02

Tok Tok Tok.

Seraut wajah cantik menyambut Airin.

" Kamu Siapa!?." Alis gadis itu menaut heran.

"Aku mencari Renando Maher Ali," jawab Airin sambil berusaha melongok ke dalam ruangan.

"Siapa honey??" Terdengar suara berat dari dalam.

"Gak tahu ni, yank. Ada yang nyariin kamu." Sahut Claire, lalu menatap remeh pada Airin.

"Masuk!" perintahnya pada Airin.

Airin memasuki sebuah ruangan yang lumayan luas, udara didalam terasa sejuk karena AC yang menyala. Didalamnya terdapat Seperangkat sofa berwarna cerah yang sangat empuk dan nyaman. Sebuah Tv layar datar ukuran 60', 3 buah meja kerja dengan parangkat laptop diatasnya. Sebuah kamar tidur juga kamar mandi. Ring Basket terpasang disudut, Diruangan itu juga terdapat sebuah meja billiar, sepertinya kelompok ini sering bermain billiar saat ada waktu senggang.

Pantas saja mereka betah nongkrong disini.

Ruangan itu didekorasi Dengan suasana ceria dan praktis sesuai dengan kebutuhan para penghuninya.

Airin mencari sosok Nando, dalam benaknya mencoba menebak siapa diantara pemuda- pemuda tersebut.

Matanya dibuat kagum sekali lagi,

Para penghuni ruangan ini memiliki wajah - wajah duplikat dewa Dewi Yunani. wajah wajah yang benar benar enak dipandang mata, tanpa bosan.

" Ada apa mencariku?" Tanya Mahluk yang paling berantakan diantara yang lain. Meski wajahnya yang paling tampan. terlihat Aura berbeda memancar di dirinya, Dia sangat tinggi, gagah, dengan tubuh proposional, berkulit putih bersih, wajahnya dipenuhi bulu-bulu halus yang memenuhi dagu dan pipinya, tampaknya dia jarang bercukur. Wajahnya dibingkai oleh rambut ikal yang panjangnya sebahu.

Pria itu terkesan malas mengurus diri,cuek, terkesan urakan.

Bagaimana tidak! Saat Airin melihat penampilannya.

Celana dengan model robek dimana, mana, bahkan pada sebelah kakinya robekan itu hampir menampilkan seluruh bagian pahanya yang putih tapi berotot.

atasannya dia memakai sebuah kaos oblong yang hampir pudar warnanya, dengan bagian leher agak longgar

Yang paling enak dilihat hanya sepatunya.Sebuah sepatu Boot berwarna coklat terlihat mahal dan serasi sekali dengan dirinya.

Dia duduk di sofa dan Claire menggelayutinya seperti virus yang sulit di singkirkan.

" Apakah kamu Renando?" Tanya Airin mendekati pemuda itu dan berdiri didepan nya, dengan mengatur jarak aman.

Gadis yang cantik yang membuka pintu tadi terlihat posesif disisinya.

Nando merespon dengan mengangkat sebelah Alisnya, " Hmmmmmm" jawabnya singkat.

"Mana sepedaku?" tanya Airin tanpa basa basi

Orang - orang yang ada diruangan itu saling melirik penuh arti, tiba tiba saja secara kompak mereka tertawa terpingkal - pingkal

.

Airin bingung, Apanya yang Lucu dari pertanyaan yang diajukannya.

"Kaukah pemilik sepeda tua itu?" ulang Nando masih terkekeh geli.

"Sayang sekali..Sepeda butut itu sudah hancur dan dibuang di suatu tempat oleh teman - temanku" jawabannya ringan tanpa merasa bersalah.

Sikap lembut Airin sontak berubah, hawa hawa menakutkan mulai menyembur dalam dirinya.

Matanya menatap tajam ke arah Nando.

"Kenapa?kenapa kalian melakukan itu?"

"Ada masalah apa? kita bebas melakukan apa pun dikampus ini, memangnya siapa yang berani protes?" sahut Claire enteng.

' Tentu saja ada masalah! sepeda itu satu satunya kendaraan ku

Aku memakainya untuk kuliah dan pergi bekerja, anak-anak kaya seperti kalian tidak mengerti,tega sekali kalian melakukan hal rendahan begitu ..!?" Airin sedikit mengeraskan intonasi suaranya.

Namun wajahnya terlihat sangat sedih.

"Lalu setelah ini, bagaimana cara nya aku berkerja dan kuliah, jika sepeda itu benar benar rusak.." keluh Airin lebih pada diri sendiri.

"Siapa yang menyuruhmu untuk memarkirkan sepeda ditempat kami.." sahut Delon pemuda berwajah oriental yang duduk diatas meja billiar, tangannya memainkan tongkat panjang berwarna putih.

" Aku, tak pernah tahu disana itu adalah tempat parkir pribadi kalian. Tapi...apa tidak bisa kalian pindahkan saja sepedaku, tanpa merusak atau membuangnya."

Ucapan Airin disambut tawa membahana memenuhi ruangan, Sepertinya mereka amat senang berhasil membuat orang lain kesusahan.

Airin mengepalkan tangan, Dengan suara bergetar dia bertanya,

"Lalu dimana kalian membuang sepedaku ?"

"Entahlah!" Sahut Nando, menaik turunkan bahunya dengan acuh.

Airin tak puas dengan jawaban Nando, dia justru.mulai terpancing dengan sikap menyebalkan mereka semua.

Memiliki kekayaan serta wajah cantik dan tampan tidak menjamin perilaku dan hati mereka seindah wajahnya.

" Mana sepedaku!!" Ulang Airin dengan suara membentak.

Seisi ruangan sontak terdiam. Mereka sangat tersinggung dibentak oleh gadis itu. Apalagi Nando yang menerima tatapan panas dari Airin.

Nando menyeringai, melepaskan rangkulan posesif Claire, kemudian menghampiri Airin, mengangkat sebelah tanganya.

PLAAAKKK!!,

Sebuah tamparan mendarat di pipi Airin.

Suasana terasa mencekam, tak ada yang menyangka Nando akan menampar Airin, terutama Airin sendiri. Tangan Airin spontan meraba pipinya yang terasa perih. Dia menatap Nando antara dendam dan benci.

Nando sendiri kaget karena tak sadar menampar gadis itu.Dia terlihat gugup, menyesali perbuatannya dalam hati, mengutuk diri sendiri yang sudah berlaku kasar terhadap seorang gadis.

Airin mengigit bibirnya kuat- kuat agar air mata tidak merembes. Tidak! dia tidak mengijinkan air matanya keluar satu tetes pun tanpa ijin karena pemuda sombong ini.

Hati Airin sakit sekali.

Mata bening Airin memancarkan kebencian untuknya. Dia pun heran kenapa bisa menampar gadis itu, padahal dalam hidupnya dia belum pernah memukul perempuan.

Tapi...Dia juga tak pernah dibentak oleh siapapun.

Meski menyesal, gengsinya membuat dia tetap bersikap kejam.

Tatapan mereka bertemu sesaat.

Sorot mata Airin yang menantang membuat ego Nando semakin tinggi.

Gadis itu berhasil memacu kemarahan Nando tanpa sebab.

Padahal jelas dia yang salah.

Jemarinya menggenggam wajah Airin membuat bentuk bulat dibibir Airin, sembari Nando menjentikkan jari.

"Bram Ambilkan air mineral diatas meja" Tanpa mengalihkan tatapan dari Airin.

Airin meronta berusaha melepaskan diri, tapi cekalan Nando sangat kuat membuat tidak berdaya sebuah firasat buruk datang ketika Nando meminta botol air pada salah satu sahabatnya.

" Lepaskan aku, sialan!" Bentaknya.

Nando menyeringai.

" kau berani memasuki kandang singa Honey. kau tak akan bisa keluar hidup hidup tanpa dihukum! desisnya jahat.

Bram menyerahkan sebotol besar air mineral ke tangan Nando.

sementara yang lain menahan nafas,- tegang, menunggu adegan selanjutnya.

Nando, membuka tutupnya dengan cara mengigit, sebelah tangannya masih mengcengkram Airin. Matanya sama sekali tak lepas menatap wajah Airin.

Dia tersenyum miring.

BYURRRRRRR..!!!

Nando menuang seluruh Isi botol di atas kepala Airin.

Airin telah basah kuyup.

Nando menghempaskan Airin begitu saja dilantai sambil tertawa keras, lalu berjalan kembali ke arah sofa yang didudukinya bersama Claire tadi.

Airin menunduk diam, air mata hampir menetes, dia berusaha menahan sekuat mungkin.

Dia tak boleh lemah.

" Dasar gadis miskin konyol" umpat Nando lagi.

memandangi sosok Airin dari Atas hingga ke bawah.

Airin sudah tak tahan lagi, dia harus membalas Perbutan pria itu. Jelas dia sudah direndahkan oleh mereka.Tiba-tiba dia berjongkok, melepas sebelah sepatunya, mereka melihat heran perilaku Airin. tapi tak pernah terpikirkan apa yang akan dilakukan Airin dengan sepatunya.

" Hei..!!" Airin menyeru memanggil Nando sembari mengangkat tangan yang memegang sepatu.

Dengan gerakan cepat dan sekuat tenaga, Dia melemparkan sepatu itu kearah kepala Nando.

PLETAK!!!

Mendarat tepat di muka tampan Nando, yang menoleh karena seruan Airin.

Ruangan itu tiba- tiba sunyi mencengkam.

Tak ada yang menyangka Airin membalas perbuatan Nando dengan telak.

Airin berjalan santai sambil menepuk nepuk kedua belah tangan puas, seolah menyingkirkan kotoran pada telapak tangannya, sambil tersenyum bahagia. Dengan santai dia keluar dari ruangan tanpa merasa takut sedikit pun.

Lega rasanya bisa membalas diktator itu dengan merasakan hantaman sepatu seorang Airin jelita.

" Dasar anak anak kaya sombong! gue sumpahin loe juga akan ngerasain apa yang gue rasain hari ini, Renando Maher Ali Pratama!" Umpat Airin didepan pintu.

BLammmmmm!!!

Airin menutup pintu dengan membantingnya kencang, membuat mereka yang ada di ruangan tersadar dari keterpanaanya.

Seorang gadis tak dikenal telah melempar sepatu ke muka Nando.

"Kamu nggak apa apa kan, sayang?" Tanya claire masih sama shocknya dengan Nando. Bayangkan saja! sepatu itu melewati wajah Claire, sedikit saja dia bergeser, bukan Nando yang terkena lemparan sepatu itu tapi wajah cantik milik Claire.

Nando berjongkok mengambil sepatu kets putih murahan milik Airin, yang tergeletak dilantai, memegangnya penuh dendam, dia berkata,

"

" Gadis itu, dia tak tahu berurusan dengan siapa.." dengan wajah merah padam. sambil mengusap bagian wajahnya yang terkena hantaman sepatu. Claire sampai bergidik melihatnya.

Terpopuler

Comments

Massurya

Massurya

masih di bab 2 aja udah bertele tele
gimana bab selanjutnya...
di jamn puyeng deh bacanya
bye bye thor....✋

2021-11-30

0

lucy

lucy

suka novelnya

2021-08-01

0

lucy

lucy

coba baca dlu

2021-07-31

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!