Pritttttt!!!! suara pluit menandakan pertandingan telah usai, semua masih dalam posisinya. Sri terlihat menghitam karena oli. Ia pun masih terduduk di pundak Alex. Sembari meminta agar diturunkan, Sri tampak kesal karena ia kalah lomba gara-gara Alex. "Hah sial aku kalah kali ini, semua gara-gara kau" seru Sri. Alex tampak enggan menurunkan Sri dari atas pundaknya. "Heh, turunkan aku" tegas Sri.
Di sisi lain, Kristina mendapatkan juara II dalam lomba silat. Sedangkan Sinta tentu saja juara I di babak pertama. Mereka berdua masuk babak semi final. Kedua gadis ini kaget mendengar cerita Sri, yang tidak mendapatkan juara. Padahal hanya lomba olahraga hiburan saja. Sebab mereka tahu seperti apa temannya ini, kalau urusan lomba.
"Kenapa elo bisa dipasangkan sama si Alex sih" tanya Kristina padanya antusias. "Mana gue tahu, gue aja kaget" kata Sri bermalas-malasan, karena lelah bercampur kesal. Ia lalu leyeh-leyeh di meja kantin.
"Oh jadi ini alasan elo ga mau, ikut tanding silat" tuduh Sinta padanya. "Maksudnya, justru gua menghindari dia, makanya gua ga ikut tanding silat" celetuk Sri membela diri. "Lho kenapa begitu" ujar kedua temannya bersamaan. Sri yang malas meladeni, hanya menjawab singkat. "Au ah, gelap" katanya.
Kampus telah sepi, bagi mahasiswa yang menang pertandingan masih berlanjut hingga babak final. Sementara mahasiswa yang gagal, hanya menjadi pendukung sampai final. Puncak acara pada tanggal 20 Agustus, dan langsung prosesi penyerahan hadiah.
Hari kedua, Sri memilih bermalas-malasan di kamarnya. "Ga kuliah Sri" tanya ibunya sambil mengetuk pintu. "Enggak buk, libur panjang" sahut Sri sembari bermain medsos di atas kasur. Ia masih malas ke kampus, walau sebenarnya ia ingin mendukung dua temannya.
Ia malas melihat pria bernama Alex itu. Tapi di sisi lain, sejatinya ia hanya menghindar dari hatinya yang berontak setiap Alex menyentuhnya.
Di kampus, Alex seperti orang kebingungan, tak melihat pujaan hatinya sekaligus pelipur laranya. "Nyari apa elo Lex" tanya teman-temannya. Mereka heran Alex dari tadi clingak-clinguk kayak monyet nyari pisang.
"Kagak" sahutnya singkat. "Ya udah duduk aja, kita nonton Kristina sambil menikmati body aduhainya" ajak teman lainnya. Alex hanya melirik risih, lalu pergi. "Brakkkkk" Alex menabrak seseorang.
"Aduhhh, kalau jalan pake mata donk" kata Sinta yang bukunya telah berserakan. Sontak Alex meminta maaf, dan membantu Sinta memungut buku. Mereka berdua sama-sama berdiri.
Sinta terpaku melihat ketampanan Alex di depannya. "Eh minta nomor telpon donk" kata Alex membuyarkan lamunan gadis berkacamata itu. "Hah! wah kok cepet sekali pergerakannya" batin Sinta.
"Nomorku" tanyanya. "Bukan nomor temen elo, si Sri" jawab Alex, membuat Sinta kesal sejenak. "Ngapain elo minta nomor dia, Sri ga tertarik sama tipe playboy kayak elo" ujar Sinta lalu berusaha meninggalkan Alex.
Sambil berjalan, Alex terus memohon dan meyakinkan Sinta, bahwa ia ada keperluan penting dengan Sri. Apalagi Sri adalah Korti di kelas, dan Alex adalah ketua senat sehingga perlu komunikasi. Akhirnya karena bujukan Alex, Sinta memberikan nomor Sri.
Tapi Alex berpesan, agar itu dirahasiakan. Sinta pun melanjutkan lombanya. Seketika Alex sumeringah, senyum manis Alex tak pudar dari wajahnya. Ia mendapatkan nomor Sri, wanita yang belakangan menganggu tidurnya.
"Kringggg" panggilan masuk menggangu fokus Sri yang sedang menonton video BTS di medsos. Seketika ia mereject nomor tak dikenal itu. "Sial ganggu aja sih!" batinnya. Kembali nomor yang sama menelpon, dan sampai 5 kali baru diangkatnya.
"Hallo!" jawab Sri dengan kasar. "Hai Srikandi, apa kabar" sahut Alex menggoda. Sri nampak kesal, ia tahu julukan itu dan paham sekali suara pria di telpon itu. "Apa! ngapain" tanyanya ketus. "Kangen" jawab Alex berhasil membuat Sri gelagapan. Sri langsung menutup sepihak teleponnya.
Alex senang, karena bisa mendengar suara gadis, yang tanpa sadar telah memporak-porandakan hatinya. Bertahun-tahun ia dikejar banyak wanita, tetapi tidak ada yang nyangkut di hatinya.
Baginya, mereka semua mainstream, hanya menyukai Alex karena ganteng, kaya, dan berkuasa. Ia merasa tertantang menaklukkan Sri, dan heran kenapa gadis ini tidak menyukainya. Seperti gadis-gadis lainnya yang tergila-gila dengan Alex.
Di sisi lain, Sri dengan rumah sederhana dan hidup seadanya, memang tidak mau pacaran. Karena ingin fokus kuliah, dan tamat lalu mendapatkan pekerjaan yang meringankan beban orang tuanya.
Ayahnya hanya pegawai biasa di toko alat tulis, dan ibunya seorang guru honorer. Hari kian sore, Alex memilih mengajak salah satu sahabatnya bernama Doni nongkrong di kafe.
"Don elo kan punya pacar, kasi tips donk buat naklukin hati cewek" kata Alex tanpa basa-basi. Doni terkesiap, ia kaget karena tumben sahabatnya itu bertanya demikian.
"Elo ga salah minum obat kan Lex, gua pikir selama ini elo itu suka sesama jenis" kata Doni sembari ngakak. "Sial elo, gua ini pejantan tangguh. Udah deh cepet kasi tipsnya" kata Alex sembari menyeruput es kopinya.
Doni penasaran, siapa wanita yang bisa menaklukkan hati sahabatnya yang dingin itu. Ia tidak mau memberikan tips, kalau Alex tidak jujur. Terpaksa Alex jujur, dan mengatakan wanita itu adalah Sri. Doni tak kalah kaget, ia menaruh minumannya. "Ga salah elo? si preman kampus itu" tanyanya antusias.
Alex mengangguk polos seperti anak anjing yang imut. Doni bisa melihat pancaran cinta di mata sahabatnya itu. "Jadi ini yang buat si Alex kayak cacing kepanasan, dari beberapa waktu lalu" batinnya.
"Elo penasaran kali Lex" tanya Doni memastikan. "Kagaklah, gue serius" jawab Alex menegaskan. "Wah ga nyangka, pria paling populer di kampus, takluk sama cewek preman Hahahaha" ejek Doni.
"Sialan elo" balas Alex sambil menjitak kepala Doni. Pletak! Doni pun meringis, lupa kalau sahabatnya ini adalah pesilat. "Oke, elo uda nyatain cinta belum ke doi" tanya Doni lagi. "Belum" jawab Alex menggeleng. "Ya ampun, lambat banget sih" ejeknya.
Alex menjelaskan, bahwa Sri sangat galak, dan masih belum mengetahui Alex suka padanya. Ia takut kalau nembak sekarang, ditolak mentah-mentah. "Ya udah pepet terus, ibarat layangan lu tarik terus lu ulur deh" suruh Doni. Obrolan para pria ini pun berlanjut sampai malam.
Sampai di kosan elitnya, Alex rebahan sejenak melihat langit-langit kamar, lalu tersenyum memikirkan wajah Sri. Pipinya yang memerah dan bibir tebalnya, berhasil membuat Alex tak bisa tenang dalam bermimpi beberapa hari belakangan. Mimpinya hanya berisi Sri seorang.
Sementara itu, Sri juga akhirnya memiliki mata panda, karena tak bisa tidur memikirkan sikap Alex yang terus mendekatinya. Bagai batu ditetesi air, lama-lama ada perasaan suka atas perlakuan Alex.
Walau mulutnya menolak. Tapi hatinya dan tubuhnya berkata beda, membuatnya sulit tidur sejak diganggu Alex.
Mereka berdua jatuh dalam jeratan cinta, jeratan dua hati yang ingin saling memiliki satu sama lain. Namun mereka belum sadar, karena ego dan gengsi masih menyelimuti.
...****************...
Jangan Lupa VOTE ya! ❤️👍🔥🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
fidivrotary
cie yg mulai falling in love...😘😘
2021-01-03
3
Lilis Nurhayati
jd penasaran SM visual nya Sri
2020-12-26
3