Perasaan yang dingin itu makin lama makin terasa dikulit namun juga terasa perih ketika sesuatu cairan mengenai kulitku.
Aku bisa merasakan tanah yang basah, air yang menetes, bukan tapi ini adalah...
[ Hujan?. ] aku mengerjapkan mataku beberapa kali.
Yah...hujan menerjang wajahku secara langsung dari langit yang hitam, dan di sekelilingku ada rasa bau anyir yang sangat menyengat hidungku.
Normal POV.
Di bawah langit hitam itu tetesan air menerjang wilayah tersebut dengan derasnya, membersihkan semua noda merah di daratan akan lautan manusia.
Walau sudah hampir menjelang pagi,hujan masih saja mengguyur wilayah itu.
Yah...walau agak samar namun Alinda dapat melihat dan merasakan tubuh manusia di sebelahnya.
[ Kenapa tubuhku sakit sekali. ] fikir Alinda ketika marasakan sensasi sakit yang teramat sangat diseluruh tubuhnya.
" Uhuk...uhuk..huk. "
Sesekali terbatuk dan tidak tahan dengan bau darah yang sudah lama terbiar disitu tapi karena ada air hujan maka bau darah itu mulai samar-sama walau masih tetap terasa.
[ Sepertinya tulangku masih baik-baik saja, tapi kenapa sangat sakit?. ]
Berusaha berdiri dengan sekuat tenaga namun ternyata kedua kakinya tertindih mayat yang lain.
Tapi di detik berikutnya dia mendengar suara langkah kaki.
Suaranya semakin mendekat dan semakin dekat bahkan ada cipratan air yang mengenainya ketika telapak kaki itu menginjak tanah.
" Kamu baik-baik saja?, tempat ini berbahaya karena masih dalam pengaruh moster jahat. Akan kubawa kamu ketempat aman. " ucap seseorang dengan nada datarnya.
Dingin dan datar, walau begitu ada makna untuk menolong orang yang masih hidup seperti Alinda.
Seketika orang itu menyingkirkan mayat yang menindih kaki milik Alinda.
Setelahnya, dia mengangkat tubuh Alinda dengan kedua tangannya dan membawanya kesuatu tempat.
Tapi di satu sisi, saat tubuhnya di gendong oleh pria ini, indra penciumannya mencium aroma yang familiar juga.
[ Dibajunya juga ada bau amis, sebenarnya tempat apa ini?. Aku ingat tadi aku menjadi target buronannya mantan bos ku, dan aku berada di dalam hutan seperti ini?. Apakah aku memang masih hidup?. Dan sebelum terkena peluru tadi aku dijatuhkan oleh hewan peliharaan ku?. ] masih berfikir keras dengan situasi yang masih rumit untuk si cerna, jadi hanya bisa menebak-nebak saja.
Makin lama ianya merasa kepalanya terasa pusing dengan suatu ingatan yang terasa bukan miliknya.
Itu semua karena tubuhnya lelah di tambah rasa sakit di seluruh tubuhnya, sampai akhirnya dia tidak sadarkan diri.
*******
Di dalam sebuah rumah, tepatnya di salah satu kamar dengan cermin tepampang ada di depannya.
Di sebelahnya ada meja dan diatasnya ada sebuah gunting.
Seorang anak perempuan dengan rambut sebahu sedang di ikat di kursi, tapi di detil berikutnya, datanglah seorang perempuan dengan warna rambut yang sama dengannya yaitu coklat.
Salah satu tangan wanita ini mengambil gunting itu dan semakin mendekat ke gadis cilik yang terikat di bangku.
" Ibu!, jangan potong rambutku. " pintanya, gelisah dan mencoba memohon pada perempuan yang dia panggil ibu.
" Sebaiknya menurut saja. Jujur aku tidak suka anak perempuan!, paham tidak?!. " sosok yang dipanggil ibu oleh anaknya itu langsung memotong rambut anaknya dengan tidak berperasaan, dia menarik keras rambut panjang yang ada didepannya lalu segera memotongnya dengan gunting.
Perlahan helaian rambutnya mulai berjatuhan seiring benda tajam itu memotong rambut lurus nan panjang tersebut.
Anaknya yang terisak menangis tidak dia gubris dan hanya melanjutkan aktivitasya, sampai tak berapa lama rambut yang awalnya cukup panjang yang memperlihatkan seorang perempuan, kini terlihat layaknya bocah aki-laki.
Warna matanya pun sebenarnya terlihat jelas berbeda dengan ibunya yang berwarna coklat, tapi dia memiliki mata berwarna ruby.
" Sekarang jangan sampai kamu memakai pakaian perempuan lagi, semuanya sudah ibu bakar dan yang tersisa adalah pakaian laki-laki. " peringat wanita ini pada sang anak.
Ingatan terus berubah
" Sebentar lagi tamuku akan datang, jangan buat ulah. Cepat masuk kedalam kotak!. " perintahnya.
" Tapi - "
" Tidak ada tapi-tapi. " langsung menutup keras kotak kecil yang mampu di isi oleh ukuran tubuh anaknya itu.
Yang dilihat dari celah kotak yang didiaminya adalah seorang laki-laki yang sedang bermesraan dengan ibunya.
Ibunya adalah seorang pelacur, maka dari itu ibu tidak akan membiarkan semua orang tahu kalau ibunya sudah memiliki anak seperti dirinya.
Satu demi satu ingatan yang lain pun muncul.
Ketika malam hari saat hujan deras, ada satu kotak di letakkan di depan rumah.
Namun siapa sangka kalau kotak itu berisi anak kecil yang sedang menangis ketakutan karena malam itu sedang hujan disertai petir.
" Ibu!. Jangan tinggalkan aku, Ibu!. Aku takut...jangan tinggalkan aku sendirian diluar!. ibu.!"
Mencoba berteriak keras memanggil salah satu orang yang dimilikinya, namun tetap tidak kunjung datang.
Sampai akhirnya air hujan yang turun itu merembes ke dalam kotak karena ditutupnya ada celah yang membuat air dapat masuk.
Dan ingatan yang lainnya lagi...
" Arhh..!!. ibu!, tolong ampuni aku.,awww....Arrghh...." teriaknya, dengan sebuah rintihan yang terdengar sangat memilukan.
Plak..!, Plak.....!
Tapi hasilnya adalah sebuah tamparan. Tamparan keras tak berperasaan menyambur ke dua pipinya.
" Apanya yang tidak bersalah!. Ibu sudah memperingatkanmu jangan pernah keluar dari rumah, tapi masih saja melakukannya. Apa?..mau coba menyangkal dimana ibu melihat dengan mataku sendiri kamu keluar rumah?!. "
Setelah tamparan demi tamparan diterimanya,ibunya mengambil sebuah tongkat dan langsung tanpa belas kasih dia memukulnya ke dua kakinya dengan keras.
****
"AARRRGHHH.....!!. "Seketika membuka matanya dengan semua gambaran yang diterimanya di dalam kepalanya. Wajahnya masih pucat, tapi teriakan keras tadi seperti mengiyaratkan kalau dia sudah benar-benar sadar sepenuhnya.
" Sudah bangun?. " satu suara dari seorang wanita, datang menyambutnya.
" Berapa lama aku tidak sadarkan diri?. " tanya Alinda, sembari memegang kepalanya yang masih terasa ssakit itu.
" 2 hari. "
[ Apa yang dia katakan? 2 hari?. Sebenarnya dari semalam aku ku sudah bangun ,tapi isi otakku terus bertukaran dengan ingatan dari pemilik asli tubuh ini. Membuatku terus bangun dan tidur lagi, membuatku sangat menderita sehingga tidak bisa sadar penuh. Aku tidak berpura-pura tidur saja tau. ] fikir Alinda.
Masih mencerna semua ingatan yang rupanya bukanlah dari tubuhnya sendiri yang asli, melainkan tubuh yang lain yang Alinda diami, dan sekarang ia juga tidak tau sama sekali sekarang ada dimana dan kenapa bisa memakai....
Tiba-tiba sepasang matanya menemukan hak mengejutkan.
[ Tunggu...., kenapa perempuan itu memakai pakaian pelayan?. Lalu tenda ini?. Tanganku?. Dan rambutku sepertinya pendek sekali ] pelan-pelan mengamati hal yang ada di sekitarnya, termasuk dengan tubuhnya.
Dia merasakan dirinya sendiri yang terasa sangat berbeda sekaligus ada hal yang benar-benar aneh.
" Kamu yang disana, bisa pinjamkan cermin?. "
Tanpa mengetahui sebenarnya kalau wajah dan tubuhnya jadi jauh lebih muda, ucapannya tetap saja terlintar dengan nada perintah.
Tanpa menjawabnya, yang di tunjuk oleh Alinda, dia pergi sebentar dan kembali dengan membawa sebuah cermin kecil.
[ Dasar tidak tau sopan santun. ] batinnya.
Sepintas yang dilihatnya adalah sosok yang bukan dirinya yang sebelumnya.
Dirinya yang berambut hitam dengan warna mata coklat, sekarang justru memang terlihat seperti laki-laki karena potongan rambutnya dan warna matanya yang terlihat sedikit mencolok?.
Kedua tangannya berbalut perban,bagai mumi yang masih bidup!.
" Sebenarnya apa yang terjadi padaku?. " gumam Alinda, bertanya pada dirinya sendiri.
Padahal dia seperti baru saja di kejar oleh bawahannya bosnya, di tembak dan terjatuh?, tapi rupanya semua hal itu sudah berlalu selama dua hari begitu saja?!.
" Hei bocah!, apa kamu tidak tahu?. Sekarang sedang terjadi perang byas, dan kamu salah satu korban yang masih hidup karena permusuhan mereka berdua.
Itu adalah suatu keburuntungan untukmu. " Sela salah seorang yang sama-sama dirawat sebagai pasien, dia berada di sebelahnya Alinda.
" Ya.. Banyak orang yang tewas ditempat, dan kami saja sempat kwalahan menangani para kesatria yang terluka. " perempuan ini mendukung dengan pernyataan laki-laki di sebelahnya Alinda itu.
Yah..dilihat dari wajahnya saja Alinda mengetahui kalau mereka semua sudah kelelahan dengan tugasnya yang mengobati semua orang yang terluka.
Ditenda yang sangat terasa sumuk karena banyaknya orang yang ditempatkan satu tempat yang sama sangat membuatnya tidak nyaman.
Bau obat juga tercium oleh panca indera penciumannya, namun tidak seperti bau obat yang Alinda tau selama ini.
Itu seperti sebuah racikan yang masih alami, bau daun kering dan yang lainnya.
" Pendeta!, ada yang terluka lagi!. " pekik salah seorang di luar tenda.
" Cepat bawa masuk!. " menjawab balik dengan sedikit teriakan, kakinya berlari, bergegas menuju pasien dadakannya.
" Aarrhh....sakit. " rintih pria ini dengan luka parah di dapatinya setelah ikutan berperang.
" Tunggu sebentar. " wanita ini kembali lagi, berlari bolak balik demi mendapatkan hak yang di inginkannya.
[ Sepertinya disini sudah penuh ] Memperhatikan sekitar dan memang, semua tempat tidur sudah penuh.
" Letakkan saja di tempatku. " Alinda berusaha turun dari ranjang, walau masih terasa sakit, namun orang yang barusan datang itu lebih memerlukannya ketimbang dirinya.
Sebuah kebaikan kecil yang dia berika pada orang lain, dia lakukan hari ini.
Beberapa detik itu, mereka semua memandang Alinda dengan wajah terheran, namun tidak lama kemudian mereka segera melakukan pengobatan untuk beberapa orang yang terluka karena perang?.
Ya..itu yang dikatakan orang tadi yang terbaring tepat disebelahnya.
[ Kenapa semua pakaiannya begitu aneh termasuk diriku. ] detik hati selepas melihat semua orang yang dilihatnya memakai pakaian yang sangat berbeda dengan dunianya.
Dia berjalan keluar dari tenda dan rupanya suasananya tidak jauh berbeda dengan yang ada didalam.
Banyak sekali orang berpakaian seperti seorang kesatria yang pernah dia lihat dinovel yang pernah dibacanya namun mereka juga bukan termasuk tokoh dari novel.
Warna dan style pakaiannya berbeda dengan yang satunya, yang satu berwarna putih dengan garis emas dan yang satunya lagi dengan warna biru tua bergaris hitam.
Jelas-jelas mereka dari kelompok pasukan yang berbeda namun memiliki tujuan yang sama jadi mereka bergabung.
Dia hanya duduk tepat didepan tenda sambil meratapi semua orang yang dilihatnya.
Pakaian lusuh masih dipakainya, seperti yang dikiranya kalau sekarang tidak ada siapapun yang bakal memberinya pakaian bersih, karena mereka semua sedanv sibuk dengan urusannya masing-masing.
Kemudian Alinda menatap kedua lengannya yang dibalut perban.
[ Apa aku jadi seorang bocah lagi ya?. ] tapi yang terjadi saat bercermin tadi, hasilnya memang benar, kalau tubuhnya jadi muda.
" Tapi.....sebenarnya aku ada dimana?. " Alinda duduk diam, tapi matanya menjeling ke kanan dan ke kiri.
Sampai suara dari pria yang tadi berteriak dengan rintihan sakitnya, tiba-tiba saja muncul dalam kondisi yang sehat?!.
" Fyuh...lukaku sembuh juga, tadi benar-benar terasa sakit sekali. " merasa lega dengan kondisinya yang sudah kembali seperti sedia kala.
" Namanya juga pendeta. Tapi sebaiknya kamu harus lebih berhati-hati lagi. " peringat temannya.
" Tenang. Aku akan lebih waspada, selebihnya kita akan dapat emas yang banyak jika kita menang kan?!. " wajah seriusnya berubah menajdi senyuman sedang, setelah berkata emas.
" Ya, kita akan dapat emas. Maka dari itu, kita harus berusaha!. " menyemangati dirinya sendiri dan temannya.
Mendengar perkataan dua orang yang tadi, Alinda baru saja sadar kalau orang barusan yang baru saja dibawa masuk sebab luka di perutnya, kini sudah bisa berdiri normal lag!.
Tentu itu membuatnya heran, kenapa bisa sembuh dangan sebegitu cepatnya?!.
Sedangkan dirinya diobati dengan ramuan lalu ditutup dengan kain kasa!.
Alinda kembali memperhatikan ke dua tangannya itu.
[ Hei...apa ini yang namanya membeda-bedakan status?!. ] Tatapnya dengan wajah malas.
Yah...karena perbedaan status, dirinya sekarang seperti bocah pengemis, sedangkan mereka tadi merupakan kesatria yang ikut dalam peperangan.
Itulah yang membuat pendeta melakukannya dengan cara berbeda?.
Tidak lain dan tidak lebih.
Alinda yang masih terjebak dengan pemikirannya sendiri, sampai-sampai dia tidak sadar kalau ada sesuatu yang sedang berjalan dan mendekatinya.
Dia merasakan ada yang bergerak di lengan bagian jubahnya yang berwarna hijau gelap itu.
Setelah melihat apa yang mengusik lamunannya tadi, itu adalah makhluk paling menjijikan dalam hidupnya!.
Moodnya langsung turun drastis, seketika wajahnya jadi lebih pucat dari sebelumnya karena pemandangan tak terduga itu.
" I..ini...ini...hwaaahhhh...!. " Pada akhirnya teriakan keras menjadi hal dia pilih dalam kondisi itu.
[ Hewan ini!. ]
Secara tidak sengaja, dia melihat hewan yang paling menjijikan diantara yang menjijikan.
Bentuk yang panjang pipih bersegmen seperti cacing, bersendi, berwarna coklat, ada sedikit garis-garis hitam, kulitnya sedikit keras dan memiliki kaki yang banyak layaknya kereta.
" Hiiiiiiiii......, menjijikan. Hh...kenapa tidak jatuh...hhwahh..., tidak.., kenapa...hiii..." Alinda benar-benar merasakan jijik dengan hewan tersebut. Lipan...adalah hewan yang paling dihindarinya karena menjijikan.
Satu orang yang ketakutan itu menarik perhatian beberapa orang yang lewat.
Beberapa ada yang tertawa karena tingkah lakunya yang lucu, sisanya terdiam saja.
" Berhentilah membuat keributan. " satu orang mulai memperingati.
" Ta..tapi..ini..jijik!!!!. " marah Alinda, bukannya membantu tapi di peringati.
" Hewan seperti ini saja sudah ketakutan. " tutur pria yang lebih tinggi dari Alinda, dan mengambil hewan bernama lipan itu dengan ranting pohon.
Hanya saja setelah mengambil hewan tersebut, tiba-tiba dia tersenyum jahat.
Wuing..-----------
Orang itu melemparkan kembali lipan itu ke Alinda,dan mendarat tepat di atas kepalanya.
" Arrgghh.....!!!. " Berteriak secara spontan.
Alinda segera berlari kencang sembari mengibas atas kepalanya dengan tangannya selagi lipan itu masih melingkarkan tubuhnya, dengan suka hatinya tidak berkutik sama sekali.
Hal paling memalukan, menjengkelkan, amarah yang tidak terbendung menjadi sebuah teriakan yang keras.
Inilah, hari kesialannya sepanjang sejarah hidupnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 207 Episodes
Comments
վմղíα | HV💕
wah kasihan alianda kena getok
2023-08-30
2
ZERFANA
nice
2023-01-15
2
Caramelatte
jangan kasi kendor thorr
semangat terosss
2020-11-30
2