Gadis Perkasa Dan Pria Penguasa
Seperti biasa, Sri mulai bosan dengan kegiatan kuliah. Mahasiswi semester lima Jurusan Sastra Inggris ini, memilih mengajak gengnya ke kantin. Mumpung dosen tidak datang.
"Gaess, ayok gas ngapelin Bu Inah" ajak Sri, sembari mengalungkan tas karung. Sinta yang polos, langsung bangkit dari kursi. Kristina juga berjalan sambil tetap menelpon pacarnya.
"Yang aku ke kantin dulu yah, bye muachhhhhh!" kata Kristina lalu mencium handphonenya.
Hal itu selalu berhasil membuat Sri bergidik ngeri, dan mual seketika. Maklum, gadis 21 tahun ini belum pernah mengecap yang namanya pacaran, bahkan ciuman seumur hidupnya.
"Biasa aja kali lihatnya Sri! makanya kamu cari pacar gih, biar ga uring-uringan terus" celetuk Kristina mengejek. "Males" sahut Sri singkat.
Sampailah mereka di kantin. Seperti biasa, kantin selalu ramai dan sesak. Namun kedatangan Sri and the geng selalu menjadi fenomena.
Maklum saja, geng ini cukup terkenal di kampus negeri ternama di Bali itu. Khususnya di Jurusan Sastra Inggris, Fakultas Sastra dan Bahasa.
Sri adalah koordinator tingkatan yang galak dan jago silat. Sinta merupakan mahasiswa dengan IPK sempurna, dan selalu mendapat beasiswa. Sementara Kristina, adalah gadis cantik bertubuh bohai idaman semua pria.
Bahkan pria fakultas lain, kerap datang ke fakultas mereka hanya untuk melihat Kristina. Melihat langsung, seperti apa tampang asli gadis fenomenal yang seksi itu.
"Cuit-cuit!"para pria menyoraki kedatangan Kristina dengan antusias. Mata mereka tak lepas dari ketiga gadis ini. Brak! Sri memukul meja, membuat hayalan para pria buyar. Hayalan mesum melihat padatnya pantat Kristina, hehe.
Para pria ini bergidik ngeri, melihat tangan Sri yang menggebrak meja. Tangan juara silat Bakti Negara dalam semua kejurnas. Walau tangganya kecil, putih dan mulus.
Tapi berhasil membuat para pria mati kutu. Masih di posisi yang sama, Alex sang penguasa tersohor dari Jurusan Antropologi juga datang ke kantin. Kali ini, para wanita yang tersipu melihat sosok pria berdada bidang dengan tinggi 175 cm itu.
Garis wajah sempurna, dengan rahang tajam, hidung mancung, dihiasi bibir tipis berwarna peach. Kian membuat batin para gadis meronta-ronta. Pesonanya mampu menyihir gadis seisi kampus.
Tapi tidak dengan Sri, ia sama sekali tak meliriknya. "Ada apa nona" kata Alex menggoda dan berdiri di belakang Sri. Gadis dengan kuncir kuda itu, menoleh dan mengepalkan tangannya. "Bukan urusanmu" tegas Sri lalu berjalan.
Bruakkk! Sri terjatuh di lantai, karena kakinya keslimpet kaki Alex. "Ups, hati-hati nona, kalau jalan pake mata donk" ejek Alex lalu duduk di kursi. Sri meringis, namun tetap sombong dan menoleh Alex dengan dingin.
Semua orang tertawa di kantin, namun Kristina dan Sinta segera beranjak mendekati sahabatnya. Sri kemudian bangun, lalu menepuk-nepuk jaket jeansnya, sembari melototi Alex.
"Dasar bodoh, jalan ya pake kaki bukan mata, awas kau ya. Tunggu pembalasanku" kata Sri mengepalkan tangannya tanda perang dimulai. Alex tersenyum simpul, lalu duduk bersama para pria yang tadi diancam Sri.
Mereka adalah geng senat. Maklum saja, Alex adalah ketua senat sekaligus aktivis kampus plat merah itu. Sehingga temannya adalah mahasiswa lawas, dan juga berpengaruh di kampus.
"Sialan" pekik Sri kesal sambil masih menepuk jaketnya. Sesekali ia melihat ke arah Alex. Kedua sahabatnya, hanya bisa menenangkan Sri. Mereka tahu, jika Sri telah menantang seseorang.
Maka itu pasti serius, dan orang tersebut akan jadi bidikannya sampai benar-benar hancur.
Pesanan makanan merek datang. Mie goreng, susu, dan es teh manis, tersaji di atas meja. Dengan lahap Sri dan kedua temannya makan. Di ujung sana, Alex sesekali melirik gadis tomboi itu.
Tanpa sadar, senyum mengembang dari bibir tipisnya yang seksi. Sudah lama ia memerhatikan Sri, dan menaruh rasa dalam diam.
"Cakep kan bro" ujar seorang teman Alex, membuyarkan curi-curi pandangnya. Alex gelagapan, takut temannya tahu ia memandang Sri. "Siapa yang cakep" tanya Alex.
"Ya Kristina lah, siapa lagi diantara mereka yang cakep bak bidadari" sahut temannya itu. Alex hanya tersenyum simpul, dan melanjutkan makan siangnya.
"Sial aku makan kebanyakan, mataku ngantuk sekali" Sri mengeluh pada Sinta. Dosen Kemahiran Bahasa Inggris sedang mengajar di depan kelas. Tapi Sri merasa, Ibu dosen itu sedang meninabobokan dirinya.
Berkali-kali ia berusaha membuka mata, namun rasanya ada batu besar yang membuat matanya berat dibuka.
"Buk permisi sebentar, saya mau ke toilet" kata Sri meminta izin. Sampai di toilet, ia mencuci wajahnya. Menepuk-nepuk dan menamparnya agar sadar.
Ia menyesal memesan mie goreng dan susu. Ia lupa susu kerap membuatnya mengantuk. Setelah mengelap wajahnya dengan tisu, Sri mengeluarkan bedak tabur dan lipgloss.
"Pakai make-up juga ya, aku kira cewek tomboi kayak kamu enggak suka makan bedak, eh pakai bedak maksudnya" ucapan pria mengagetkan Sri.
Alex terlihat membuka pintu salah satu kamar mandi. Maklum karena kampus negeri, kamar mandinya campur antara pria dan wanita. Sri terkejut, dan segera memasukan bedak dan lipglossnya ke dalam tas.
"Aku wanita jelas wajar pakai make-up. Tapi kamu, kamu kan pria" ucap Sri mengejek. "Trus" balas Alex mendekati Sri. Ia berjalan mundur, sementara Alex terus maju.
"Pria kok bibirnya berwarna peach" kata Sri dengan nada tinggi tapi bergetar. Sri mengejek, bahwa Alex layaknya para benc*** yang memiliki bibir berwarna.
Sontak tangan Sri ditarik Alex dan badannya dilempar lalu dihimpit ke tembok. "Kurang ajar, lepaskan aku" Sri melawan dan berontak. Namun ia kalah kuat dengan pria, yang juga jago bela diri ini. Alex mengunci badan Sri.
Dengan paksa ia mencium bibir Sri, dan berusaha memasukkan lidahnya. Sri menutup mulutnya rapat-rapat, sambil berontak. Akhirnya ia mendapatkan selah, dan mendorong tubuh Alex.
"Kurang ajar" pekik Sri lagi. Sembari hendak menampar Alex. Namun tangannya ditangkap, dan kembali dikunci. Lalu Alex menarik tubuh Sri mendekat ke tubuhnya. Sampai wajah mereka hanya berjarak satu centimeter.
"Bagaimana rasa bibirku? apakah ada rasa atau aroma lipstik di sana" ucap Alex membuat wajah Sri merah padam. Ia memalingkan wajahnya dan terus berontak.
"Jika kau berani mengatakan aku pria benc*** lagi, bukan hanya bibirmu saja. Tetapi tubuhmu juga akan aku makan," katanya serius lalu melepaskan tangan Sri.
Deg! Jantung Sri bergemuruh bak genderang perang. Hatinya terasa akan melompat keluar dari dadanya. Ia mengipasi wajahnya, kepanasan dengan adegan dewasa tadi.
Sementara Alex berlalu pergi. Ia keluar dari toilet sambil memegang bibirnya dan tersenyum simpul. Belum pernah ia merasakan sensasi bibir, yang begitu menyengat seperti itu.
Lembut, tebal, manis, dan sangat menggairahkan. Padahal Sri belum memakai lipglossnya. Tapi kelembaban bibirnya sangat baik, tidak kering sama sekali.
Sri kembali ke kelas, wajahnya bak zombi tanpa make-up karena kulit aslinya putih. "Kamu kenapa, kamu sakit" Sinta bertanya melihat Sri di sebelahnya. Sri terdiam, terpaku tak bisa melupakan kejadian tadi begitu saja.
Ia benar-benar syok, ciuman pertamanya diambil oleh pria yang dianggapnya paling menyebalkan di kampus. Ia memegang bibir tebalnya. Kata orang-orang bibirnya kerap disamakan dengan bibir Angelina Jolie.
"Aaaaaaaaa tidakkkkkkk" teriak Sri membuat seisi ruangan menoleh ke arahnya. Tak terkecuali Ibu dosen killer. "Ma... maaf" kata Sri pelan, setelah sadar semua orang melihatnya.
Kristina dan Sinta terus tersenyum. Mereka lucu melihat Sri yang uring-uringan, karena hukuman dari sang dosen killer. Ia harus menyalin dan meringkas sebuah buku mata kuliah. Salinan itu harus selesai dalam waktu dua hari. Sri kesal dan memanyunkan bibirnya seperti bebek.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
Laksmi Amik
tumben namanya sri,biasanya kalo di novel namanya keren2 hehe
2022-10-23
0
Alya Yuni
Goblok si Sri katanya juara tpi di ciumi si Alex makanya jdi prmpuan jngn brlbihan klo gk bisa lwan
2022-10-23
0
Alya Yuni
Katanya juara silat npa gk lawan aja
samakn dsar cewek bodoh mau di prmalukn
2022-10-23
0