Yanah ,teman Jumali sejak SMA, tepatnya dia dulu adalah pacar pertama Jumali sejak SMA.
Dia pernah menikah namun akhirnya bercerai karena perselingkuhan suami dg wanita lebih muda. Yanah memilih menjanda hingga kini.
Yanah sangat dekat dengan Bu Nur ibu Jumali. Bahkan mereka sempat berhubungan kembali setelah istrinya meninggal, Bu Nur sangat gembira jika Yanah menjadi istri Jumali, tapi mereka tidak lebih daripada teman lama.
Jumali memilih gadis muda yaitu Rosida meski dia harus menggadaikan satu petak sawahnya demi restu seorang Bapak Masnun.
Yanah juga dekat dengan istri Jumali. Jadi faham betul dg permasalahan keluarga itu, termasuk gairah **** Jumali yg membuat istrinya kualahan, dari curhat istrinya lah mendengar semuanya.
Yanah pernah menyarankan kepada istrinya agar Jumali beristri lebih dari satu, tapi belum sempat terlaksana hingga istrinya meninggal dunia.
Yanah orang yg pandai bergaul, termasuk Zarima yg cerewet suka iri hati saja bisa cocok dengan Yanah dan anaknya. Bu Nur dan Zarima tdk menyukai Rosida , juga menyayangkan sikap Jumali yg hanya memenuhi keinginan sendiri memilih gadis perawan, dan menganggap Rosida hanya menginginkan kekayaan Jumali saja.
Tiga bulan menjadi istri Jumali, Rosida merasakan seperti tinggal di dalam neraka. Dia tdk boleh keluar rumah kecuali bersama Jumali atau Zarima. Tinggal di dalam rumah tanpa kegiatan positif membuatnya sangat bosan dan setres, keinginannya hanya satu "pulang"
Rosida sering jatuh sakit. Suatu hari demam tinggi sampai mengigau. Dokter pribadi Jumali memeriksa " Dia kelelahan, dan butuh istirahat" kata dokter kepada Mbok Ni pembantu rumah itu.
Jumali sedang bisnis luar kota.
Saat itulah Yanah datang, kebetulan dia memang ingin menjenguk Bu Nur, karena lama tak tak datang sebelum dan setelah acara pernikahan itu.
"Bagaimana kabarnya Bu ?" sapa Yanah kepada Bu Nur yg terbaring di kamar tidurnya " Maaf Bu, Yanah tdk bisa datang di pernikahan Jumali, ada tugas penting di luar kota."
"Baik Yanah..., gak apa-apa, ini td dokter barusan memeriksa, katanya kondisiku lebih baik." Bu Nur memaparkan.
"Ini td dokter juga sekalian mengobati Rosida , dia sakit sejak sejak tiga hari yg lalu" kata Zarima.
"Bolehkah aku menjenguknya Zarima ?...Aku ingin berkenalan dengannya".
"Tentu saja kak Yanah " jawab Zarima.
Beberapa menit berselang setelah berbincang dg Zarima, Yanah minta diantar ke kamar Rosida.
Disana tampak Rosida terbaring lemah terjaga sendirian.. " Ros...kenalkan ini Kak Yanah, teman mas Jumali." Rosida mencoba duduk dan mengulurkan tangannya untuk bersalaman dg Yanah.
"Tidak apa-apa berbaring saja jika tidak kuat."
Rosida tampak pucat, pandangan matanya kosong seperti ada keputusasaan dlm dirinya. Yanah seorang aktifis perempuan, dia kuliah di jurusan psikologi, hatinya seperti tergugah dan iba melihat ketidakberdayaan gadis malang ini.
" Zar...tolong ambilkan bubur seperti punya ibuk tadi, aku coba menyuapinya." Zarima memanggil mbok Ni dan memintanya mengambil bubur di dapur dan diantarkan ke kamar Rosida. " Ibuuk..." Salsha memanggil. Yanah hanya tinggal berdua bersama Rosida dalam kamar.
Satu suapan bubur dari Yanah membuatnya meneteskan air mata, dia teringat ibunya.
"Tidak apa-apa menangislah !"
suapan berikutnya Rosida sudah tdk mampu lagi menelan, tenggorokannya seperti tercekat, banyak hal yg ingin dia katakan namun hanya tertahan dalam tenggorokan.
"Ini kartu namaku, hubungi aku jika kamu ingin berbincang atau membutuhkan pertolongan, simpan baik-baik,jangan sampai suamimu tahu aku memberikan nomor HPku !"
"Rosida mengangguk lemah."
"Baiklah Ros...semoga kamu cepat sembuh yah..., jangan sungkan padaku, anggap saja aku kakakmu atau ibumu."
"Terima kasih kakak." Yanah kemudian meninggalkan kamar Rosida menuju kamar tidur Bu Nur untuk berpamitan. kemudian menuju mobilnya yg terparkir di halaman.
Suara deru mesin mobil Yanah sudah tidak terdengar, hanya suara Mbok Ni menutup pintu gerbang.
Ting....tung ..tung....bunyi dering handphone Rosida, tertera nama " Pak Jumali"
"Hallo ..Pak?" suara lemah Rosida
"Hallo Ros, bagaimana kondisimu, sehat ?"
"Sudah membaik pak." Jawabnya lirih
"Baiklah, jaga kesehatanmu " suara Jumali terdengar dari kejauhan setelah dua hari tak pernah ada kabar.
"Aku pulang tiga hari lagi"
"Iya..." Jawab Rosida pendek.
Keesokan paginya Rosida sudah mulai sehat. muka pucatnya sudah mulai membaik. Mbok Ni masuk ke dalam kamar mengantarkan susu. " Mbak Rosi mau dimasakin apa ?"
"Gak ada mbok...aku nggak pingin apa-apa"
"Saya bikinkan kacang hijau ya..biar cepat pulih ?"
"Bolehlah mbok."
Mbok Ni bergegas keluar kamar meninggalkan Rosida sendirian.
Saat sedang seperti ini dimana Jumali tidak dirumah adalah waktu ternyaman Rosidah dalam kamarnya, meski adik ipar dan ibu Jumali tidak menyukai dirinya.
Dua hari lagi Jumali datang, dia membayangkan harus melayani nafsunya terus menerus membuat Rosida trauma.
Mengingat sakit dan nyerinya dia merasa ketakutan dan setres. Tubuh Rosida tiba-tiba Menggigil, dia mengerang kedinginan dalam selimutnya, padahal cuaca sedang panas. pikiran Rosida berkecamuk antara rasa takut,trauma dan ingin lari.
tok..tok...tok.." Mbak Rosi...ini buburnya."
Rosida tdk menyahut.
" Mbok Ni masuk mbak."
"Astaghfirullah..ada apa mbak Rosi,tubuhmu bergetar menggigil begini."
"Istighfar mbaak..., tenangkan dirimu, istighfar mbaak.." . Mbok Ni panik.
"Astaghfirullah... Astaghfirullah.. Astaghfirullah" suara Rosida bergetar mengucapkan kalimat itu,dan kemudian tubuhnya mulai tenang, pelan-pelan dia merilekskan tumbuhnya diatas kasur.
"Tinggalkan aku sendiri mbok.aku baik-baik saja .!". " Baik mbak "Mbok Ni kemudian melangkah menuju pintu dan pergi meninggalkan kamar Rosida.
Dia teringat nama Yanah, kemudian bangkit mengambil handphone, dia mencari namanya . "Kak..tolong aku,..aku ingin pergi dari rumah ini" send to Yanah.
Lima menit menunggu,
"Sudahkah kau pikirkan akibatnya?" jawaban dari Yanah.
"Aku sudah tidak tahan lagi kak"
"Kapan kau ingin pergi?"
"Malam ini"
Yanah tidak banyak bertanya lagi, sepertinya dia sudah paham tentang perasaan wanita yg meminta tolong darinya ini.
"Malam ini pukul 19:00 aku akan pergi ke Mall , minta Zarima mengantarku, tunggu aku di gerbang selatan pukul 19:30".
"Baiklah..!"
"delete" Rosida segera menghapus pesan percakapannya dengan Yanah dan semua pesan lain yg tersimpan dlm memori handphonenya.
Sejak sore Rosida sudah berfikir strategi dan apa yg akan dia bawa, dan memutuskan untuk tidak membawa apapun, kecuali perhiasan dan uang yg diberikan Jumali sebagai maskawin pernikahannya.
Awalnya Zarima enggan mengantarkan, dengan alasan Rosida belum benar-benar sembuh dari sakitnya, namun Salsha merengek ingin jalan-jalan ke mall dan bermain game disana, akhirnya dia putuskan
" Baiklah.. Kita berangkat "
Sore tiba, Rosida memasukkan uang dan perhiasannya ke dalam sebuah tas yg biasa dia pakai ketika keluar rumah. Dia sengaja tidak membawa sepotong pakaianpun agar tidak ada yg menaruh curiga, handphone sengaja dia tinggal agar tidak bisa dilacak oleh satelit. Dalam pikirannya pergi sejauh-jauhnya dan tidak ditemukan Jumali,teman atau anak buahnya.
Malam tiba, sehabis sholat Magrib, Zarima, Rosida dan Salsha bersiap berangkat, kemudian menuju garasi dan masuk ke dalam mobil. Satpam penjaga malam segera membukakan pintu,sejurus kemudian mobil yg dikemudikan Zarima bergerak gesit di jalanan yg relatif lengang.
Seperti yg direncanakan, pukul 19:00 Rosida dan Zarima sudah masuk dalam Mall.
"Aku ke atas dulu Zarima"
"Oke!" Jawab Zarima yg sedang membeli koin untuk permainan Salsha.
Dua puluh menit berada di lantai dua, Rosida turun kembali menemui Zarima " Zar...aku ke toilet dulu ". Toilet di Mall berada di bagian depan, ketika berjalan menuju arah keluar Zarima tidak menaruh curiga sedikitpun.
Dan sesuai kesepakatan, mobil Yanah sudah menunggu di samping gerbang selatan.
Rosida masuk dan dengan cepat mobilnya bergerak menjauhi pusat perbelanjaan itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Whiteyellow
semoga sukse
2021-03-24
1
RN
like😍
2021-03-20
1
Ria Diana Santi
Hai Thor salken!
Aku mampir bawa 5 like n rate!
Mari saling dukung!
2021-03-11
1