EPISODE 3 SEMAKIN CINTA

Menjalani hubungan rumah tangga memang tidak selalu mulus, ada kalanya akan menemui masalah, menghadapi godaan pernikahan tidak semudah yang dibayangkan, salah satunya adalah godaan perselingkuhan dalam pernikahan.

Inilah yang aku alami sekarang, semakin lama aku semakin cinta kepada mas Teguh.

Bahkan sekarang aku tidur larut malam untuk sekedar chat WA dengan mas Teguh, bahkan saat aku tidur di samping suamiku, aku berani Chat dengan mas Teguh.

Pada waktu itu pukul 22.00 Malam.

Aku Chat mas Teguh....

Aku : Mas.

Mas Teguh : Iya sayang.

Aku : Belum tidur ?

Mas Teguh : Belum Sayang, kamu juga belum tidur?

Aku : Belum Mas.

Mas Teguh : Video call Yuk?

Aku : Ada suamiku tidur di sampingku Mas.

Mas Teguh : Chat nggak ketahuan?

Aku : Nggak Mas, sudah tidur suamiku Mas.

Mas Teguh : Habis ngapain?

Aku : Kenapa? cemburu ya ?

Mas Teguh : Iya Sayang.

Aku : Nggak kok, aku sudah bosan punya Suami.

Mas Teguh : Punya siapa yang nggak bosan?

Aku : Punya kamu.

Mas Teguh : Nanti sama aku bosan juga.

Aku : Nggak lah Mas, aku merasa nyaman sama kamu.

Mas Teguh : Iya kah?

Aku : Iya, sudah ayuk tidur.

Mas Teguh : Iya sayang, selamat tidur semoga mimpi aku.

Begitulah isi Chat aku dengan mas Teguh, tidak lupa aku langsung hapus Chat WA nya.

Hari demi hari aku lalui, tidak terasa hubunganku dengan mas Teguh sudah berjalan tiga bulan. Dan selama itu pula suamiku tidak mengetahui hubungan gelap ku dengan mas Teguh.

Suatu pagi yang dingin kebetulan pagi itu hujan.

Sekitar pukul 09.00 Pagi.

Mas Teguh chat aku....

Mas Teguh : Dik.

Aku : Iya.

Mas Teguh : Ada dimana?

Aku : Di rumah.

Mas Teguh : OTW

Tak berselang lama terdengar ketukan pintu rumahku.

Tok...Tok...Tok...

Aku pun bergegas membuka pintu...

"Mas Teguh, masuk Mas," ucapku mempersilahkan mas Teguh masuk.

Kemudian Mas Teguh masuk dan menutup pintu rumahku, setelah itu kami duduk berdekatan di ruang tamu, tangannya menggenggam tanganku, dan saat mas Teguh akan mencium ku.

Tiba-tiba terdengar ketukan pintu rumahku.

Tok...Tok...Tok...

Sontak kami berdua kaget, spontan mas Teguh bergegas pindah tempat duduk sedikit menjauh dari dari ku, aku pun beranjak untuk membuka pintu.

Setelah pintu aku buka...

"Oh Bu Susi," ucapku melihat Bu Susi berdiri di depan pintu rumahku.

"Bu Restu, saya mau pinjam cetakan kue," ujar Bu Susi.

"Oh iya, silahkan masuk dulu Bu." Aku menyuruh Bu Susi masuk.

"Tidak usah biar disini saja," ucap Bu Susi sembari menatap mas Teguh yang duduk di kursi ruang tamuku.

Lalu aku ke dapur untuk mengambil cetakan kue, setelah itu aku kembali ke ruang tamu untuk menyerahkan cetakan kue kepada Bu Susi...

"Mau bikin kue ya Bu?" tanyaku sembari menyerahkan cetakan kue kepada Bu Susi.

"Iya Bu, hujan-hujan pengin yang hangat-hangat," ucap Bu Susi sembari tersenyum kepadaku.

Aku menyadari Bu Susi pasti akan menceritakan kepada suamiku atau kepada tetangga yang lain kalau ada tamu di rumahku, tapi aku tidak memperdulikan itu, aku sudah mempersiapkan jurus seribu alasan.

Setelah Bu Susi pergi....

Aku pun duduk di samping mas Teguh.

"Siapa itu sayang?" tanya mas Teguh kepadaku.

"Itu ratu gosip," jawabku singkat.

"Tidak apa-apa kan Say?" tanya mas Teguh khawatir.

"Santai aja Mas sayang," ucapku dengan tenang.

Mendengar jawabanku, mas Teguh kembali beranjak pindah duduk ke sampingku lagi.

Setan sudah menguasai kita berdua, dalam keadaan suasana dingin karena di luar sedang hujan.

Kami melakukannya di ruang tamu.

Hampir 30 menit di ruang tamu, lalu mas Teguh mengajakku ke kamar.

Aku mengikuti ajakan mas Teguh, pikiranku sudah tidak karuan, aku sudah tidak memperdulikan siapa aku, hawa nafsu sudah menguasai diriku.

Tidak terasa Jam menunjukkan pukul 11.00 Siang.

"Mas, sebentar lagi suamiku pulang," ucapku kepada mas Teguh yang berbaring di sampingku.

"Oh iya sayang, aku pulang dulu ya," ujar mas Teguh sembari memasang bajunya yang berserakan di lantai.

"Iya Mas," ucapku sambil melihat mas Teguh yang sibuk memasang bajunya.

Tidak lupa sebelum pulang mas Teguh selalu mencium keningku, kemudian mas Teguh pergi dari rumahku.

Benar saja, 10 menit setelah mas Teguh pulang, terdengar ketukan pintu rumahku.

Tok...Tok...Tok.

Dik....Dik.

Terdengar suara suamiku memanggilku.

"Untung saja pikirku" Gumam ku dalam hati.

Lalu aku bergegas membuka pintu...

"Mas tadi hujan dimana, aku khawatir," ucapku menatap wajah suamiku.

"Ada di pangkalan Dik, mau pulang lupa aku nggak bawa jas hujan," ujarnya sembari masuk ke dalam rumah.

"Taruh dalam jok motor jas hujannya Mas, sekarang musim hujan," ucapku dengan tegas.

Saat Suamiku ke kamar aku tersentak, aku lupa merapikan tempat tidur

"Mati aku." Gumam ku dalam hati.

"Berantakan sekali kasurnya Dik," ujar suamiku melihat ranjang di kamar yang berantakan.

"Aku tidur Mas," jawabku dengan gugup.

"Tidur bagaimana sampai seperti ini," ucap suamiku keheranan.

"Nggak tau Mas, enak banget tidurku Mas," ucapku yang sudah gugup dan takut.

Tanpa sepatah katapun, suamiku merebahkan tubuhnya di atas ranjang.

Tak berselang lama terdengar ketukan pintu rumahku.

Tok....Tok....Tok.

"Bu Restu." Suara Bu Susi memanggilku.

Aku segera membuka pintu....

"Bu Susi," ucapku.

"Mau mengembalikan cetakan kue Bu," kata Bu Susi sembari menyodorkan cetakan kue kepadaku.

"Sudah selesai Bu?" tanyaku mengambil cetakan kue dari tangan Bu Susi.

"Iya Bu, terima kasih ya Bu," kata Bu Susi.

"Iya Bu Susi," ucapku singkat.

"Sudah pulang tamunya Bu?" tanya Bu Susi dengan suara agak keras sembari melihat ke ruang tamu rumahku.

"Sudah tadi Bu Susi, nagih cicilan motor Bu, sudah 3 bulan saya telat," jawabku kepada Bu Susi.

"Oh..." ucap Bu Susi singkat.

"Biasalah Bu, penagih kalau belum bayar hampir tiap hari datang," ucapku kepada Bu Susi.

"Iya bener Bu," ujar Bu Susi.

"Mari masuk dulu Bu," pintaku kepada Bu Susi.

"Masih ada kerjaan di rumah, terima kasih ya Bu Restu," ujar Bu Susi.

"Sama-Sama Bu." ucapku.

Kemudian Bu Susi pergi dari depan rumahku, syukurlah suamiku tertidur pulas, jadi tidak mendengar percakapan ku dengan Bu Susi.

Aku harus mengatakan pada suamiku kalau mas Teguh datang, sebelum Bu Susi mengatakan terlebih dahulu kepada suamiku.

Pada malam harinya....

Sekitar pukul 19.00 Malam, aku makan malam bersama suamiku...

"Mas, tadi pagi Bank nya datang lagi," ujar ku kepada suamiku.

"Apa katanya Dik?" tanya suamiku dengan suara beratnya.

"Ya biasa Mas, tanya kapan mau bayar," jawabku singkat.

"Kamu jawab apa Dik?" tanya suamiku lagi.

"Aku bilang belum punya uang Mas, dia kesini terus memang di suruh kantor katanya Mas," ujar ku menatap wajah suamiku yang sedang menyantap makanan.

"Ya memang begitu tugasnya Dik," ucap suamiku dengan tenang.

"Awas kamu suka sama dia ya Dik," ujar suamiku sembari melirik ke arahku.

Ternyata Suamiku punya kekhawatiran aku suka sama mas Teguh, aku sungguh berdosa telah mengkhianati suamiku yang begitu baik kepadaku, tanpa dia sadari aku dan mas Teguh sudah saling mencintai.

Pada malam harinya....

Sekitar pukul 23.00 Malam, aku tidak bisa tidur, aku selalu memikirkan apa yang telah aku lakukan, istri macam apa aku ini, kurangnya apa suamiku, bahkan suamiku tidak mencurigai aku sama sekali, dia tetap baik dan perhatian kepadaku.

Ingin rasanya aku mengakhiri ini semua, tetapi aku selalu memikirkan mas Teguh, aku begitu mencintainya, aku mencoba melupakannya, tapi tidak bisa.

Mas Teguh memang lebih ganteng dari suamiku, dia lebih gagah dan lebih tinggi, ini yang membuatku sulit untuk melupakannya.

Aku bahagia bisa kenal dengan mas Teguh, tetapi disisi lain aku juga khawatir jika hubunganku di ketahui oleh suamiku, aku bingung apa yang harus aku lakukan.

BERSAMBUNG KE EPISODE 4

Terpopuler

Comments

HELM KUNING

HELM KUNING

jangan kasih istri terlalu sering main HP

2020-11-23

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!