Bab 3. Diboyong

Pesta berakhir, sanak saudara berpamitan untuk kembali ke rumah dan melanjutkan kerja masing-masing. Pelaminan diusung diatas truk , sound system sejak semalam sudah tidak dibunyikan.

Rumah Pak Masnun kembali sepi, hanya kakak-kakak Rosida yg masih membantu membersihkan rumah dan menata ulang perabotan.

Rosida masih belum keluar kamar, dia merasa tidak enak badan, pusing dan demam. Pak Masnun berbincang dg menantu barunya.

Dua cangkir kopi, satu toples kue kering tersaji dimeja bersama dua piring kue basah.

Asap bergantian mengepul dari mulut dua pria perokok itu.

" Bagaimana kondisi ibumu.., apakah sudah sehat ?" pertanyaan Pak Masnun membuka suasana. " Sudah mulai membaik Pak..,Ibuk sudah mau makan" Jawab Jumali sambil membenamkan putung rokoknya dlm asbak.

Bu Nur ,Ibu Jumali sudah tua dan sering sakit-sakitan, tinggal bersama dengan adik perempuannya yg menjanda dg seorang anak perempuan. sementara anak Jumali lebih suka ikut nenek, ibu dari istrinya.

Besok acara di rumah Jumali, tidak ada acara besar seperti di pihak pengantin perempuan hanya sekedar sambutan penghormatan tamu dari keluarga Rosida saja.

"Sudah hampir dzuhur istrimu belum tampak keluar kamar Jumali ?"

" Iya Pak, dari semalam badannya demam, dan mengeluhkan sakit kepala."

Tok..tok...tok...":Ros...ini ibuk " . " Masuk Buk !, pintunya tdk dikunci " Bu Masnun mengetuk pintu kamar Rosi untuk melihat kondisi putrinya dg membawa semangkuk bubur sumsum, dijawab dg suara lemah dan parau Rosi.

" Badanmu demam Ros..?" tangan Bu Masnun memegang kening Rosi yang terbaring di atas kasur. " Gak apa-apa buk, mungkin cuma kelelahan." Jawab Rosi yang tak ingin membuat hawatir Ibunya.

"Makan bubur ini lalu minum obatnya Ros, besok masih banyak acara di rumah Pak Jumali, kamu harus diantar ke Bangorejo rumah suamimu" .

Rosida hanya mengangguk dg lemah. Pikirannya melayang pada dirinya yg nanti akan berpisah dg kedua orangtuanya, meninggalkan rumah yg sejak kecil dia tinggali bersama adik-adiknya.

Meski ayahnya kejam tapi tetap dia adalah orang yg menjaganya sejak bayi. Jumali kaya raya, serba ada akan tetapi tetap menjadi tempat baru yg asing bagi Rosida.

Setelah minum obat Rosi kembali beristirahat, Jumali hanya masuk sebentar lalu kembali duduk di luar. Sore harinya Rosida sudah bisa bangun dan duduk di kursi ruang tengah, kondisinya sudah lebih segar.

Beberapa orang tetangga sibuk di dapur membuat persiapan jajanan yg akan dibawa besok. Rosida melintasi dapur menuju kamar mandi " Dicicipi kuenya mbak.....' sapa salah seorang dari mereka. " Iya mbok...nanti saja."

Malam tiba, hampir semua terlelap dlm tidurnya karena lelah yg melanda. Dua adiknya tidur di dipan ruang tengah, Kakaknya juga sudah pulang karena memang rumahnya tidak jauh jadi memilih tidur di rumahnya sendiri,besok pagi bisa kembali lagi meneruskan persiapan.

Rosi sudah berbaring di tempat tidur dg bantal guling pembatas antara dia dan suaminya. Berselimut rapat tanpa peduli orang yg duduk di sampingnya.

"Apa-apaan semua ini..?" tanya Jumali dg nada kesal sambil memindahkan guling penghalang dia dan Rosida ." Maaf Pak..aku masih belum siap untuk malam ini, aku ingin menenangkan diri, tolong jangan ganggu aku, tolong bersabarlah."

" Haaah... baiklah, aku akan bersabar, tidurlah!". Sahut Jumali beringsut dari duduknya lalu berbaring membelakangi tubuh Rosi yg tertutup rapat dg selimut.

Malam itu masih menjadi malam yg aman bagi Rosida karena Jumali sama sekali belum menyentuhnya.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Persiapan sudah selesai, semua kue terbungkus rapi dalam kotak-kotak hantaran. Buah-buahan tertata cantik di keranjang yg terbuat dari anyaman bambu dihiasi pita. Empat mobil juga sudah siap mengantar pengiring pengantin.

Rosida masih finishing riasan dan pakaian dalam kamar. Jumali keluar masuk kamar mengambil tas pakaian dan perlengkapan Rosida, dibantu Fadli adik Rosi dan menaruhnya dalam bagasi mobil.

Semua sudah masuk , pengiring juga sudah berada dalam mobil dan sopir menjalankan kemudinya.

Rosida berkebaya putih dg sanggul berhiaskan melati terjuntai dipundaknya, dipadu batik sarung berwarna coklat tua membuatnya terlihat cantik sempurna. Jumali masih tetap menggunakan jas hitamnya.

Mereka duduk berdampingan dlm sebuah mobil sedan Mercedes Benz yg dihiasi bunga dan pita pada pintu dan bagian depan mobil.

Berulangkali dia melirik Rosi , raut muka bahagia dan bangga terpancar dari wajah pria setengah baya itu . Rosi lebih banyak menunduk matanya tampak tak bahagia.

"Kamu baik-baik saja Ros ? "

" Iya Pak,... aku sehat "

Waktu menunjukkan pukul 14:00 WIB.

Suara sound system sayup terdengar, menandakan rumah Jumali sudah tidak jauh lagi. Mobil yg mereka tumpangi berjalan pelan mencari posisi parkir paling aman.

Satu persatu penumpang turun, sambil merapikan busana yg mereka kenakan, para wanita berbaris membawa serta hantaran masuk ke tenda perkawinan yg telah disediakan.

Rosida turun perlahan dibimbing Jumali keluar dari mobil. Mereka diarahkan ketua rombongan untuk berdiri pada posisi paling depan dari barisan pengiring.

Rombongan disambut dg suara host pemandu acara dan kelompok Hadrah ternama di Bangorejo dengan lagu khas penyambutan pengantin.

"Selamat datang kami ucapkan kepada rombongan pengantin, silahkan menempati tempat yg telah kami sediakan" suara host memandu acara. Semua peserta rombongan menepati tempat duduknya, begitu juga Rosida dan Jumali.

Acara penyambutan berjalan lancar dilanjutkan ceramah agama dan ditutup dengan doa. Kemudian hadirin dipersilahkan menyantap hidangan yg telah disediakan.

Rosida dan Jumali masih tak bergeming dari duduknya sambil berbincang dg beberapa tamu yg bersalaman mengucapkan selamat dan tak jarang beberapa teman berkelakar menggoda Jumali yg tdk menyandang duda lagi. Rosida hanya diam disampingnya, sesekali tersenyum tipis yg dipaksakan.

Rombongan pengiring pengantin sudah selesai bersantap, setelah itu mereka berpamitan, satu persatu mereka bersalaman dg Rosi dan Jumali. Air matanya menetes ketika bersalaman dengan Kakak dan kakak iparnya sebagai wakil dari orang tuanya dalam rombongan.

"Jaga dirimu baik-baik Ros, jadilah istri yg baik" nasehat kakaknya sambil memeluk Rosida yg menjawab dengan anggukan saja tanpa terucap sepatah katapun dari bibirnya yg masih memerah dg rona lipstick perias.

Barang-barang perlengkapan Rosida sudah dibawa ke kamar Jumali, para tamu juga sudah mulai sepi dari kursi hajatan. Penanggung jawab acara mulai menyingkirkan kursi dari tatanan semula menjadi tumpukan yg siap dibawa.

Catering juga sudah memindahkan sisa makanannya ke wadah-wadah milik tuan rumah. Suasana rumah besar itu kini sudah sedikit lengang. Tak ada pesta lanjutan.

Rosida bersalaman dengan Bu Nur ibu Jumali yg terbaring di sebuah kamar. " Buk...Ini Rosida istriku." Jumali memperkenalkannya. Bu Nur menatap sayu memandang wajah Rosi ," Cantik... tapi aku lebih suka Yanah."Rosida tersenyum mendengar kata-kata Bu Nur dalam hatinya bertanya "Siapa itu Yanah?"

"Ini Adikku Zarima, dia yg menemani ibuku disini, dan ini anaknya Salsha kelas 1 SD. Mereka semua duduk dalam kamar Bu Nur.

"Dua bulan ini Yanah tidak pernah datang lagi" Igauan Bu Nur yg membuat hati Jumali menjadi tidak nyaman karena ada Rosida.

Tanpa mempedulikan kalimat yg dilontarkan ibunya, sebentar kemudian Jumali mengajak Rosida berpamitan, " Buk, kami pamit dulu istirahat, kami lelah sekali." Bu Nur hanya mengangguk setuju.

Rosida diajak ke dalam sebuah kamar berukuran 7 x 5 meter seukuran separuh rumah miliknya. Ranjang besar, sebuah meja rias, sebuah almari pakaian, meja dan dua buah kursi tertata rapi didalamnya.

"Inilah kamarmu dan kamarku"

Rosida tersenyum " Dekorasi yg cantik"

"Mulai saat ini kamu tinggal disini bersamaku sebagai istriku." Jumali memegang tangan Rosida dengan lembut kemudian mengecup keningnya. Rosida pasrah, karena notabene dia sudah menjadi istri resminya, meskipun dalam hatinya menolak dan ingin lari.

Terpopuler

Comments

Whiteyellow

Whiteyellow

semangat

2021-03-24

2

RN

RN

nyicil baca nya kk

2021-03-20

1

Dinda Natalisa

Dinda Natalisa

Hai author aku mampir nih kasih like jangan lupa mampir di novel ku "menyimpan perasaan" mari saling mendukung.

2021-03-09

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Dia yang Pergi
2 Bab 2. Menurut
3 Bab 3. Diboyong
4 Bab 4. Tak berdaya
5 Bab 5. Dia Yanah
6 Bab 6. Lari
7 Bab 7. Membebaskan Diri
8 Bab 8. Bebas
9 Bab 9. Berbeda
10 Bab 10. Cinta Rama
11 Bab 11. Bertunanganlah
12 Bab 12. Menghapus
13 Bab 13. Limas Segitiga
14 Bab 14. Membujuk Bapak
15 Bab 15. Kereta
16 Bab 16. Jogja...I am Coming
17 Bab 17. Hari Pertama
18 Bab 18 . Hari kedua
19 Bab 19. Sepasang mata
20 Bab 20. Pramono
21 Bab 21. Oh Raditya...
22 Bab 22. Hujan bagi Gunung Merapi
23 Bab 23. Dicari Pram !
24 Bab 24. Diajak Pram
25 Bab 25. Kotak Baju
26 Bab 26. Ujian Seleksi.
27 Bab 27. Pram Mengajari Dita
28 Bab 28. Ditinggal bersama Pram.
29 Bab 29. Mencari Saudara
30 Bab 30. Mencari Alamat
31 Bab 31. Pengumuman Seleksi
32 Bab 32. Pindah
33 Bab 33. Penghasilan Tambahan
34 Bab 34. Kuliah Pertama
35 Bab 35. Papa anak-anak
36 Bab 36. Tertabrak
37 Bab 37. Kembali
38 Bab 38. Diantara Dua Pria
39 Bab 39. Harus Pulang Kampung
40 Bab 40. Pusara Ibu
41 Bab 41. Nilai Ujian
42 Bab 42. Pertunangan Bu Rahma
43 Bab 43. Seperti Mimpi
44 Bab 44. Mereka akan Datang
45 Bab 45. Menjaga Anak-anak
46 Bab 46. Aib Masa Lalu
47 Bab 47. Mediasi
48 Bab 48. Pernikahan Bu Rahma
49 Bab 49. Menyesuaikan Diri
50 Bab 50. Korban Gosip
51 Bab 51. Survei Kontrakan
52 Bab 52. Pamit
53 Bab 53. Menata
54 Bab 54. Tuyul
55 Bab 55. Pelaku
56 Bab 56. Kehawatiran
57 Bab 57. Cinta ??
58 Bab 58. Bimbang
59 Bab 59. Komitmen
60 Bab 60. Satu Langkah Maju
61 Bab 61. Mencari Buaya
62 Bab 62. Bertemu Buaya
63 Bab 63. Masuk IGD
64 Bab 64. Handphone
65 Bab 65. Biaya Perawatan
66 Bab 66. Pilihan Papa
67 Bab 67. Pilihan Mama
68 Bab 68. Syntia
69 Bab 69. Sikap Dingin
70 Bab 70. Wisuda Pram
71 Bab 71. Berpisah Sementara
72 Bab 72. Berpisah Selamanya
73 Bab 73. Mencoba Tegar
74 Bab 74. Menapaki Hari Baru
75 Bab 75. KKN
76 Bab 76. Lulus
77 Bab 77. Dipanggil Rektor
78 Bab 78. Anak Rektor
79 Bab 79. Revisi Lagi!
80 Bab 80. Rahasia Hati Arya
81 Bab 81. Aku ikut!
82 Bab 82. Saya Serius Pak!
83 Bab 83. Lamaran
84 Bab 84. I LOVE YOU
85 Bab 85. Wisuda S3
86 Bab 86. Akad Nikah
87 Penutup & Pengumuman
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Bab 1. Dia yang Pergi
2
Bab 2. Menurut
3
Bab 3. Diboyong
4
Bab 4. Tak berdaya
5
Bab 5. Dia Yanah
6
Bab 6. Lari
7
Bab 7. Membebaskan Diri
8
Bab 8. Bebas
9
Bab 9. Berbeda
10
Bab 10. Cinta Rama
11
Bab 11. Bertunanganlah
12
Bab 12. Menghapus
13
Bab 13. Limas Segitiga
14
Bab 14. Membujuk Bapak
15
Bab 15. Kereta
16
Bab 16. Jogja...I am Coming
17
Bab 17. Hari Pertama
18
Bab 18 . Hari kedua
19
Bab 19. Sepasang mata
20
Bab 20. Pramono
21
Bab 21. Oh Raditya...
22
Bab 22. Hujan bagi Gunung Merapi
23
Bab 23. Dicari Pram !
24
Bab 24. Diajak Pram
25
Bab 25. Kotak Baju
26
Bab 26. Ujian Seleksi.
27
Bab 27. Pram Mengajari Dita
28
Bab 28. Ditinggal bersama Pram.
29
Bab 29. Mencari Saudara
30
Bab 30. Mencari Alamat
31
Bab 31. Pengumuman Seleksi
32
Bab 32. Pindah
33
Bab 33. Penghasilan Tambahan
34
Bab 34. Kuliah Pertama
35
Bab 35. Papa anak-anak
36
Bab 36. Tertabrak
37
Bab 37. Kembali
38
Bab 38. Diantara Dua Pria
39
Bab 39. Harus Pulang Kampung
40
Bab 40. Pusara Ibu
41
Bab 41. Nilai Ujian
42
Bab 42. Pertunangan Bu Rahma
43
Bab 43. Seperti Mimpi
44
Bab 44. Mereka akan Datang
45
Bab 45. Menjaga Anak-anak
46
Bab 46. Aib Masa Lalu
47
Bab 47. Mediasi
48
Bab 48. Pernikahan Bu Rahma
49
Bab 49. Menyesuaikan Diri
50
Bab 50. Korban Gosip
51
Bab 51. Survei Kontrakan
52
Bab 52. Pamit
53
Bab 53. Menata
54
Bab 54. Tuyul
55
Bab 55. Pelaku
56
Bab 56. Kehawatiran
57
Bab 57. Cinta ??
58
Bab 58. Bimbang
59
Bab 59. Komitmen
60
Bab 60. Satu Langkah Maju
61
Bab 61. Mencari Buaya
62
Bab 62. Bertemu Buaya
63
Bab 63. Masuk IGD
64
Bab 64. Handphone
65
Bab 65. Biaya Perawatan
66
Bab 66. Pilihan Papa
67
Bab 67. Pilihan Mama
68
Bab 68. Syntia
69
Bab 69. Sikap Dingin
70
Bab 70. Wisuda Pram
71
Bab 71. Berpisah Sementara
72
Bab 72. Berpisah Selamanya
73
Bab 73. Mencoba Tegar
74
Bab 74. Menapaki Hari Baru
75
Bab 75. KKN
76
Bab 76. Lulus
77
Bab 77. Dipanggil Rektor
78
Bab 78. Anak Rektor
79
Bab 79. Revisi Lagi!
80
Bab 80. Rahasia Hati Arya
81
Bab 81. Aku ikut!
82
Bab 82. Saya Serius Pak!
83
Bab 83. Lamaran
84
Bab 84. I LOVE YOU
85
Bab 85. Wisuda S3
86
Bab 86. Akad Nikah
87
Penutup & Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!