bab 03 Keluarga Baru

Alantta mengerutkan dahinya, melihat Rendra yang terlihat sedang menimbang-nimbang apa yang akan dia ucapkan.

"Ada yang Tuan butuhkan ?" Alantta bertanya kembali.

"Emm..to_tolong panggil direktur keuangan kemari" pintanya sedikit ragu

Alantta yang melihat gelagat pria itu sedikit merasa aneh, pasalnya dia tidak pernah melihat atasannya bersikap seperti itu di depan bawahan nya. laki-laki itu selalu bersikap tegas jika sudah berhubungan dengan pekerjaan. pria itu akan menunjukan sedikit kegilaannya hanya dengan keluarga dan sahabatnya termasuk Reno sang Direktur keuangan, dengan Reno pun Rendra akan bersikap tegas jika sudah berhubungan dengan kantor.

"Baik Tuan. akan saya panggilkan" dengan ragu-ragu Alantta kembali melanjutkan langkahnya keluar ruangan.

Alantta mendudukkan tubuhnya dikursi kerjanya, perempuan itu mulai menghubungi Direktur keuangan untuk menghadap sang CEO. setelahnya ia mulai menghidupkan layar komputer jari-jari lentiknya mulai memainkan keyboard dan membuka beberapa dokumen.

Taklama Direktur keuangan datang, laki-laki itu menghampiri Alantta.

"Pagi Alantta" sapanya dengan tersenyum lebar.

"Pagi juga pak Reno" jawab Alantta sopan

"Tuan mu memanggil saya ? sepertinya ada hal penting sampai dia memanggil saya melalui kamu. ada apa ?" tanya Reno yang malah duduk di kursi sebrang mejan Alantta.

"Saya tidak tau pak. Tuan hanya menyuruh saya untuk memenggil bapak saja" jelas Alantta kembali melanjutkan pekerjaannya.

"Baiklah kalo begitu saya masuk dulu" ujar Laki-laki itu seraya berdiri sambil mengedipkan sebelah matanya kepada Alantta.

Alantta hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah Reno. ia sudah terbiasa mendapat perlakuan seperti itu dari Reno, laki-laki itu memang sedikit genit jika melihat perempuan cantik tapi pribadinya cukup baik menurut Alantta.

***

"Gila. makin hari makin cantik ajah sekertaris loe" ujar Reno yang baru masuk tanpa mengetuk pintu.

Reno memang sudah terbiasa bersikap seperti itu terhadap Rendra, persahabatan mereka sudah terjalin cukup lama dari mereka masih mengenakan seragam putih abu-abu.

Rendra mengangkat wajahnya melirik kearah Reno laki-laki itu meletaka berkas yang ada di tangan nya, beranjak melangkah kearah sofa dimana Reno sudah duduk.

"Jangan macam-macam dia sudah punya pacar" ucap Rendra sambil duduk di sofa bersebrangan dengan Reno

"loe pernah denger istilah kaya gini. Sebelum janur kuning melengkung semua masih bisa di rebut" Reno tertawa dengan kata-katanya sendiri ia melihat Rendra berdecak jijik mendengar ucapannya.

"Gue udah denger ribuan kali kata-kata itu keluar dari mulut loe, setiap kali loe lihat wanita cantik".

Reno tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan Rendra laki-laki itu sama sekali tidak tersinggung dengan ucapan sahabatnya itu.

"Oh ya. ada apa loe manggil gue kemari ? tumben banget loe manggil gue pake sekertaris loe, biasanya langsung nelpon gue kalo ada apa-apa" tanya Reno yang baru mengingat niat awal kedatangannya.

"Gue pengen liat laporan terperinci keuangan triwulan"

"Lah, laporan itu kan udah gue kasih ke loe satu Minggu yang lalu. lagian mana pernah gue telat ngasih laporan kinerja keuangan triwulan dan Tahuna" jelas Reno

"loe udah ngasih laporannya. ko gue gak inget" ucap Rendra dengan memasang raut wajah taterbaca.

Reno menggeleng-gelengkan kepalanya. "Wah gila, loe nyuruh gue kesini cuma mau nanyain itu doang. loe kan bisa langsung telpon gue kalo engga tanya sekertaris loe"

"Gue lupa. yasudah keluar Sana" usir Rendra tanpa memperlihatkan ekpresi bersalah sedikitpun.

"Loe gak ada niat buat nawarin gue minum gitu, loe tahu kan gue dari lantai sebelas turun kelantai delapan cuma buat nemuin loe"

"Keluar. kerjaan gue masih banyak" ujar Rendra sambil beranjak kembali lagi kemeja kerjanya.

Reno keluar dengan wajah kesal, laki-laki itu mengalihkan pandangan nya kearah Alantta dan menghampirinya.

"Bos kamu gak jelas banget tuh" ucapnya.

Alantta mendongak menatap Reno yang sudah ada didepannya.

"Bukannya itu juga Bos bapak"

"iya juga ya".

***

"Tok tok" suara ketukan pintu terdengar di ruangan Rendra.

"Masuk" ucap laki-laki itu tanpa memalingkan wajahnya dari berkas- berkas yang dia pegang.

terlihat Alantta dari balik pintu, perempuan itu berjalan masuk dan berhenti tepat didepan meja kerja Rendra.

"Ada apa ?" tanya Rendra yang masih fokus dengan pekerjaannya.

"Nyonya dan Tuan Besar ingin makan malam bersama anda di Mansion"

"Mereka menghubungi mu ?" Tanya Rendra yang sudah menatap Alantta.

"Ya Tuan. mereka bilang sudah mencoba menghubungi anda tadi"

Rendra meraih ponselnya, dan melihat beberapa panggilan tak terjawab dari mamah nya. ia menatap Alantta "Apa kau ada acara setelah pulang dari kantor ?" tanya laki-laki itu.

"Apa Tuan ingin saya ikut dengan anda" bukannya menjawab, perempuan itu malah bertanya balik.

"Ya. kau pasti sudah tau apa yang akan dibahas disana"

"Baik saya akan ikut dengan anda" jawab Alantta.

Alantta masuk kedalam mobil, disana sudah ada Rendra yang duduk di bangku kemudi.

"Anda tidak meminta sopir untuk mengantar kita ?" Tanya Alantta

"Tidak perlu, aku ingin mengendarainya sendiri" laki-laki itu mulai melajukan mobilnya dan meninggalkan kantor.

Ini bukan pertama kalinya Rendra membawa Alantta ke Mansion, dia sudah tau apa yang akan dibahas disana tidak jauh dari perjodohan. dengan membawa Alantta kesana ia bisa sedikit menghindar dari pembahasan itu. ya Alantta bukan hanya bekerja mengurus kantor saja gadis itu juga mengurus kehidupan pribadi atasannya.

setelah sampai di Mansion Rendra dan Alantta keluar dari mobil, mereka berjalan memasuki Mansion itu didalam sudah ada Adwinata dan Maria yang sedang duduk di ruang tamu .

"Akhirnya anak mamah datang juga" Maria berdiri menghampiri Rendra dan memeluk putranya. perempuan itu beralih menatap Alantta yang berdiri di sebelah Rendra.

"mamah pikir kamu bawa calon menantu buat mamah. apa kabar Alantta" lanjutnya sambil beralih memeluk Alantta .

"Baik nyonya" jawab Alantta

"Sudah berapakali aku bilang jangan panggil nyonya, panggil sajah tante" ucap Maria sambil menggandeng tangan Alantta untuk duduk di sofa yang di ikuti Rendra dari belakang Alantta hanya mengangguk tanda mengerti.

Alantta menghampiri Adwinata seraya menjabat tangan dan memberi salam.

"Bagai mana kabar papah" tanya Rendra menghampiri papahnya.

"Papah baik-baik saja, asalkan rutin cekup kondisi papah akan baik-baik saja" jawabnya

lima tahun yang lalu Adwin terkena serangan jantung hingga menyebabkan dirinya koma selama satu minggu. dari situlah pertama kali Rendra menggantikan posisi papahnya.

Mereka sudah berkumpul di meja makan, Alantta duduk di samping Maria perempuan itu tidak merasa gugup sedikitpun karena ini bukan kali pertama ia duduk di tengah-tengah keluarga Adwinata. menjadi sekertaris pribadi Rendra Alantta selalu ikut kemanapun pria itu pergi kapanpun Rendra meminta, meski begitu Alantta tidak merasa keberatan sedikitpun keluarga Rendra yang menyambutnya dengan hangat meski Alantta hanya seorang kariawan membuat Alantta seperti memiliki keluarga baru, mengobati rasa rindunya terhadap keluarganya di Bandung. terutama Maria yang sangat menyukai kehadiran Alantta.

Bersambung...

Episodes
1 Bab 01 Terlambat
2 Bab 2 Hari weekend
3 bab 03 Keluarga Baru
4 Bab 04 pembahasan perjodohan
5 Bab 05 Mimpi Buruk
6 Bab 06 Mencoba Melepaskan
7 Bab 07 Kecanggungan
8 Bab 08 Seperti Pencuri
9 Bab 09 Cemburu
10 Bab 10 ungkapan perasaan
11 Bab 11 Tidak Akan Memaksa
12 Bab 12 Sedikit Permainan
13 Bab 13 Kalah Dengan Perasaan
14 Bab 14 Perasaan Clara
15 Bab 15 Ungkapan Clara
16 Bab 16 Pertanyaan Reno
17 Bab 17 Kecemasan Maria dan Adwin
18 Bab 18 Saran Reno Untuk Clara
19 Bab 19 Definisi keluarga
20 Bab 20 Makan Malam
21 Bab 21 Makan Malam ll
22 Bab 22
23 Bab 23 Bergandengan Tangan
24 Bab 24 Pulang Lebih Awal
25 Bab 25 Masalalu
26 Bab 26 Kisah Hidup Reno
27 Bab 27 Pertengkaran Kecil
28 Bab 28 Gosip Yang Menyebar
29 Bab 29 Berbaikan
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32 Proyek Besar
33 Bab 33
34 Bab 34 Giovani
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Pemberitahuan
74 pengumuman
Episodes

Updated 74 Episodes

1
Bab 01 Terlambat
2
Bab 2 Hari weekend
3
bab 03 Keluarga Baru
4
Bab 04 pembahasan perjodohan
5
Bab 05 Mimpi Buruk
6
Bab 06 Mencoba Melepaskan
7
Bab 07 Kecanggungan
8
Bab 08 Seperti Pencuri
9
Bab 09 Cemburu
10
Bab 10 ungkapan perasaan
11
Bab 11 Tidak Akan Memaksa
12
Bab 12 Sedikit Permainan
13
Bab 13 Kalah Dengan Perasaan
14
Bab 14 Perasaan Clara
15
Bab 15 Ungkapan Clara
16
Bab 16 Pertanyaan Reno
17
Bab 17 Kecemasan Maria dan Adwin
18
Bab 18 Saran Reno Untuk Clara
19
Bab 19 Definisi keluarga
20
Bab 20 Makan Malam
21
Bab 21 Makan Malam ll
22
Bab 22
23
Bab 23 Bergandengan Tangan
24
Bab 24 Pulang Lebih Awal
25
Bab 25 Masalalu
26
Bab 26 Kisah Hidup Reno
27
Bab 27 Pertengkaran Kecil
28
Bab 28 Gosip Yang Menyebar
29
Bab 29 Berbaikan
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32 Proyek Besar
33
Bab 33
34
Bab 34 Giovani
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Pemberitahuan
74
pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!