Wuing..---------------
Orang itu melemparkan kembali lipan itu ke Alinda,dan mendarat tepat di atas kepalanya.
" Ahahahaha......lucu sekali anak itu. " Tertawa di atas penderitaan oang lain.
" Hewan kecil seperti itu saja takut. " ucapnya, mencibir Alinda.
" Tontonan yang menarik. " wajahnya tenang, tapi kata-katanya juga cukup menyakitkan hati Alinda.
Semuanya tertawa di atas penderitaan orang, itu yang dipikirkan Alinda.
"Arrgghh.....!!! "Alinda segera berlari kencang sembari mengibas kepalanya dengan tangannya selagi lipan itu masih melingkarkan tubuhnya.
Akhirnya lipan itu terjatuh ke tanah, namun tubuhnya masih saja menggigil ketakutan sampai melupakan rasa sakit di lengannya.
Ketakutannya itu sebenarnya karena dia memang tidak suka terhadap hewan yang deperti itu, anggap saja phobia dengan hewan melata.
[ Aku benar-benar tidak bisa menghilangkan bayangan hewan itu. ] masih ngeri dengan kejadian tadi, dia bersembunyi dan berdiam di balik pohon, dia masih berusaha untuk melupakan gambaran yang tadi namun masih saja terbayang membuatnya mematung dan tidak bergerak sama sekali.
Melihatnya saja sudah ngeri apatah lagi sampai menyentuhnya, itu sudah diluar dugaan dan diluar perkiraannya.
"................." Sampai seseorang datang dan memperhatikan bocah yang sedang mematung ketakutan didepannya.
"--------------"
" Kenapa duduk disini?. " tanya orang ini, pada Alinda.
"..................."
Alinda yang masih takut, jadi tidak sadar akan keberadaan seseorang di sampingnya dan tidak menanggapi pertanyaannya.
Karena kalimatnya tidak ditanggapi, salah satu tangannya menyentuh bahu dan barulah anak itu (Alinda) merespon dengan rasa terkejutnya sampai jatuh terduduk.
"Apa yang terjadi?"
Tanya lagi orang tersebut pada Alinda.
" Pukul telapak tanganku. " Alinda meminta hal aneh padanya, jadi dia pun menyerahkan sebatang ranting pada orang di depannya ini, untuk mengabulkan keinginannya itu.
Orang itu pun bertanya tanya kenapa harus memukulnya, padahal tidak membuat kesalahan sama sekali.
" Kenapa saya harus memukulmu?. " tanya lagi pria ini.
" Pukul saja!. " Alinda memejamkan matanya sambil menuerahkan ranting itu kepada oraang ini.
Pria ini pun menerima ranting oemberiannya alinda sambil berkata.
" Oh...baiklah "menuruti permintaannya,namun..
Plukk... ( itu sebuah pukulan yang sangat lembut. )
[ Ini tidak keras sama sekali!. ]
" Lebih keras lagi!. " memohon kembali agar telapak tangannya dipukul lebih keras.
Alasan sebenarnya adalah bisa merasakan sakit agar sensitifitas telapak tangannya tidak mengingat bentuk dan rasa dari kulit lipan yang tersentuhnya karena berusaha membuangnya dari atas kepalanya sendiri.
Hanya itulah jjalan keluar dari masalahnya sendiri.
"Aku tidak akan memukul orang yang tidak bersalah. " jawabnya dengan tak acuh, saat hendak membuang ranting itu, ranting tersebut langsung di rebut oleh seseorang yang ada di belakangnya.
" Biar aku saja yang melakukannya. " sela orang ini.
Jadi datanglah satu orang lagi, sambil merebut ranting dari orang pertama.
Alinda, tentu saja sudah siap dengan pukulan yang sakit itu.
PLAKK......
" Lagi- " pintanya sekali lagi.
PLAKK.....
Sekali lagi memukul dengan tak berperasaan.
" Lagi.!. "
PLAKK.....
" Aww.." Sampai di akhir, Alinda mengerang pelan, karena pukulan teralhir jauh lebih keras.
[ Ini baru pukulan yang kuat, aku bisa melupakannya. ] fikir Alinda dengan percaya diri.
" Terima kasih. "
Setelah bisa melupakan apa yang pernah disentuhnya, akhirnya bisa bernafas lega.
Orang yang tadi membantu memukul tangannya sudah beranjak pergi namun tidak dengan orang yang pertama itu datang.
"Perkenalkan, namaku Elviniraz. Jadi, namamu siapa?. " tanya pria yang sudah memperkenalkan dirinya terlebih dahulu, dan namanya adalah Elviniraz.
"............"
Alinda hanya mengedipkan kedua matanya dan tidak menjawab pertanyaan dari orang yang bertanya itu.
[ Nama?. Kenapa nama orang ini sedikit sulit aku ucapkan. ] lidahnya terasa kelu.
" Ah. Apa kamu tidak punya nama ya?. Mau aku buatkan nama untukmu?. "
Aalinda mana mau di beri nama oleh orang lain, jadi saat ini dia sedang berpikir.
[ Bagaimana ini?. aku tidak tahu nama anak dari tubuh ini. Lalu juga tidak bisa bilang nama asliku karena mungkin akan terdengar aneh disini, dan mungkin memiliki nama baru akan lebih bagus. ]
" Tidak. panggil saja Eldanie. "
[Yah...sementara itu saja dulu,ketimbang tidak punya nama] sambung Alinda di dalam hati.
Alinda baru sadar kalau kakak laki-laki didepannya benar-banar memiliki paras yang tampan.
Sesuai dengan warna rambut, mata, baju dan pedangnya.
Warna emas, warna yang memberikan kesan cahaya bagi yang melihat orang bernama Elviniraz ini.
Nada dan raut wajahnya begitu polos namun memiliki jiwa yang kuat.
[ Ahhh....pemandangan yang menakjubkan. ] Alinda atau bisa di panggil Eldanie, mulai terhanyur akan oemandnagan menakjubkan di depannya ini.
" Aku rasa ada kaki kecil di rambutmu. " Menyentuh kepala Alinda dan mendapati kaki yang amat kecil namun bisa ditemukan dengan mudah oleh Elvi?!.
[ Kaki..?, ka..ki..ke..cil?, ka..ki...itu!. ]
ucapan pria itu menggema didalam kepala, kaki hewan yang mendarat tepat di atas kepalanya beberapa saat lalu.
" Hei..kenapa kamu menangis?. "
[ Hah?,menangis?. ] Tanpa diketahui air matanya sudah mengalir membasahi pipinya.
"Ka..ki itu berhu..bungan dengan hewan...yang..menji..jikan. " jawabnya, nadanya terbata-bata dengan sendirinya, tidak lain itu oasti karena reaksi tubuhnya yang juga takut akan hewan bernama Lipan itu.
" Pfftt....,jangan dipikirkan lagi. " Mengusap kepala Alinda dengan lembut.
Sesaat Alinda mendongak ke atas, dan menemukan senyuman tulus terukir di bibir Elvi.
Tap..tap..tap...
Tiba-tiba saja ada satu perempuan langsung mendekat Alinda dan menyatukan telapak tangannya dengannya.
" Ini- " Alinda tercekat dengan hal itu.
" tenang, dia akan menyembuhkan lukamu. " jelas Elvi.
Tangan yang digenggam oleh perempuan itu terasa hangat.
Entah apa yang dirapalkan wanita tersebut, tapi tubuh Alinda merasakan rasa nyaman yang membuatnya makin lama terasa mengantuk, rasa kantuk yang tidak dapat tertahankan.
Sampai pada akhirnya tertidur dengan tenang, perasaan yang belum pernah ia rasakan selama ini.
Dan Elvi seacara otomatis menerima tubuh yang langsung tumbang itu, setelah di berikan penyembuah oleh kekuatan suci dari salah satu pendeta yang Elvi panggil.
" Kenapa sampai bisa pingsan seperti in?. " Tanya Elvi, sambil menopang tubuh dari Eldanie yang rupanya, justru terasa sangat ringan bagai bulu.
" Saya merasakan kalau beliau mendapatkan tekanan psikologis yang sangat kuat, tubuhnya lemah karena terlalu lelah, dan ada trauma, jadi itulah penyebabnya. " jelas wanita ini, kepada Elvi yang justru dia panghil yang mulia, karena itulah panggilan paling terhormat dan sopan untuk seorang pria yang mempunyai jabatan tinggi ini.
" Kamu bisa pergi. "
" Baik, saya undur diri dulu. "
Selepass kepergian dari pendeta barusan, Elvi terus menatap anak yang terlihat lebih muda 2 tahun itu.
Refleks, salah satu tangannya, sedikit mengagkat satu tangan milik Eldanie.
" Kurus sekali. " gumam Elvin, dia menilai tangan Eldanie justru 3 kali lipat lebih kurus jika di bandingkan dengan tangannya Elvi.
Merasa tidak tega jika di serahkan pada orang lain, Elvi pun memutuskan untuk membawanya ke tendanya.
Para kesatria lain hanya memandanginya dengan tatapan terkejut, karena ini kali pertamanya Yang Mulia Elviniraz membawa seseorang dengan tangannya sendiri masuk ke dalam tenda pribadinya.
Jaraknya tidak begitu jauh dari tempat pertemuannya tadi.
Tenda miliknya, tentu saja saangat berbeda dengan yang lainnya. karena pada dasarnya status mereka semua lebih rendah ketimbang dirinya.
Elvi pun menaruh tubuh super ringan itu ke atas kasur lipat, dia meletakkannya dengan begitu hati-hati seakan Eldanie itu rapuh seperti gelas kaca.
[ Jangan bilang kalau umurnya jauh berbeda dari tubuh fisiknya. ] Elvi menatapnya penuh dengan penilaiannya terhadap anak ini, karena sering terjadi jika tubuhnya seperti ini seperti anak yang baru berumur dua belas tahun, tapi ternyata umurnya malah lebih di atasnya.
Tidak selang beberapa menit kemudian, Elvi pun keluar dari tenda.
Satu hal yang di lihatnya saat keluar dari tenda adalah orang bernama Caver.
Pria berambut hitam itu lantas berjalan mendekat, dan langsung melontarkan kata demi kata.
" Apa alasanmu membawanya bersamamu, bisa jadi dia adalah mata-mata. " ucap Caver dengan nada dinginnya.
" Aku yakin dia bukan mata-mata. " jawab Elvi di detik itu juga.
" Hanya asal yakin, bukan berarti dia orang asing yang bisa sembarangan anda bawa ke tendamu. "
" Kekhawatiranmu itu terlalu berlebihan. " jawab Elvi lagi, dan dia langsung saja pergi, mengabaikan keseriusan Caver dalam hal kemungkinan bahwa orang yang Elvi bawa adalah benar-benar mata-mata dari negeri musuh.
Tapi dia tetap yakin dengan pendiriannya itu.
l
l
l
l
l
l
l
l
l
l
4 jam kemudian.
Eldanie yang tertidur lelap di daam sebuah tenda, masih saja tertidur tapi dalam keadaan raut wajah yang terlihat tersiksa.
" Ughh......" ke dua alis bertautan, mimpinya itu yan membawanya ke dalam kondisi terburuknya. Tubuhnya, matanya tasa berat.
Dia merasa bahwa di dalam mimpinya itu, dirinya sangat-sangat mengantuk, sehingga tubuhnya juga terasa lemah, lemas tidak berdaya, kelopakmatanya terasa sangat berat untuk di buka, seakan kalau dirinya itu akan benar-benar tertidur selamanya di dalam mimpinya itu.
" Hah....hah......ugh....."
Elvi yang sedang duduk sambil membaca topografi dari peta, langsung di sadari akan suara lenguhan tidak jelas yang berasal dari sudut tenda.
Dia pun beranjak dari tempat duduknya, dan pergi ke salah satu sudut tenda, hingga meemukan orang yang tertidur di atas kasurnya dalam kondisi yang tidak menyengkan.
[ Dia.....! ] Elvi pergi mendekat, melihat kalau Eldanie malah dalam kondisi tidur sambil menahan nafas.
Elvi buru-buru untuk membangunkannya, menepuk-nepuk pipinya Eldanie tapi tak merespon juga,sampai di satu titik, dia mencoba membangunkan Eldanie sambil memanggil namanya.
" Eldanie!. " dan untuk pertama kalinya, dia memanggil namanya.
******
" Eldanie!. " teriak seseorang, dan panggilannya itu lantas sukses membuat si empu segera terbangun dengan..
Dengan wajajjh terkejut.
"Hah...hah...hah"
[ Kepalaku terasa pusing sekali ] memegang kepala yang terasa nyeri.
" Danie!, kalau sudah bangun, cepat mandi!. Kita masih ada jadwal untuk memindahkan barang senjata ke gudang. "perintahnya pada Danie.
" Ya. " jawab Danie dengan semangat..
Sudah dua tahun Danie bekerja di istana Linstone sebagai pekerja di bagian gudang persenjataan. Dalam dua tahun itulah dirinya mulai mengerti akan dunia baru yang ditinggalinya ternyata jauh berbeda, boleh dikatakan dunia lain.
Identitasnya sekarang adalah seorang pria, yah...setidaknya ada manfaatnya, selain bisa melihat para kesatria suci di istana sedang berlatih, dirinya juga bisa belajar teknik ilmu yang dilihatnya, selain itu dia bisa bertemu dengan orang yang tampan lagikan pemberani, sesuai dengan namanya kesatria.
Tapi yang disebut manusia, bagaimanapun juga tidak jauh berbeda dengan dunianya yang dulu.
Kalau dulu, semua orang kaya lebih banyak menghamburkan uang untuk kesenangan pribadi dengan bermain bersama wanita maupun laki-laki seperti gigolo di sebuah klub.
Maka didunia ini juga tidak kalah jauh berbeda. Para bangsawan dan kesatria yang memiliki pangkat lebih tinggi selalu menyalahkan gunakan hak kekuasaannya selain untuk merendahkan orang lain juga untuk pamer kekayaan dan berjudi.
Yah...apa pun itu, semuanya tidak jauh berbeda, yang menjadi perbedaan paling segnifikan adalah ilmu pengetahuannya.
Di jaman modern semuanya menggunakan ilmu pengetahuan teknologi, namun didunia yang baru yang ditempati Danie lebih ke sebuah sihir.
Mengenai kenapa sekarang Danie bekerja sebagai pengurus gudang senjata adalah sebab dulu ia baru ingat kalau dirinya tidak memiliki siapapun.
Walau dari ingatannya Danie memiliki seorang ibu, tapi ternyata dia sudah terbunuh karena mengejar dirinya yang kabur dari rumah dan disaat bersamaan tengah melewati wilayah yang sedang dilanda peperangan, yaitu perang Byas.
" Cepat, bantu bawa kotak ini. "
Danie mengangkat kotak kayu, entah isinya apa namun lumayan berat, tapi masih bisa ia angkat.
" Kecil-kecil tenagamu besar juga. "
"Tidak usah mencibir. "
" Aku tidak mencibir, melainkan memuji. Apa itu yang di terima sudut pandangmu?. "
" Ya. " jetusnya.
" Ngomong-ngomong usiamu sekarang berapa.? "
" Apa ada masalah?. " melirik ke arah lawan bicaranya itu, sambil memberikan sebuah tatapan menyelidik.
" Tidak, hanya saja tubuhmu tidak seperti pria pada umumnya. "
Danie menaikkan sebelah alisnya, ia tahu bahwa faktanya dirinya memang bukanlah laki-laki dan selama dua tahun ini juga sudah masih aman menjaga rahasia mengenai identitasnya.
" Ada banak fisik laki-laki di dunia ini, memangnya semua laki-laki harus bertubuh sepertimu?. Jadi jangan mendebatkan tentangku lagi. Ini taruh di sudut yang mana?" langsung menukar topik pembicaraannya.
" Pindahkan tempat sampah itu ke depan dekat pintu, akan aku geser peti ini ke tembok. "perintah Gasphal pada Danie.
Danie pun menuruti perintahnya, dia mengangkat tong sampah yang berisi jerami, kertas, dan lainnya.
[ Hehh....dunia ini membosankan. Tidak ada teknologi rasanya sangat membuatku kesepian setengah mati. ] mengeluh akan dirinya sendiri bisa terjebak didunia yang membosankan itu.
Tiba-tiba muncul bayangan hitam yang menutupi pandangannya.
Padahal hari ini cukup cerah, dan lepas memutar tubuhnya kebelakang,baru nampak sosok lelaki dengan postur besar dan tinggi, rambut berwarna hitam dan iris mata violet, sorotan matanya begitu tajam seakan bisa memakan orang hidup-hidup.
Dia adalah orang yang sejak usia muda selalu berhasil meraih kemenangan disetiap medan pertempuran karena keahliannya dalam bertempur dan kegilaannya ketika membunuh musuhnya...
Dan merupakan orang yang selalu memiliki tetesan darah mengalir dari ujung pedangnya. Seseorang yang memiliki panggilan Iblis Medan Perang.
Penerus keluarga Duke Willard dan pemimpin pasukan Nikhil Knights.
' CAVER WILLARD '
[ Dia benar-benar memiliki hawa membunuh yang sangat kuat. ] tersengih tidak tau apa yang dia mau karena terus menatapi dirinya dengan serius.
" Apa yang tuan kesatria perlukan?. "
" Dimana peti yang barusan kalian bawa. "
Nadanya sangat datar, sedatar datarnya.
Tidak ada raut wajah lain selain tanpa ekspresi .
Danie hanya menunjuk ke arah peti yang tadi diangkat bersama dengan Gasphal.
Yang bertanya mencoba ke tempat yang ditunjuk Danie, lalu tanpa perlu waktu lama sudah dapat menemukannya lalu dia berjongkok tepat didepan kotak peti berwarna coklat tersebut. Salah satu tangannya seddikit mengangkat tutup peti dan menggesernya kesamping sampai benar-benar terbuka.
Yang ada hanyalah tumpukan jerami.
Tidak...dia mengeluarkan semua jerami tersebut dari peti dan ada satu pedang tersimpan didalam sana, pedang berwarna merah semerah darah dengan garis berwarna hitam.
Kalau digunakan untuk berperang membunuh makhluk didepannya pasti tidak tau mana pedang dan mana yang merupakan darah.
Duke dapat mengambilnya dengan mudah, bahkan tidak terlihat berat sama sekali.
Namun ketika pedangnya hendak dikeluarkan dari sarungnya, dia seketika melirik kearah Danie dan mengurungkan niat memisahkan satung pedang dari pedangnya.
Kemudian dia berlalu meninggalkan mereka berdua (Gasphal dan Danie).
[ Yah..padahal aku ingin sekali melihatnya ]
menggerutu kesal tidak dapat melihat langsung barang yang begitu bagus.
" Danie, semua orang mencarimu. " datang satu orang lagi
" Hah?, kenapa mencariku?. "
" Apa kamu lupa?, hari ini jadwalnya mengasah dan membersihkan pedang mereka dengan air suci. "
Sesuai namanya,kesatria suci.
Mereka semua secara rutin mengasah pedang mereka setelah peperangan berakhir dan membersihkannya dengan air suci yang sudah dirapalkan mantra oleh pendeta.
Itu merupakan tradisi kerajaan yang sudah turun temurun, dengan harapan setiap perang akan selalu membawa sebuah kemenangan besar, dan setiap orang yang menjadi kesatria yang rela berkorban demi keyakinannya untuk mempertahankan wilayahnya bisa hidup tenang dan damai.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 207 Episodes
Comments
Alisha Melly
kek komik wrong confession di kkp yak??
tpi pemeran untamax yg cwek itu pendeta nmx Renesha??
2021-05-13
3
Oi Min
Coba di raba dlu....
2021-02-20
2
Caramelatte
semangat thor!
Salam dari "Belong to Esme"
2020-11-30
2