"Maaf saya mau ke kamar mandi dulu Pak." Rosida melangkah menjauhi Jumali yg sedang berada di zona privasinya. "Malam ini kau harus benar-benar jadi milikku" nafsu Jumali menggelora membayangkan malam pertamanya bersama Rosida.
Tok..tok..tok .." Ross,kenapa lama sekali kamu di kamar mandi, ayo cepat gantian."
Rosida memang sengaja berlama-lama di dalam kamar mandi untuk menghindari Jumali, tapi sampai kapan dia mampu menghindar, kenyataannya dia sudah terbeli.
Kebebasan? kebebasan yang mana ? mungkin hanya kebebasan mencintai dalam hatinya terdalam dan entah siapa nanti yg memiliki cintanya. Jumali yg sekarang menjadi suaminya atau pria lain di luar sana yg mungkin akan bertemu di takdir berikutnya.
Ceklek.. Pintu terbuka, dan Rosida keluar dari kamar mandi. Tanpa pikir panjang Jumali langsung mendekapnya dg erat." Sebentar Pak, lepaskan aku dulu, nanti dulu, tunggu sebentar" "Haaah...kau ini banyak alasan."
Rosida berhasil melepaskan tangan Jumali, tapi pakaian yang dikenakannya terpegang Jumali dan tubuhnya kembali dlm dekapan Jumali. " Aku sudah tdk sabar lagi menunggumu" Jumali menghempaskan tubuh Rosida.
"Jangan pernah lagi menolakku!" bentak Jumali "Aku sudah mengeluarkan banyak uangku untuk mendapatkan keperawananmu!" Jumali menindih badan Rosida, mencengkeram tangannya agar tidak meronta, tubuh kecilnya menjadi tidak berdaya. Dan semuanya dlm kendali Jumali.
Setelah puas melampiaskan nafsunya, Jumali turun dari tubuh Rosi tanpa perduli air mata yg mengalir deras dari gadis yg telah melepaskan keperawanannya dg terpaksa. Jumali hanya memakai ****** ********, kemudian merebahkan tubuhnya yang kelelahan di samping Rosida yg masih berlinang air mata.
Pagi tiba, suasana masih terlihat sepi. Rosida sudah terbangun sejak satu jam lalu, namun mata sembab, rasa nyeri pinggang di tubuhnya membuat dirinya enggan meninggalkan kamar.
Waktu sudah menunjukkan pukul 05:30, Rosida melongok keluar kamar belum ada satupun yg terlihat muncul, dia kembali masuk dalam kamar. Jumali juga masih terlelap.
Rosida duduk di kursi, menahan lapar melilit perutnya sejak pagi. Sudah menjadi kebiasaan dalam keluarganya pukul 06: 30 sarapan tersedia dimeja, selesai sarapan Pak Masnun berangkat ke sawah dan dia berangkat ke rumah kakaknya untuk belajar menjahit.
Dia pandangi wajah gelap laki-laki setengah baya yang kini menjadi suaminya itu dlm diam. Kebencian menggelayuti hatinya sejak kejadian semalam.
Ingin rasanya membunuh,dan memutilasi pria disampingnya, dan membuang jasadnya ke lautan . Setelah satu jam menunggu, Jumali terbangun. " Kau sudah bangun rupanya." suara serak Jumali mengacaukan lamunannya.
"Sini Ross.!!" Jumali bangun dari tidurnya dan menarik tangan Rosida kembali ke atas ranjang. " Aku ingin menikmati kembali yg semalam" bisik Jumali di telinga Rosida.
"Tak ada gunanya menolak" itulah yang terlintas dalam benak Rosida. Dia ternyata dinikahkan dg laki-laki buas,pengumbar nafsu. Sakit,nyeri kembali dirasakan Rosida, sementara Jumali terus berusaha memuaskan diri tanpa peduli.
Beberapa waktu kemudian, Rosida melirik jam dinding menunjukkan pukul 08:30 " Aku lapar sekali !" Rengek Rosida.
"Baiklah, Mandilah.., kita makan di luar!" Rosida bangun menuju kamar mandi, sementara Jumali bangun menuju meja tempat dia meletakkan ponsel, mengecek pesan masuk sambil menunggu Rosida.
Puluhan pesan masuk belum dibaca Jumali sejak semalam. " Selamat...kamu telah mendapatkan mainan baru dg kekayaanmu " sebuah pesan dari Yanah. Jumali cuma tersenyum sinis dg pesan itu tanpa membalasnya.
Lima belas menit kemudian Rosida keluar dari kamar mandi. Jumali meletakkan handphone, mengambil handuk lalu menuju kamar mandi. Rosida berganti pakaian yg pernah dibelikan Jumali, rambutnya sengaja digerai setelah dikeringkan. Bedak tipis dg sedikit lipglos sudah membuat Rosida tampak anggun.
Jumali keluar dari kamar mandi .
"Kamu memang cantik !" puji Jumali sambil menyentuh lembut pipi Rosida.
Rosida diam dg ekspresi datar.
"Ya...dan kau sudah membelinya" batin Rosida.
Mereka berdua keluar dari kamar. Tampak Mbok Ni pembantu Jumali sedang memasak di dapur ditemani Zarima mengaduk susu untuk Salsha.
"Mbok Ni, gerbangnya...kami mau keluar." "Siap tuan!! " tergopoh-gopoh menuju pintu gerbang, dan mobil Jumali muncul dari garasi menuju pintu keluar.
"Kamu mau makan apa..?"
"Terserah...yg penting bisa bikin kenyang."
Mobil Jumali berhenti di sebuah rumah makan besar bertuliskan " Warung Padang."
"Silahkan masuk Tuan...ambil duduk senyaman mungkin."
Belum lama keduanya duduk pelayan datang dg tumpukan makanan beraneka rasa dari ujung tangan hingga lengan atas. " Silahkan dinikmati, minumnya apa Tuan ? "
"Kamu minum apa Ros..?"
"Jeruk hangat "
"Oke...Jeruk hangat satu, teh hangat satu"
"Baik...mohon tunggu sebentar" pelayan bergegas menyerahkan pesanan. Beberapa saat kemudian dia muncul kembali membawa minuman sesuai pesanan.
Rosida menikmati makanan yang tersaji dengan lahap, tampak sekali dia sangat kelaparan.
"Setelah ini kita kemana Ros ? "
" Terserah..aku ikut saja kemana Pak Jumali inginkan."
"Baiklah...kita jalan-jalan ke mall, belanjalah sesukamu."
Rosida mencuci tangannya di wastafel, Jumali menuju kasir untuk menyelesaikan tagihannya. "Ayo..." Ajak Jumali ke Rosida sambil berjalan menuju tempat parkir diikuti Rosida.
Mobil Jumali bergerak lincah di atas aspal.
Mall.. " kiri ..kiri..Balance kanan...lurus... terus...terus..Stop " Jukir memandu mobil Jumali mendapatkan posisi parkir yg ditentukan.
"Aku tunggu disini saja Ros, ini uangnya , belanja kebutuhanmu." Segepok uang dia terima dari tangan Jumali.
Uang.... siapa yang tidak menyukainya, adrenalin belanja Rosida meningkat dengan segepok uang ditangannya.
Rosida bergegas menaiki eskalator, sementara Jumali menelepon seseorang.
"Yanah" nama tertera dlm ponsel itu.
"Hallo..., pagi Yan "
"Ada apa kau meneleponku ? apakah kau sudah bosan dg mainan barumu ?" jawaban seorang wanita dari seberang telepon.
" Hahaha...., belumlah..justru aku meneleponmu untuk mengatakan jangan menggangguku, aku akan menikmati bulan maduku bersama pengantinku!."
" Baiklah... datanglah padaku jika kau sudah bosan! " . Tut..Tut..Tut... sambungan terputus.
Rosida belum turun dari lantai dua Mall, Jumali mencoba untuk tidur dg melandaikan kursinya. Satu jam kemudian Rosida keluar dg beberapa tas belanjaan.
"Pak..bangun Pak..aku sudah selesai !"
"och ya...!"
Rosida masuk mobil, kemudian mobil melaju menuju jalan pulang.
Tin..tin..tin..., Mbok Ni muncul dari pintu depan dan membuka gerbang. Mobil Jumali parkir di garasi belakang rumah. Rosida masuk rumah dg tas-tas belajaan, Zarima mengintip kakak iparnya itu dari jendela kamar.
"Dasar anak kampung, matre pilih suami kaya hanya inginkan hartanya." Umpat Zarima dalam biliknya. " Aku saja adiknya tidak pernah belanja sebanyak itu !"
Rosida langsung menuju kamarnya. melempar belajaan di kursi dan langsung mandi karena kegerahan, kemudian berganti pakaian. " Berapa uang yg kau habiskan.?"
"Lima Juta Lima Ratus "
"Emm..ya "
Rosida berfikir "'Ini belum cukup untuk menebus rasa sakit hatiku semalam."
Baginya melampiaskan belanja adalah salah satu cara mengembalikan rasa bahagianya yg hilang direnggut begitu saja.
Makan malam tiba, semua keluarga berkumpul di ruang makan. Rosida datang paling akhir " Kami menunggumu..besok lagi cepat keluar,jangan biasakan orangtua yg menunggu "Zarima menceramahinya.
"Baik.." Rosida mengangguk mengiyakan.
Begitulah yg akan terjadi, setiap ada kesalahan sekecil apapun Zarima selalu akan menyalahkan dan menceramahi Rosida habis- habisan. Bu Nor juga lebih menyukai Yanah dibandingkan Rosida.
Belum lagi setiap malam harus melayani nafsu Jumali yg tak pernah ada habisnya. Sampai kapan dia akan kuat bertahan ? Rosida sendiri tidak tahu. mungkin sampai Jumali bosan dan membebaskan Rosida untuk pergi, atau jika mungkin Rosida ingin melarikan diri atau bunuh diri saja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Andropist
up lagi
2021-06-06
0
Zulfa
Salken kak, JIKA mampir membawa like nih. Mari saling dukung kakak😍
2021-04-27
0
Whiteyellow
boom like
2021-03-24
1