KEHIDUPAN BARU

Mereka pun pergi meninggalkan rumah yang penuh kenangan, para tetangga terlihat sinis memandang mobil om Yogi "Om ingin kamu hidup dengan tenang nak, jangan pikirkan hal yang membuat hatimu tertekan." Kanaya hanya diam mendengar ucapan omnya.

Hanya satu jam mereka menempuh perjalanan akhirnya sampai di rumah yang akan mereka kontrak "Kanaya kamu tunggu kami di mobil, kami akan bertemu dengan orang yang punya rumah." Ucap bu Fia.

"Iya bi."

Yogi dan Fia pun menemui ibu yang punya rumah kontrakan untuk membahas harga sedangkan Kanaya menunggu di dalam mobil, ponselnya pun kembali berdering tapi tak ada nama tertera di layar ponsel Kanaya "Nomor tidak dikenal?" Batin Kanaya.

Karena penasaran Kanaya pun mengangkatnya "Halo."

"Kanaya."

"Mas Arman?"

"Aku ingin bertemu kanaya, aku ingin penjelasan darimu."

"Tidak ada yang perlu di jelasin mas, aku sekarang hamil anak pria lain jadi Kanaya mohon berhenti menelpon Kanaya." Kanaya pun mengakhiri telepon Arman.

Kanaya kembali menangis, terlalu sulit melupakan laki-laki yang selalu membuatnya tersenyum tapi sayang takdir tidak menjodohkan mereka.

"Huhuhu, maafkan Kanaya mas." Tangis Kanaya.

"Nak, ada apa?" Ucap bu Fia di samping Kanaya

"Bibi." Kanaya kaget dan langsung menhapus air matanya, dia tidak tau kalau bibinya sudah ada di sampingnya.

"Bagaimana bi, apa kita akan tinggal disini?" Kanaya mencoba mengalihkan pembicaraan, dia tau saat ini bibinya terlihat khawatir saat melihatnya menangis.

"Iya kami mengontraknya selama 3 tahun."

Mereka bertiga pun masuk dan mulai menata barang-barang yang sebagian mereka bawa, setelah bebenah Kanaya masuk ke kamar yang akan menjadi kamarnya selama 3 tahun kedepan. Dia mulai membersihkan dan menyimpan barang-barangnya "Hah! Akhirnya selesai juga, tapi kok aku jadi lapar." Kanaya mengelus perutnya yang sudah mulai meminta makanan.

Kanaya keluar tapi tidak melihat bibi dan omnya "Mungkin mereka istirahat di kamar." Gumam Kanaya.

Kanaya pun keluar mencari makanan, tak jauh dari kontrakannya banyak pedagang kaki lima menjajakan dagangannya di pinggir jalan, kanaya berjalan memilih makanan yang ingin ia makan.

Kanaya berhenti di depan penjual mie ayam bau yang menusuk di penciumannya membuatnya tidak bisa menahan rasa ingin mencoba "Baunya enak sekali." Batin Kanaya.

"Mas mie ayamnya 3 bungkus ya."

"Ditunggu neng."

Mas penjualpun memberikan kursi kepada Kanaya "Duduk dulu neng antriannya masih panjang." Kanaya pun tersenyum lalu duduk di kursi yang di berikan oleh mas penjual mie ayam.

Lumayan lama menunggu akhirnya pesanan Kanaya pun selesai dan dia pun membayarnya, Kanaya pun memutuskan pulang setelah membeli mie ayam tapi saat dia ingin menyeberang sebuah mobil tiba-tiba berhenti membuat Kanaya terkejut dan menjatuhkan mie ayamnya.

"Nona maafkan saya." Ucap pria yang sudah berdiri di depan Kanaya.

"Mie ayamku, hiks. hiks." Kanaya mengabaikan pria yang ada di depannya dan langsung menangis.

"Nona jangan menangis saya akan menggantikan mienya."

"Benarkah?" Pria itu pun mengangguk.

Mereka kembali ke tempat penjual mie ayam lagi "Tuan nama anda siapa?" Tanya Kanaya

"Saya Andra, kalau nona?"

"Saya Kanaya."

Tak lama pesanan mereka selesai dan Andrapun mengantar Kanaya pulang "Terima kasih tumpangannya tuan."

"Iya sama-sama, kalau begitu saya pergi dulu." Kanaya pun tersenyum.

Andra pun sampai di kantor dia pun masuk kedalam ruang kerja Alex, Andra berjalan kearah Alex yang sedang fokus di depan komputernya.

"Maaf kakak aku telat datang."

"Walaupun kamu adalah adikku tapi aku tidak suka kalau ada pegawaiku yang telat datang."

"Aku tadi udah pergi dari rumah tepat waktu tapi pas di jalan aku ketemu sama seorang wani-." Belum sempat Andra melanjutkan ucapannya Alex sudah memotongnya.

"Karena wanita kamu telat datang, rapat penting dengan kolega dari Jepang hampir gagal." Alex menajamkan matanya membuat Andra sedikit takut.

"Lebih baik kamu keluar."

"Kak tapi."

Klek.. Suara pintu terbuka membuat dua pria yang berada di ruangan itu mengalihkan pandangan mereka kearah pintu, seorang wanita cantik dan elegan masuk dan tersenyum.

"Kak Andra." Ucap wanita itu.

"Evelyn, ah kalau begitu aku pergi dulu kak." Andra pun keluar.

"Apa yang membuatmu kemari." Alex kembali fokus ke komputernya.

"Papa sama mama ingin mengundang kak Alex untuk makan malam bersama."

"Aku masih sibuk."

"Kenapa kakak dingin sekali kepadaku, aku tunangan kakak kenapa aku di perlakukan seperti ini."

"Evelyn, aku sibuk jadi pulanglah." Alex mempertegas suaranya.

Evelyn pun keluar dari ruang kerja Alex dengan menangis dari kecil hanya dia yang tertarik dengan Alex sedangkan Alex sudah dingin dan cuek terhadapnya, tapi karena keluarganya dan keluarga Alex rekan kerjasama keluarga Evelyn mengajukan perjodohan anaknya dengan Alex.

Alex menelpon seseorang "Apa gadis itu sudah di temukan."

"...."

"Ini sudah hampir dua bulan dan kalian belum juga menemukannya."

"....."

Alex memutuskan panggilannya dan terlihat menahan amarah, orang yang ia bayar untuk mencari gadis malam itu belum juga mendapatkan hasil. CCTV yang mereka lihat pun tidak membantu karena pas sekali kamera pengintai di dekat kamar 500 sedang rusak.

"Dimana gadis itu berada, sial ini semua karena keluarga Sanjaya." Wajah Alex memerah menahan amarah saat ia teringat kejadian malam itu di pesta sampai harus tidur dengan gadis yang tidak bisa ia temukan sampai sekarang.

***

Kanaya, bibi Fia dan om Yogi tengah asyik mecicipi mie ayam, Kanaya dengan semangat melahap habis makananya.

"Ini sangat enak bibi."

"Tapi lain kali bilang sama bibi kalau ingin keluar, kita baru disini belum tau situasi."

"Kanaya pikir kalian sedang istirahat jadi Kanaya pergi sendiri, maafkan Kanaya bibi."

"Bibi hanya khawatir sayang, jadi jangan di ulangi." Kanayapun mengangguk.

Beberapa bulan kemudian...

Kehamilan Kanaya sudah memasuki bulan ke 6, Kanaya yang sedang duduk di depan toko kuenya dikagetkan dengan kedatangam sahabatnya Jenni "Hai Kanaya."

"Jenni, kapan kamu datang?"

"Baru saja, ini aku membawakanmu udang pedas."

"Darimana kamu tau aku suka udang pedas?"

"Bibi yang memberitahukanku."

Kanaya mengajak sahabatnya masuk ke tokonya untuk mengobrol karena Jenni sekarang sudah pindah ke kota A mengikuti suaminya, Kanaya ingin menghadiri pernikahan sahabatnya saat itu tapi dia tidak ingin bertemu dengan orang-orang yang pernah menghinanya.

"Maafkan aku Jen, aku tidak bisa datang dihari pernikahanmu dan mas Gio." Mata Kanaya sudah mengeluarkan air mata.

"Aku dan mas Gio mengerti keadaanmu Kanaya, tapi kami sudah pindah kekota A jadi kamu tidak ada alasan lagi untuk tidak datang kerumah kami."

"Baiklah aku akan datang, dan selamat ya untuk pernikahan kalian."

"Terima kasih. Aku dan mas Gio akan menunggu kedatanganmu." Jenni memeluk Kanaya, dia sangat bahagia melihat sahabatnya baik-baik saja.

Bersambung....

Mohon beri Like dan Komentarnya agar Authornya lebih semangat nulisnya.

Terpopuler

Comments

Usman Vanny

Usman Vanny

lanjut kk...

2022-03-13

0

Dewi Sariyanti

Dewi Sariyanti

itu anak buah alex bodoh pa gimana sih, ksn bs,tanya ke pihak hotel, pada hari itu jam segini siapa petugas kebersihsn yg datsng ke kamar nomor itu, harusnya dapet identitasnya kan minimal, meskipun mungkin blm bs menemukan orangnya karna pindah rumah, tp harusnya udah dpat identitasnya.

2021-06-24

1

Puja Kesuma

Puja Kesuma

oo anak alex

2021-06-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!