Bab 04 pembahasan perjodohan

Alantta tengah duduk di atas sofa bersama Maria. Setelah acara makan malam tadi Adwin meminta Rendra untuk ikut dengannya, laki-laki paruh baya itu ingin berbicara empat mata dengan putranya dan Alantta yang berakhir di atas sofa ini bersama Maria.

"Bagaimana Alantta, apakah Rendra masih seperti itu ?" Tanya Maria dengan semangat

"Maksudnya seperti itu apa Tante" Alantta sedikit bingung dengan pertanyaan Maria.

"Maksud Tante seperti ini" wanita itu membenarkan posisi duduknya menghadap Alantta." Apakah sampai saat ini Rendra masih tidak ingin berhubungan dengan wanita ?"

"Saya tidak tau Tante. Tapi selama dua tahun bekerja dengan tuan Rendra saya tidak pernah melihat tuan berkencan dengan siapapun"

Maria menghela nafas kasar, wanita itu terlihat sangat kecewa mendengar jawaban Alantta."Ini semua gara-gara perempuan itu, Ah..kenapa Rendra bisa jatuh cinta dengan perempuan seperti itu"

"Perempuan itu. Siapa ?" Alantta replek menutup mulutnya dengan kedua tangannya, sepertinya mulutnya tida bisa menahan rasa keingintahuan nya.

Maria menanggapi pertanyaan Alantta, wanita paruh baya itu malah menceritakan semua kisah tentang Rendra dan mantan kekasihnya. Sesekali Maria mengeluarkan umpatan kekesalannya pada perempuan itu.

Rendra sudah duduk di salah satu sofa yang berhadapan dengan papahnya. Sesuai dugaan nya ia pasti akan berakhir di dalam ruangan ini setiap kali orang tuanya memintaya pulang. Jika saja dia tidak membawa Alantta sudah di pastikan Maria juga akan ada di sini, membuat pembahasan yang menurutnya tidak penting semakin panjang. Ya..tugas Alantta disini hanya untuk menghandle Maria.

"Rendra bagaimana keadaan perusahaan" suara itu membuat Rendra mengangkat wajahnya menatap sang papah.

"Perusahaan baik-baik saja pah" Rendra menjawab seperlunya dia sudah tau menanyakan perusahaan hanyalah pertanyaan basa basi.

"Baiklah, papah tidak ingin basa-basi. Om Mahendra ingin menjodohkan kamu dengan Clara" Adwin menghentikan perkataannya sejenak.

"Menurut papah itu hal yang baik, mengingat kamu dan Clara sudah saling mengenal" lanjutnya

Rendra berdecak sebal, laki-laki itu menatap wajah papah nya. Jika saja papah nya berada di Medan perang semangatnya patut di acungi jempol laki-laki paruh baya itu tida mudah menyerah untuk segala sesuatu yang ia inginkan. Termasuk mencarikan jodoh untuk anaknya.

"Yang benar saja pah Clara itu masih kecil bagi aku. kuliah saja baru masuk"

"Papah juga pasti sudah tau kalo aku sama sekali tidak tertarik dengan perjodohan" ucap Rendra yang langsung berdiri berniat meninggalkan ruangan itu.

"Papah belum selesai bicara Rendra" ucap Adwin yang ikut berdiri.

Rendra menghentikan langkahnya, laki-laki itu terdiam mendengarkan kembali ucapan papahnya.

"Papah hanya ingin yang terbaik buat kamu. Papah ingin suatu saat nanti ada yang meneruskan perusahaan kita"

"Apa papah lupa waktu dulu, saat aku sama sekali tidak berniat untuk masuk dalam dunia bisnis. Alasan itu yang selalu papah gunakan untuk membujuk ku"

"Sampai akhirnya aku mengalah. aku sudah meneruskan perusahaan papah sekarang. Aku minta maaf pah untuk kali ini aku tidak bisa menuruti keinginan papa"

Rendra kembali melangkahkan kakinya. saat hendak meraih gagang pintu laki-laki itu berbalik dan kembali berucap "aku hanya akan menikahi wanita yang aku pilih"

***

Alantta beranjak dari duduknya saat melihat Rendra sudah keluar dari ruangan papahnya.

"Apa sudah selesai Tuan ?" Alantta bertanya saat Rendra sudah menghampiri nya.

"Ya. kita pulang sekarang" jawab laki-laki itu tanpa ekspresi.

"Ko..pulang kenapa gak nginep ajah" ucap Maria.

"Nanti saja mah, Rendra harus mengantar Alantta pulang" laki-laki itu mencium pipi mamahnya sekilas dan beranjak pergi.

Alantta yang masih berdiri di samping Maria pun berpamitan, wanita itu berjalan cepat mengejar Rendra.

Rendra melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, laki-laki itu melirik Alantta yang sedang memejamkan matanya.

"Ini masih jam lemburmu Alantta"

"Biarkan saya tidur sebentar saja Tuan" perempuan itu membenarkan posisinya.

Rendra bisa mendengar suara Alantta yang melemah, dia tau gadis itu pasti sangat lelah akhirnya ia membiarkan perempuan itu tertidur.

dia melirik wajah Alantta lagi dan mengulas senyuman di wajahnya, hanya perempuan ini yang mampu bertahan menjadi sekertaris nya selama dua tahun lamanya, semua pekerjaan yang di lakukan perempuan itu selalu memberikan hasil yang memuaskan.

selama lima tahun menjabat sebagai CEO Rendra tidak pernah menemukan sekertaris yang membuat dirinya puas dalam kinerja kerjanya, sekertaris yang sudah-sudah hanya mampu bertahan beberapa bulan saja.

Rendra menghentikan mobilnya di parkiran Apartemen Alantta, laki-laki itu membangun kan Alantta perlahan-lahan.

Alantta mengerejap, gadis itu mengusap wajahnya.

"Apa sudah sampai ?" Tanyanya

"Ya" jawab Rendra singkat

gadis itu berdehem ia memalingkan wajahnya kearah Rendra."Terimakasih tuan" ucap nya.

Rendra tidak menjawab. laki-laki itu hanya mengangguk.

Alantta keluar dari dalam mobil, ia berjalan memasuki gedung apartemen nya.

tangan nya memencet tombol lift menuju kelantai atas dimana kamarnya berada.

Setelah masuk kedalam kamar Alantta merebahkan tubuhnya di atas kasur , menatap langit-langit kamar ia memejamkan matanya hingga dering ponselnya berbunyi. tangannya meraih ponsel itu dan melihat Nama Ariel tertera di sana bibirnya tersenyum lebar jarinya menggeser icon berwarna hijau.

"Kamu sudah makan sayang ?" suara itu membuat senyum Alantta semakin melebar.

"Aku menghubungi mu jam tujuh tadi, tapi kamu tidak menjawab kupikir kamu belum pulang" lanjut Ariel.

"maaf ya..mungkin tadi ponselku di dalam tas" jawab Alantta manja

"tidak apa-apa, aku hanya ingin memastikan kamu suadah makan atau belum" suara itu terdengar sangat lembut di telinga Alantta.

Ya Tuhan kebaikan apa yang ia lakukan hingga ia memiliki kekasih yang begitu pengertian, laki-laki itu selalu absen setiap harinya untuk menanyakan kabar nya.

"Apa kau baik-baik sajah" Ariel bertanya kembali karena tidak mendapi jawaban dari

kekasihnya.

"Iya. a_aku baik-baik saja sayang" perempuan itu gelagapan bisa-bisa nya ia melamun disaat sedang berbicara dengan Ariel.

"Dan aku juga sudah makan" lanjut nya

"Yasudah kilo begitu kamu. pasti cape banget kan, bersihkan badanmu dan tidurlah" titah Ariel

alantta mengangguk meski dia tau Ariel tidak akan melihat itu, mereka mengakhiri sambungan teleponnya.ia meletakan ponselnya di atas nakas dan beranjak meraih handuk, perempuan itu berjalan masuk kedalam kamar mandi.

Rendra mbuka pintu setelah memasukan sandi apartemennya. tangannya meraih saklar lampu dan menghidupkan nya ia berjalan kearah dapur dan mengambil sebotol air dari dalam kulkas lalu meneguknya sampai tandas.

laki-laki itu berjalan kembali masuk kedalam kamar, ia mendudukkan tubuhnya di atas kasur tangan nya memijat pangkal hidungnya.

pembangunan perumahan yang baru akan dimulai membuat pekerjaannya memupuk dan menyita banyak waktu, itu saja sudah cukup membuatnya pusing belum lagi hari ayahnya membahas masalah perjodohan yang membuat dia semakin prustasi.

Rendra beranjak masuk kedalam kamar mandi, mungkin membasuh tubuhnya dengan air dingin bisa membuat pikirannya kembali jernih.

Bersambung...

Episodes
1 Bab 01 Terlambat
2 Bab 2 Hari weekend
3 bab 03 Keluarga Baru
4 Bab 04 pembahasan perjodohan
5 Bab 05 Mimpi Buruk
6 Bab 06 Mencoba Melepaskan
7 Bab 07 Kecanggungan
8 Bab 08 Seperti Pencuri
9 Bab 09 Cemburu
10 Bab 10 ungkapan perasaan
11 Bab 11 Tidak Akan Memaksa
12 Bab 12 Sedikit Permainan
13 Bab 13 Kalah Dengan Perasaan
14 Bab 14 Perasaan Clara
15 Bab 15 Ungkapan Clara
16 Bab 16 Pertanyaan Reno
17 Bab 17 Kecemasan Maria dan Adwin
18 Bab 18 Saran Reno Untuk Clara
19 Bab 19 Definisi keluarga
20 Bab 20 Makan Malam
21 Bab 21 Makan Malam ll
22 Bab 22
23 Bab 23 Bergandengan Tangan
24 Bab 24 Pulang Lebih Awal
25 Bab 25 Masalalu
26 Bab 26 Kisah Hidup Reno
27 Bab 27 Pertengkaran Kecil
28 Bab 28 Gosip Yang Menyebar
29 Bab 29 Berbaikan
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32 Proyek Besar
33 Bab 33
34 Bab 34 Giovani
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Pemberitahuan
74 pengumuman
Episodes

Updated 74 Episodes

1
Bab 01 Terlambat
2
Bab 2 Hari weekend
3
bab 03 Keluarga Baru
4
Bab 04 pembahasan perjodohan
5
Bab 05 Mimpi Buruk
6
Bab 06 Mencoba Melepaskan
7
Bab 07 Kecanggungan
8
Bab 08 Seperti Pencuri
9
Bab 09 Cemburu
10
Bab 10 ungkapan perasaan
11
Bab 11 Tidak Akan Memaksa
12
Bab 12 Sedikit Permainan
13
Bab 13 Kalah Dengan Perasaan
14
Bab 14 Perasaan Clara
15
Bab 15 Ungkapan Clara
16
Bab 16 Pertanyaan Reno
17
Bab 17 Kecemasan Maria dan Adwin
18
Bab 18 Saran Reno Untuk Clara
19
Bab 19 Definisi keluarga
20
Bab 20 Makan Malam
21
Bab 21 Makan Malam ll
22
Bab 22
23
Bab 23 Bergandengan Tangan
24
Bab 24 Pulang Lebih Awal
25
Bab 25 Masalalu
26
Bab 26 Kisah Hidup Reno
27
Bab 27 Pertengkaran Kecil
28
Bab 28 Gosip Yang Menyebar
29
Bab 29 Berbaikan
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32 Proyek Besar
33
Bab 33
34
Bab 34 Giovani
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Pemberitahuan
74
pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!