Saat bel istirahat berbunyi, Vandra melihat Mia yang buru buru keluar kelas.
Pasti mau ke perpus, Vandra tersenyum tipis dan langsung bangkit dari duduknya.
"Ikut aku ke perpus, Don," perintah Vandra sambil melangkah santai keluar kelas.
"Vandra, ke kantin yok," ajak Eri yang sudah berdiri di depan pintu kelasnya bersama Toni dan Aldi.
"Nanti aja. Sekarang ikut aku ke perpus," kata Vandra masih dengan nada memerintah.
"Lah, ngapain ke perpus. Kurang kerjaan aja," tolak Eri langsung. Sementara Aldi dan Toni menatap Vandra aneh.
Vandra ga peduli. Dia tetap melangkahkan kakinya ke perpus.
"Sesekali baca buku, Er. Biar pintar," kata Doni sambil melangkahkan kakinya mengikuti Vandra.
Toni dan Aldy hanya nyengir mendengar sindiran Doni pada Eri.
"Sialan," maki Eri kesal.
"Ada yang aneh. Si Doni kan alergi buku," tukas Aldi heran.
"Dia pernah bilang kalo badannya gatal gatal kalo pegang buku. Ni malah mau pergi ke sarang tumpukan buku," lanjut Toni sambil berkacak pinggang.
"Apa kita ikutin Vandra aja. Siapa tau dia ada maksud laen," kata Aldi akhirnya dan tanpa menunggu jawaban, dia langsung beranjak menyusul Vandra.
"Tunggu woi," seru Eri dan Toni bareng ikut menyusul Aldi.
Hati Vandra panas melihat Mia yang duduk berdekatan dengan Arif. Ternyata benar kata Doni.
Apa mereka pacaran?
Saat melewati Mia, Vandra sengaja mengalihkan tatapannya ke bagian dalam perpus. Dia dapat merasakan kalo Mia sedang menatapnya.
Bodo amat.
Vandra menyibukkan dirinya mencari famplet kampus yang dia inginkan. Sementara teman temannya hanya duduk sambil mengamati seisi perpus yang lengang. Beberapa pengunjung menatap mereka aneh. Soalnya mereka bintang basket sekolah. Selain tinggi mereka juga keren. Ngapain ke perpus, biasanya ke lapangan maen basket, gitu pikir mereka.
"Ni baca famplet buat kuliah besok." Vandra membagi bagikan fanplet pada teman temannya
Vandra langsung duduk membaca bentar fampletnya. Teman temannya memandang Vandra dengan aneh. Lalu pura pura ikutan serius membaca famplet. Padahal hanya sekedar membolak balik aja.
Vandra melirik Mia yang juga sedang melihatnya. Lalu gadis itu mengalihkan pandangannya ke arah Arif yang mengajaknya mengobrol.
Perasaan Vandra seperti mengatakan kalo Mia merasa terganggu dengan Arif. Memang yang sok asik mengobrol itu sepertinya hanya Arif, Mia lebih banyak tersenyum.dan menjawab singkat. Tapi apa mungkin benar perasaannya. Sementara hatinya semakin terasa panas. Tanpa sadar Vandra membuang nafas kasar.
"Kenapa lu?" tanya Aldi kaget melihat Vandra yang tiba tiba berdiri.
"Kantin yok," titah Vandra sambil mengumpulkan famplet teman temannya.
"Aku baru mau baca," protes Tony kesal karena fampletnya langsung ditarik dari tangannya oleh Vandra.
"Aku ikut kantin. Pusing aku lama di perpus," jawab Eri langsung berdiri.
Toni yang tadi menatap Vandra kesal kini mengalihkan pandangan jengkelnya pada Eri.
"Madesu sih lu," sarkas Toni sambil ikut berdiri.
"Apaan tu?" tanya Eri ga ngerti, sementara yang lainnya udah pada senyum senyum.
"Masa depan suram," tukas Doni sambil melangkah cepat keluar perpus, soalnya dia udah ga tahan nahan ketawa lagi.
Vandra melewati Mia tanpa melihat gadis itu. Hatinya benar benar panas rasanya saat ini, takutnya nanti dia tidak bisa memgontrol kemarahannya.
Aldi, Toni dan Eri yang sudah berada di luar langsung menumpahkan tawa mereka di depan Eri yang menghentakkan kakinya karena kesal.
"Sialan," makinya ga henti.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 238 Episodes
Comments
Nikodemus Yudho Sulistyo
ANGKARAMURKA dan PENDEKAR TOPENG SERIBU baru sempat mampir 🙏🏻🙏🏻
2021-11-06
1
Sopi_sopiah
hadir thor
2021-11-06
1
Miracle Tree
sementara
2021-11-05
1