Hari berganti begitu cepet tidak terasa satu Minggu sudah berlalau, Alantta tengah memasukan beberapa bajunya kedalam tas. Malam ini setelah pulang dari kantor ia akan langsung berangkat ke Bandung.
Dia sudah mengabari orang tuanya tadi malam, hanya saja dari semalam ia tidak bisa menghubungi Ariel dia merasa cemas, karena tidak biasanya Ariel seperti ini.
Alantta duduk di atas kasur ia meraih ponselnya yang ada di atas nakas tangan nya mulai mengirim pesan untuk laki-laki itu.
Meskipun Minggu lalu ia sudah memberi tau Ariel, tapi setidaknya ia harus memberi kabar pada laki-laki itu atas keberangkatannya malam ini.
***
Alantta berjalan memasuki ruangan Rendra dengan beberapa berkas di tangannya.
"Tuan. ini berkas-berkas yang belum Anda tandatangani" Alantta meletakkan berkas-berkas itu di atas meja.
"Dan rekapan Data projek dengan PT.Mutiara Permai sudah saya kirimkan Email nya ke anda Tuan" sambungnya
Rendra menghentikan aktivitas nya.
"Baik Akan aku lihat nanti." laki-laki itu menatap Alantta "Dan aku ingin kau mengatur kembali pertemuan dengan Tuan Handoko Minggu depan" Handoko adalah CEO dari PT.Mutiara Permai.
"Baik Tuan. Akan saya atur" jawab Alantta lugas.
"Bagaimana dengan PT.Global Group ? Tuan Giovani sudah beberapa kali meminta untuk bisa bertemu dengan Anda" lanjut perempuan itu.
Rendra membuang nafas kasar.
"Aku sama sekali tidak tertarik untuk bekerjasama dengan Giovani"
"Dunia bisnisnya cukup kotor. beberapa investor juga sudah tau kelicikan dia" sambung Rendra.
Laki-laki itu menatap Alantta dan kembali berucap. "Bagaimana keberangkatan mu keBandung . Apa kau akan mengendarai mobil sendiri kesana ?"
"Saya akan berangkat setelah pulang dari kantor Tuan, dan saya akan menaiki Bus saja"
"Baiklah, setelah pulang dari kantor aku akan mengantarmu ke terminal" ucap Rendra. "Sebagai ucapan terimakasih karena Minggu lalu kamu sudah mau membantuku untuk menghandle mamah"
Alantta tersenyum menatap Rendra, laki-laki berwajah tampan dan memiliki segalanya itu terkenal sangat kaku dan bersifat dingin. Tapi hanya dengan orang-orang tertentu pria itu menunjukan sifat hangatnya. Alantta bersyukur karena sekarang Rendra sudah bisa mencairkan sedikit sifat dinginnya pada Alantta, laki-laki itu sekarang bisa menjadi dirinya sendiri di depannya.
"Baiklah Tuan, saya dengan senang hati menerima tawaran anda"
***
Rendra keluar dari dalam mobil ketika melihat Alantta keluar dari gedung apartemen, perempuan itu membawa tas yang tidak terlalu besar karena hanya membawa beberapa baju saja, Andra mengambil alih tas itu dan memasukan nya kedalam kursi belakang, Rendra masuk kedalam mobil dengan diikuti Alantta yang duduk di samping nya laki-laki itu melajukan mobil dengan kecepatan sedang.
Tidak ada percakapan di antara mereka, karna Alantta yang terlalu fokus dengan pikirannya sendiri. Sampai saat ini ia belum mendapatkan kabar dari Ariel, kemana sebenarnya laki-laki itu pergi pesan yang Alantta kirim saja tidak di baca.
Rendra melirik Alantta, sedari tadi perempuan itu hanya fokus melihat keluar kaca hingga laki-laki itu menghentikan mobilnya.
Alantta menatap Rendra, gadis itu mengerutkan dahinya karna Rendra tiba-tiba menghentikan mobil.
"Ada apa Tuan ?"
Rendra menunjuk ke depan yang di ikuti mata Alantta, sudah banyak mobil berjejer di sana (macet) .
Sudah lima menit mereka terjebak macet, akhirnya Rendra memutuskan untuk keluar.
"Saya Akan melihat ada apa di depan, kau tunggu di sini saja" ucapnya
alantta mengangguk. Rendra keluar berjalan kedepan mencari sumber kemacetan, ia melihat didepan sana banyak orang berkerumunan Rendra bertanya pada salah satu orang di situ.
"Maaf mas, ini ada apa ya ?"
"Ada kecelakaan mobil mas, orangnya masih di dalem kejepit kayanya lagi berusaha di keluarin" jawab orang itu.
"Tuan"
Rendra memutar tubuhnya mendengar suara itu, Alantta sudah berdiri menatap laki-laki itu.
ya.. Alantta memutuskan keluar menyusul Rendra karna ia juga sangat penasaran apa yang terjadi.
"Ada apa Tuan" tanya Alantta.
"Ada kecelakaan mobil" jawab Rendra.
alantta terdiam, kalo macetnya lama dia bisa ketinggalan Bus tapi jiwa keingintahuan nya selalu muncul, perempuan itu berjalan mendekati kerumunan tapi Rendra mencekal lengannya membuat perempuan itu menghentikan langkahnya.
"Kamu bisa ketinggalan Bus Alantta" ucap Rendra.
"Kita putar balik saja, lewat jalan lain" lanjutnya.
"Sebentar Tuan saya ingin melihat nya, sebentar saja" pintanya
Entah kenapa Alantta ingin sekali melihat nya, akhirnya dia dan Rendra berjalan kearah kerumunan itu.
Terlihat sebuah mobil berwarna merah yang hancur parah bagian depannya, Alantta terdiam melihat mobil itu mulutnya kaku, wajahnya memucat mobil itu seperti mobil Ariel.
perempuan itu langsung membuang pikiran buruknya, di Negara ini bukan cuma Ariel yang memiliki mobil seperti itu. tidak mungkin itu Ariel.
perempuan itu terus berdebat dengan pikirannya sendiri.
"Sepertinya cukup parah" Rendra berucap sambil melirik Alantta, perempuan itu lerlihat pucat. "Kau sakit" lanjutny
Alantta hanya menggeleng.
Ketika para relawan itu berhasil mengeluarkan korban Alantta sangat terkejut, tubuh perempuan itu bergetar air matanya keluar begitu saja.
"Ariel" Alantta berucap lirih
Satu kata itu berhasil membuat Rendra malingkan wajahnya kearah perempuan itu.
Alantta berlari menghampiri Ariel, perempuan itu menangis histeris melihat laki-laki itu terkulai lemas dengan darah yang sudah membasahi sekujur tubuhnya, ia memeluk tubuh Ariel.
"Kenapa kaya gini Riel, sadar Ariel" ucap perempuan itu di tengah Isak tangisnya
"Maaf Nona korban harus segera di bawa ke rumah sakit" ucap salah satu petugas Ambulance.
"Sa_saya ikut pak, saya pacarnya"
"Saya juga ikut pak" ucap Rendra yang memang sedari tadi sudah ada di belakang Alantta.
mereka masuk kedalam ambulance, Alantta terus menggenggam tangan Aril perempuan itu tak henti-hentinya menangis, ia tidak tau harus bagaimana. Alantta hanya berharap kalau ini semua hanyalah mimpi buruk.
Alantta dan Rendra duduk di kursi tunggu, disana juga sudah ada keluarga Ariel.
Rendra mengusap bahu Alantta, mencoba memberi ketenangan untuk gadis itu yang ta henti-henti menangis.
"Tenangkan dirimu Alantta, semua pasti akan baik-baik saja" ucap Rendra.
"Tidak ada yang baik-baik saja" perempuan itu menjawab dengan Nada sedikit tinggi, ia sudah tidak peduli meski itu adalah Atasannya.
"Anda lihat sendiri kan bagaimana keadaan Ariel" lanjutnya dengan suara yang melemah.
Rendra tidak menjawab, dia mengerti dengan keadaan yang di alami Alantta perempuan itu sedang terpukul ia tidak akan bisa mengontrol emosinya.
Seorang dokter keluar dari ruangan dimana Ariel berada, semua keluarga menghambur kearah Dokter itu termasuk juga Alantta.
"Dokter bagai mana keadaan anak saya ?" ucap Andin mamahnya Ariel yang masih terisak.
Dokter itu terdiam sejenak sebelum menjawab "Kami sudah berusaha sebisa kami nyonya, benturan di kepala anak anda terlalu parah ia mengalami pendarahan karna pembulu darah yang pecah, maaf nyonya kami tidak bisa menyelamatkan anak anda"
Alantta terdiam bibirnya kelu, tubuh perempuan itu mulai bergetar ia mencoba melihat sekeliling berharap semuanya mimpi tapi yang ia lihat semua orang sudah menangis dan mamahnya Ariel yang sudah ta sadarkan diri.
Rendra menarik tubuh Alantta kedalam pelukannya, dia tau perempuan itu butuh pelukan ia membiarkan perempuan itu menangis di dada bidangnya hingga tubuh Alantta merosot kebawah dan tak sadarkan diri.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
☠ 🍾⃝ ʀɪͩᴠᷞᴀͧɴᷡᴀͣ🍒⃞⃟🦅
yang sabar ya Alantta,,, mngkin tuhan lebih syg sm Ariel makanya dia dipanggil duluan 😢😢
2024-10-02
0
maduan
semangat thor.
2020-11-10
2