lama menempuh perjalanan, akhirnya mereka telah sampai disebuah rumah mewah nan megah. Gaby turun dari mobil dan melangkahkan kakinya kecilnya masuk ke dalam rumah tersebut.
"Tuan...nona Gaby telah sampai!!" Ucap Kangjian memberi tahu atasannya dengan sopan.
"Ya suruh dia masuk!!" Jawabnya.
Lantas Gaby masuk kedalam ruangan atasan Kangjian dengan memakai gaun cantik yang mampu membuat semua orang takjub.
(Anggap saja seperti ini:')
Gaby duduk disebuah kursi dengan jantung yang berdetak kencang.
Atasan Kangjian menelan ludahnya melihat betapa cantiknya Gaby...
"Ehem...baiklah...!!" Ucap Ardiaz mencairkan suasana hatinya.
"Halo nona Fernando!!" Sapanya. Gaby terkejut, ia berpikir bagaimana ia tahu tentang nama marganya. Sebelumnya ia tak pernah memberitahunya ataupun Kangjian.
"Bagaimana anda tahu marga saya??" Tanya Gaby gugup.
"Tentu saya tahu!!" Jawab Ardiaz.
"Perkenalkan...saya Ardiaz Sunjaya presdir dari grup Sunjaya Star!!" Lanjut Ardiaz memperkenalkan dirinya.
"Ar...Ardiaz Sunjaya??" Ucap Gaby tak percaya dengan pengakuan Ardiaz.
"Ya itu benar, saya Ardiaz Sunjaya. Apakah nona Fernando tak percaya dengan saya??" Sahut Ardiaz, ia menatap Gaby dengan seksama dari atas sampai bawah.
"Ti...tidak bukan itu maksud saya tuan, saya hanya terkejut saja mendengar pernyataan anda!!" Jawab Gaby, ia tak habis pikir. Pria seperti Ardiaz dapat dengan mudahnya ia temui bahkan mendapatkan rumah darinya.
Ardiaz Sunjaya, pewaris dari keluarga besar Sunjaya. Keluarga Sunjaya adalah keluarga terkaya nomor satu di kota M. Ia adalah seorang pengusaha yang masih terbilang muda. Banyak dari kaum wanita yang menginginkan Ardiaz sebagai pendamping hidupnya. Namun Ardiaz tak mudah ditaklukan oleh wanita.
Ia juga selalu mengusir bila ada seorang wanita yang berani masuk ke dalam perusahaannya. Namun kali ini berbeda, setelah ia bertemu dengan Gaby perasaannya terhadap wanita sedikit berbeda. Gaby yang cantik bagai bidadari siapa yang tak ingin mendapatkan nya. Bahkan dari sekian banyaknya wanita cantik hanya Gaby yang mampu masuk ke dalam hati Ardiaz, hanya Gaby yang selalu ia ingat dan kenang selalu.
"Begitukah...maafkan saya karena telah menabrak nona Fernando!!" Ucap Ardiaz sembari sedikit membungkuk.
"Tidak masalah tuan, justru saya berterima kasih karena tuan telah memberi saya sebuah rumah!!" Jawab Gaby dengan senyum manisnya.
"Emmm...mengapa senyumanmu begitu manis!!" Ucap Ardiaz pelan.
Gaby memiringkan kepalanya dan bertanya pada Ardiaz "hmmm...apa yang barusan anda katakan tuan??"
"Eh...ehem...hem!!" Ardiaz berpura-pura batuk agar tak dicurigai Gaby.
"Tidak ada, hanya tenggorokan saya yang terasa kering saja!!" Ardiaz mengelak.
"Hmmm begitu...tuan apakah saya harus membayar cicilan rumah yang tuan berikan??" Gaby memberanikan diri untuk bertanya walau agak gugup. Lantas Ardiaz dan Kangjian tertawa, mereka tertawa mendengar pertanyaan polos dari Gaby.
"Haaiss, mengapa mereka tertawa??" Batin Gaby.
"Hahaha...nona Fernando tidak perlu khawatir, rumah tersebut saya berikan kepada anda secara gratis!!" Jawab Ardiaz.
"Be...benarkah tuan??" Tanya Gaby tak percaya dengan ucapan Ardiaz.
Ardiaz mengangguk kemudian terukirlah sebuah senyuman manis dari bibir Gaby.
Ardiaz mengeluarkan sesuatu dari dalam kantung jas nya.
"Baiklah, ini kartu nama saya, jika nona membutuhkan sesuatu telpon saja saya atau sekertaris Kang!!" Ucap Ardiaz sambil memberikan kartu namanya.
"Tetapi...saya tidak mempunyai ponsel tuan!!" Sahut Gaby menerima kartu nama Ardiaz.
Ia tak mempunyai ponsel, sebelumnya ia mempunyainya namun Linda merampasnya. Saat ia dijodohkan oleh ayahnya, Gaby mulai berhenti bersekolah. Ia kehilangan kenangan-kenangan indah saat bersekolah bahkan teman-temannya menjauhinya.
"Sekertaris Kang!!" Panggil Ardiaz kepada Kangjian, ia memberi kode untuk memberikan ponsel kepada Gaby.
"Silahkan nona!!" Sahut Kangjian.
"Wah...terima kasih banyak tuan!!" Ucap Gaby senang menerima ponsel tersebut.
Ardiaz tersenyum kecil begitupun dengan Kangjian.
"Apakah nona Fernando sudah makan??" Tanya Ardiaz.
"Be...belum tuan, tadi saya terburu-buru hingga bi Anny lupa untuk masak!!" Ucap Gaby dengan nada senang namun gugup.
"Baiklah kalau begitu, bagaimana kalau kita keluar untuk makan malam??" Tawar Ardiaz.
Gaby mengangguk senang, ia bersyukur dapat bertemu dengan Ardiaz.
Mereka berjalan mengendarai sebuah mobil mewah, Gaby merasa sangat senang namun ia sembunyikan. Rasa gugupnya membuat ia tak nyaman apabila menatap Ardiaz.
Ardiaz sendiri merasa canggung, ia tak tahu harus berbuat apa agar suasana menjadi ramai dan tak diam membisu. Hanya sebuah panggilan telepon lah yang mampu mengusir keheningan diantara mereka berdua.
Ardiaz memberhentikan mobilnya dipinggir jalan, kemudian ia mengangkat panggilan telepon tersebut. Tampak raut wajahnya berubah ketika dilihatnya sang penelepon, ia adalah Arum wanita yang terus-menerus mengejar cinta Ardiaz. Padahal Ardiaz sendiri tak mencintainya dan malah sering mengusirnya jika ia datang ke rumah atau perusahaannya.
Arum lah yang membuat ia menabrak Gaby, ia tengah fokus menyetir namun tiba-tiba Arum menelponnya dan membuat kebisingan. Sehingga ia tak sempat melihat jalan dan akhirnya menabrak Gaby.
Arum adalah putri dari keluarga Pranata Kusuma, ia adalah seorang bintang iklan yang cukup terkenal. Arum sering mendapatkan job dari berbagai media iklan terkadang ia juga sering melakukan akting film.
"Ada apa kau menelponku??" Tanya Ardiaz dengan nada dingin.
"Ardiaz...mengapa kau begitu dingin terhadapku, aku hanya merindukanmu!!" Jawab Arum dengan nada sedih yang dibuat-buat.
"Cih...jika tak ada hal penting, akan ku tutup telponnya!!" Tegas Ardiaz masih dengan nada dingin.
"Tunggu....aku ingin bertemu denganmu, apa kau punya waktu??" Tanya Arum dengan manjanya, seakan-akan Ardiaz adalah kekasihnya.
"Aku sedang sibuk, jika kau membutuhkan sesuatu katakan saja pada sekertaris Windy!!" Jawab Ardiaz, setelah berkata demikian ia memutus sambungan telpon.
"Menggangguku saja!!" Ucap Ardiaz kesal.
Gaby hanya mendengarkan saja obrolan Ardiaz dengan Arum. Ia juga tertawa pelan saat Ardiaz memarahi Arum.
"Sini ponselmu!!" Ucap Ardiaz meminta ponsel Gaby dengan nada dingin.
"Hah, untuk apa??" Tanya Gaby, ia terkejut mengapa tiba-tiba Ardiaz meminta ponselnya.
Gaby berpikir bahwa Ardiaz akan mengambil kembali ponselnya dan batal memberikan ponsel barunya. Ia juga berpikir bahwa Ardiaz marah kepadanya karena ia tertawa dan akan menurunkannya di pinggir jalan.
"Apakah ia akan menendangku keluar dari mobil ini??" Tanya Gaby dalam hatinya dengan gelisah.
BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments
Nur Syamsi
Mudah" Ardiaz Tdk jahat thadap Gaby kasian
2024-06-23
0
HARTIN MARLIN
Andrias mulai tertarik dengan mu
2023-04-11
1
Alejandra
Kalau nggak suka sama tu cew, kenapa masih dilayani seolah" ngasih harapan...
2022-10-27
1