...***...
Esoknya seperti biasa, pagi itu, Bintang sudah berdiri manis di depan rumah Ara. Ya, untuk sebulan ini, Ara harus terbiasa menjalani rutinitas barunya menjadi pacar bohongan nya Bintang. Mau tak mau, suka tak suka, semua itu demi mendapatkan gelang kesayangannya lagi. Meskipun untuk sebulan kedepan, dia harus menahan perasaannya sendiri, agar tidak jatuh cinta pada Bintang, yang sudah berhasil membuatnya berdebar debar akhir akhir ini. Dia takut tidak bisa menahan perasaannya sendiri. karna bagaimanapun, Ara gadis normal, siapapun gadis yang melihat ketampanan Bintang, pasti akan jatuh hati padanya.
Bintang memarkirkan mobilnya diparkiran sekolah. Ara langsung membuka pintu mobil dan berjalan cepat menuju lorong yang seram itu. Ya, lorong sekolah semakin terasa seram semenjak Ara dekat dengan Bintang. Semenjak tatapan-tatapan menusuk siswi-siswi di sekolahnya tertuju padanya.
"Kalau mau pura-pura jadi pacar gue, jangan tanggung-tanggung, sekalian aja gue anterin kedepan kelas Lo," Bintang mencekram tangan Ara dari belakang. Digandengnya gadis mungil itu, tanpa memperdulikan Ara yang berusaha melepaskan tangannya.
Benar saja dugaan Ara, disepanjang lorong menuju kelasnya tadi, tatapan-tatapan sinis para siswi itu benar-benar menusuk Ara. Namun Bintang nampaknya cuek, terus saja dia gandeng tangan Ara, tak perduli Ara menahan malu setengah mati.
"Udah sampe, ini kelas Lo kan?"
Bintang melihat papan diatas pintu kelas yang bertuliskan Kelas 2 IPS.
"Iya, kok lu tau ini kelas gue?"
"Emang lu pikir kelas 2 itu ada berapa banyak? kalau gak ada dikelas IPA ya berarti lu anak IPS."
Jawab Bintang Enteng.
"Oh, iya ya.." Telat mikir Ara kumat lagi.
"Yaudah sana masuk, nanti pulang gue tunggu di parkiran." Bintang pergi begitu saja, tanpa menunggu jawaban Ara terlebih dahulu. Itu terdengar seperti perintah, bukan ajakan romantis. Oh iya, inikan cuman pacaran bohongan, kenapa Ara harus berharap Bintang akan meminta pulang dengannya dengan ajakan yang manis. Ara menggeleng, inget, ini baru hari pertama, jangan sampai pikirannya kemana mana, fokus pada gelang kesayangannya aja.
Ara masuk kedalam kelasnya dengan perasaan gontai, hari pertama aja rasanya banyak banget cobaan jadi pacar pura-pura nya si tangki air itu.
"Cie, katanya gak jadian. Kok mesra banget pagi pagi, pake pegangan tangan segala. Bikin jiwa kejombloan gue bergetar aja Lo ra.."
Vania menyikut lengan Ara, penasaran dengan sahabatnya yang pagi ini bikin geger satu sekolah.
"Ntar aja gue ceritain, ceritanya panjaaaaaaaang kali, sekarang mah lagi gak pas waktunya Van," Ara membenamkan wajahnya di lengannya, bingung, dia harus cerita ke Vania atau jangan. Karna dia tahu sahabatnya pasti gak bakal setuju kalau tau dia hanya pura-pura pacaran saja. Ya, Vania dan Ara selama ini saling melindungi. Sebagai sahabat yang baik, Vania pasti bakal protes, kalau tau Ara hanya dipaksa Bintang untuk jadi pacar bohongannya. Jadi Ara memutuskan untuk sementara ini, dia tak akan cerita dulu pada Vania.
Bel istirahat berbunyi, Ara dan Vania berjalan menuju kantin. Dan bisa ditebak, selama dalam perjalanan ke kantin, para siswi berkasak kusuk didekat Ara. Mereka penasaran dengan gosip pacarnya Bintang, yang katanya anak IPS, yang katanya biasa aja. Kan menyebalkan, membuat telinga Ara benar benar panas. Memangnya sebaguuus apa si Bintang itu? sampe sampe dirinya diberi level dibawah Bintang gitu!
"Bintang itu juara umum, Ra. Dia juga anak basket, dan pernah jadi kandidat Ketua OSIS karna anak anak milih dia, tapi dia malah gak mau." Ucap Vania sambil menyeruput es jeruk di gelasnya.
sengaja Ara memilih tempat makan paling pojok agar bisa menghindari tatapan sinis para siswi-siswi dikantin. Gak nyaman juga lama-lama.
"Oh.." gumam Ara pelan. Ternyata sehits itu si tangki air disekolah. Pantes aja siswi-siswi itu seperti hendak menerkamnya tiap kali melihat Ara dekat dengan Bintang.
Ara memang baru beberapa bulan pindah ke SMA Bina Bangsa. Jadi di gak terlalu tau info info cowok keren disekolah, terlebih dia tak perduli juga sih.
"Dulu, Bintang suka bareng sama Tata, itu loh anak IPA yang cantik itu, tapi beberapa bulan ini udah jarang deh, makanya gue kaget, kok bisa dia tiba tiba malah jadian sama lu Ra.."
"Lu.. bukan PELAK.."
"Huuushhh,, enak aja lu Van. Kebanyakan nonton sinetron ni anak!" Ara menggeplak bahu Vania, Vania malah tertawa.
"Hehe, canda lagi Ra,"
"Hai, gue boleh duduk disini?"
Ara mendongakkan kepalanya. Dia kenal suara itu, itu suara Tata, gadis yang disukai Bintang. Dan benar saja, Tata sudah berdiri didekat mejanya.
"Duduk aja, kosong kok.." Jawab Ara pelan. Vania hanya diam sambil melirik ke arah Ara.
"Kita belum sempet kenalan ya, kenalin, gue Tata.." Tata mengulurkan tangannya ke Ara sembari tersenyum manis.
"Maharani, panggil aja Ara." Ara menyambut tangan Tata, sambil membalas dengan senyuman juga.
"Ta, kamu disini?" Seorang cowok tiba tiba datang menghampiri mereka, yang tak lain adalah Gilang.
Gilang langsung duduk disamping Tata, berhadapan dengan Ara dan Vania.
"Loh, kalian saling kenal?" Gilang menatap Ara bingung.
"Iya Lang, kita udah kenal. Dia ini ceweknya Bintang, iyakan Ra?"
Tata lagi lagi tersenyum ke arah Ara. Bingung juga Ara mau menjawab apa. Karna Ara memang baru ada kesempatan ngobrol dengan Tata saat ini, ketika tak ada Bintang juga. Itupun Tata yang mengajak ngobrol duluan. Karna Ara memang tidak ingin ikut terlibat lebih jauh dengan orang-orang disekitar Bintang selama jadi pacar bohongannya. Dia hanya mau gelangnya kembali, itu saja sudah cukup.
"Maksud kamu, dia pacarnya Bintang?" Gilang menatap Ara kaget.
"Iya, Lang. Tapi kamu kok bisa kenal juga sama dia?" Tata melirik Gilang. Gilang hanya diam.
"Iya Ta, kita sempet ketemu di belakang sekolah, ada Bintang juga, iyakan."
Gilang menatap Ara seksama, apa iya ini pacar adiknya? Tapi kenapa Gilang ngerasa ada yang aneh, pertemuan di belakang sekolah waktu itu, mereka seolah olah baru saling mengenal, masa iya bisa secepat itu jadian.
Ara jadi keki, dia bingung harus menjawab apa, rasanya dia ingin cepat cepat keluar dari masalah itu. Dia tau Tata menyukai Bintang bukan Gilang, begitu pula Bintang yang menyukai Tata. Lalu bagaimana dengan perasaan Gilang? Rasanya Ara jadi gak tega kalau harus berbohong demi membantu Bintang.
Itu sama saja Ara membiarkan Gilang terjebak dalam hubungan yang memberikannya rasa yang palsu, karna dia tak tahu kalau Tata ternyata tak benar benar menyukainya.
"Kenalin gue Gilang, gue kakaknya Bintang.."
Gilang mengulurkan tangannya sembari tersenyum manis. Duh Tuhan, dua kakak beradik ini senyumnya emang bisa bikin pingsan!! Pantas saja mereka berdua terkenal banget dikalangan cewek-cewek disini.
"Gue,, Maharani.." Ara ragu-ragu menyambut uluran tangan Gilang, Vania menatap Ara curiga, rasanya ada yang aneh dengan sikap sahabatnya ini. Seperti ada sesuatu yang tengah disembunyikannya.
"Oiya Ra, sejak kapan kamu kenal Bintang?, kok dia gak pernah cerita ke kita ya, kan Lang."
Tata tiba tiba saja nyeletuk.
Mampus!!! Ara harus mengarang cerita yang bagaimana nih, supaya kisah cintanya dengan Bintang seolah olah benar-benar terlihat nyata.
Salah ngomong sedikit saja bisa tamat.
Belum sempat Ara membuka mulut, tiba-tiba saja bel masuk berbunyi.
"Eh, udah masuk tuh, yuk Ra kita balik ke kelas, mau ada ulangankan!"
Vania menarik tangan Ara, dia hendak menyelamatkan Ara dari dua manusia dihadapannya itu. Vania hafal betul memang ada yang sedang disembunyikan sahabatnya itu. Jadi tanpa pikir panjang dia langsung mengamankan sahabatnya itu.
Dari kejauhan, Gilang menatap kepergian Ara dengan tatapan penuh tanda tanya. dia merasa ada yang janggal dengan hubungan adiknya itu, kenapa bisa secepat itu Bintang punya pacar? sedangkan Maharani benar benar baru dilihatnya disekolah ini, walaupun dia tidak kenal semua siswa siswi disekolahnya tapi Gilang apal sebagian wajah-wajah para penghuni SMA Bina Bangsa. Pasti ada yang salah disini. Gilang enggan membahas ini dengan Tata sejak kejadian dia tau kalau adiknya ada rasa dengan Tata. Ini akan menjadi hal yang sensitif untuk keduanya, sedangkan Gilang sendiri masih belum tau kalau Tatapun ada rasa dengan adiknya.
tinggal Ara yang kini benar benar pusing mencari alasan untuk menutupi kebohongan demi kebohongan soal hubungannya dengan bintang. Dia tak pandai berbohong apalagi didepan sahabatnya Vania. lambat laun semua pasti terbongkar.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Martini Ayat
Diemin aja dl Ra, jangan bilangin ke gilang
2022-09-18
0